Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN OBSERVASI

PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Tentang
Melihat dan Menganalisis Pembelajaran Matematika di SLB YPPA Padang

Disusun Oleh :
Elisa Cristina Silitonga (14003005)
Riza Novala Sari (14003022)
Ivo Anggraini (14003090)
Rahmadani Yusuf (14003094)
Fatimah Azzahra (14003116)
Finka Putri Manela (14003117)

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Hj. Mega Iswari, M.Pd

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan observasi ini tepat waktu. Sholawat beserta salam penulis sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Prof. Dr. Hj. Mega Iswari, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
“Pembelajaran Matematika” yang telah memberikan berbagai masukan dan
bimbingan selama mengikuti kegiatan pembelajaran guna membantu dalam
memahami pelajaran dan pembuatan laporan observasi ini. Tak lupa terimakasih
kepada semua pihak yang berada di SLB YPPA Padang, khususnya kepada ibu
Rafmateti, S.Pd selaku kepala sekolah SLB YPPA Padang yang memberikan kami
izin, masukan, dan arahan. Selanjutnya terima kasih juga kepada semua pihak
yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan laporan observasi ini.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada laporan ini, baik pada teknik penulisan maupun materi. Dengan demikian,
penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya.

Padang, Februari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kurikulum ............................................................................................ 2
B. Silabus ................................................................................................. 10
C. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ......................................... 13

BAB III HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah ...................................................................................... 17


B. Laporan Observasi ............................................................................... 18

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 21
B. Penutup ................................................................................................ 21

DOKUMENTASI ............................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki
peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika dalam pelaksanaan
pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan baik ditingkat SLB (sekolah
luar biasa), SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama), SMA (sekolah
menengah atas), hingga perguruan tinggi. Salah satu karakteristik matematika
adalah mempunyai obyek kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini
menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam menghayati dan
memahami konsep-konsep matematika.
Pada kurikulum 2013, ada target-target yang harus dicapai oleh anak, bagi
anak berkebutuhan khusus tentunya target itu sulit dicapai. Dengan demikian,
perlunya modifikasi pembelajaran matematika bagi peserta didik yang
berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuannya.

B. Rumusan Masalah
1. Kurikulum apa yang digunakan?
2. Bagaimana penerapan dan persiapan kurikulumnya?
3. Apa saja strategi pembelajarannya?
4. Apa saja media pembelajaran yang digunakan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
tujuan dari laporan observasi ini adalah: (a) Mengetahui kurikulum yang
digunakan, (b) Mengetahui penerapan dan persiapan kurikulum, (c) Mengetahui
strategi pembelajaran, dan (d) Mengetahui media pembelajaran yang digunakan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer
yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum
adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai
dengan finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah
mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para
ahli:
a. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah
semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu
ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha
menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing
murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
c. Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum
adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak
sekolah.
d. Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah
dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar
kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin
ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum
adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
f. Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.

2. Pengertian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan
tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong
peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa
kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.

3. Peran Kurikulum 2013


Dalam pendidikan formal di sekolah kurikulum memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan itu
sendiri. Kurikulum memiliki banyak peranan, Oemar hamalik ( dalam Mida
Latifatul Muzamiroh, 2013:24-26 ) terdapat tiga peranan yang dinilai sangat
penting yaitu sebagai berikut :
a. Peranan konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan
budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini
kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif ini
pada hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa
lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan
dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan
proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan
membina prilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial.
b. Peranan kreatif
Ilmu pengetahuan dan aspek-aspek yang lain akan senantiasa
mengalami perubahan yakni mengalami perkembangan sesuai dengan
zamannya. Oleh karena itu peranan kreatif disini menekankan agar
kurikulum juga mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan zaman yang dibutuhkan oleh masyarakat masa
kini dan masa yang akan datang. Kurikulum harus mengandung hal-hal
yang dapat membantu peserta didik dalam rangka mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya guna memperoleh dan mendalami
pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta
cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya sesusai dengan
tuntutan perkembangan zaman.
c. Peranan kritis dan evaluatif
Peranan kritis dan evaluatif dilatar belakangi oleh adanya
kenyataan bahwa nilai – nilai dan budaya yang aktif dalam masyarakat
senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai – nilai
budaya masalalu kepada peserta didik perlu adanya penyesuaian yakni
disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada saat ini. Sealain dari
itu perkembangan yang terjadi pada saat ini dan saat yang akan datang
belum tentu sesuia dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu
peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada
atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, akan tetapi juga
harus memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya
serta pengetahuan baru yang hendak diwariskan. Oleh karena itu
kurikulum juga diharapkan mampu berperan aktif dalam control atau
filter sosial. Nilai – nialai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan
dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modivikasi dan
penyempurnaaan.

Ketiga peranan kurikulum diatas tentu saja harus berjalan secara


berimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Sebab jika tidak,
akan terjadi ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan
menjadi tidak optimal lagi. Menyelaraskan ketiga peranan penting tersebut adalah
tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, diantaranya
guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, peserta didik dan juga masyarakat.
Maka dengan demikian pihak – phak yang terkait harusnya bisa memahami
terhadap tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dangan bidang dan
tugasnya.
Muzamiroh (kupas tuntas kurikulum, 2013:133-135), Menteri Pendidikan
dan Budaya menjelaskan bahwa kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integrative
yang berarti bahwa ada mata pelajaran yang terkait satu sama lain yakni dengan
kata lain mata pelajaran bukan dihilangkan melainkan digabung. Pada kurikulum
ini, guru tak lagi dibebani dengan kewajiban membuat silabus pengajaran untuk
siswa setiap tahun seperti yang terjadi pada KTSP.
Tujuan kurikulum 2013, sebagaimana yang tercakup dalam Kompetisi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD), bahkan silabus dan buku, telah dipriskripsikan
secara terpusat.
Henny Supolo Sitepu (Mohammad Nuh,2013:192-198) kurikulum 2013 ini
memusatkan pada pengembangan karakter siswa. Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) kurikulum 2013 menyebutkan 3 kelompok sikap yang diharapkan dimiliki
lulusan, yaitu sifat individu, sikap sosial, dan sikap alam. Terminologi “akhlak
mulia” yang tercantum di pasal 3 UU No 20/2003 tujuan system pendidikan
nasional dijabarkan dalam SKL sebagai sikap individu yaitu jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli dan santun. Kemudian sikap sosial yaitu memiliki
toleransi, gotong royong, kerjasama dan musyawarah. Sedangkan sikap alam
mencakup pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotic dan cintaperdamaian.
Menurut St. Kartono (Mohammad Nuh,2013:231) kurikulum 2013
memiliki sasaran dalam setiap jenjang. Untuk tingkat SD, diprioritaskan untuk
pembentukan sikap. Sementara tingkat SMP difokuskan untuk mengasah
keterampilan dan untuk tingkat SMA dimulai membangun pengetahuan.
4. Fungsi Kurikulum
Kurikulum berfungsi sebagai sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar. Sementara bagi kepala sekolah dan pengawas kurikulum berfungsi
pedoman dalam melakukan supervisi atau pengawas. Bagi orang tua kurikulum
berfungsi sebagai pedoman guna membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi
masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan
bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi peserta didik
berfungsi sebagai pedoman belajar (Mida Latifatu, 2013:
a. Fungsi kurikulum bagi siswa
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek
didik, terdapat enam fumgsi kurikulum (Mida Latifatu, 2013: 19-24)
yaitu :
1) Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan setiap peserta
didik agar memiliki sifat well adjusted yaitu kemampuan untuk
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya, baik lingkunganfisik
maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa
mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu,
peserta didik pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Tanpa bekal
yang cukup, susah bagi peserta didik untuk melakukan
penyesuaian diri padahal jika ingin konsisten maka dibutuhkan
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
2) Fungsi integrasi (the Integrating Function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi –
pribadi yang utuh. Setiap peserta didik pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu,
peserta didik pun harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat. Sehingga
dengan demikian peserta didik tidak asing di tempat di mana ia
tinggal.
3) Fungsi diferensiasi (The Differentiating Function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan individu peserta didik. Setiap peserta didik
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang
harus dihargai dan dilayani dengan baik. Karena itu seorang guru
dibutuhkan kesabaran dan wawasan yang luas guna menampung
setiap peserta didiknya. Tanpa bekal yang baik sulit bagi seorang
guru untuk memahami setiap karakter atau sifat yang melekat pada
setiap peserta didiknya.
4) Fungsi persiapan (The Propaedeutic Funcion)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik
untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain
itu, kurikulum juga juga diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena suatu
hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Sebab banyak pula
diantara masyarakat Indonesia yang hidupnya masih menengah
kebawah sehingga dengan demikian sangat sulit bagi mereka untuk
bisa membiayai putra putrinya guna mendapatkan pendidikan yang
lebih tinggi .hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi. Karenanya
dengan kurikulum yang direncanakan dengan baik maka akan
menghasilkan pribadi yang baik yang siap menghadapi kehidupan
yang sebenarnya di masyarakat.
5) Fungsi pemilihan (The Selective Funcion)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Sebab setiap peserta didik memiliki
minat dan bakatnya masing-masing, sehingga dengan demikian
peserta didik dapat mengasah potensi yang ia miliki dan bisa
mengembangkan bakat yang menonjol bagi mereka. Fungsi
pemilihan ini juga sangat erat hubungannya dengan fungsi
difererensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual
peserta didik berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut
untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun
secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
6) Fungsi diagnostik (The Diagnostic Funcion)
Fungsi diagnostic mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan
siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan ( potensi )
dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu
memhami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada
pada dirinya, maka diharapkan peserta didiknya dapat
mengembangngkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau
memperbaiki kelemahan-kelemahnnya.
b. Fungsi kurikulum bagi guru
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan (hendyar soetopu dan
wasty soemanto, 1993:18). Sedangkan menurut zulfanur z. firdaus dan
rosmid rosa (1997:1.10) fungsi kurikulum bagi guru yaitu sebagai
pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan pelajaran.
c. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Adapun fungsi kurikulum bagi kepala sekolah yang
diungkapkan oleh Hendyat Soetopo dan Wasty soemanto (Zulfanur Z.
Firdaus dan Rosmid Rosa (1997:1.10) adalah sebagai berikut :
1) Pedoman dalam mengatakan fungsi supervise yaitu memperbaiki
situasi belajar.
2) Pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam memberikan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar.
3) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar
mengajar.
4) Pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan
situasi untuk menunjang situasi belajar anak yang lebih baik.
5) Sebagai seorang administrator. Kurikulum dapat di jadikan
pedoman untuk memperkembangkan kurikulum lebih lanjut.

5. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013.


a. Kelebihan Kurikulum 2013
1) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan
inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya
terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
2) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara
anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
3) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang
pendidikan anak usia dini.
4) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus.
b. Kekurangan Kurikulum 2013
1) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak
pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum
2013.
2) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan
hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
3) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat,
karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

B. Silabus
1. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu
produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart
kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta
uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan
kemampuan dasar.
Jadi, Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

2. Prinsip Pengembangan Silabus


Silabus dibuat tak lepas dari rangkaian produk untuk pengembangan
kurikulum dan pembelajaran. Karena di dalamnya terdapat garis-garis besar
materi yang akan diajarkan. Maka dalaam pengembangannya, silabus memiliki
delapan prinsip:
a. Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yangg menjadi muatan dalaam
silabus harus benar dan dapatt dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalaam silabus sesuai dengaan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalaam mencapai kompetensi.
d. Konsisten. Adanya hubungan yangg konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalaam kehidupan
nyata, dan peristiwa yangg terjadi.
g. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapatt mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yangg
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

3. Manfaat Silabus
Manfaat silabus agar pembelajaran yang berlangsung lebih terarah
sehingga menjadi jelas dan pasti. Namun tak hanya itu saja manfaat silabus. Ada
banyak manfaat silabus antara lain :
a. Pedoman pengembangan pembelajaran, seperti untuk pembuatan
rencana pembelajaran, untuk pembuatan pengelolaan aktivitas atau
kegiatan pembelajaran, dan pengembangan dalaam sistem penilaian.
b. Sumber pokok dalaam penyusunan rencana pembelajaran, seperti
penyusunan rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi
maupun satu kompetensi dasar.
c. Pedoman perencanaan pengelolaan kegiatan belajar, baik pengelolaan
kegiatan belajar yangg dilakukan secara klasikal, kelompok kecil
maupun pembelajaran yangg dilakukan secara individual.
d. Pedoman untuk pengembangan sistem penilaian. Ini memang menjadi
salah satu peran utama silabus. Ia menjadi pengembang sistem
penilaian, jika berbasis kompetensi maka sisem penilaian yang
dilakukan harus mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar
dan pembelajaran yang termuat di dalam silabus.

4. Komponen-Komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa
komponen, sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah
kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu,
kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu
mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus
dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam
dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat
dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata
pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus
berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai
dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen
Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu
tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.
Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang
perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan
kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan
materi standar yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,
keterampilan,maupun sikap.
d. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain
kompetensi dasar.Indikator dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda
yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda diri siswa.Tanda-
tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target
kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
e. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari
siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan
dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator  pencapaian belajar.Secara umum  materi
pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:  fakta, konsep,
prisip, dan prosedur.
f. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi
kegiatan  tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar).
g. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai
masing-masing kompetensi dasar.
h. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur  keberhasilan belajar siswa.
i. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar
yang  digunakan dalam proses belajar mengajar.
C. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri
atas satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus berupa kegiatan konkrit
yang dilakukan oleh guru di kelas dalam mendampingi peserta didik. Satu hal
yang sangat penting yaitu kegiatan pembelajaran harus diarahkan agar berfokus
pada peserta didik, sedangkan guru berperan sebagai pendamping. Artinya ketika
guru memilih metode atauendekatan harus memungkinkan siswa berperan aktif
dan berinteraksi dalam pembelajaran.

2. Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


a. Identitas
Identitas RPP meliputi: Nama sekolah, Mata Pelajaran,
Kelas/Semester,dan Alokasi Waktu/ Jumlah Pertemuan.
b. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi peserta didik dalam
menguasai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Diharapkan dapat
dicapai oleh setiap kelas materi dan/ atau semester pada suatu mata
pelajaran.
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemempuan yang harus
dikuasai peserta didik, dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indicator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d. Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi
untuk menunjukan pencapaian kompetensi tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran.
e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang akan dicapai peserta didik sesuai kompetensi dasar.
f. Materi pembelajaran
Materi  pembelajaran  memuat  fakta,  konsep,  prinsip, 
prosedur  yang  relevan dan  ditulis dalam bentuk butir‐butir uraian
sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
g. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat
menciptakan suasana belajar yang komunikatif agar peserta didik dapat
mencapai kompetensi dasar atau indikator yang telah ditetapkan.
h. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan hendaknya disesuaikan
dengan metode pembelajaran yang digunakan sehingga akan
mempermudah siswa dalam mencapai KD yang telah ditetapkan.
i. Kegiatan pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran harus memuat langkah – langkah
sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Merupakan kegiatan awal yang dapat dilakukan untuk
memotivasi peserta didik atau merangsang peserta didik agar turut
aktif dalam pembelajaran.
2) Inti
Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar. Proses pembelajaran harus berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
siswa agar berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung.
3) Penutup
Merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menyimpulkan apa
yang telah dipelajari, penilaian dan refleksi, umpan balik dan/ atau
tindaklanjut.
j. Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan harus berdasarkan standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan indicator pencapaian kompetensi.
k. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur penilaian proses dan hasil belajar mengacu pada
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu pada Standar Penilaian.
BAB III
HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah
NPSN : 10307638
NSS : 802086105004
Nama Sekolah : SLB Autisma YPPA
Alamat : Jl. Garuda II RT.07 RW.01 Kel Andalas Kec. Padang Timur
Telepon : 07517879974
Kepala Sekolah : Rafmateti, S.Pd
Visi : “Menjembatani peserta didik untuk mendapatkan
kesempatan sekolah disekolah reguler atas dasar pemikiran
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang
layak, serta  hak aksesibilitas untuk mendapatkan akses ke
sekolah reguler/ umum”.
Misi : (a) Meningkatkan kualitas oranisasi dan manajemen sekolah
dalam menumbuhkan keunggulan dan kompetitif, (b)
Meningkatkan kualitas KBM dalam penanganan ABK, (c)
Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam
mewujudkan standar Pelayanan Minimal (SPM), (d)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasana
pendidikan dalam melayani ABK, (e) Meningkatkan kualitas
SDM dan kualitas pembinaan kesiswaan dalam mewujudkan
kemandirian siswa, (f) Meningkatkan kuantintas dan kualitas
siswa yang inclusi/mainstreaming ke sekolah reguler melalui
pendekatan individual dan klasikal.
Website : http://pkh-autismayppasumbar.sch.id
E-mail Kepsek : rafmateti_yppa@yahoo.co.id
Email TU : try_indaria@yahoo.com
B. Laporan Observasi
Observasi tentang pembelajaran matematika di SLB Autisma YPPA
Padang kami laksanakan pada hari Sabtu, 04 Februari 2017. SLB YPPA Padang
merupakan sekolah yang menampung anak autis untuk diterapi maupun
pengembangan akademik serta minat bakat anak. Gangguan autistik ditandai
dengan tiga gejala utama yaitu gangguan interakasi sosial, gangguan komunikasi,
dan perilaku yang stereotipik. autisme ialah anak yang mengalami gangguan
berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta mengalami gangguan sensori, pola
bermain, dan emosi. Adapun pelaksanaan Observasi tersebut kami laksanakan
dengan pengamatan selama kegiatan proses pembelajaran, tanya jawab dengan
guru pengampu mata pelajaran Matematika, dan dikuatkan dengan dokumentasi
tentang proses pembelajaran yang kami Observasi. Secara prosedural pelaksanaan
Observasi yang kami lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kurikulum yang Berlaku di SLB Autisma YPPA Padang
SLB YPPA Padang menggunakan kurikum 2013, dimana
pelaksanaan proses pembelajaran salah satunya mencakup aspek
pembelajaran matematika. Proses pembelajaran tidak menggunakan silabus,
dimana bahan materi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) diambil dari buku guru dan buku siswa yang telah disediakan oleh
sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran matematika telah terangkum secara
menyeluruh dalam RPP yang telah dibuat oleh guru namun dalam
pelaksanaannya RRP tersebut dimodifikasi sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa yang bersangkutan.
2. Beban Belajar Kurikulum 2013
Beban belajar yang diberikan oleh guru ke siswa bertambah
sedangkan menurut guru tidak sesuai dengan kemampuan anak autis yang
lebih memerlukan kemampuan vokasional.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran
guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu
dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
3. Penerapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 akan terealisasi jika semua unsur melaksanakanya.
Unsur di sini mempunya arti luas, unsur yang dimaksud adalah berbagai
lapisan. Dimulai dari pemerintah tentang penerapan kurikulum ini dan
sarana prasarana yang harus diberikan kepada setiap sekolah. Jika, sarana
dan prasarana telah disiapkan maka guru-guru di sekolah harus siap dengan
penerapan kurikulum 2013 ini. Diusianya mereka pasti lebih menginginkan
cara belajar yang nyaman, menyenangkan, dan tidak membosankan,
misalnya penerapan belajar menggunakan permainan sehingga membuat
siswa aktif.
Selain pemeritah dan guru-guru yang terlibat dalam penerapan
kurikulum 2013 ini, masyarakat dan keluarga merupakan peran penting
untuk menerapkan inti dari kurikulum 2013. Misalkan dilingkungan
keluarga ibu dan ayah harus bisa memantau dan menerapkan inti dari
kurikulum 2013, contoh kecil menyuruh anaknya untuk beribadah sholat
dan bersosialisai dengan teman-teman dekatnya. Lingkungan masyarakat
juga sangat berpengaruh besar dalam hal ini, karena masyarakat bisa
mempengaruhi pola hidup anak didik itu, misalkan dilingkungannya jarang
sekali anak yang mengaji atau belajar dengan sendirinya anak itu akan
melihat teman-temanya bermain dan maka dengan keluguan atau kepolosan
anak pasti tertarik untuk bermain. Tetapi akan positif jika permainanya
beredukasi dilingkungan masyarakat tersebut. Jadi kurikulum 2013 akan
terealisasi jika semua unsur saling mendukung.
4. Persiapan kurikulum 2013
Di SLB Autis YPPA guru-guru harus siap karena untuk
membuktikan keprofesionalan mereka. Persiapan yang dilakukan oleh guru-
guru adalah mulai mempelajari dan memahami kurikulum 2013 diberbagai
media sosial dan mulai mengkajinya, tetapi ada beberapa guru yang
kebingungan untuk menerapkan kurikulum 2013, karena kurikulum 2013
mengharuskan siswanya sudah bisa membaca dan menulis setelah
mendaftar sekolah maka penerapanya harus seperti apa karena tema yang
diberikan sudah ditetapkan, maka solusi lain terlebih dahulu dipentingkan
kemampuan vokasional. Ini yang jadi permasalahan di sekolah luar biasa
dalam penerapan kurikulum 2013. Guru sangatlah berperan penting di slb
karena mereka harus banyak memberikan materi dasar supaya di kelas-kelas
berikutnya mengikuti, tetapi disisi lain juga disiapkan khusus pelatih yang
mengisi kelas itu untuk meningkatkan kemampuan siswa sesuai bakat minat
mereka.
5. Strategi Pembelajaran
Tidak jauh beda dengan metode pada KTSP, SLB Autisme YPPA
Padang menggunakan metode pembelajaran :
a. Ceramah
Ceramah adalah strategi mengajar anak autis dengan cara
ceramah dengan secara pelan-pelan dan berulang-ulang. Dengan
tekhnik seperti ini, anak autis diharapkan agar memahami apa yang
telah guru sampaikan dan mempaktekannya dalam kehidupan
sehari-harinya.
b. Menulis
Menulis adalah pelatihan yang memanfaatkan motorik anak
agar dapat menunjang dan mendukung proses pemahaman anak
pada pelajaran.
c. Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh guru untuk memantau anak
dalam proses pembelajaran. Bila anak melakukan kesalahan, dapat
dikoreksi dan apabila benar maka diberi pujian agar anak lebih
bersemangat dalam belajar.
6. Media
Alat atau media yang digunakan oleh guru dalam mengajar sangat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan anak dan materi pada RPP sehingga
proses belajar mengajar lebih kondusif. Media yang digunakan diantaranya:
media gambar, puzzle, benda asli, maupun benda tiruan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan, SLB
YPPA Padang sudah menggunakan kurikulum 2013 dan guru membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum, hanya saja materi
pembelajaran dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan anak didik.
Dalam memberikan pembelajaran Matematika, guru menggunakan
berbagai pendekatan serta media pembelajaran yang bervariasi seperti media
gambar, media tiruan, maupun media asli.

B. Saran
Kurikulum yang ada sekarang belum bisa dipaksakan terealisasikan di
SLB YPPA Padang, dimana yang kita lihat, belum terlaksana sempurna karna
kesulitan untuk menyesuaikan dengan anak.
DOKUMENTASI

Saat proses wawancara dengan salah satu guru SLB YPPA Padang

Contoh media pembelajaran yang digunakan SLB YPPA Padang


DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan


Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Anda mungkin juga menyukai