Laporan Suppo Gelatin Gliserin B2 KLP 1-Dikonversi-Dikonversi
Laporan Suppo Gelatin Gliserin B2 KLP 1-Dikonversi-Dikonversi
JURUSAN FARMASI
DISUSUN
:
MUH.TRIZNO REZKY YULIANA RAUF
RASMAH
KELOMPOK : B2/II
JURUSAN FARMASI
TAHUN 2020
MASTER FORMULA
A. Formula asli
B. Rancangan formula
Ethyl aminobenzoat
Gelatin
Gliserin
Air
Jumlah produk: 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi,
pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu
liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.
tentang obat dalam arti yang seluas-luasnya serta efek dan pengaruh obat
sangat luas, namun dari semua cabang ilmu profesi kefarmasian bertujuan
untuk menciptakan racikan obat yang rasional, baik dan cocok bagi
teraupetik.
Salah satu bentuk sediaan yang jarang dijumpai dipasaran yaitu sediaan
oral karena difikir lebih aman dan praktis dibandingkan sediaan suppositoria
memiliki beberapa fungsi yang tidak dimiliki oleh sediaan oral pada
umumnya, seperti suppositoria tidak dapat dirusak oleh enzim pada sistem
pencernaan karena suppositoria tidak melewati sistem pencernaan,
B. Tujuan praktikum
suppositoria
C. Manfaat percobaan
ethyl aminobenzoat.
D. Prinsip percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh.
Suppositoria adalah sediaan padat, melunak, melumer, dan larut pada suhu
biasanya digunakan melalui rectum dan dapat juga melalui lubang di area
tubuh, sediaan ini ditujukan pada pasien yang mudah muntah, tidak sadar atau
Macam-macam suppositoria
silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rectum antara lain
bentuk peluru, torpedo atau jari-jari kecil, tergantung pada bobot jenis bahan
obat dan basis yang digunakan. Menurut USP berarnya sebesar 2 g untuk
lonjong atau seperti kerucut. Beratnya sekitar 5 g bila basis yang digunaka
oleum cacao.
seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam saluran urin pria atau
wanita. Suppositoria saluran urin pria bergaris tengah 3-6 mm dengan panjang
±140 mm.
walaupun ukuran ini masih bervariasi anatara satu dengan yang lain. Apabila
panjang dan beratnya ½ dari ukuran untuk pria, panjang ±70 mm dan beratnya 2
Suppositoria untuk hidung dan telinga yang disebut juga kerucut telinga,
a. Keuntungan suppositoria :
lambung.
Obat dapat masuk langsung kedalam saluran darah sehingga obat dapat
Baik untuk pasien yang mudah muntah ataupun tidak sadar (pingsan).
b. Kerugian suppositoria :
Persyaratan suppositoria
a. Suppositoria sebaiknya melebur dalam beberapa menit dalam suhu tubuh atau
a. Untuk tujuan local, seperti pada pengobatan wasir atau hemorrhoid dan penyakit
infeksi lainnya.
b. Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap
oleh membrane mukosa dalam rectum. Hal ini dilakukan terutama bila
penggunaan obat peroral tidak memungkinkan seperti pada pasien yang mudah
karena obat diserap oleh mukosa rectal dan langsunng masuk kedalam sirkulasi
pembuluh darah.
Basis suppositiria
melarut, dan terdispersi. Dalam hal ini, basis suppositoria memainkan peranan
penting. Maka dari itu, basis suppositoria harus memenuhi syarat utama, yaitu basis
harus selalu padat dalam suhu ruangan dan akan melebur maupun melunak dengan
mudah pada suhu tubuh sehingga zat aktif atau obat yang dikandungnya dapat
melarut dan didispersikan merata kemudian menghasilkan efek terapi local maupun
sistemik. Basis suppositoria yang ideal juga harus mempunyai beberapa sifat seperti
berikut :
c. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna dan bau serta
pemisahan obat.
e. Untuk basis lemak, maka bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan
b. Basis lain, pembentuk emulsi dalam minyak : campuran tween dengan gilserin
laurat.
c. Basis yang bercampur atau larut dalam air, contohnya gliserin-gelatin, PEG
(polietilen glikol).
B. Uraian bahan
Benzokain
RM/BM : C9H11NO2/165,20
Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, agak pahit
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air,mudah larut dalam etanol 95% P.
RM/BM :C3H8O3/92,10
Pemerian : cairan seperti sirop, tidak berwarna, tidak berbau,manis diikuti rasa
hangat, hgroskopik.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol 95% P, praktis tidak
Kelarutan : jika direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak, berangsur-
angsur menyerap air 5-10 kali bobotnya, larut dalam air panas dan jika didinginkan
tebentuk gudir, praktik tidak larut dalam etaanol 95% P dalam kloroform dan eter P,
larut dalam campuran gliserol P dan air. Jika dipanaskan lebih mudah larut, larut
METODE KERJA
0,1
= (2,07−3)+ 0,1 = 0,1 -0,120
−0,83
Nilai tukar 𝐵
= −0,120 = -0,83 g
𝑑𝑓 0,1
100(𝐸−𝐺)
F = (𝐺) .(𝑋) + 1
100(2,07−3)
= (3) .(3,33) + 1
−93
= 14,49+ 1
= -5,418
Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. Jajarta :
Univesitas Indonesia
Anief, Moh. 2000. Ilmu meracik obat teori dan praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press