Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM 7

PEMERIKSAAN PANCA INDERA


Untuk memenuhi tugas praktikum ke 7 mata kuliah Biomedik

Dosen Pembimbing : Dr. Hj. Tri Hapsari, Skep.MKes


Disusun oleh : Kelompok 3 Biomedik Kelas 1B

P17320121066 RACHEL ANNE P17320121084 SHAZKIA MELVABELLA


ABIGELITA LIMBONG APRILIA
P17320121068 RAHMI AZZAHRA P17320121086 SHIFA SHABILA HAKIM
NOVANDI
P17320121088 SINTA NUR AIDA
P17320121070 RAYA NOVALINA
P17320121090 SITI MAESAROH
NAIBAHO
P17320121092 SITI NURIYAH IRYATI
P17320121072 RIANTI PUTRI HARONI
P17320121094 SITI SYARAH RAHMAWATI
P17320121074 RIMA PUTRI NURHANIFAH
P17320121096 SUZAN FITRINA YUZMILAR
P17320121076 RISYDA AMALIA FITRIANI
P17320121098 TSANIA NURLAELI
P17320121078 SALSA NABILLA
P17320121100 WINDA ISNAENI
P17320121080 SALWA SALSABILA
SUMANTRI P17320121102 ZAHARA SABILA
P17320121082 SELLY RIZKY AMELIA P17320121104 ZAKIYAH ARIFAH
DHIYAUL MILLAH

JURUSAN D3 KEPERAWATAN BANDUNG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021-2022
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGECAPAN

a. Pengecapan
Nama orang percobaan : Salsa Nabila
NIM : P17320121078
Tanggal percobaan : Senin, 20 September 2021

Rasa Dasar Depan Lidah Pinggir Lidah Tengah Lidah Belakang Lidah

Manis ++ ++ + _

Asam ++ + + +

Pahit _ + + ++

Asin ++ ++ + ++

Keterangan:
++ = terasa sekali
+ = terasa
- = tidak terasa
LAPORAN PRAKTIKUM
PENDENGARAN
Orang Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Kesimpulan
percobaan kanan kiri kanan kiri
Raya Novalina. + + + + + Dasar
N menentukan
Rianti Putri. H + + + + + suatu
gangguan
pendengaran
Rima Putri. N + + + + + akibat
kebisingan
adalah adanya
pergeseran
ambang
pendengaran,
yaitu selisih
antara ambang
pendengaran
pada
pengukuran
sebelumnya
dengan
ambang
pendengaran
setelah adanya
pajanan bising
(satuan yang
dipakai adalah
desibel (dB)).

• Rinne positif artinya :


Hantaran udara terdengar lebih lama di bandingkan hantaran tulang. Umumnya dianggap
bermakna jika durasi hantaran udara dua kali lebih lama di bandingkan konduksi tulang.
• Rinne negatif artinya :
Hantaran udara terdengar lebih singkat dibandingkan hantaran tulang. Saat pemeriksa
menggeser garpu tala ke meatus auditorius externus, suara tidak terdengar.
• Weber lateralisasi ke kanan artinya :
Weber lateralisasi kanan artinya seseorang mendengar suara lebih keras di sisi kanan
telinga.
• Weber lateralisasi ke kiri artinya :
Weber lateralisasi kirii artinya seseorang mendengar suara lebih keras di sisi kiri telinga.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGHIDU

Nama orang percobaan : Shazkia Melvabella


NIM : P17320121084

Lubang Hidung Kayu Putih Parfume


Kanan Tercium secara jelas Tercium secara jelas
Kiri Tercium secara jelas Tercium secara jelas

Pertanyaan/Diskusi
1. Apakah orang percobaan dapat menebak aroma rasa/bau dengan benar?
2. Bila salah satu lubang hidung tidak dapat menebak aroma/bau, dapat disebabkan oleh apa?
3. Bila kedua lubang hidung tidak dapat menebak aroma/bau dapat disebabkan oleh apa?

Hasil diskusi :
1. Pada hasil percobaan di atas, orang yang melakukan percobaan dapat menebak aroma/bau kayu putih
dan juga parfume secara benar dan jelas.
2. Bila salah satu lubang hidung tidak dapat menebak aroma/bau bisa terjadi adanya hidung tersumbat.
3. Bila kedua lubang hidung tidak dapat menebak aroma/bau, dapat disebabkan oleh :
1) Seperti gejala Covid-19 yaitu anosmia
2) Flu (hidung tersumbat)
3) Gangguan system saraf
4) Polip
5) Masalah sinus dan hidung
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGLIHATAN

1. Visus
Hasil :
1. Mata kanan (OD) : Normal
2. Mata kiri (OS) : S(+ 0.75 D)Visus Sebelum koreksi OD : 20/30 OS : 20/20 Setelah
koreksi dengan lensa sferis (+ 0.5 D) OD : 20/20 (buram pada saat melihat) OS : 20/20

Komentar :
OD : emetrop OS : hipermetrop fakultatif.

Pemeriksaan dilakukan dengan jarak 20 kaki dari optotip snellen, memberikan hasil vis
atau ketajaman penghlihatan pada mata kanan normal dan kiri hipermetrif fakultatif. perbedaan
tersebut terjadi karena karakteristik masing-masing komponen mata yang tidak sama. kelainan
seperti bola mata terlalu pendek, atau sumbu anteroposteriornya pendek, kelengkungan kornea
atau lensanya kurang sehingga bayangan difokuskan dibelakang macula lutea ataupun indeks
bias yang kurang pada sistem optik mata.
Mata kanan dinyatakan normal karena dengan koreksi S+0.5 D memberikan
penglihatan yang kabur atau justru menurun ketajaman penglihatannya, sedangkan pada
mata kiri hipermetrof fakultaif yang didapatkan dengan cara trial and error dengan koreksi
lensa S+0.5 D, hal ini untuk membedakan apakah naracoba dengan visus normal
(emetrop)atau hipermetrof. Dengan koreksi lensa tersebut naracoba masih dapat membaca
dengan ketajaman yang baik dan jelas manandakan mata yang diperiksa bukan emetrop.

2. Reaksi pupil
Hasil :
a. Pupil mengecil secara perlahan
b. Pupil mengecil bersama-sama secara perlahan
c. Pupil mengecil secara perlahan ketika dia mengangkat tangannya setelah menutup mata
d. Saat kita mengangkat tangan pada satu mata yang telah ditutup, pupil mata yang lain
mengecil walau penyinaran tidak berubah
e. Pada saat salah satu mata orang percobaan di sinari cahaya yang cukup kuat, pupil terlihat
mengecil, dan juga pupil mata yang tidak disoroti juga terlihat mengecil

Komentar :
Bentuk pupil yang berubah menjadi cembung, memipih besar ataupun mengecil
dipengaruhi oleh cahaya yang ditangkap atau cahaya yang masuk. Bila intensitas cahaya sangat
terang, pupil akan mengecil karena mengalami kontraksi dan apabila intensitas cahaya redup,
pupil melebar, karena mengalami delatasi.
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN MEKANISME SENSORIK

Nama orang percobaan : Zakiyah Arifah Dhiyaul Millah


NIM : P17320121104
Tanggal Percobaan : 20 September 2021

1. Suhu
Pengaruh penguapan terhadap rasa suhu
Hasil :
1. Tempatkan punggung tangan 10 cm di depan mulut dan tiuplah
Kesan : Kulit punggung tangan OP yang kering pada saat di tiup terasa dingin yang merata.
2. Kemudian basahi punggung tangan dengan air 30 derajat celsius dan tiup kembali
Kesan : Kulit punggung tangan OP yang sudah dibasahi dengan air pada saat di tiup, bagian
kulit punggung yang terkena air tidak terasa dingin, yang terasa dingin hanyalah pada bagian
samping yang tidak terkena air. Tetapi ketika sudah tidak di tiup, kulit punggung yang
terkena air kemudian terasa dingin.
3. Perhatikan dan rasakan apa yang terasa dan terjadi bila tangan dibasahi dengan alkohol?
Kesan : Setelah punggung tangan diolesi dengan alkohol dan ditiup, punggung tangan terasa
lebih dingin dibandingkan setelah dibasahi dengan air. (alkohol sangat mudah menguap
apabila sudah berkontak dengan udara luar)
Komentar :
Tangan kanan terasa dingin dan kebas karena adanya badan Krausse pada
kulit sensorik tangan, sementara tangan kiri terasa panas atau hangat karena adanya badanruffini
pada kulit sensorik tangan.
Saat tangan dimasukkan kedalam air yang bersuhu 30 derajat celcius tangan kanan terasa
hangat, sedangkan tangan kiri terasa sejuk atau dingin. Ini dikarenakan pada tangan kanan terjadi
penerimaan kalor sehingga terasa panas.Sementara pada tangan kiri terjadi pelepasan kalor
sehingga terasa dingin.
Saat bagian kulit punggung tangan yang kering ditiup dirasakan hangat, sementara bagian
kulit punggung tangan yang basah ditiup dirasakan dingin karena terjadi penguapan air yang
mengambil kalori dari bagian kulit yang basah.
Kulit punggung tangan yang diberikan alcohol terasa dingin karena alcohol mengambil
kalori dari bagian kulit yang diberi alkohol.
Dari percobaan ini terlihat bahwa adanya "Mekanisme Adaptasi" pada kerja reseptor suhu
pada kulit dan dapat disimpulkan bahwa reseptor suhu dapat dengan cepat merespon terhadap
perubahan suhu yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Reseptor panas dan dingin yang ada
pada permukaan kulit dapat cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sehingga respon
terhadap rangsangan dapat diberikan dengan cepat.

2. Penyebaran reseptor-reseptor sensorik satu daerah


Hasil :
1. Letakan salah satu tangan orang percobaan di atas kertas dan tarik garis sepanjang sisi-sisi
jari tangan sehingga akan tergambar lukisan tangan.
2. Beri tanda seluas 3x3 cm di atas gambar dan telapak tangannya tadi dengan cap yang
berkotak-kotak.
Pada cap yang berkotak kotak seluas 3x3 cm tersebut telah diberi beberapa rangsangan yang
berbeda dan menghasilkan berbagai macam respon, seperti:
a. Taju logam yang direndam air bersuhu 50°C terasa panas.
b. Taju logam yang direndam dengan air es terasa dingin.
c. Ujung pensil yang tumpul terasa diberi tekanan.
d. Jarum runcing terasa nyeri.
c d b

b d a c a

Komentar :
Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa pada area tertentu, misalnya saja area yang seluas
3x3 cm saja ternyata terdapat banyak sekali reseptor reseptor sensorik, sehingga dapat dilihat
terdapat penyebaran reseptor-reseptor sensorik yang merata di seluruh permukaan tubuh kita dan
pada satu daerah atau area saja yang ada pada permukaan tubuh kita terdapat banyak reseptor
sensorik dengan berbagai macam rangsangan yang dapat diterima dan berbagai macam respon,
baik respon panas, dingin, nyeri ataupun tekan.
Pada percobaan ini dapat dibuktikan bahwa reseptor-resptor sensorik yang merespon
sensasi atau rangsangan panas, dingin, tekanan, raba maupun nyeri telah tersebar di seluruh
permukaan kulit. Sehingga pada satu area saja kita dapat menemukan beragam macam respon
yang diberikan saat pemberian rangsangan baik panas, dingin, nyeri maupun tekanan dan raba.

Anda mungkin juga menyukai