Anda di halaman 1dari 11

KOMPETENSI DASAR DAN IPK

KD IPK MATERI AJAR


3.4. Menerapkan tata 1. Menjelaskan dasar-dasar surat 1. Dasar- dasar surat
naskah surat menyurat 2. Menguraikan jenis- jenis surat bahasa Indonesia 2. Jenis – jenis surat bahasa
Bahasa Indonesia 3. Perlengkapan surat indonesia
4. Mengidentifikasikan bagian- bagian surat 3. Perlengkapan surat
5. Mengkasifikasikan bentuk- bentuk surat 4. Bagian- bagian surat
6. Memilih jenis surat 5. Bentuk- bentuk surat
4.4. Membuat naskah 7. Mempersiapkan alat dan bahan 6. Bahasa surat
surat menyurat Bahasa 8. Membuat konsep dan naskah surat bahasa Indonesia dengan tepat sesuai
Indonesia kaidah yang berlaku
Surat-menyurat merupakan aktivitas yang sering dilakukan dalam sebuah organisasi atau kantor sebgai
bentuk komunikasi tertulis. Dalam era yang semakin maju seperti sekarang ini, dunia persuratan juga semakin
modern. Dalam beberapa instansi mungkin sudah menggunakan aplikasi dalam membuat surat yang sekaligus
otomatis tersimpan sebagai arsip. Sudah tersedia format surat, sehingga kita dengan cepat dapat membuat surat.
Dalam surat elektronik sendiri kita dapat lebih leluasa untuk membagikan atau mengirimkan sesuatu kedapa si
penerima surat seperti gambar, dokumen atai yang lainnya. Adapun surat elektronik yang biasa kita sebut dengan e-
mail. Merupakan media untuk mengirimkan pesan melalui jalur internet. Dengan surat biasa umumnya pengirim
perlu membayar per pengiriman dengan membeli perangko, tetapi surat elektronik umumnya biaya yang dikeluarkan
adalah biaya untuk membayar sambungan internet. Tapi ada perkecualian misalnya surat elektronik ke handphone,
kadang pembayarannya ditagih pengiriman.
Mulai tahun 1980an, surat elektronik sudah bisa dinikmatioleh khalayak umum. Sekarang ini banyak
perusahaan pos diberbagai Negara menurun penghasilannya disebabkan masyarakat sudah tidak lagi memakai jasa
pos lagi. Ada beberapa keunggulan surat menyurat menggunakan e-mail diantaranya, informasi lebih cepat diterima
oleh orang yang dituju, biaya relative lebih murah dibandingkan melalui jasa kurir atau po, dapat cepat memberi
balasan, dapat mengirimkan gambar atau foto dalam bentuk tiga dimensi sehingga lebih menarik.
DASAR-DASAR SURAT
A. SYARAT SURAT
Surat dikatakan baik jika:
1. Format menarik
2. Surat tidak terlalu panjang
3. Bahasa: jelas, padat, sopan
4. Penampilan: bersih, necis,tidak salah ketik
5. Bahan: kertas baik dan bersih, tinta hitam dan amplop sesuai dengan kertas yang dipakai.
B. ARTI SURAT
1. Surat adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita atau informasi dari satu pihak ke pihak
lain.
2. Surat-menyurat adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang dilakukan dengan perantara
surat.
C. FUNGSI SURAT
Meskipun alat komunikasi berkembang pesat, tetapi surat masih dipertahankan karena surat mempunyai fungsi
sebagai:
1. Alat komunikasi: Sebagai alat komunikasi, surat dapat menyampaikaninformasi dari satu pihak ke pihak lain
atas nama pribadi maupun organisasi.
2. Alat bukti tertulis: Sebagai alat bukti tertulis, surat dapat dipergunakan sebagai bukti apabila terjadi
perselisihan antara organisasi-organisasi atau pejabat-pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi.
3. Alat pengingat: Sebagai alat pengingat, surat dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal atau peristiwa yang
telah lampau.
4. Alat bukti historis: Sebagai alat bukti historis, karena surat dapat untuk mengetahui sejarah atau
perkembangan suatu organisasi.
5. Duta atau wakil organisasi: Sebagai duta atau wakil organisasi, kehadiran surat mewakili organisasi dalam
berkomunikasi atau bertatap muka dengan pihak lain.
6. Alat pedoman kerja: Surat berfungsi sebagai pedoman kerja, karena surat dapat digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan.
JENIS SURAT
A. Berdasarkan Wujud Surat: Kartu Pos, Warkat Pos, Telegram, Surat Bersampul
B. Berdasarkan Pembuatan Surat
1. Surat Pribadi, dibedakan menjadi:
a. Surat pribadi yang bersifat resmi, surat atas nama pribadi yang dikirim ke organisasi-organisasi resmi,
seperti: surat lamaran pekerjaan, surat izin tidak masuk kerja.
b. Surat pribadi yang bersifat tidak resmi, surat pribadi yang bersifat kekeluargaan atau kekerabatan,
seperti: surat kepada orang tua, kakak, teman, dll.
2. Surat Dinas: surat yang berkaitan dengan kegiatan umum organisasi, seperti: pengumuman, surat
pemberitahuan, surat keterangan, dll.
3. Surat Bisnis: surat yang berkaitan langsung dengan kegiatan bisnis/kegiatan pokok organisasi.
C. Berdasarkan Pesan Surat
1. Surat Keluarga
2. Surat Setengah Resmi
3. Surat Sosial
4. Surat Niaga
5. Surat Dinas
6. Surat Pengantar
D. Berdasarkan Keamanan Pesan Surat
1. Surat Sangat Rahasia, yaitu surat yang apabila isinya diketahui oleh yang tidak berhak maka akan
mengancam keamanan negara.
2. Surat Rahasia, yaitu surat yang apabila isinya diketahui oleh yang tidak berhak maka akan menimbulkan
masalah.
3. Surat Konfidensial, yaitu surat yang isinya hanya boleh diketahui oleh kalangan terbatas dalam suatu
organisasi.
4. Surat Biasa, yaitu surat yang apabila isinya diketahui oleh orang yang tidak berhak (umum) tidak
menimbulkan masalah.
E. Berdasarkan Tata Aliran Surat
1. Surat Keluar, yaitu surat yabng diterima oleh suatu organisasi.
2. Surat Masuk, yaitu surat yang dikirim oleh suatu organisasi.
F. Berdasarkan Jumlah Pembaca Surat
1. Pengumuman
2. Surat Edaran
3. Surat Biasa
G. Berdasarkan Penyelesaian Surat
1. Surat Penting, yaitu surat yang harus langsung diproses sesaat setelah surat itu diterima.
2. Surat Segera, yaitu surat yang harus segera diproses.
3. Surat Biasa, yaitu surat yang pemrosesannya tidak memerlukan waktu segera.
H. Berdasarkan Cara Pengirimannya
1. Surat Pos, yaitu surat yang dikirim melalui jasa pos atau usaha pengiriman lainnya
2. Telegram/telex, yaitu surat yang dikirim dari jarak jauh dengan menggunakan pesawat telegram/telex.
3. Faxcimile, yaitu surat yang dikirim dengan menggunakan mesin faxcimile.
4. Email, yaitu surat yang dikirim dengan menggunakan internet.
PERLENGKAPAN SURAT
Dalam pembuatan surat diperlukan beberapa perlengkapan surat antara lain, sebagai berikut:
A. Kertas surat :
1. Kertas HVS atau juga disebut Bond paper
2. Kertas staensil atau Duplicating paper
3. Kertas doorslag atau bank paper
4. Union skin
5. Airmail paper
6. Kertas tulis bergaris
Selain jenis kertas tersebut terdapat juga benda-benda pos yang dijual dikantor pos antara lain:
1. Kartu pos, yaitu bentuk surat terbuka untuk mewartakan berita-berita pendek dan praktis. Kartu pos
digunakan untuk menulis dan pengiriman tanpa amplop dengan harga yang lebih murah daripada surat.
2. Warkat pos, yaitu lembaran surat pos yang dapat dilipat seperti surat tertutup.
3. Wesel pos merupakan sarana pelayanan pengiriman uang melalui pos. Wesel pos yaitu semacam wesel yang
lazim dipergunakan untuk pengiriman-pengiriman uang melalui pos. Di kantor pos penyetor memberikan
perintah kepada kantor pos pembayaran (yang berkepentingan) membayarkan sejumlah uang kepada si
alamat (pemegang).
4. Kartu C7, yaitu kartu tanda tangan yang digunakan untuk urusan pos (mengambil kiriman uangatau barang
yang dikirim lewat kantor pos tanpa harus meminta tanda tangan pejabat).
B. Ukuran kertas
Ukuran kertas ini harus di bedakan dengan jenis kertas. Ada beberapa ukuran kertas, yaitu sebagai berikut:
Folio (21x23) cm, Kuarto (21x28) cm, Doble folio (42x33) cm, A1 nol (0) (59,4x118,9) cm, A1 (59,4x84,1) cm,
A2 (45x59,1) cm, A3 (42x29,7) cm, A4 (21x29,7) cm, A5 (14,8x21) cm, A6 (10,5x14,8) cm
C. Sampul surat
Ada beberapa jenis dan ukuran dari surat, akan tetapi ada macam-macam sampul surat yang perlu diketahui
antara lain:
1. Berdasarkan ukuran kertas yang dipakai: Sampul persegi empat (kuarto), Sampul persegi panjang (folio),
Sampul berjendela (surat telegram)
2. Berdasarkan wujudnya sampul surat: Sampul banker (yang membuka bagian yang memanjang), Sampul
pocket (yang membuka bagian yang pendek), Sampul berjendela (window) yaitu sampul berjendela dengan
tutup kertas kaca, Aperture envelopes (jendela tidak memakai kaca)
D. Lipatan surat

http://1.bp.blogspot.com/
Ada beberapa model lipatan surat yaitu:
1. Standard fold (lipatan baku). Lipatan yang membagi kertas menjadi tiga bagian, kemudian bagian bawah
kertas dilipat ke atas, sedang bagian bawah dilipat ke bawah.
2. Low standard fold (lipatan baku rendah). Lipatan yang membagi kertas menjadi tiga bagian, tetapi salah satu
sisinya (biasanya di bagian bawah) lebih pendek dari yang lainnya.
3. Low accordion fold (lipatan akordion rendah). Lipatan ganda sejajar tapi bagian atas lipatannya di balik ke
belakang dengan salah satu hujung suratnya (biasanya di bagian bawah) lebih pendek dari yang lainnya.
4. Accordion fold (lipatan akordion). Lipatan ganda sejajar tapi bagian atas lipatannya di balik ke belakang.
5. Pararrel double fold (lipatan ganda sejajar). Lipatan yang dilakukan dengan membagi surat menjadi dua
bagian (seperti pada lipatan tunggal), kemudian dilipat lagi menjadi dua dengan sisi yang sama.
6. Single fold (lipatan tunggal). Lipatan yang membagi kertas menjadi dua bagian lalu melipatnya. Kiranya
lipatan ini lebih cocok untuk dimasukan ke dalam aplop berukuran besar.
7. France fold (lipatan model perancis). Lipatan cara melipatnya dimjlai dengan lipatan tunggal kemudian
dilipat dua lagi ke samping. Lipatan surat ini merujuk pada negara pusat model dunia.
8. Baronial fold (lipatan model Baron). Lipatan yang diawalai dengan lipatan tunggal, lalu kedua sisi samping
surat dilipat lagi ke dalam.
BAGIAN-BAGIAN SURAT
A. Bagian-Bagian Surat Resmi
1. Kepala Surat (Kop Surat). Bagian paling atas dalam surat adalah kepala surat atau yang juga dikenal sebagai
kop surat. Kop surat memuat informasi mengenai nama, logo, identitas dan alamat kantor lembaga pengirim
surat. Fungsi kop surat juga penting sebagai media promosi dari lembaga atau organisasi
pengirimnya.Bagian kepala surat biasanya terdiri dari hal-hal berikut: Nama lembaga, Logo/lambang
lembaga, Alamat lembaga, Nomor telepon lembaga, Kode pos dan fax lembaga (jika ada), Alamat email dan
website lembaga (jika ada)
2. Tempat dan Tanggal Surat. Bagian surat berikutnya adalah tempat dan tanggal surat. Pencatuman tempat
dan tanggal surat bertujuan untuk memberi informasi mengenai kapan dan dari mana surat tersebut dikirim.
Tempat surat kadang juga tidak dicantumkan kembali jika sudah ditulis di alamat instansi pada bagian kop
surat, meski kadang juga dicantumkan kembali. Sementara tanggal surat ditulis sesuai waktu surat dikirim.
Cara penulisan tempat dan tanggal surat di Indonesia dimulai dari kabupaten/kota diikuti oleh tanggal, lalu
bulan dan tahun. Contoh penulisan tempat tanggal surat : Medan, 13 Agustus 2021
3. Nomor Surat. Dalam surat resmi selalu ada nomor surat yang dicantumkan. Penomoran surat ini dilakukan
oleh surat resmi yang dikirim oleh lembaga, instansi, perusahaan atau organisasi yang resmi dan terdaftar.
Penggunaan nomor surat biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan
tahun penulisan surat. Fungsi nomor surat adalah untuk memudahkan pengaturan dan penyimpanan surat
serta mengetahui jumlah surat yang dikeluarkan sebuah lembaga. Penempatan nomor surat disesuaikan
degan bentuk dan sistem penulisannya. Nomor surat bisa diletakkan di sebelah kiri atas kertas untuk surat
berperihal serta bisa juga diletakkan di bawah judul untuk surat yang berjudul. Contoh penulisan nomor
surat : 045/BNS/01/08/2017
4. Lampiran yang Disertakan. Pada beberapa surat juga terdapat lampiran yang disertakan. Bagian lampiran
merupakan penjelas yang memberi informasi bahwa ada berkas atau dokumen lain yang disertakan dalam
surat tersebut. Jika misal tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan, maka bagian lampiran
ditiadakan. Penulisan lampiran yang disertakan bisa disebutkan jumlah lembar, eksemplar atau cukup
jumlah berkasnya dengan bentuk huruf. Jika lebih dari sepuluh maka ditulis dalam bentuk angka. Sedangkan
jika tidak ada lampiran bisa ditulis tanda penghubung atau tanda minus.
5. Hal/Perihal. Bagian-bagian surat resmi berikutnya adalah bagian hal atau perihal. Fungsi bagian hal dalam
surat adalah memberi petunjuk pada pembaca tentang kepentingan dan isi pokok dalam surat tersebut.
Singkatnya, hal atau perihal hampir sama dengan judul pada surat berjudul. Tata cara penulisan hal atau
perihal yaitu tidak ditulis dengan huruf kapital keseluruhannya, tapi pada huruf pertama kata utamanya saja.
Di akhir hal atau perihal juga tidak perlu diberikan tanda titik.
6. Alamat Tujuan. Alamat tujuan juga menjadi salah satu bagian surat, yaitu alamat yang dituju dalam
pengiriman surat. Terdapat dua alamat tujuan yang ditulis yakni alamat luar yang ditulis di sampul surat
serta alamat dalam yang ditulis di bagian dalam kertas surat. Pada alamat di bagian sampul harus ditulis
secara lengkap, sedangkan di bagian dalam, alamat tujuan boleh ditulis sebagian saja. Biasanya juga
ditujukan orang atau instansi yang dituju dan menggunakan kata-kata seperti ‘Bapak/Ibu’ atau ‘Yth.’ Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam penulisan alamat tujuan surat:
a. Bisa menggunakan kata Yth (singkatan dari yang terhormat) untuk menghormati pihak yang dikirim
surat bisa berupa atasan, rekan kerja, kolega atau teman.
b. Bisa menggunakan sebutan Bapak, Ibu atau Sdr yang diikuti oleh nama orang yang dituju.
c. Di akhir tiap baris tidak perlu diberikan tanda titik, kecuali untuk singkatan.
d. Dianjurkan menyertakan kode pos untuk memudahkan pengiriman surat pada yang dituju.
Contoh penulisan alamat tujuan surat :

1
Yth. Direktur PT Maju Jaya
Jalan Airlangga No. 15
Surabaya
2
PT Rajawali Jaya Karta 3
Yth. Bapak Sukamto
Jalan Pahlawan No. 125 Kepala Sekolah SMA 1 Malang
Medan 15320 Jalan Arlita No. 26
Sumatera Utara Kabupaten Malang

7. Salam Pembuka. Bagian surat berikutnya adalah bagian salam pembuka. Fungsi salam pembuka adalah
untuk membuka pembicaraan dalam surat sesuai adab sopan santun. Salam pembuka berisi sapaan-sapaan
pada umumnya. Penulisan salam pembuka diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.
Contoh salam pembuka : Dengan hormat, Assalamualaikum wr. wb, Selamat pagi,
8. Isi surat. Bagian ini merupakan bagian inti dari surat yakni isi surat. Isi surat memuat apa saja yang perlu
disampaikan oleh pengirim kepada orang atau lembaga yang dituju. Layaknya bentuk karangan pada
umumnya, isi surat terdiri dari 3 bagian yakni bagian pembuka, bagian inti dan bagian penutup.
a. Bagian pembuka pada isi surat berisi pengantar bagi pembaca untuk mengetahui isi dan berita yang
akan disampaikan oleh pengirim surat. Pokok masalah atau berita sudah tertera dalam bagian pembuka
ini dan akan lebih dijelaskan di bagian inti.
b. Bagian inti pada isi surat berisi maksud dan tujuan utama dari pengiriman surat. Maksud pengiriman
surat disinggung secara jelas, singkat dan padat pada bagian inti agar pesan surat bisa tersampaikan pada
pembacanya.
c. Bagian penutup pada isi surat berisi penegasan dan kesimpulan dari isi surat secara keseluruhan. Selain
itu penutup juga bisa berisi harapan atau ucapan terima kasih pada pembaca atas penyampaian
pesannya. Bagian penutup merupakan penegasan, simpulan, harapan, atau ucapan terima kasih.
Dengan demikian, bagian penutup menandai bahwa uraian pokok yang ingin disampaikan melalui surat
sudah selesai. Bagian penutup hendaknya singkat, tegas, dan tidak perlu berbasa-basi secara berlebihan.
9. Salam Penutup. Bagian salam penutup berada pada bagian akhir surat. Salam penutup digunakan sebagai
ucapan salam akhir untuk menambah kesantunan dalam berkirim pesan, meski tidak harus ada.
Penulisannya diawali huruf kapital dan diakhiri oleh tanda koma. Contoh salam penutup : Hormat kami,
Wassalamualaikum wr.wb, Terima kasih,
10. Nama pengirim dan tanda tangan. Pada bagian bawah surat, harus terdapat nama pengirim beserta
tandatangannya. Nama yang tercantum adalah nama lengkap atau nama terang dari pengirim atau orang
yang bertanggungjawab pada pengiriman surat tersebut. Selain itu juga dibubuhi tandatangan dari pengirim.
11. Tembusan. Bagian tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain yang juga
berhak mendapatkan surat tersebut. Meski begitu, tidak semua surat memiliki tembusan.
Dalam kaidah penulisan surat terdapat beberapa format dan struktur surat resmi yang harus dipenuhi, meski
tidak semua bagian surat harus ada, terutama untuk surat yang tidak resmi.
BENTUK- BENTUK SURAT

A. Bentuk Resmi (Official Style)


Surat Resmi merupakan surat yang sering digunakan dalam bidang
kedinasan, keorganisasian, lembaga-lembaga instansi, maupun pekerjaan.
Surat ini dikatergorikan paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-
hari jika sedang berurusan dengan instansi atau kelembagaan, baik lembaga
pendidikan maupun perusahaan tertentu.
1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat/Inisial
B. Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)

Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style) merupakan bentuk surat dimana
Leher Surat, Tubuh Surat, dan Kaki Surat tidak membentuk sebuah
paragraph melainkan membentuk sebuah blok penuh dari kiri hingga
kanan. Namun susunan atau struktur surat masih tetap berlaku dalam
surat tersebut. Dalam pengetikan surat ini biasanya dimulai dari pasak
garis pinggir kiri. Bagian-bagian surat dari Bentuk Lurus Penuh (Full Block
Style) :
1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat
14. Inisial
C. Bentuk Lurus (Block Style atau Modified Block Style)
Bentuk Lurus (Block Style atau Modified Block Style) merupakan
bentuk surat yang memiliki posisi kanan pada tanggal dan salam
penutup. Bentuk surat ini sama saja halnya dengan Bentuk Lurus
Penuh namun yang membedakan hanyalah tanggal dan salam penutup
berada pada posisi kanan, baik dalam penulisan, pengetikan maupun
strukturalnya. Bagian-bagian surat dari Bentuk Lurus (Block Style atau
Modified Block Style) :
1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat
14. Inisial
D. Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style) merupakan bentuk
surat dimana semua bagian surat, kecuali isi surat, diketika sama
seperti bentuk lurus. Setiap akhir alinea baru diketik sesudah 5
ketukan dari pasak garis pinggir kiri. Biasanya bentuk surat ini
suka ada dalam surat undangan pernikahan. Bagian-bagian surat
dari Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style):

1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup
isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat
14. Inisial
E. Bentuk Sederhana (Simplified Style)
Bentuk Sederhana (Simplified Style) merupakan bentuk surat yang hampir
mirip dengan Bentuk Lurus Penuh namun hanya saja tanpa ada salam
pembuka dan salam penutup. Biasanya surat ini di tujukan kepada orang-
orang yang sedang bekerja di perusahaan itu. Terkadang penulisan Surat
Bentuk Sederhana ini sangatlah simple tanpa perlu memandang kerapihan
dan keteraturan. Bagian-bagian surat dari Bentuk Sederhana (Simplified
Style):
1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat
14. Inisial
F. Bentuk Lekuk (Indented Style)
Bentuk Lekuk (Indented Style) merupakan bentuk surat dimana surat yang
di tujukan memiliki alinea formasi baris berbentuk tangga turun. Bentuk
Lekuk ini biasanya memiliki alinea paragraf yang melekuk sehingga tidak
terlihat rapih namun terlihat terstruktur terutama pada bagian Surat yang
di tujukan bentuk formasi alineanya seperti tangga kebawah. Bagian-bagian
surat dari Bentuk Lekuk (Indented Style) :

1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat
14. Inisial
G. Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph)

Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph) merupakan


bentuk surat dimana Tubuh Surat memiliki alinea yang
menggantung. Maksud dari alinea menggantung adalah setelah alinea
baru, baris berikutnya masuk lima spasi. Jadi setelah alinea pertama,
alinea berikutnya harus diberikan spasi sekitar 5 spasi. Biasanya
bentuk surat ini ada pada kedinasan tertentu. Bagian-bagian surat dari
Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph) :

1. Kop Surat
2. Tanggal dibuatnya surat
3. Nomor Surat
4. Lampiran
5. Hal
6. Surat yang di tujukan
7. Salam Pembukaan
8. isi surat: Pendahuluan isi surat, Penjelasan isi surat, Penutup isi surat
9. Nama jabatan
10. Tanda Tangan
11. Nama yang mendatangani
12. Tembusan
13. Halaman lampiran surat
14. Inisial

BAHASA SURAT
Bahasa surat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Bahasa baku
2. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
3. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa surat
4. Efektif dan efisien
5. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
Ciri paragraf yang baik:
1. mengandung kesatuan isi
2. kepaduan antar kalimat
3. ada pengembangan gagasan pokok
4. Bernalar
5. Menarik atau mengandung rasa bahasa: kosa kata tepat, optimis, menghindari pengungkapan secara
langsung hal-hal yang tidak menyenangkan
6. Taat asas
Syarat-syarat Bahasa Surat:
Secara garis besar suatu surat dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Surat disusun dengan teknik penyusunan yang benar, yaitu :
2. Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk surat) tepat sesuai dengan aturan atau
3. pedoman yang telah ditentukan.
4. Pengetikan surat benar, jelas, bersih, dan rapi, dengan format yang menarik.
5. Pemakaian kertas sesuai dengan ukuran umum.
6. Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit. Hal ini dimaksudkan agar penerima dapat
memahami isi surat dengan cepat, tepat, tidak ragu-ragu dan pengirim pun memperoleh jawaban secara
cepat sesuai yang dikehendaki.
7. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa Indonesia yang benar atau baku, sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, baik mengenai pemilihan kata, ejaan, bentuk kata, maupun kalimatnya. Selain
itu, bahasa surat haruslah efektif. Bahasa surat juga harus wajar, logis, hemat kata, cermat dalam
pemilihan kata, sopan, dan menarik. Nada surat harus hormat, sopan dan simpatik. Sedapat
mungkin hindari pemakaian bahasa asing yang padanannya sudah ada dalam bahasa Indonesia.
Susunan Kalimat Surat
1. Kepala Surat. Menurut Kosasih (2003:21) sesuai dengan namanya kepala surat terletak di bagian atas isi surat.
Fungsinya sebagai identitas diri bagi instansi atau lembaga yang bersangkutan. Dalam kepala surat
dicantumkan identitas sebagai berikut: Nama Instansi atau Lembaga, Lambang atau logo instansi atau
Lembaga, Alamat, Kode surat, Nomor telepon, nomor fax, Kode pos
2. Tanggal Surat. Ditulis sejajar dengan no surat. Contohnya: Bandung, 20 November 2021
3. Nomor Surat. Setiap surat resmi yang dikeluarkan biasanya diberi nomor. Hal ini disebut nomor verbal.
Cara pemberian dan penulisan nomor bermacam-macam sesuai dengan kepentingan masing-masing dari
perusahaan atau instansi tersebut. Nomor surat ditulis sebelah kiri, sejajar dengan tanggal surat. Nomor
surat merupakan kode yang berguna sebagai berikut:
a. memudahkan pengaturannya sebagai arsip.
b. memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat.
c. memudahkan mencari surat itu kembali bila diperlukan.
d. memudahkan kepada petugas kearsipan dalam menggolongkan atau mengkalsifikasikan surat sesuai
dengan sifat jenis surat untuk penyimpanan.
e. mengetahui berapa banyaknya surat yag keluar pada suatu periode (bulan maupun tahun).
4. Lampiran. Lampiran surat adalah dokumen-dokumen yang disertakan ke dalam surat, karena mempunyai
kaitan dengan isi surat. Kegunaan lampiran adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah ada dokumen-dokumen atau berkas yang disertakan dalam surat yang
ada kaitannya dengan isi surat.
b. untuk memeriksa apakah berkas yang diterima itu jumlahnya sama dengan tertulis di lampiran
atau tidak.
c. memudahkan kepada penerima surat, bila ada hal-hal yang diperlukan dengan segera, tidak perlu
lagi meminta kepada pengirim surat karena dokumen tersebut sudah tersedia.
5. Hal / Perihal. Pada surat resmi sebaiknya selalu dicantumkan pokok-pokok / inti dalam surat, yang disebut
hal. Menurut kosasih (2003:25) hal surat berarti soal atau perkara yang dibicarakan dalam surat.
Cara penulisannya pun tidak jauh dari cara penulisan judul karanganbiasa, yakni sebagai berikut :
a. Judul ditulis dengan singkat, jelas, dan menarik.
b. berwujud kata atau frase, bukan kalimat.
c. huruf pertama pada setiap katanya harus ditulis dalam huruf kapital. Contoh : Jadwal Ujian
Sekolah.
Hal dalam surat berguna sebagai berikut :
a. mengetahui terlebih dahulu apa yang dibicarakan dan dipermasalahkan dalam surat.
b. Penerima atau pembaca mempunyai gambaran terlebih dahulu secara singkat, sebelum mengetahui
secara keseluruhan isi surat.
6. Penulisan Alamat pada Surat
c. Alamat luar pada sampul adalah alamat yang ditulis pada sampul surat. Fungsinya adalah sebagai
penunjuk dalam menyampaikan surat kepada yang berhak menerimanya.
d. alamat dalam pada surat adalah alamat yang ditulis pada kertas surat. Fungsinya adalah sebagai
pengontrol bagi penerima surat bahwa dirinya yang berhak menerima surat itu, penunjuk langsung
bagi si penerima, penunjuk bagi petugas kearsipan sehubungan dengan adanya sistem penyimpanan
dan penemuan kembali surat berdasarkan objek surat, dan dapat dipakai sebagai alamat luar bila
memakai amplop berjendela.
7. Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia berbicara secara tertulis.
8. Isi surat. Berisi sesuatu yang diberitahukan, dikemukakan, ditanyakan, diminta dan sebagainya yang
disampaikan kepada penerima surat.
9. Penutup surat merupakan kesimpulan yang berfungsi sebagai kunci isi surat.
10. Salam penutup berisi nama jabatan, tanda tangan, dan nama terang.
11. Tembusan adalah salinan-salinan surat yang dikirimkan kepada pihak-pihak lain yang terkait dengan isi surat.

LATIHAN SOAL
Petunjuk pengerjaan:
Kerjakan dengan benar soal-soal di bawah ini!
Latihan dikerjakan pada aplikasi WPS/microsoft word kemudian hasilnya dikirim ke nomor wa 0878-2449-7947
PENTING: Petunjuk pengoperasian WPS bisa siswa akses sendiri melalui youtube
1. Apakah surat pesanan dapat digolongkan kedalam surat niaga?
2. Mengapa surat dapat dijadikan sebagai alat bukti historis? Jelaskan alasannya secara logis!
3. Coba tuliskan contoh menulis alamat dalam dengan pihak yang dituju adalah nama instansi atau perusahaan,
bukan nama orang atau nama jabatan!
4. Jelaskan perbedaan bentuk surat lurus penuh dengan bentuk surat lurus!
5. Buatlah sebuah contoh surat dengan bentuk lekuk (indented style)!
6. Jelaskan perbedaan surat pribadi dengan surat dinas!
7. Sebut dan jelaskan jenis surat berdasarkan prioritas penyelesaiannya!
8. Gambarkanlah pola surat setengah lurus!
9. Carilah salah satu contoh surat dinas yang kamu peroleh dari berbagai sumber (intenet) kemudian
amati/analisa surat tersebut berdasarkan: bentuk surat dan bagian-bagian surat!
10. Gambarkan secara detail cara melipat kertas dengan pola lipatan standar fold!

Sumber:
Hisyam, Djihad.2008.Korespondensi Bahasa Indonesia Dalam Teori dan Praktik.Yogyakarta.UNYpress.
Lutfi, Hakim Muhammad. 2018. Korespondensi (Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen). Surakarta. Mediatama.
Setyaningrum, Afra Tien.2008.Korespondensi Bahasa Indonesia Dasar, Teori, dan Aplikasi.Yogyakarta:Amara Books.

Anda mungkin juga menyukai