Anda di halaman 1dari 9

Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Vol.9 No. 2 (2020)


p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

LANDASAN ONTOLOGIS, AKSIOLOGIS, EPITESMOLOGIS ALIRAN


FILSAFAT ESENSIALISME DAN PANDANGANYA TERHADAP
PENDIDIKAN
Oleh:
Bethari Widiya Hardanti
Universitas Negeri Malang
Email: bwidiyahardanti@gmail.com

Abstrak
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki adanya sebab dan akibat
dari segala sesuatu. Filsafat modern banyak dikenal dengan sebutan filsafat
pendidikan. Filsafat pendidikan memiliki beberapa aliran yang salah satunya yaitu
aliran filsafat pendidikan esensialisme. Esensialisme merupakan aliran yang
berakar pada suatu pembelajaran mata pelajaran yang bersifat dasar. Esensinya
menunjuk pada sesuatu yang perlu tentang suatu objek, disiplin, subjek dan suatu
contoh. Aliran filsafat esensialisme menekankan pada kebudayaan, keterampilan,
dan pengetahuan serta memperkuat nilai kedisiplinan sehingga dalam praktiknya
pada pendidikan aliran ini menegaskan bahwa sekolah-sekolah harus tetap
mempertahankan metode-metode pembelajaran yang tradisional. Pembelajaran
menggunakan metode teacher centeered dimana dalam proses belajar mengajar
guru berperan sebagai mediator yang mentranfer ilmu pengetahuan kepada peserta
didik, sedangkan peserta didik hanya memiliki tugas belajar dan tidak dianjurkan
mengatur dan mengelola kelas sehingga para peserta didik menjadi pasif.
Kata Kunci: Filsafat, Esensialisme, Pendidikan

Abstract
Philosophy is a science that investigates the causes and effects of everything.
Modern philosophy is widely known as the philosophy of education. Philosophy of
education has several streams, one of which is the philosophy of education
essentialism. Essentialism is a flow that is rooted in a basic subject learning. Its
essence refers to something necessary about an object, discipline, subject and an
example. The flow of essentialism philosophy emphasizes culture, skills, and
knowledge and strengthens the value of discipline so that in practice this flow of
education emphasizes that schools must maintain traditional learning methods.
Learning uses the teacher centeered method where in the teaching and learning
process the teacher acts as a mediator who transfers knowledge to students, while
students only have learning tasks and it is not recommended to organize and
manage classes so that students become passive.
Keywords: Philosophy, Essentialism, Education

PENDAHULUAN dalam dunia pendidikan. Maka dari


Menurut A. Malik dalam itu para pendidik seharusnya
Mustajib (2016), filsafat merupakan mengetahui tentang ide-ide
hal yang penting untuk menjadi dasar pendidikan karena hal tersebut dapat
pendidikan karena filsafat banyak mengontrol proses berjalannya
melahirkan pemikiran yang teoritis pendidikan. Filsafat dibutuhkan

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 87


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

dalam praktik pendidikan guna esensialisme, dan aliran filsafat


mencapai tujuan. Kegiatan pragmatisme. Dalam artikel ini
pendidikan merupakan objek kajian penulis akan menguraikan tentang
dari filsafat pendidikan. aliran filsafat esensialisme yang
Filsafat pendidikan berjudul “landasan ontologis,
merupakan dua hal yang disatukan. epistemologis, aksiologi aliran
Kata filsafat berasal dari bahasa filsafat esensialisme dan
Yunani yakni Philo yang berarti cinta pandnagannya terhadap pendidikan”.
atau dalam arti luasnya yaitu ingin
dan shopia yang berarti kebijakan. METODE PENELITIAN
Sedangkan menurut UU No 20 tahun Dalam penulisan artikel ini
2003 tentang system Pendidikan penulis menggunakan metode studi
Nasional pada pasal 1 ayat (1) kepustakaan (Library Research).
“Pendidikan adalah usaha sadar dan Studi kepustakaan merupakan metode
terencana untuk mewujudkan suasana yang dalam mengumpulkan data
dan proses pembelajaran agar peserta dengan menggunakan bahan buku-
didik secara aktif mengembangkan buku, artikel, jurnal yang terdapat di
potensi dirinya untuk memiliki internet serta hasil peneliti terdahulu
kekuatan spiritual keagamaan, untuk dijadilkan sumber atau rujukan.
pengendalian diri, kepribadian, Kegiataan pencarian dan
kecerdasan, akhlak mulia, serta pengumpulan sumber dilaksanakan
keterampilan yang diperlukan dengan sistematis yaitu melalui
dirinya, masyarakat, bangsa dan langkah-langkah pengumpulan data,
negara”. Filsafat pendidikan analisis data dan interprestasi data
merupakan pelaksanaan pendidikan pustaka yang telah berhasil penulis
yang berdasarkan pandangan filsafat kumpulkan untuk menjawab
dan kaidah filsafat yang menekankan permasalahan yang dihadapi dalam
pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan proses penulisan artikel ini.
kepercayaan yang menjadi dasar
filsafat umum untuk menyelesaikan HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah pendidikan (Mustajib, 2016) Aliran Filsafat Esensialisme
Dalam dunia pendidikan Aliran filsafat esensialisme
filsafat modern memiliki nama lain merupakan aliran filsafat yang
yakni filsafat pendidikan. Filsafat mengharapkan manusia untuk
pendidikan memiliki berberapa aliran kembali atau tidak kebudayaan lama
atau mahzab tentang landasan yang dianggap berkontribusi
pelaksanaan pendidikan dari membuat kebaikan-kebaikan bagi
perspektif yang berbeda-beda. Aliran- kehidupan manusia. Kebudayaan
aliran filsafat pendidikan meliputi: lama yang dijadikan pedoman adalah
aliran filsafat progresivisme, aliran kebudayaan peradaban masa
filsafat idealisme, aliran filsafat Renaisance. Dimana Renaisance
parenialisme, aliran filsafat merupakan zaman laahirnya kembali

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 88


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

ilmu pengetahuan dan kesenian. Sedangkan menurut Khobir


Esensialisme merupakan aliran dalam Helaludin (2018), aliran
filsafat yang lahir dari dua aliran filsafat esensialisme memiliki
yakni aliran idealisme dan realisme. prinsip-prinsip diantaranya: 1)
Aliran esensialisme disebut sebagai pendidikan lebih menekankan pada
salah satu aliran filsafat modern kedisiplinan, 2) guru dituntut inisiatif
karena merupakan konsep yang dalam suatu pembelajaran, 3)
meletakkan sebagian ciri alam pikir pendidikan merupakan proses
yang modern. Esensialisme muncul asimilasi dari subject matter yang
karena merupakan bentuk reaksi ditentukan, 4) sekolah harus tetap
terhadap simbolisme mutlak dan mempertahankan metode
dogmatis yaang terjadi pada abad pembelajaran tradisional khusunya
pertengahan (Thaib M.I, 2015:734). yang berkaitan dengan kedisiplinan,
Menurut esensialisme 5) kesejahteraan umum merupakan
pendidikan harus berpijak pada nilai- tujuan dari pendidikan. Pandangan
nilai yang jelas dna tahan lama dan esensialisme ingin membekali
stabil. Esensialisme juga manusia supaya terhindar dari sikap
menyebutkan pendidikan sebagai buruk melalui nilai kebudayaan.
pemeliharaan kebudayaan karena Gerakan esensialisme lahir pada
aliran ini memandang bahwa adanya tahun 1930 yang dipelopori olwh
gejala-gejala penyimpangan William C. Bagley, Isac L Kandel dan
kebudayaan masa lalu dalam Frederick Breed.
kebudyaan modern. Berikut
merupakan ciri-ciri filsafat Landasan Ontologis, Aksiologis,
pendidikan esensial menurut William Epitesmologis Aliran Filsafat
C. Bagley dalam Thaib M.I (2015): Esensialisme
1. Minat yang kuat dan tahan a. Landasan ontologis esensialisme
lama tumbuh dari upaya Landasan ontologi merupakan
belajar awla yang memikat bidang filsafat yang mengkaji hakikat
perhatian bukan dari dorongan keberadaan sesuatu sesuai dengan tata
dari dlaam diri siswa. hubungan yang sistematis
2. Pengawasan, pengarahan dan berdasarkan hukum sebab akibat.
bimbingan orang dewasa Landasan ontologis filsafat
sangat melekat pada masa esensialisme menganggap bahwa
balita sehingga menimbulkan dunia dikuasai oleh aturan-aturan
ketergantungan pada manusia. baik yang disesuaikan dengan tata
3. Menegakkan sikap alam. Nilai-nilai luhur dijadikan
kedisiplinan merupakan cara ketetapan untuk menyesuaikan
yang diperlukan dalam dengan aturan kosmis (Habibah S,
mencapai tujuan pendidikan 2019:36). Dalam filsafat
4. Teori pendidikan esensialisme esensialisme manusia memiliki
sangat kuat dan kokoh tujuan umum yakni hidup bahagia di

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 89


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

dunia dan akhirat. Esensialisme makro-kosmos dan mikro-kosmos


dilandasi oleh aliran realisme objektif akan bisa melihat tingkatan rasio yang
dan idealisme objektif. Menurut dipunyai dan mampu memikirkan
Jalaludin & Abdullah (2010) dalam alam sehingga manusia bisa
Rukiyati & Purwastuti L.A (2015:45) menghasilkan pengetahuan yang tepat
Realisme objektif memiliki pada ilmu-ilmu alam, biologi, sosial
pandangan yang sistematis tentang dan agama. Dalam pendidikan aspek
alam dan manusia. Realisme objektif epistemologi yang harus diperhatikan
melahirkan ilmu-ilmu fisika yang yakni pengetahuan yang bersifat ideal
memiliki prinsip bahwa alam fisik dan spiritual yang bisa membimbing
dapat dipahami melalui tata yang manusia dalam kehidupannya.
baik. Sedangkan idealisme objektif Menurut Gutek (1974) Rukiyati &
memiliki pandangan bahwasanya Purwastuti L.A (2015:46),
manusia sebagai makhluk yang tidak pengetahuan merupakan persatuan
dapat terpisahkna dengan alam antara objek dan subjek yang
semesta (Abass E, 2015:108). memiliki sifat intensif, mendalam dan
Pandangan idealisme objektif instrinstik yang menghasilkan
memiliki sifat menyeluruh dan kolaborasi antara pengamatan,
meliputi segala sesuatu. Karena alam pemikiran, dan kesimpulan
semesta merupakan kekuatan kemampuan manusia dalam
idealisme yang menetapkan pendirian menyerap objek. Bagi aliran filsafat
sesuatu yang ada adalah nyata. Isi esensialisme pengetahuan merupakan
pengetaahuan filsafat esensialisme kolaborasi antara pengetahuan
mencangkup kesenian dan sesuatu empirisme dan rasionalisme dimana
yang mampu menggerakan keinginan pengetahuan bukan hanya hasil dari
ketetapan manusia. pemikiran indrawi melainkan hasil
b. Landasan epistomologi berpikir manusia.
esensialisme c. Landasan aksiologi
Menurut istilah epistemologi esensialisme
berasal dari bahasa Yunani Episteme Aksiologi merupakan cabang
yang memiliki arti pengetahuan dan filsafat yang mengkaji nilai
logos yang berarti teori. Epismologi kebenaran, keindahan, kebaikan, dan
adalah cabang filsafat yang mengkaji religious yang berasal dari nilai-nilai
tentang asal mula pengetahuan, leluhur hidup manusia. Hakikat nilai
struktur, metode, dan validasi merupakan kualitas yang melekat dan
pengetahuan yang bersifat evaluative, menjadi ciri sesuatu yang sudah ada
normative, dan kritis. Untuk di alam semesta dan dihubungkan
memahami epistemologi esensialisme dengan kehidupan manusia. Harakhi
dapat dilalui dengan teori kepribadian nilai dikelompokkan menjadi empat
manusia dimana manusia sebagai tingkatan yakni: (1) nilai kenikmatan,
refleksi Tuhan. Manusia yang bisa meliputi nilai-nilai yang
menyadari tentang realitas antara menyebabkan sesorang senang dan

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 90


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

mengenakkan secara jasmani, (2) Para kaum esensialis berpendapat


nilai kehidupan, meliputi nilai-nilai bahwa sekolah merupakan tempat
yang sangat penting untuk pribadi melatih, mengajar, dan mendidik
dalam berkehidupan di masyarakat, peserta didik supaya bisa
(3) nilai spiritual, merupakan nilai berkomunikasi dengan jelas, baik,
kejiwaan yang tidak bergantung pada dan rasional. Dalam setiap kurikulum
keadaan jasmani yang meliputi harus memuat keterampilan inti
kebenaran, keindahan, dan kebaikan. dimana dalam proses pemelajaran
Landasan ontologi dan landasan peserta didik harus diberikan
epistemologi sangat mempengaruhi pengajaran tentang bagaimana cara
landasan aksiologi esensialisme. Nilai membaca, menulis, berbicara dan
etika merupakan hukum kosmos yang berhitung. Dalam hal ini sekolah
bersifat objektif, dimana manusia memiliki tanggungjawab besar dalam
harus bisa dianggap baik jika banyak mengawasi dan memperhatikan
berhubungan dan melaksanakan peserta didik dalam mempelajari dan
hukum yang tersedia. Manusia memahami keterampilan tersebut.
esensialisme bernggapan bahwa Untuk mengimplementasikan aliran
sikap, tingkah laku dan ekspresi yang filsafat esensialisme dalam kurikulum
timbul dari perasaan dan yang sangat diperlukan penggunaan media
memiliki hubungan terhadap kualitas belajar sebagai sarana dan lingkungan
baik dan buruk.pemikiran paham pembelajaran yang layak.
esensialisme sependapat dengan Berdasarkan pandangan aliraan
pandangan realisme terkait dengan filsafat esensialisme, pendidikan di
etika dimana semua pengetahuan sekolah harus memiliki sifat yang
manusia terdapat pada keteraturan praktis, memberikan pembelajaran
lingkup hidupnya. Dengan kata lain yang rasional, dan harus bisa
perilaku baik atau buruknya manusia menyiapkan sebuah keterampilan
pada dasarnya mendapat pengaruh untuk dipraktekan dalam kehidupan
dari keturunan dan lingkungannya. sehari-hari peserta didik.
Perilaku manusia merupakan hasil 2. Pandangan terhadap tujuan
kolaborasi yang muncul karena pembelajaran
adanya interaksi antara unsur-unsur Menurut aliran filsafat
pembawa hidup dan pengaruh esensialisme pembelaajaran memiliki
lingkungan (Rukiyati & Purwastuti tujuan yakni untuk melanjutkan
L.A, 2015:47). warisan budaya dan warisan sejarah
dengan menggunakan pengetahuan
Pandangan Aliran Filsafat inti yang telah ada dan bertahan
Esensialisme Terhadap Pendidikan dalam waktu yang lama, dan
1. Pandangan terhadap fungsi merupakan suaatu sis kehidupan yang
sekolah sudah dilakukan pengujian oleh masa
Menurut Kahar (2014) dalam yang cukup lama. Tujuan
(Junaidin & Komalasari, 2019:144) pembelajaran esensialisme yaang

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 91


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

lainnya yaitu menyiapkan manusia yang harus mencangkup


supaya bisa hidup baik melalui pembelajaraan sejarah,
sekolah, dimana sekolah berperan pembelajaran matematika,
mendesain sasaran mata pelajaran pembelajan ilmu alam,
yang sudah disesuaikan serta layak pembelajaran sastra dan
digunakan untuk manusia sendiri. pemeblajaran bahasa.
Maka dari itu tujuan umum • Pembelajaran yang sistematis
pendidikan esensialisme yaitu harus memegang teguh
menyalurkan warisan budaya dan kedisisplinan di sekolah.
warisan sejarah dengan menggunakan • Peserta didik harus
pengetahuan yang terhimpun dan membudayakan rasa hormat
mampu bertahan dalam waktu yang kepada otoritas baik dalam
lama. Pengetahuan tidak berjalan lingkungan sekolah maupun
sendiri melainkan diiringi dengan lingkungan masyarakat.
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai • Peserta didik harus bisa
yang bisa membentuk unsur-unsur menguasai pembelajaran
inti esensialisme. Oleh karena itu keterampilan dan subjek.
pendidikan harus bisa mengarah pada Dalam praktiknya guru
usaha mencapai tujuan yang esnsialisme sebelum melakukan
berstandart akademik serat pembelajaran inti harus
pengembangan intelegen yang tinggi mengetahui dan mengidentifikasi
(Abas E, 2015:144). terlebih dahulu kompetensi awal
3. Pandangan terhadap yang dimiliki peserta didik.
kurikulum. Setelah itu harus menyusun
Di Indonesia yang termuat rencana pembelajaran yang
dalam kurikulum 2013 merupakan sudah disesuaikan dengan
jalan pintas yang tepat dalam karakteristik siswa dan
menjamin keberlangsungan masa kompetensi dasarnya.
depan peserta didik, dimana Selanjutnya guru memaparkan
berdasarkan pandangan esensialisme esensi dari pembelajaran kepada
pendidikan adalah proses yang siswa sehingga siswa dapat
menuntut peserta didik mempunyai memahami esensi yang diperoleh
nilai-nilai yang dijadikan pegangan dalam suatu pembelajaran yang
dalam kehidupan selanjutnya. Dalam dilakukan. Yang terakhir yang
pendidikan esensialisme ada 5 tema harus dilakukan oleh guru adalah
umum antara lain: penilaian, dimana penilaian yang
• Dalam kurikulum SD harus cocok dengan pandangan
menekankan pada gerakan esensialisme adalah model
literasi seperti membaca, menulis penilaian berbentuk essay
dan berhitung. (Junaidin & Komalasari,
• Di dalam kurikulum sekunder 2019:145).
harus terdapat mata pelajaran

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 92


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

4. Pandangan terhadap proses filsafat pendidikan perenialisme.


pembelajaran Dimana dalam esensialisme
Berdasarkan pandangan dari menganggap guru adalah orang yang
aliran filsafat pendidikan berperan dalam menguasai lapangaan
esensialisme proses pemebelajaran subjek khusus. Dimana dituntut
diharuskan berpusat pada guru atau menajdi contoh atau tauladan dan
biasa disebut teacher centered. menjadi panutan digugu dan tiru yang
Dimana pada pembelajaran baik bagi peserta didik. Peran guru
menggunakan metode yang sangat dominan dalam penguasaan
menyesuaikan dengan krrearifitas dan dan mempengaruhi kelas karena guru
inisiatif guru. Dalam hal ini guru merupakan penguasa pengetahuan
dituntut mampu menguasai berbagai dan juga berwenang sebagai
metode pembelajaran yang pengawas dalam suatu pembelajaran.
sebelumnya harus disesuaikan dan Maka dari itu dalam aliran pendidikan
dipertimbangkan dalam penerapan esensialisme peran guru adalah
metode yang nantinya bisa sebagai mediator bukan fasilitator.
menjalankan proses belajar mengajar Guru harus memiliki pendidikan yang
secara efektif. Pembelajaran yang sesuai dan harus dapat dipercaya
berpusat pada guru banyak sehingga bisa membawa pengaruh
menganggap bahwa peserta didik yang baik terhadap peserta didik.
diyakini tidak benar-benar memahami Sedangkan peserta didik memiliki
apa yang diinginkan, mereka belajar tugas yaitu belajar. Peserta didik tidak
cenderung dalam pemaksaan disuruh untuk mengatur pelajaran.
sehingga guru harus mampu melatih Dimana mereka belajar tentang
peserta didik supaya bisa belajar menerima dan mengenal dengan
dengan baik. Maka dari itu latihan benar nilai-nilai sosial yang timbul
mental dijadikan metode utama dalam untuk digunakan dalam kehidupan
pembelajaran esensialisme. Contoh sehari-hari. Selain itu juga untuk
dari metode latihan mental antara memperbaiki masa depan sehingga
lain; penugasan, diskusi, dan peserta didik nantinya menjadi aanak
penguasaan pengetahuan. Dalam yang bermanfaat. Maka para
aliran filsafat pendidikan esensialisme menyatakan bahwa
esensialisme sekolah disarankan tetap peserta didik merupakan makhluk
mempertahankan metode-metode rasional pada fakta dan keterampilan
tradisional dan menekankan pada pokok yang sudah siap melaksanakan
disiplin mental (Abas E, 2015:116). proses berpikir (Abas E, 2015:116).
5. Pandangan terhadap pendidik
dan peserta didik KESIMPULAN
Dalam aliran filsafat Aliran filsafat
pendidikan esensialisme guru esensialisme merupakan aliran
merupakan orang yang memiliki filsafat yang mengharapkan
peranan yang sama dengan aliran manusia untuk kembali atau tidak

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 93


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

kebudayaan lama yang dianggap DAFTAR PUSTAKA


berkontribusi membuat
kebaikan-kebaikan bagi
Abas, E. (2015). Asas Filosofi Teori
kehidupan manusia.
Belajar Esensialisme Dan
Esensialisme juga menyebutkan
Implikasimya dalam
pendidikan sebagai pemeliharaan
Pendidikan. Lentera, 2, 104-
kebudayaan karena aliran ini
120.
memandang bahwa adanya
gejala-gejala penyimpangan Habibah, S. (2019). Kritik Dan
kebudayaan masa lalu dalam Komentar Pendidikan
kebudyaan modern. Landasan Esensialisme. Al-Riwayah,
ontologis filsafat esensialisme 11, 32-44.
menganggap bahwa dunia
Helaluddin. (2018). Restrukturisasi
dikuasai oleh aturan-aturan baik
Pendidikan Berbasis Budaya:
yang disesuaikan dengan tata
Penerapan Teori Esensialisme
alam, epistemologi esensialisme
Di Indonesia. Jurnal Dimensi
dapat dilalui dengan teori
Pendidikan Dan
kepribadian manusia dimana
Pembelajaran, 6, 75-82.
manusia sebagai refleksi Tuhan,
dan landasan aksiologi Komalassari, J. (2019). Kontribusi
esensialisme. nilai etika Esensialisme Dalam
merupakan hukum kosmos yang Implementasi Kurikulum
bersifat objektif, dimana manusia 2013. JMSP (Jurnal
harus bisa dianggap baik jika Manajemen dan Supervisi
banyak berhubungan dan Pendidikan), 3, 138-147.
melaksanakan hukum yang
Mustajib. (2016). Filsafat Pendidikan
tersedia. Pandangan aliran
Hasan Langgulung. El-
filsafat esensialisme terhadap
Tarbawi: Jurnal Dimensi
pendidikan yakni pendidikan
Pendidikan Dan
dianjurkan tetap melaksanakan
Pembelajaraan, 9, 83-98.
metode-metode pembelajaran
tradisional yang hgbt6berpusat Rukiyati, P. (2015). Mengenal
pada guru dan dalam prossesnya Filsafat Pendidikan.
kedisiplinan harus tetap Yogyakarta: Uny Press.
ditegakkan.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(2003). Undang-Undang No
3. Republik Indonesia.
Thaib, M. (2015). Esensialisme
Dalam Perspektif Filsafat
Pendidikan Islam.
Mudarrisuna, 4, 731-762.

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 94


Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol.9 No. 2 (2020)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172

Undang-Undang RI No 3 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional

Landasan Ontologis, Aksiologis, Epitesmologis Aliran Filsafat... 95

Anda mungkin juga menyukai