“PRAKTEK MICROTEACHING”
DOSEN PENGAMPU : Dra.NURMAYA NAPITUPULU,M.Si
DISUSUN OLEH :
NAMA :SAKINAH MERISYA ZEIN
NIM :5173143022
C.Indikator
D. Materi Pembelajaran
a. Serat Sutra
Sutra adalah serat protein berbentuk pilamen/benang terus yang trbuat dari jenis serangga
yang disebut tepidoptera.serat ini di hasilkan oleh larva ulat syera saat membentuk
kepompong jenis ulat sutera yang menghasilkan kwalitas terbaik disebut Bombix
Mori,mempunyai filament yang halus dan berkilau
1) Macam Serat Sutra
a) Sutra tusah
Sutra tussah adalah sutra yang dihasilkan oleh ulat sutra tusah yang terdapat di daerah
Cina. Ukurannya lebih besar dari Bombyx-mori dan makanannya daun pohon oak. Dalam
pembentukan kepompong ulat sutra tusah meninggalkan sebuah lubang. Bila ulat tersebut
berubah menjadi kupu-kupu dewasa, ia akan keluar dari kepompong melalui lubang
tersebut dengan tidak merusak filamennya. Sutra tusah lebih kasar dari pada sutra
bombyx-mori dan berwarna kecoklat-coklatan karena adanya tanin dari daun oak yang
dimakannya. Supaya filamen dapat digulung dari kepompongnya, serisin harus dihilangkan
seluruhnya dengan proses pemasakan dalam larutan natrium karbonat. Yang termasuk dalam
keluarga ulat sutra tusah adalah ulat sutra yang terdapat di India yang menghasilkan sutra
“eri”. Ulat sutra ini memakan daun pohon jarak.
b) Sutra anaphe
Ulat sutra anaphe terdapat di Afrika, terutama Afrika Barat. Ulat sutra ini hidup
mengelompok dan membuat sarang di mana masing–masing ulat membentuk kepompong.
Secara komersiil penggulungan sutra dari kepompong anaphe tidak menguntungkan karena
susunannya lebih kompleks dan mengandung banyak kotoran.
2) Bentuk Serat Sutra
Filamen sutra mentah terdiri dari dua serat fibroin yang terbungkus dalam serisin.
Lebar filamen tidak rata, bergaris–garis dan terdapat lipatan–lipatan. Penampang lintang
setiap filamen agak lonjong dan dua serat berbentuk segitiga terletak didalamnya dengan
salah satu isi dan masing–masing serat terletak berdekatan.Setelah serisin dihilangkan serat
fibroin akan tembus cahaya. Lebar seratnya rata–rata sepanjang serat (9–12 mikron)
dengan permukaan halus. Serat sutra tusah berwarna lebih gelap, lebih kasar, dengan
diameter rata–rata 28 mikron, dengan penampang membujur bergaris–garis. Penampang
membujur sutraanaphe bergaris–garis melintang pada jarak tertentu sepanjang serat.
Penampang melintang serat Bombyx-moriberbentuk segitiga dengan sudut-sudut yang
membulat.Penampang lintang tusah berbentuk pasak, sedangkan penampang melintang serat
anaphe berbentuk segitiga melengkung.
Serisin
adalah protein albumin yang tidak larut dalam air, tetapi menjadi lunak dalam air panas dan
larut dalam alkali lemah atau sabun. Fibroin adalah protein yang tidak larut dalam alkali
lemah dan sabun.
a) Sifat fisika
(1) Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan makananya.
(2) Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur 20–25%.
Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier dengan mulur 25-30%.
(3) Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih
dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang semula.
(6) Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat ini karena pengerjaan dalam larutan
asam encer yang mekanisme belum diketahui.
(7) Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya dihilangkan berat jenisnya menjadi
1,25.
(8) Untuk mengimbangi berat serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam
larutan garamgaram timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan kekuatannya
berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari.
b) Sifat kimia
Sutra tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dengan cepat di
dalam asam kuat. Pemasakan dengan asam mineral (asam khlorida) yang encer
mengurangi kekuatan sedangkan dengan asam lemah (asam cuka) justru membantu dalam
pencelupan sutra.
Larutan kaustik soda pekat dan dingin dengan waktu singkat yang diikuti pencucian hanya
sedikit berpengaruh pada sutra. Pemanjangan waktu merusak sutra. Larutan yang encer akan
melarutkan sutra dengan cepat pada suhu mendidih.
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Ceramah dan diskusi.
3. Model : Model Pembelajaran langsung ( Direct Intsruction )
G. Kegiatan Pembelajran
H. Evaluasi
a. Teknik : Non Test dan Test
b. Bentu : Penilaian Pengetauan dan Penilaian Keterampilan