Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH : Desain Kurikulum

DOSEN PENGAMPU : Waddi Fatimah, S.Pd.,M.Pd

MAKALAH

Hubungan Pendidikan dan Mobilitas

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

1. Rawina ( C1C119043 )
2. Novianti ( C1C119038 )
3. Supiana Doni ( C1C119033 )

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hubungan Pendidikan dan Mobilitas” tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai


kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun segi bahasa. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif
untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya.

Makassar ,03 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Mobilitas .................................................


B. Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial...........................................
C. Faktor-Faktor Penghambat Mobilitas Sosial........................................
D. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial......................................................
E. Dampak Mobilitas Sosial......................................................................
F. Hubungan Pendidikan dan Mobilitas Sosial.........................................
G. Peran Pendidikan Dalam Mobilitas Pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang jauh dari


apa yang diharapkan. Masalah dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat
bermacam-macam, meliputi hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek
lain dalam masyarakat, hubungan antar manusia di dalam sekolah,pengaruh
sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak sekolah dan lembaga
pendidikan dalam masyarakat.Untuk itu, para guru dan calon guru harus
paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan
dalam kegiatan pendidikan.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan tali untuk mengantarkan


peserta didik menuju pada kesadaran sosial yang lebih tinggi dari sebelum ia
mengenyam pendidikan. Namun, kadang dalam perjalanannya pendidikan
kerap kali malah memisahkan pesrta didik dari kehidupan sosialnya. Hal ini
terjadi karena pendidikan yang diberikan bukan lagi berbasis akan realitas
masyarakat. Akan tetapi lebih berorientasi apada pemenuhan kebutuhan pasar
baik yang sekarang ataupun yang akan datang. Sehingga peserta didik setelah
selesai mendapatkan pendidikan bukan peka akan realitas sosial malah hilang
dari realitas sosial yang ada dimasyarakat.

Melihat realitas tersebut perlu kiranya merubah akan orientasi dari


pendidikan tersebut. Agar pendidikan dapat memainkan peranannya sebagai
motor penggerak mobilitas sosial. Sebab, pendidikan sebagai pembentuk
intelektual peserta didiknya merupakan faktor yang sangat penting dalam
peruabahan yang terjadi di masyarakat. Bahkan boleh dikatakan, perubahan
dalam kalangan masyarakat tergantung akan pendidikan apa yang diterima
oleh peserta didiknya. Sebagai contoh, apabila pendidikan mengajarkan
bahwa komunis, kapitalisme, dan anakirme tidak baik. Maka peserta didik
tidak akan melakukan hal tersebut. Misalnya juga, bahwa untuk dapat
mendekatkan diri kepada Tuhan harus dengan peka terhadap realitas sosial
maka peserta didik yang dihasilkan akan selalu melakukan analisa
sosial.Mobilitas sebagai salah satu indikator bahwa masyarakat kita
mengalami kemajuan atau tidak cukup pantas kiranya dijadikan sebuah
orientasi dari pendidikan. Sebab, tanpa adanya mobilitas sosial masyarakat
tidak mungkin untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan mobilitas sosial?
2. Apa sajakah faktor-faktor pendorong mobilitas sosial?
3. Apa sajakah faktor-faktor penghambat mobilitas sosial?
4. Bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial?
5. Bagaimanakah dampak mobilitas sosial?
6. Bagaimanakah hubungan pendidikan dan mobilitas sosial?
7. Bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas sosial?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan
mobilitas sosial.
2. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor pendorong mobilitas sosial.
3. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor penghambat mobilitas sosial.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah dampak mobilitas sosial.
6. Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan pendidikan dan mobilitas
sosial.
7. Untuk mengetahui bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Mobilitas Sosial


1. Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”


yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti
pengembangan dan bimbingan. Istilah pendidikan dalam islam disebutkan
tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan.

Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi


pendidikan oleh ahli, diantaranya sebagaimana yang dikemukakan oleh
Ahmad D.Marimba memberikan pengertian pendidikan dengan bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap peserta didik menuju
terbentuknya pribadi yang utama. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai
kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri
dan bertanggun jawab.

2. Pengertian Moilitas Sosial

Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau


perpindahan golongan yang cukup banyak. Orang naik atau turun
statusnya dalam berbagai sistem status dalam masyarakat itu yang
didasarkan atas golongan sosial, kekayaan jabatan, kekayaan dan
sebagainya. Perpindahan orang dari golongan sosial yang lain, yang lebih
tinggi atau lebih rendah disebut mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial
ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda
dengan sebelumnya. Sedangkan menurut Haditono mobilitas sosial adalah
perpindahan seorang atau sekelompok orang dari kedudukannya yang satu
ke kedudukan lain. Kedudukan dapat berarti: situasi tempat, dapat pula
berarti status. Berikut adalah pengertian mobilitas sosial menurut para ahli:

a. Menurut Soerjono Soekanto:Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam


struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial.
b. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack:Mobilitas sosial adalah
suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
c. Menurut William Kornblum:Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-
individu, keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke
lapisan sosial lainnya.
d. Menurut H.EdwardRansford: Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas
atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
e. Menurut Robert M.Z. Lawang:Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke
dimensi yang lainnya.
f. Menurut Horton dan Hunt: Mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

Jadi dapat disimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan


posisi seseorang atau kelompok dari lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan
yang lain. Mobilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu mobilis yang berarti
mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke tempat lain. Dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Mobilitas sosial
merupakan suatu konsep dinamika sosial yang secara harfiah seringkali
diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau berubah
posisi sosial seseorang atau sekelompok orang pada saat yang berbeda.
B. Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1. Status Sosial

Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memlih atau


mengubah status sosial yang mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini
sangat tergantung pada sistem stratifikasi sosial yang terdapat dalam
masyarakat. Pada sistem pelapisan yang terbuka , individu memilik
peluang besar untuk melakukan untuk melakukan mobilitas antar kelas.
Sedangkan pada sistem tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat
terjadi meskipun sangat terbatas dan berjalan lambat. Pada sistem
pelapisan tertutup, status yang ada dipaksakan oleh keadaan untuk
diterima. Meskipun terjadi perubahan , berjalan dalam waktu yang lama
setelah melewati beberapa generasi.

2. Keadaan Ekonomi

Terdapat perbedaan latar belakang ekonomi keluarga dari setiap


individu. Tetapi, masing-masing individu pasti berusaha untuk
memperbaiki dan meningkatkan keadaan ekonominya menjadi lebih baik
dari semula. Jadi, mobiltas sosialdisebabkan oleh suatu sikap yang tidak
menerima keadaan ekonomi yang sudah dimiliki sebelumnya.

3. Situasi Politik

Situasi politik dalam suatu masyarakat sangat di pengaruhi aspek-


aspek lain sehingga perubahan dan kebijakan politik akan memberikan
peluang untuk melakukan mobiltas vertikal maupun horizontal.

4. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang tidak di imbangi dengan penyediaan


atau pengembangan kebutuhan dapat menjadi beban. Hal ini mudah di
mengerti karena sejumlah kebutuhan harus dibagi-bagi untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang semakin banyak jumlahnya sehingga tingkat
kesejahteraan berkurang, bahkan mengarah pada kemiskinan.

C. Faktor-Faktor Penghambat Mobilitas Sosial


1. Perbedaan Ras dan Agama

Diskriminasi (pembedaan) ras mash banyak terjadi di dunia, baik


yang secara terbuka maupun secara terselubung. Perbedaan ini terutama di
rasakan oleh ras minoritas. Biasanya pemerintah suatu negara menerapkan
kebijakan tertentu yang membatasi hak-hak ras minoritas tersebut, seperti
yang terjadi pada ras aborigin di Australia atau ras Indian di Amerika
Serikat.

2. Diskriminasi Kelas

Hambatan juga dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan


terhadap kelas sosial tertentu. Misalnya, pada zaman kolonial Belanda di
Indonesia, sekolah formal hanya dapat di ikuti oleh anak-anak Belanda,
warga asing (khususnya dari Asia Timur) dan kaum bangsawan pribumi
yang memperoleh dukungan dari pemerintah kolonial Belanda.

3. Pengaruh Sosialisasi yang Kuat

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak berpartisipasi


menjadi anggota masyarakat. Jika proses sosialisasi ini berjalan baik, maka
pola-pola prilaku, cara pandang, dan persepsi, akan tertanam dengan
sangat kuat sehingga sulit dipengaruhi oleh unsur-unsur yang dianut kelas
sosial lainnya. Misal, pada umumnya seorang anak yang dibesarkan
dalam keluarga yang tinggal di pedesaan sederhana akan menghayati
semua norma dan nilai-nilai keluarganya, sehingga akan menolak atau
bahkan menghindar bila bertemu dengan tata nilai dan norma dalam
masyarakat kota yang dianggap tidak pantas dilakukan.

4. Kemiskinan

Banyak ilmuan yang menjadiakn kemiskinan ( kemiskinan


material ) sebagai dasar permasalahan sulitnya masyarakat berubah dari
kelas bawah ke kelas menengah ataupun atas. Masyarakat miskin tidak
memiliki akses yang memadai atas saran informasi dan pendidikan,
sehingga akhirnya tertinggal dari kelompok lain dan dari generasi ke
generasi akan tetap berada pada kelas sosial yang sama.

5. Perbedaan Jenis Kelamin

Meskipun telah disinggung sebelumnya bahwa sosiologi tidak


memandang status sosial pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada
kenyataannya masih banyak masyarakat yang memandang bahwa pria
lebih superior. Hal ini memengaruhi pencapaian prestasi, kekuasaan, dan
status sosial yang dicapai oleh kebanyakan kaum wanita di seluruh dunia.

D. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial

Gerak sosial atau sosial mobility adalah suatu gerak dalam struktur
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam
kelompok dan hubungannya adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur
sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak
sosial yang horizontal dan vertikal. Gerak sosial horizontal merupakan
peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial
ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya, seseorang yang beralih
kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga
peralihan lainnya. Dengan adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial.
Gerak sosialvertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek
sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang tidak
sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang
vertikal, yaitu yang naik (social-climbing) dan turun (social-sinking).Dalam
pelapisan masyarakat, semakin seimbang kesempatan-kesempatan untuk
mendapatkan kedudukan tersebut akan semakin besar gerak sosial. Itu berarti
bahwa sufat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Dalam sisyem
lapisan terbuka, kedudukan apa yang hendak dicapai semuanya terserah pada
individunya.

Menurut Pitirim A Sorokin, gerak sosialvertikal mempunyai saluran-


saluran dalam masyarakat. Proses gerak sosialvertikal melalui saluran
tersebut disebut social circulation. Sebagai contoh lembaga pendidikan
sebagai saluran gerak sosial seperti sekolah, pada umumnya merupakan
saluran konkrit gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat
dianggap sebagai sosial elevator yang bergerak dari kedudukan-kedudukan
yang paling rendah ke kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang
dijumpai keadaan disekolah-sekolah tertentu hanya dapat dimasuki oleh
golongan-golongan masyarakat tertentu di Indonesia sendiri, secara relatif
dapat ditelaah kedudukan apa yang ditempati oleh lapisan yang rendah maka
dia akan menjadi saluran geraksosial yang vertikal. Adapula mobilitas
antargenerasi (Perpindahan Status yang dilakukan oleh dua generasi. Misal
orang tua dengan anak-anaknya) dan mobilitas intragenerasi (terjadi dalam
satu kelompok generasi yang sama).

Adapun cara melakukan mobilitas diantaranya yaitu:


1. Perubahan standar hidup melalui perkawinan

Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat


tinggal yang baru mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang
lebih tinggi.

2. Perubahan tingkah laku

Manusia memerlukan kedudukan dan peranan didalam masyarakat


dalam hal ini tidak selalu sama dalam hal pemenuhannya. Maka tidak
dapat dihindarkan bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa macam
sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau
melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan posisinya
dalam masyarakat. Dengan demikian mau tidak mau maka harus ada
pelapisan masyarakat dan mobilitas sosial karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan
individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan
mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan
kedudukan dan peranannya.

Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya dorong agar


mesyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi wujudnya
dalam setiap masyarakat juga berlainan, karena tergantung pada bentuk
dan kebutuhan masing-masing masyarakat jelas bahwa kedudukan dan
peranan yang dianggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan
dan peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan
latihan-latihan yang maksimal.

E. Dampak Mobilitas Sosial


1. Mendorong Seseorang Untuk Maju

Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan
termotivasi atau terdorong untuk lebih berprestasi dan lebih maju sehingga
dapat mempertahankan, atau bahkan meningkatkan, status sosialnya ke
jenjang kelas yang lebih tinggi lagi. Misalnya seorang staf dipromosikan
menjadi pemimpin unit di kantornya.

2. Mempercepat Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial yang meliputi


lembaga-lembaga tempat individu menjadi bagiannya. Melalui mobilitas
sosial, seseorang termotivasi untuk melakukan perubahan pola
perilakunya.

3. Menimbulkan Kecemasan dan Ketegangan

Seseorang yang mengalami penurunan ke kelas sosial yang lebih


rendah akan mengalami kecemasan sebab fasilitas dan kemudahan-
kemudahan yang sebelumnya dia miliki dan dinikmati dalam melakukan
aktivitas sehari-hari tidak lagi dimiliki.

4. Keretakan Hubungan Dalam Kelompok

Keretakan hubungan dalam kelompok primer terjadi ketika salah


seorang yang mulanya merupakan anggota suatu kelompok kemudian
mengalami perpindahan kelas sosial ke kelas sosial yang lebih rendah atau
lebih tinggi. Misal, seseorang yang berasal dari kelompok masyarakat
petani di suatu kampung kemudian memperoleh jabatan yang lebih tinggi
disuatu lembaga pemerintahan.

F. Hubungan Pendidikan dan Mobilitas Sosial

Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang


lebih baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh
makin besar harapan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka
kesempatan untuk ke golongan sosial yang lebih tinggi. Pendidikan dilihat
sebagai kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu kegolongan yang
lebih tinggi. Dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas
sosial. Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial
seseorang yang sukar ditembus karna sistem golongan yang ketat. Para tokoh-
tokoh pendidikan banyak yang menaruh kepercayaan akan keampuhan
pendidikan untuk mengubah dan memperbaiki nasib seseorang. Dengan
memperluas dan meratakan pendidikan diharapkan dicairkannya batas-batas
golongan-golongan sosial.

Diharapkan kesempatan belajar yang sama membuka jalan bagi seriap


peserta didik untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Kewajiban
belajar atau pendidikan universal memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang sama bagi semua peserta didik dari semua golongan sosial. Dengan
demikian perbedaan golongan sosial akan dikurangi sekalipun tidak dapat
dihapuskan sepenuhnya. Dalam kenyataan cita-cita itu tidak mudah
diwujudkan.

Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang


dikemukakan Robert G. Burgess dalam Bahar (1989: 37) bahwa sistem
pendidikanlah yang menjadi mekanisme mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid
(1989: 37) menyatakan bahwa pendidikan memainkan peranan penting dalam
mobilitassosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan tertentu.
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas sosial, kita mengetahui
bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan
jenis pekerjaan.

Ada beberapa hal dalam melihat hubungan antara pendidikan dengan


mobilitas sosial yaitu: kesempatan pendidikan yang banyak ditentukan oleh
faktor-faktor tertentu antara lain kedudukan atau status sosial masyarakat.
Kalangan masyarakat bawah menginginkan terjadinya perubahan atau
mobilitas sosial melaui pendidikan. Selain itu juga untk mendapatkan
pekerjaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan,
akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan
mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Kesempatan pekerjaan antara
satu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda karena mobilitas sosial
dipengaruhi adanya pendidikan, maka pendidikan menghasilkan kualifikasi
yang lebih banyak.Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial
dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan
sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.

G. Peran Pendidikan Dalam Mobillitas Sosial

Pendidikan dalam kaitannya dengan mobilitas. Yang pertama berakhir


pada jabatan mandor, dan yang lainya bermula dari kedudukan “sosial hanya
satu, tapi dua mobilitasarus mampu untuk mengubah mainstream peserta
didik akan realitas sosialnya. Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas
yang penting. Pendidikan dapat menjadi penyandar bagi mobilitas. Artinya,
dari ketiga pendidikan yang ada, formal, informal, dan nonformal,
nampaknya dua dari tiga pendidikan tersebut dapat diandalkan. Pada
pendidikan formal dunia pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai
kepemilikan ijazah tanda lulus seseorang untuk naik jabatan dan naik status.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman kemudian mereka lebih
mempercayai kemampuan individu atau skill yang harus menghormati
kepemilikan ijazah yang kadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Inilah
yang ahirnya memberikan peluang bagi tumbuhnya pendidikan nonformal
yang lebih bisa memberikan keterampilan praktis bagi kebutuhan dunia kerja
yang tentunya memiliki pengaruh bagi seseorang.
Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah
pendidikan kritis yang pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab,
pendidikan kritis mengajarkan kita selalu memperhatikan kepada kelas-kelas
yang terdapat di dalam masyakarakat dan berupaya memberi kesempatan
yang sama bagi kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh pendidikan.
Disini fungsi pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang
berkelanjutan. Akan tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan
perubahan dalam masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman
kepada peserta didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan
mobilitas sosial. Pendidikan yang diinginkan oleh masyarakat adalah proses
pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup
dalam pergaulan manusia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam


membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggun
jawab. Sedangkan mobilitas sosial adalah gerak dalam suatu struktur sosial
atau perpindahan seseorang atau kelompok dari kedudukannya yang satu ke
kedudukan lainnya. Terdapat banyak faktor penghambat dan pendorong
timbulnya mobilitas sosial. Oleh karena itu pendidikan untuk mencapai
mobilitas sosial ini maka pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang
penting. Selain itu, kita harus mengupayakan supaya semua masyarakat
memperoleh kesempatan pendidkan yang sama tanpa memandang perbedaan
status sosial.

B. Saran

Sebagai seorang pendidik sebaiknya bisa menjadi pendidik yang baik


yang membimbing serta memberikan solusi bagi semua peserta didiknya serta
dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya maupun peserta
didiknya secara optimal. Dengan adanya mobilitas sosial dalam pendidikan
ini diharapkan semua masyarakat memperoleh kesempatan pendidkan yang
sama tanpa memandang perbedaan status sosial yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA

http://rinitarosalinda.blogspot.com/2019/06/pendidikan-dan-mobilitas-
sosial.html?m=1#:~:text=Pendidikan%20merupakan%20anak%20tangga
%20mobilitas%20yang%20penting.&text=Menaiki%20tangga%20mobilitas
%20yang%20kedua,anak%20golongan%20rendah%20dan%20menengah

Anda mungkin juga menyukai