TUGAS KELOMPOK KDK New
TUGAS KELOMPOK KDK New
BAB I
PENDAHULUAN
Universita Indonesia
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Diperoleh pemahaman mengenai kepemimpinan dalam keperawatan
1.2.2 Tujuan khusus
a. Meningkatnya pemahaman tentang kepemimpinan
b. Meningkatnya pemahaman tentang perbedaan kepemimpinan dan
manajemen
c. Meningkatnya pemahaman tentang peran leader
d. Meningkatnya pemahaman tentang teori-teori kepemimpinan
e. Meningkatnya pemahaman tentang skil leadership
f. Meningkatnya pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
leadership
g. Meningkatnya pemahaman tentang peranan kepemimpinan dalam
fungsi manajemen
h. Mengetahui situasi kepemimpinan keperawatan di Indonesia
Universita Indonesia
3
i.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Universita Indonesia
3
4
Universita Indonesia
5
orang, sedangkan manajemen berfokus pada sistem dan struktur dalam organisasi
(Huber, h. 6).
Dalam istilah lain, manajemen disebut juga sebagai proses yang berfokus untuk
menjaga sistem dalam menghasilkan barang dan jasa dengan efisien., dengan
tujuan yang jelas yaitu pencapaian perkembangan di masa depan Sedangkan
kepemimpinan di lain pihak dilihat sebagai hal yang prospektif, menggambarkan
akan terlihat seperti apa masa depan, dan menyelaraskan organisasi dengan visi
yang jelas, memberikan inspirasi untuk mencapai tujuan transformasi.
Apabila dilihat dari jenis kegiatannya akan lebih memperjelas perbedaan antara
kepemimpinan dan manajemen. Kegiatan manajemen lebih kearah perencanaan,
pengorganisasian, memberikan perintah, koordinasi dan controlling pekerjaan
yang diberikan kepada pekerjanya. Sedangkan kegiatan kepemimpinan lebih
kepada mengarahkan anggota tim ke tujuan yang jelas, membangun komitmen
bersama dan berani menghadapi tantangan (Darth, 2001 dalam Tappen, Weiss &
Whitehead, 2004, h. 5). Perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen secara
lebih jelasnya terdapat di tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan kepemimpinan dan manajemen
Kepemimpinan Manajemen
1. Dipilih atau diseleksi oleh 1. Ditunjuk berdasarkan tingkatan
kelompok pengikut organisasi
2. Kekuatan atau kekuasaan 2. Kekuatan atau kekuasaan
berdasarkan pengetahuan, berdasarkan posisi dan
credibility dan kemampuan kewenangannya
memotivasi bawahan
3. Tujuan dan visi muncul dari 3. Tujuan dan visi sudah
keinginan pribadi diformulasikan oleh organisasi
4. Ide-ide yang inovatif 4. Tidak perlu inovasi khususnya jika
dikembangkan, dirasakan dan hal tersebut dapat mempengaruhi
diyakinkan diantara semua anggota dalam penyelesaian tugas.
tim 5. Beresiko rendah dan bertahan
5. Beresiko tinggi dalam status quo
Universita Indonesia
6
Kepemimpinan dan manajemen adalah dua hal yang berbeda akan tetapi saling
berkaitan. Kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen efektif, tetapi
tidak berlaku sebaliknya. Artinya seseorang tidak perlu menjadi manajer untuk
menjadi pemimpin, tetapi seseorang perlu menjadi pemimpin yang baik untuk
menjadi seorang manajer yang baik ((Tappen, Weiss & Whitehead, 2004, h. 6).
Universita Indonesia
7
Nama dan prestasi perawat diartikulasikan lewat visi masa depan yang lebih baik,
mencintai pekerjaannya, perawat meningkatkan kemampuannya, bersedia
mengambil risiko, menerima kritik dan saran, berbicara fasih, dan tidak mau
menerima status quo, dengan kata lain, masing-masing individu adalah pemimpin.
Universita Indonesia
8
h. Komunikator (Communicator)
Universita Indonesia
9
Universita Indonesia
10
Perubahan dapat berupa konsep atau kreasi suatu tindakan yang bertujuan
menciptakan suatu inovasi baru. Pemimpin berperan sebagai sumber
perubahan bagi organisasi/kelompok yang dipimpinnya dan pemimpin
juga harus dapat bertanggung jawab atas perubahan yang dilakukannnya.
p. Diplomat
Pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan negosiasi dan mampu
mewakili staf serta organisasinya.
q. Motivator (Energizer)
Dalam pemimpin suatu organisasi pemimpin juga dapat bertindak sebagai
pemberi motivasi kepada stafnya. Motivasi/dukungan dapat diberikan
dengan cara memberikan pujian jika pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan standar yang telah disepakati, memberikan kesempatan kepada staf
untuk dapat berkreasi serta memberikan kesempatan kepada staf ikut serta
dalam pengambilan keputusan.
r. Instruktur (Coach)
Pemimpin yang baik harus memiliki kompetensi dan tanggung jawab
dalam proses belajar atau melatih dibidangnya. Pemimpin harus
menguasai kemampuan pengetahuan dan tindakan untuk dapat
memberikan arahan dan bimbingan kepada stafnya, sehingga pemimpin
dapat mengetahui bidang yang cocok bagi stafnya.
t. Konselor
Pemimpin juga dapat berperan sebagai konselor. Leader bertugas dan
bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
stafnya.
u. Role model
Pemimpin yang baik harus mampu menjadi contoh/panutan bagi stafnya.
Dengan demikian pemimpin mampu mempengaruhi staf dan memberikan
pengaruh yang positif demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Universita Indonesia
11
Proses kepemimpinan berkembang sejak zaman industry tahun 1930. Pada saat itu
banyak pekerja yang tidak mendapatkan waktu istirahat cukup serta melakukan
kegiatan industri tidak sesuai keterampilan yang dimiliki pegawai. Kondisi ini
membuat ilmuwan menejemen dan beberapa organisasi meninjau kembali proses
menejemen yang memuaskan pegawai dan hasil produksi. Pengembangan teori
kepemimpinan tidak hanya terjadi dalam bidang ekonomi dan industri, namun
keperawatan juga mengalami perkembangan teori kepemimpinan.
Universita Indonesia
12
Dalam hal ini harus tercipta rasa aman dalam kepemimpinan. Bawahan
membutuhkan lingkungan dan kompensasi yang dirasa aman baginya. Teori ini
menjelaskan karakteristik tipe pemimpin yang otoritas, demokrasi dan lemah.
Pada karakter ini, baisanya anggota kelompok dapat memprediksi keputusan apa
yng bakal diambil oleh pemimpin, dapat mengurangi frustasi dan membuat rasa
aman pada bawahan. Tingkat produktivitas bawahan biasanya tinggi, namun
kemampuan otonomi, kreativitas dan motivasi menurun. Karakteristik pemimpin
seperti ini digunakan pada kondisi kritis.
Universita Indonesia
13
Karena tidak ada proses perintah langsung, tipe pemimpin lemah dapat
menyebabkan frustasi, kelompok yang apatis dan perpecahan dan kehancuran
kelompok. Tipe seperti ini cocok pada anggota yang telah memiliki tingkan
kemandirian tinggi dan kelompok tidak memiliki banyak masalah untuk
diselesaikan (seatle). Teori-teori ini dipercaya dapat dilakukan seduai dengan
kondisi kelompok yang dipimpin berdasarkan tipe anggota kelompok, iklim
kelompok dan permasalahan yang ada.
Universita Indonesia
14
Untuk menjadi pemimpin yang sukses dalam segala situasi, perlu adanya
pendekatan dan strategi yang tepat yang dipengaruhi skil pemimpin. Hollander
(1978) mengemukakan bahwa kedua pihak pemimpin dan bawahan merupakn dua
hal yang masing- masing memiliki aturan dan saling mempengaruhi untuk
melakuakn sesuatu dengan aturan baru. Pimpinan dan bawahan memiliki
kontribusi dalam bekerja sama dan mendapatkan sesuatu dari kerjasama tersebut.
Hollandder memandang kepemimpinan memiliki proses 2 arah . perubahan
seorang pemimpin dipengaruhi 3 hal, yaitu :
a. Pemimpin, termasuk personality, persepsi dan kemampuannya
b. Bawahan, dengan personality mereka, persepsi dan kemampuan mereka
c. Situasi, dengan masing-masing fungsi pemimpin dan bawahan, termasuk
norma formal dan informal, ukuran kelompok dan kerumitas situasi.
Dalam menghadapi berbagai kondisi situsional, dalam hal ini Greenleaf (1977)
mengemukakan teori servant leadership. Yaitu teori yang menyatakan kesuksesan
menejer dengan cara memberikan pelayanan kepada bawahannya. Kesuksesan itu
didapatkan dengan cara :
Universita Indonesia
15
Universita Indonesia
16
Universita Indonesia
17
Universita Indonesia
18
Berbagai peran dapat dijalankan oleh seorang perawat profesional apakah sebagai
seorang manajer atau leader. Dalam hubungan dengan pemberian pelayanan
kepada pasien, dibutuhkan suatu sistem sehingga pelayanan yang diberikan,
menghasilkan kualitas yang baik, efektif dan efisien serta memberikan kepuasan
kepada pasien.
Universita Indonesia
19
Universita Indonesia
20
Nursing care delivery model harus memperhatikan dua hal yaitu fungsi perawatan
pasien langsung dan tidak langsung. fungsi perawatan langsung yaitu pengkajian,
monitoring, prioritas tujuan, koordinasi pelayanan, intervensi terapeutik, evaluasi,
komunikasi dan edukasi pasien. Fungsi perawatan pasien tidak langsung yaitu
praktik klinikal, edukasi/riset, kepemiminan, operasinal, manajemen personal,
perbaikan mutu, sistim koordinasi.
Ada dua sistim model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan yaitu lama
dan lebih baru. Kompleksitas lingkungan pelayanan kesehatan sangat
mempengaruhi pelayanan pasien. Pengembangan sistim baru dipengaruhi oleh
perubahan dalam iklim pelayanan termasuk biaya, harapan pelanggan,
karakteristik pasien, besarnya institusi, ketersediaan staf, lingkungan, tujuan
organisasi dan informasi dan tehnologi medik terbaru. Tidak ada yang paling
benar. Masing-masing mempunyai hal yang baik dan kurang baik. Model
pemberian asuhan yang tepat adalah dengan memaksimalkan sumber-sumber
yang ada sambil memenuhi tujuan fungsi pelayanan pasien langsung dan tidak
langsung.
Menururt Hubert, Dalam sejarah keperawatan Amerika, ada 6 jenis utama model
asuhan keperawatan yaitu Private duty, Fungsional, Team primary, Manajemen
kasus dan Jenis yang sekarang berkembang. Dari ke-6 model ini,hanya 4 yang
berlaku di rumah sakit yaitu fungsional, tim, primary dan manajemen kasus. Yang
lainnya berhubungan dengan kesehatan masyarakat, home health care, dan
community health.
Menurut Tappen (2004), ada 2 model pemberian asuhan yaitu Tradisional model
yang terdiri dari total care, fungsional, tim, modular nursing dan primary nursing.
Yang lainnya adalah model kontemporer yang terdiri dari manajemen kasus,
client-focus care, product line manajement dan differentiated practice.
a. Private Duty Nursing
Private duty nursing disebut juga sebagai case nursing. Model ini
merupakan model yang paling lama digunakan di Amerika. Satu orang
Universita Indonesia
21
perawat merawat satu pasien. Dalam model ini perawat memberikan total
care. Awalnya ketika perawat ke rumah pasien untuk memberikan
perawatan maka dia melakukan semua tugas rumah tangga sehingga di
sebut juga dengan home manager. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh
perawat baru. Saat depresi ekonomi pasien tidak sanggup membayar,
sehingga perawat banyak yang nganggur. Rumah sakit kemudian merekrut
perawat perawat ini.
Dilain pihak perawat –perawat ini membawa semua kebiasaan kerja dari
home care ke rumah sakit dan hal ini tidak sesuai dengan kondisi rumah
sakit. Orientasi kerja di rumah sakit adalah task focus bukan client focus.
Dari sini kemudian berkembang menjadi 2 variasi model yaitu group
nursing dan total patient care.
b. Functional Nursing
Fungsional adalah suatu model asuhan yang menggunakan penugasan
kerja kepada masing-masing perawat untuk mengerjakan tugas-tugas
khusus dan aspek tehnis dari suatu pekerjaan. Seperti memasang infus,
memberikan obat, mengganti balutan, memandikan pasien dll. Disini
perawat mengidentifikasi tugas-tugas yang akan dilakukan pada shift
Universita Indonesia
22
c. Team Nursing
Model tim adalah suatu model dimana sekelompok perawat yang dipimpin
oleh seorang perawat yang berpengetahuan lebih memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok pasien pada shif tersebut. Sekelompok
perawat tersebut terdiri dari seorang tim leader biasanya register nurse,
lisensi praktikal nurse dan nurse assistant. Tim leader memberikan
penugasan kepada anggota tim sesuai dengan kemampuannya dan
kebutuhan pasien. Setiap anggota tim memberikan hampir semua
pelayanan pada pasien yang ditugaskan, walaupun ada beberapa tugas
yang ditugaskan terpisah. Model Tim ini disediakan untuk memanfaatkan
semua kemampuan yang dimiliki oleh seorang perawat
Universita Indonesia
23
d. Modular Nursing
Merupakan bentuk variasi dari team nursing model. Modular nursing
didasarkan pada adanya fasilitas khusus dan perubahan struktural dan
ruang yang memungkinkan perawat selalu berada disamping pasien.
Tanggung jawab yang lebih luas didelegasikan kepadanya.
Terdapat hal-hal yang esensial seperti di bawah ini:
1. Modul terdiri fari sekumpulan perawat dan sekumpulan pasien.
2. Pasien di kelompokkan sesuai ruang atau perencanaan klaster lantai
3. Penugasan terstandarisasi
4. Modular care planning berkeliling secara rutin
5. Komite sesuai unit agar ditetapkan
Kedua model diatas menekankan efisiensi dan RN secukupnya.
e. Primary Nursing
Dalam model ini perawat di tugaskan merawat klien dalam 24 jam sehari
untuk selama pasien di rawat di rumah sakit, termasuk discharge planning.
Register nurse bertanggung jawab mengembangkan rencana perawatan
dan mengelola associate nurse dan anggota staf lainnya yang memberikan
dan menyediakan pelayanan pada pasien. Primary nurse mengurangi
jumlah orang yang kontak dengan pasien dan biasanya meningkatkan
akontabilitas dan kepuasan pasien.
f. Case Management
Penggunaan istilah case management dipakai karena melibatkan berbagai
macam sistim pemberian pelayanan kesehatan. ANA mendefinisikan case
manajemen sebagai ketetapan tentang kualitas pelayanan , pengurangan
fragmentasi pelayanan diantara bidang pelayanan, meningkatkan kualitas
hidup, dan cost containment. Proses case manajemen dapat dengan mudah
di tempatkan sesuai dengan alur nursing proses.
Fungsi utama case manajemen adalah :
1. Negosiasi pelayanan dan pengobatan
2. Kommunikasi
Universita Indonesia
24
3. Koordinasi pelayanan
4. Ahli klinik
5. Pendekatan holistik
6. Etik dengan caring
7. Coaching
Tujuan nursing care management sebagai berikut :
1. Hasil sesuai dengan standar pelayanan
2. Koordinasi yang baik terhadap kesinambungan pelayanan melalui
praktik kolaborasi
3. Secara efisien menggunakan sumber-sumber untuk mengurangi
sampah waktu, energi dan material
4. Pengembangan profesi dan kepuasan
Universita Indonesia
25
PENGKAJIAN PERENCANA
PERENCANA
PERENCANAAN
PERSONALIA
PENGORGANISASI
PENGORGANISAS
IMPLEMENTASI I
PEMIMPIN
EVALUASI PENGONTROL
Universita Indonesia
26
BAB III
PEMBAHASAN
Pada era saat ini kepemimpinan keperawatan yang tangguh dan tahan banting
sangat diperlukan untuk menghadapi pasar bebas yang terjadi di Indonesia.
Kualitas pelayanan yang berkualitas, bermutu dan professional di setiap pelayanan
kesehatan khususnya rumah sakit menjadi nilai penting yang diharapkan
masyarakat Indonesia, perawat menjadi salah satu kunci sukses dalam
keberhasilan pelayanan yang baik dan berkualitas. Oleh sebab itu keperawatan
harus mulai berbenah diri menghadapi situasi globalisasi saat ini. Kualitas itu juga
perlu di dukung oleh pendidikan yang berkelanjutan bagi perawat, pelatihan serta
seminar dan isu-isu terkait perkembangan keperawatan khususnya perkembangan
pelayanan rumah sakit yang mengarah pada sertifikasi internasional (JCI), maka
perlu di imbangi dengan peningkatan mutu pendidikan perawat.
Bila kita cermati tentang kepemimpinan keperawatan saat ini sesuai dengan
konsep dari teori kepemimpinan dan manajemen diatas sangat relevan bahwa
keduanya sering berjalan bersamaan. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah
manajemen kepemimpinan keperawatan yang terjadi saat ini khususnya di
keperawatan medikal bedah hampir tidak sesuai, dengan satu contoh yang terjadi
dilapangan atau di salah satu rumah sakit, lulusan magister keperawatan
kekhususan medikal bedah menduduki jabatan tertentu yaitu jabatan struktural
yang seharusnya lebih sesuai memegang atau mengorganisir ruangan sebagai
manager klinik perawatan atau clinical care manager.
Hal ini semakin terlihat ketidak jelasan bahwa kebutuhan dilahan hanya
berdasarkan tingkat pendidikan untuk mengisi jabatan tertentu tanpa
memperhatikan kesesuaian antara ilmu keperawatan dengan perkembangan
Universita Indonesia
26
27
Universita Indonesia
28
dikatakan bahwa pemimpin yang bisa menjadi manajer untuk dirinya sendiri dan
orang lain.
Universita Indonesia
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari konsep dan teori dasar kepemimpinan, jelaslah nyata bahwa ada
perbedaan definisi sampai dengan peran antara seorang pemimpin dan manajer.
Namun tetap diharapkan bahwa seorang perawat mampu menjadi seorang
pemimpin sekaligus sebagai seorang manajer dalam hubungannya dengan pasien,
keluarga, multidisiplin keilmuan yang lain ataupun bagi profesi itu sendiri.
Sehingga dalam memberikan pelayanan secara bio-psiko-sosio-spiritual dapat
diberikan secara simultan dan terintegrasi, yang orientasinya kepada sebuah
pelayanan yang berorientasikan kepada pasien.
Namun hal tersebut hanya akan menjadi sebuah wacana tanpa diimbangi dengan
kemampuan perawat secara individu, kelembagaan atau bahkan tanpa adanya
dukungan dari pengakuan profesi lain ataupun pemerintah. Sebagai contoh :
belum sinergisnya progaram pendidikan keperawatan di Indonesia (DIKTI)
dengan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) sebagai user-nya. Dengan tidak ada
keserasian program tersebut, manajemen pelayanan perawatan di rumah sakit
tidak dapat dijalankan secara baik karena ketebatasan dari SDM Keperawatan.
Dimana dalam program MPKP tersebut, jelaslah nyata akan peran perawat
sebagai pemimpin sekaligus sebagai perawat manajerial pelayanan keperawatan.
Selain itu masih terdapat penempatan tenaga keperawatan yang capable dibidang
tertentu, belum/tidak ditempatkan pada bidang yang semestinya, misalnya
Magister spesialis Keperawatan Medikal Bedah menduduki jabatan wakil kepala
bidang pelayanan keperawatan (stuktural), yang mana semestinya tetap
menduduki jabatan, dimana yang bersangkutan tetap dapat mengembangkan
keilmuannya di pelayanan.
Universita Indonesia
30
4.2 Saran
5.
Universita Indonesia
31
6.
DAFTAR PUSTAKA
Marquis, B.L,. & Huston, C.J. (2000). Leadership Roles and Management
Functions in Nursing: Theory and Aplication, ed:3. Philadelphia :
Lippincott
Yura, Hellen, Dorothy. O,. & Mary B Walsh. (1981). Nursing leadership : Theory
and process. ed:2. New York : Appleton century Crofts.
Universita Indonesia