Makalah Intelegensi Kreativitas KLP 11
Makalah Intelegensi Kreativitas KLP 11
OLEH :
KELOMPOK 11
Risqi Nurainni
P07120016060
2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.………………………………………..……….….i
DAFTAR ISI……………………………..……..…………..…………..ii
KATA PENGANTAR………………………….………...……………iii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTARPUSTAKA....................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dengan di buat makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan tentang intelegensi dan
kreativitas yang ada didalam diri seseorang.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Robinson (1984) menyatakan bahwa ada dua pendekatan pokok
dalam memberikan definisi tentang inteligensi yaitu :
1. Pendekatan atau teori faktor
Dari pendapat para ahli tentang inteligensi dapat
dikeukakan bahwa dalam inteligensi tersebut terdapat faktor
tertentu yang membentuk inteligensi. Faktor yang
membentuk inteligensi diantara para ahli juga belum terdapat
satu kesamaan.Thorndike (dalam Skinner, 1959) dengan
teori multi faktornya menyatakan bahwa inteligensi tersusun
dari berbagai faktor, dan faktor itu sendiri dari elemen-
elemen, dan tiap elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap
atom merupakan hubungan stimulus respon.Jadi aktifitas
yang berkenaan dengan intelegensi merupakan kumpulan
dari atom-atom aktivitas yang bekombinasi satu dengan
yang lainnya. Menurut Spearman inteligensi itu mengandung
dua macam faktor yaitu General ability atau factor umum
(factor G) dan special ability tau factor khusus (factor S), oleh
karena itu teori Spearman terkenal dengan teori dwi faktor
atau two factortheory (Walgito, 2008), berikut penjelasn dari
masing-masing faktor :
7
Burt memiliki pandangan yang berbeda, tetapi melengkapi
pandangan Spearman. Menurut Burt disamping General
ability dan special ability masih terdapat faktor yang lain
lagi yaitu common ability atau common factor atau di
sebut juga group factor (Walgito, 2010). Common factor
merupakan faktor kelompok dalam kemampuan tertentu
misalnya common factor dalam hal bahasa, matematika.
Berdasarkan pandangannya maka inteligensi ada tiga
macam factor, yaitu factor G, faktor S, dan factor C, dan
faktor-faktor ini akan nampak dalam performance individu.
Jadi performance individu dapat digambarkan sebagai
berikut.
P1 = G + S1 + Cx
P2 = G + S2 + Cx
P2 = G + S3 + Cy
Misalnya: Cx adalah common Factor berhitung dan Cy
common factor kesenian.
Thurstone memilki pandangan yang berbeda lagi dengan
para ahli sebelumnya. Menurut Thurstone dalam
intelegensi terdapat faktor-fakor primer sebagai berikut :
a. S (Spatial relation)
Kemampuan untuk melihat atau mempersepsi gambar
dengan dua atau tiga dimensi yang berkenaan dengan
jarak.
b. P (perceptual speed)
Kemampuan yang berkenaan dengan kecepatan dan
ketepatandalam memberikan judging mengenai
perbedaan atau dalam respon terhadap sesuatu yang
dilihatnya secara detail.
c. V (verbal comprehension)
Kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman
kosa kata, analogi verbal, dan ejenisnya.
d. W (word fluency)
Kemampuan yang berkaitan kecepatan yang berkaitan
dengan kata-kata, anagram dan sejenisnya.
e. N (number facility)
Kemampuan yang berkenaan dengan kecepatan dan
ketepatan dalam berhitung.
f. M (associative memory)
8
Kemampuan yang berkenaan dengan ingatan,
khususnya berpasngan.
g. I (induction)
Kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk
memperoleh prinsip atau hukum (Walgito, 2010)
9
suatu keluarga atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka
berkolerasi tinggi (0.50), bahkan diantara kembar berkolerasi sangat
tinggi (0.90), sebaliknya diantara individu yang tidak bersanak
saudara kolerasinya rendah sekali (0.20). bukti lain dari adanya
pengaruh bawaan adalah hasil-hasil dari penelitian terhadap anak-
anak yang diadopsi, IQ mereka ternyata masuh berkolerasi tinggi
dengan ayah/ibunya bergerak antar 0.40-0.50, sedangkan korelasi
dengan orang tua angkatnya sangat rendah yait 0.10-0.20.
selanjutnya studi terhadap kembar yang diasuh secara terpisah juga
menunjukan bahwa IQ mereka tetap berkolerasi sangat tinggi. Ini
menunjukan bahwa meskipun lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi inteligensi seseorang, pertumbuhan otak sangat
dipengaruhi oleh zat gizi yang dikonsumsi.pemberian makanan
bergizi ini merupakan satu diantaranya pengaruh lingkungan yang
amat pentng. Irwanto dkk (1991) menyatakan penelitian menunjukan
bahwa inteligensi bisa berkurang karena tidak adanya rangsangan
tertentu dalam awal-awal kehidupan individu. Skeels dan Skodak
dalam suatu studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang
dididik dalam lingkungan yang kaku, kurang perhatian dan kurang
dorongan lalu di pidahkan ke lingkungan yang hangat, penuh
perhatian, rasa percaya, dorongan, menunjukan peningkatan skor
yang cukup berarti pada tes kecerdasan. Selain itu seseorang yang
hidup bersama dalam keluarga memiliki korelasi kecerdasan yang
lebih besar dibandingkan dengan mereka yang di rawat secara
terpisah. Zajonc dalam berbagai penelitiannya menemukan bahwa
anak pertama biasanya memiliki taraf kecerdasan yang lebih tinggi
dari adik-adiknya. Hal ini bisa terjadi karena anak pertama dalam
jangka waktu yang cukup lama hanya dikelilingi oleh orang-orang
dewasa, suatu lingkungan yang memberinya keuntungan intelektual
dalam bentuk suatu stimulasi yang lebih terarah (Irwanto dkk, 1991).
10
Irwanto dkk (1991) mengemukakan skala inteligensi yang
dikembangkan oleh Wechsler dan klasifikasinya sebagai berikut .
Very superior : IQ diatas 128
Superior : IQ 120 – 127
Bright normal : IQ 111 – 119
Average : IQ 91 – 110
Dull normal : IQ 80 – 90
Borderline : IQ 66 – 79
Mntal defective : IQ 65 kebawah
11
anak-anak digunakan rumus IQ = MA/CA. Untuk menghindari
adanya angka pecahan maka rumus tersebut dikalikan dengan 100,
sehingga rumusnya menjadi : IQ = MA/CA x 100. MA adalah mental
age atau umur mental dan CA adalah chronological age atau umur
kronologis yaitu umur yang sebenarnya (Morgan, King, dan
Robinson, 1939). Tes intelegensi terus berkembang dan pada tahun
1939 David Wechsler membuat individual intellegence test, yang
dikenal dengan Wechsler Bullevue intellegence scale for Children
atau sering disebuut tes inteligensi WISC, yang khusus untuk anak-
anak. Tahun 1955 Wechsler menciptakan test inteligensi untuk orang
dewasa yang dikenal dengan Wechsler Adult Intellegence Scale atau
sering dikenal dengan tes tes iteligensi WAIS. Meurut Morgan, King,
dan Robinson (1984) ada dua tes intelegensi individual yang paling
menonjol yaitu tes Stanford-Binet dan Wechsler Adult Intellence
Scale (WAIS).
12
2.6 Pengertian Kreativitas
Kreativitas didefinisikan beragam oleh para ahli, tergantung
cara pandangnya.
a. Sukarti (1983) menyatakan bahwa kreativitas dalam kehidupan
sehari-hari dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam
menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara penyelesaian
masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide
baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan.
b. Evans (1991) mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan konsep-
konsep yang sudah ada, selain juga menemukan hubungan-
hubungan baru memandang sesuatu menurut perspektif yang
baru.
c. Solso (1998)mengungkapkan bahwa kreativitas itu adalah
aktivitas kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap
suatu masalah atau situasi.
d. Ahli lain Munandar (1982) menyatakan bahwa kreatifitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi baru, asosiasi baru
berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen yang sudah ada
sebelumnya, menjadi hal yang bermakna dan bermanfaat.
e. Torrence (1974) memandang kreatifitas sebagai suatu
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,
orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untk mengolaborasi
suatu gagasan.
Dari berbagai definisi diatas dapat dinyatakan bahwa
kreatifitas adalah menciptakan sesuatu yang baru, menemukan
cara penyelesaian masalah yang baru, ide baru, cara pandang
yang baru, dan membuat kombinasi yang baru serta memiliki
orisinilitas yang bermakna dan bermanfaat. Dari pengertian ini
tampak bahwa hakekat kreativitas adalah sesuatu yang baru,
bernilai, serta orisinal dan bermanfaat bagi masyarakat.
13
berbagai kemampuan kognitif seperti persepsi, atensi, ingatan,
imajiner, penalaran, pengambilan keputusan dan penyelesaian
masalah.
2. Menemukan sesuatu yang baru
Menemukan sesuatu yang baru yang meliputi kemampuan
menghubungkan dua gagasan atau lebih yang semula tidak
berhubungan. Kemampuan mengubah pandangan yang ada dan
menggantikannya dengan cara pandang lain yang baru dan
kemudian membuat kombinasi baru berdasarkan konsep yang
telah ada dalam pikiran. Aktivitas menemukan sesuatu berarti
melibatkan proses imajinasi, yaitu suatu kemampuan
memanipulasi sejumlah objek atau situasi didalam pikiran sebelum
sesuatu yang baru diharapkan timbul.
3. Orisinal
Pada dasarnya kreativitas dapat dilihat dari adanya suatu
produ baru. Produk ini biasanya akan dianggap sebagai karya
kreatif bila belum pernah diciptakan sebelumnya, bersifat luar
biasa, dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Sifat baru yang
terdapat dalam kreativitas adalah: produk bersifat baru dan belum
pernah ada sebelumnya, produk yang memiliki sifat baru sebagai
hasil kombinasi berbagai produk yang sudah ada sebelumnya,
dan produk yang memiliki sifat baru sebagai hasil inovasi dan
pengembangan dari hasil yang sudah ada.
4. Produk yang bermanfaat
Suatu karya yang dihasilkan dari proses kretif harus memiliki
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, seperti lebih
mudah dipakai, lebih cepat, lebih enak. Disamping itu dapat
medorong, mendidik, menyelesaikan masalah, mengurangi
hambatan, dan mendatangkan hasil lebih baik atau lebih banyak
dari sebelumnya.
14
2.9 Karakteristik Individu Yang Mendukung Kreativitas
Ciri-ciri atau karakteristik individu yang mendukung kreativitas
ada berbagai hal yang didalamnya termasuk ciri-ciri pokok dan ciri-
ciri yang memungkinkan serta ciri-ciri sampingan. Campbell (1986)
mengemukakan hal tersebut sebagai berikut.
1. Ciri Pokok
a. Memiliki kelincahan mental
Kelincahan mental (mental agility) adalah kemampuan untuk
bermain dengan ide, gagasan, konsep, lambang, kata-kata,
angka, dan melihat hubungan yang tidak biasa antara unsur
tersebut. Berpikir dari segala arah (kelincahan mental) atau
sering disebut convergent thinking merupakan kemampuan
untuk melihat masalah dari berbagai arah, segi, dan
mengumpulkan berbagai fakta yang penting dan mengarahkan
fakta itu pada masalah yang dihadapi. Dengan cara itu ada
kemungkinan besar dihasilkan penyelesaian yang tepat tentang
masalah itu. Orang kreatif memiliki kemampuan itu dengan
baik, dan kemampuan-kemampuan itu menjadi semakin baik
dan berfungsi semakin baik karena digunakan dan dilatih
secara teratur.
c. Fleksibilitas konseptual
Merupakan suatu kemampuan secara spontan mengganti cara
pandang,pendekatan dan aktivitas yang tidak berjalan. Secara
cepat individu dapat menyelesaikan masalah dengan
mengganti yang tidak ada pada saat diperlukan ditempat
tersebut.
d. Orisinalitas
Merupakan suatu kemampuan untuk mengungkapkan ide,
gagasan, penyelesain, cara kerja yang tidak lazim yang jarang
bahkan mengejutkan. Contoh: apakah manfaat topi baja?
Orang yang tidak orisinal kebanyakan menjawab
untukmelindungi kepala dari panas, dingin, angin pukulan dan
15
sebagai hiasan kepala. Orang orisinal akan mengatakan: untuk
mengambil air dari sungai, untuk tempat duduk dan untuk
tempat mengumpulkan peralatan bengkel besi.
16
tersedia berbagai jalan untuk melangkah dan variasi dalam
cara hidupnya. Berbagai kecakapan tersebut tidak saling
mengganggu tapi sebaliknya saling mendukung. Ilmuwan yang
sastrawan dapat mengemukakan gagasan ilmiahnya secara
jelas dan indah, pelukis yang musikus dapat melukis dengan
penuh irama seolah-olah diiringi musik pendukung. Orang yang
memiliki banyak kecakapan kancah kehidupannya tampak
sebagai sesuatu taman indah yang memiliki bebagai jalan
masuk dan dapat dinikmati dari berbagai sudut dan pandangan.
b. Berpikir mandiri
Orang kreatif memiliki rasa individualitas yang kuat, mereka
membuat keputusan sendiri, percaya dengan daya pikirnya, dan
percaya dengan pendapatnya sendiri. Dalam situasi tertekan
oleh kelompok, orang kreatif tidak mudah tunduk, mereka minta
penjelasan tentang pendapat umum itu dan mengutarakan
pendapat mereka sendiri dengan alasan-alasannya. Mereka
tidak mudah dipermainkan oleh pendapat umum. Mereka juga
tidak begitu saja, melepaskan pendapat sendiri tanpa melihat
sanggahan melawan yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
jika mereka menerima pendapat umum dan melepas pendapat
sendiri bukan karena tekanan, tetapi karena kebenaran
persoalan yang dirasakan dan dipikirkannnya. Orang kreatif
mampu menghadapi dengan tenang dalam silang pendapat,
17
tidak mudah termakan kabar angin, issue, gossip, dan kabar
burung, pikirannya tidak mudah digoyang oleh hal kecil yang
menggoda. Mereka lurus, konsisten, dan maju terus dengan
nyala obor kebenaran yang yang dilihat dan diperoleh dari daya
pikirnya. Orang yang berpikiran mandiri, orang kreatif bisa jadi
kaku. Sulit menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang
lain, atau ia sangat kuat mempertahankan pendapat sendiri.
Keadaan demikian dapat merusak suasana kebersamaan. Orang
berpikir mandiri adalah orang kreatif yang dapat bertindak,
berbuat atau merencanakan sesuatu yang membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya, sebagai konsekuensi logis
dari suatu keputusan kreatif. Perlu diketahui bahwa
kecenderungan berpikir mandiri itu bukanlah merupakan unsur
masukkan yang pokok dalam proses kreatif, tetapi memberikan
ketegasan untuk bertahan dan terus maju mencapai sesuatu
yang diperlukan untuk mewujudkan ide atau gagasan kreatif.
Menciptakan ide atau gagasan kreatif adalah suatu hal, dan
membuat ide atau gagasan itu dapat diwujudnyatakan dalam
produk kreatif adalah hal yang lain lagi. Dunia ini dipenuhi oleh
orang yang berpikir berbeda-beda,tanpa nyali untuk tetap
bertahan untuk mewujudkan ide atau gagasan dalam produk
nyata, betapapun cemerlangnya ide atau gagasan itu ditemukan
tetaplah tinggal ide atau gagasan yang tidak dapat diwujudkan
dalam rangka memperkaya kehidupan. Kemandirian orang
kreatif bukanlah kemandirian asal mandiri dan demi mandiri
sendiri, tetapi kemandirian atas dasar kebenaran, terbuka untuk
menerima pandangan-pandangan lain dan menjadi “abdi” untuk
mewujudkan “impian” mereka menjadi kenyataan. Maka
kebenaran dulu, mandiri kemudian, dan mandiri untuk
menjelmakan kebenaran.
c. Pantang menyerah
Ada orang yang percaya akan pikirannya sendiri dan tidak terlalu
ambil pusing pendapat orang lain dan sebagian orang lagi
memiliki gambaran baik tentang diri sendiri sebagai akibat
keberhasilannya dimasa lampau, sehingga orang kreatif tidak
takut gagal. Mereka senang, rela dan mau mencoba lagi tanpa
mengenal menyerah, bahkan terkadang mereka tidak melihat
kegagalan sebagai kegagalan, tetapi hanya gangguan kecil yang
tidak mengenakkan dijalan menuju sukses.
18
d. Mampu berkomunikasi dengan baik
Pencipta paling cemerlang didunia ini tanpa kecakapan
berkomunikasi tidaklah efektif. Pada umumnya orang kreatif juga
sebagai komunikator yang baik, jelas dan terarah. Tanpa
kecakapan komunikasi ide atau gagasan mereka tidak bisa
ditangkap dengan lengkap dan benar, argumennya tidak
terumuskan dengan benar dan meyakinkan. Maka tidaklah
mengherankan bahwa orang kreatif adalah penulis dan
penceramah yang baik. Kecakapannya itu menarik perhatian
masyarakat untuk suatu karya cipta yang baru, berupa ide,
gagasan, penyelesaian, dancara kerja yang baru.
f. Keingintahuan intelektual
Orang kreatif memiliki keingin tahuan (intelectual curiosity) yang
tidak habis-habisnya mengenai hal yang ditemukan dalam
hidupny. Orang mengatakan: pada umur1-7 tahun suka bertanya
“mengapa”, pada umur 7-17 tahun suka mengajukan soal
“mengapa tidak”, dan pada umur 17-70 tahun kita suka berkata
“karena”. Dengan perkataan lain semakin menjadi tua, semakin
ehilangan keingin tahuan. Hal demikian menyebabkan kita tidak
terdorong untuk mendapatkan pengalaman baru dan mencari
hal-hal yang baru, ini menghambat kreativitasnya.
19
kreatif. Kekayaan humor dan fantasi tentu tidak selalu
menyenangkan orang, karena kekurangan minat pada
pengendalian berpikir, mengungkapkan emosi dan menyatakan
dorongan hati. Orang kreatif dapat keluar dari jalur adaftif dan
norma yang ada dalam masyarakat, sehingga sering disebut
kurang sopan dan tidak bisa beradaptasi.
3. Ciri sampingan
Ciri sampingan ini mempengaruhi perilaku orang kreatif. Banyak
orang kreatif memiliki ciri yang membuat mereka sulit diterka, sulit
bergaul dan hidup dengan mereka, serta sulit diatur.ciri ini bukan
untuk kreatifitas tetapi menjadi efek samping dari kreatifitasnya. Ciri
sampingan ini antara lain.
a. tidak mau tahu jalan pikiran orang lain
20
orang kreatif berpikir sendiri, ia tidak ambil pusing mengenai
sesuatu yang dipikirkan orang lain, akibatnya ia tidak peka
dengan perasaan orang lain disekitarnya. Biasanya ia kurang
memperhatikan adat yang berlaku, tampak aneh, dan angkuh.
b. Kekacauan psikologis.
Orang kreatif lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas,
tidak mengendalikan perasaan dan tidak peduli dengan
keberadaan orang lain. Memandang dunia dengan kacamata
berbeda dari yang lazim, hidup dengan aturan yang tidak biasa,
bertindak atas dasar perhitungan khusus, dapat membawa orang
kreatif ke dunia bathin yang penuh dengan angin taufan. Hal
yang demikian dapat membawa mereka ketengah kekacauan
psikologis dan dapat mengakibatkan hidup jadi berantakan,
perkawinan hancur, kehilangan pekerjaan, minum-minuman
keras, bahkan bisa melakukan bunuh diri. Orang aneh ,suka
minum, asosial, tidak dengan sendirinya kreatif. Ciri tadi
merupakan akibat dari integritas kepribadian orang kreatif dan
situasi bathin yang diakibatkan oleh kreatifitas. Ekses negatif dari
orang keatif tadi dapat diarahkan, dan diatasi dengan refleksi
dan olah diri. Kreatif tidak mesti aneh orang kreatif dapat juga
biasa saja, sopan dan bermasyarakat.
21
korelasi sebesar 0.53. suharnan (1998) menemukan angka korelasi
sebesar 0.23, dan hasil penelitian terbaru dari Kuncel, Hezlett, dan
Ones (2004) menemukan korelasi sebesar 0.36. berdasarkan hasil
penelitian ini dan hasil penelitian sebelumnya, korelasi antara
intelegensi dengan kreatifitas bergerak dari tingkat rendah sampai
tingkat sedang. Dapat disimpulakan bahwa orang yang memiliki
intelegensi tinggi cenderung lebih kreatif daripada mereka yang
memiliki intelegensi rendah, tetapi hal ini tidak berarti bahwa dengan
makin tinggi intelegensi seseorang maka dengan sendirinya akan
menjadikan ia lebih kreatif darpada yang lain. Hal ini harus disadari
mengingat antara intelegensi dengan kreatifitas menunjukkan
korelasi yang tidak sempurna(Halpern, 1996).
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Intelegensi disebut sebagai kecerdasan atau kecakapan atau
kemampuan dasar yang bersifat umum. Sementara itu, kecerdasan
atau kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat khusus
disebut dengan bakat (aptitude). Dalam proses belajar mengajar,
prestasi belajar mahasiswa salah satunya ditentukan oleh
intelegensi.
3.2 SARAN
23
3. Kepada orang tua diharapkan mengetahui dan memahami
tingkat kecerdasan anaknya dan ikut berperan serta dalam
membimbing peserta agar peserta didik dapat memanfaatkan
kemampuan yang dimiliki.
4. Kepada peserta didik diharapkan untuk belajar tekun dan
terus meningkatkan kemampuan intelek.
24
DAFTAR PUSTAKA
25