Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal IAIN BATUSANGKAR

PENGAJARAN MIKRO
Suatu Pendekatan Menuju Guru Profesional

Oleh: Nurlaila*

Abstract

Microteaching plays very important roles in preparing (candidate) teachers to become professional
since through practices on microteaching approach, basic teaching skills can be fully understood and
practiced by the candidate teachers. Consequently, the teachers can achieve the effectiveness of
teaching, that is, the accomplishment of goals and satisfactory learning outcomes.

Kata kunci: pengajaran mikro, keterampilan dasar mengajar, guru profesional

PENDAHULUAN kembangkan pengajaran mikro (micro


teaching) guna menunjang Praktek Peng-

P
ersiapan materi yang bersifat teo-
ritis penting artinya dalam mem- alaman Lapangan (PPL), artinya se-
persiapkan calon guru, namun belum calon guru dikirim ke sekolah-
latihan praktis tidak kalah pentingnya sekolah untuk mengikuti Praktek Peng-
dari semua teori itu. Praktek Pengalaman alaman Lapangan (PPL) mereka terlebih
Lapangan (PPL) di sekolah-sekolah me- dahulu dilatih melaksanakan pengajaran
rupakan media terbaik untuk melatih mikro (micro teaching).
calon guru dalam mengajar dan melatih Dalam pengajaran mikro, calon
kemampuan mereka dalam menguasai guru (praktikan) dilatih untuk menguasai
keterampilan-keterampilan mengajar ter- sejumlah keterampilan, melakukan ber-
sebut sebelum terjun ke lapangan pen- bagai bentuk langkah dan kegiatan, yang
didikan yang sesungguhnya dimana me- dilanjutkan dengan diskusi tentang mas-
reka sudah jauh dari bimbingan, arahan alah-masalah yang dihadapi, dengan
dan pantauan pembimbing. menggunakan rekaman video, dihadiri
Berlatih mengajar di kelas dengan dosen pembimbing, dan saling bertukar
peserta didik 40 orang dan alokasi waktu peran antara praktikan. Bagaimana kon-
40 menit dalam satu pertemuan merupa- sep pengajaran mikro, apa latar belakang
kan pekerjaan yang tidak mudah bagi historis dan teoritis yang mendasarinya,
seorang calon guru yang sedang berlatih keterampilan mengajar apa saja yang
(praktikan), perhatiannya sering tertuju dilatihkan dalam pengajaran mikro, apa
pada peserta didik yang sedang belajar saja macam-macamnya dan apa man-
sehingga terabaikan tujuan utamanya faatnya?
bahwa dia sedang belajar mengajar.
Bahkan jika praktikan mengalami keke- KONSEP PENGAJARAN MIKRO
liruan mengajar akan berakibat langsung
pada sekian banyak peserta didik. Untuk Micro teaching berasal dari dua
melengkapi kekurangan tersebut, di- kata yaitu micro berarti kecil, terbatas,

* Penulis adalah Asisten Ahli dalam Mata Kuliah Bahasa Arab pada STAIN Batusangkar
72
73 Nurlaila, Pengajaran Mikro Suatu Pendekatan Menuju Guru Profesional

sempit dan teaching berarti mengajar. memberikan latihan, mengevaluasi ke-


Jadi, micro teaching berarti suatu mampuan siswa dalam materi tertentu,
kegiatan mengajar yang dilakukan de- memberikan pertanyaan, membetulkan
ngan cara menyederhanakan atau me- kesalahan dan lain sebagainya. Praktikan
ngecilkan seluruh aspek yang ada dalam bisa melaksanakan kegiatan ini satu kali,
pembelajaran, seperti jumlah murid, dua kali atau lebih sampai betul-betul
waktu, bahan mengajar dan membatasi menguasai keterampilan yang dilatihkan.
keterampilan mengajar tertentu. Dengan Berlatih salah satu keterampilan
micro teaching ini akan dapat diiden- dari beberapa keterampilan tidak boleh
tifikasi berbagai keunggulan dan kele- menghabiskan semua waktu yang dise-
mahan pada diri calon guru secara diakan untuk pelajaran, melainkan harus
akurat. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagian saja sesuai dengan karakter-
dengan pengajaran mikro. istik keterampilan yang dilatihkan.
Pengajaran mikro merupakan suatu Membuka pelajaran misalnya, biasanya
pendekatan dalam pengajaran, dimana tidak lebih dari lima menit, memberikan
guru berlatih melaksanakan proses pem- satu latihan mungkin tidak lebih dari tiga
belajaran yang sebenarnya dengan di- menit, menimbulkan rasa ingin tahu
mikrokan menyerupai ruangan kelas se- siswa atau memberikan pertanyaan atau
bagaimana biasanya, dan mencakup se- menjawab pertanyaan tidak lebih dari
luruh aspek yang mesti ada dalam proses satu menit, sedangkan menjelaskan ma-
pembelajaran sebagaimana biasanya. teri sekitar lima sampai sepuluh menit.
Dalam kelas kecil itu, agar mendalam Di samping itu, Cassel (1988: 5) men-
biasanya guru hanya melatihkan satu jelaskan bahwa kelas harus dimikrokan
atau dua keterampilan mengajar, sebe- sehingga lebih kecil dari sepuluh orang,
lum masuk pada keterampilan yang baru dan mereka ini terkadang adalah siswa
(al-Fara, 1999). Mc. Laughlin dan Moul- yang sebenarnya sedang belajar suatu
ton (1975:9) menyatakan micro teaching materi, atau terkadang teman-teman dari
is as performance training method guru yang sedang berlatih yang duduk di
designed to isolate the component parts bangku belajar, mendengarkannya, ber-
of the teaching process, so that the interaksi dengannya sebagaimana layak-
traince can master each component one nya mereka adalah siswa yang sebenar-
by one in a simplifield teaching nya yang sedang belajar suatu materi
situation. pelajaran. Dan hal yang kedua inilah
Pengajaran mikro dilakukan de- yang sering diikuti dalam pengajaran
ngan melatih calon guru dalam meng- mikro dalam program pembelajaran.
ajarkan sebagian dari beberapa bagian Pada pengajaran biasa di kelas
materi pelajaran atau suatu keterampilan semua komponen keterampilan mengajar
dari beberapa keterampilan dengan ba- dilakukan oleh (calon) guru secara
tas-batas yang telah ditentukan, dan terintegrasi. Sedangkan pada pengajaran
biasanya juga memberikan batasan- mikro, calon guru hanya melakukan 1-2
batasan bagi siswanya yang terdiri dari komponen keterampilan saja, secara
rekan-rekan calon guru yang berlatih terisolasi. Setelah calon guru menguasai
tersebut. Calon guru yang berlatih (prak- beberapa keterampilan, maka ia mulai
tikan) harus memperhatikan aspek waktu berlatih melakukan beberapa komponen
serta kegiatan-kegiatan yang mesti ada keterampilan sekaligus secara terinteg-
dalam situasi sebagaimana pengajaran rasi, misalnya menggunakan penguatan
biasanya sehingga praktikan tersebut waktu memberikan pertanyaan. Pemberi-
harus fokus untuk berlatih membuka pe- an waktu disesuaikan dengan komponen
lajaran saja atau menjelaskan pelajaran, yang dilatihkan.
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 80

Berdasarkan konsep di atas, dapat Model pengajaran mikro dilak-


dipahami bahwa pengajaran mikro itu sanakan atas dasar pendekatan beha-
tetap sebagai ”real teaching” tetapi de- viorisme dalam belajar melalui perubah-
ngan memikrokan hampir semua kom- an tingkah laku, sebagaimana menurut
ponen dalam pengajaran berupa jumlah tokoh pembelajaran terprogram B. F
murid, bahan pengajaran, waktu, jenis Skinner, yang menguatkan pentingnya
ketrampilan mengajar yang digunakan umpan balik (feedback) dan penguatan
dan lain-lain. Dengan demikian kegitan langsung (immediate reinforcement) da-
pengajaran tersebut menjadi mudah lam perubahan tingkah laku. Oleh karena
dikontrol dan mudah diidentifikasi ke- itu, guru yang sedang berlatih menjaga
unggulan dan kelemahannya. perilaku yang benar, ketika menerima
tanggapan positif dari dosennya atau dari
audience, dan menjauhi perilaku yang
LATAR BELAKANG HISTORIS salah ketika ada tanggapan negatif dan
DAN TEORITIS PENGAJARAN dia harus memperbaiki penampilannya
MIKRO secara berangsur-angsur sampai pada
Pengajaran mikro muncul pada penampilan yang diinginkan. Agar guru
awal tahun 1960-an, ketika adanya pe- yang berlatih mendapatkan manfaat dari
nerapan pendekatan behaviorisme dalam feedback dan tanggapan untuk memper-
psikologi (behavioral psychology) yang baiki penampilannya, seharusnya ke-
menguasai sistem pembelajaran. Peng- terampilan yang dilatihkan itu sependek
ajaran mikro dalam ilmu-ilmu terapan mungkin. Dari sini, muncul pemikiran
mulai mulai dilaksnakan di Stanford untuk membagi pelajaran menjadi bebe-
University oleh Dwight Allen dan te- rapa bagian, kemudian membagi setiap
man-temannya pada tahun 1961 yang bagian menjadi beberapa keterampilan
dikenal dengan pendekatan Stanford singkat, mungkin guru berlatih berkali-
(Stanford approach), kemudian juga kali sampai betul-betul sempurna ke-
dilekasanakan di University of Cali- ahliannya (Stoddart, 1981: 15).
fornia (Barkeley). Pada waktu itu model Tahun 1971, pengajaran mikro
pengajaran ini dikenal dengan The mulai dikembangkan di negara-negara
Applied Science Model, kemudian se- Asia terutama Malaysia, Pilipina dan
telah itu dilaksanakan dalam lapangan kemudian Indonesia. Hal ini didasarkan
yang lebih luas dalam melatih para pada suatu rekomendasi ”The Second
arsitek dan pekerja di pabrik-pabrik dan Sub-Regional Workshop on Teacher
dalam program latihan tentara Amerika. Education” (Rohani, 1995: 216). Se-
Sejak saat itu, penggunaan model menjak akhir tahun 1980-an dan awal
pengajaran ini dalam program pendidik- tahun 1990-an mulai muncul pengajaran
an praktis bagi guru dalam pembelajaran mikro baru, tetapi bukan dengan pen-
umum telah tersebar di universitas- dekatan behaviorisme tradisional seperti
universitas Amerika, kemudian diguna- yang ada pada 1960-an dan 70-an.
kan di beberapa universitas di Eropa,
khusus di antaranya adalah Inggris pada
awal tahun 1970-an, sehingga muncu KETERAMPILAN-KETERAMPIL-
model dan bentuk baru, bahkan uni- AN DASAR MENGAJAR (TEACH-
versitas-universitas Inggris menetapkan ING SKILLS) YANG DILATIHKAN
pengajaran mikro sebagai bagian men- DALAM PENGAJARAN MIKRO
dasar dalam proses mempersiapkan gu- Keterampilan mengajar penting
ru-guru (Perrot, 1977). bagi seorang guru agar ia menjadi guru
yang profesional, karena di samping
75 Nurlaila, Pengajaran Mikro Suatu Pendekatan Menuju Guru Profesional

harus menguasai substansi bidang studi (teaching skills) yang dapat dilatihkan
yang akan diajarkan, keterampilan dasar dalam pengajaran mikro dan harus di-
mengajar juga merupakan keterampilan kuasai sebelum calon guru melaksana-
penunjang untuk keberhasilannya dalam kan praktik pengalaman lapangan di
proses pengajaran. lembaga-lembaga pendidikan. Kete-
Keterampilan mengajar, seperti rampilan dasar mengajar tersebut adalah:
telah dikemukakan di atas dapat dilatih 1. Keterampilan bertanya
secara terisolasi melalui pengajaran Dalam kegiatan belajar-mengajar,
mikro. Karena situasi belajar mengajar bertanya berperan penting karena
itu sengaja di desain sedemikian rupa pertanyaan yang tersusun dengan baik
sehingga dapat dikontrol, maka pem- dan teknik pelontaran yang tepat juga
bentukan keterampilan baru ataupun akan memberikan dampak positif
pembaharuan sesuatu keterampilan terhadap siswa. Keterampilan dan
mengajar dapat dilakukan secara ter- kelancaran bertanya calon guru perlu
isolasi. Sebagai cara latihan praktik dilatih dan ditingkatkan, baik isi per-
mengajar dalam situasi laboratoris, maka tanyaannya maupun teknik bertanya.
melalui pengajaran mikro calon guru
dapat berlatih berbagai keterampilan 2. Keterampilan memberi penguatan
mengajar (teaching skilsl) dalam ke- Penguatan (reinforcement) adalah se-
adaan terkontrol untuk meningkatkan gala bentuk respons, apakah bersifat
kompetensinya, tetapi pada akhirnya verbal ataupun non-verbal, yang me-
harus dilatihkan penggunaannya secara rupakan bagian dari modifikasi ting-
terintegrasi dalam kegiatan pengajaran di kah laku guru terhadap tingkah laku
kelas. Oleh karena itu, latihan kete- siswa, yang bertujuan untuk mem-
rampilan mengajar melalui pengajaran berikan informasi atau umpan balik
mikro hanya merupakan bagian dari (feedback) bagi sipenerima (siswa)
latihan praktik mengajar. atas perbuatannya sebagai suatu tin-
Allen dan Ryan (dalam Rohani, dak dorongan ataupun koreksi. Atau,
1999: 218) mengemukakan 14 kom- pengautan adalah respons terhadap
ponen keterampilan mengajar berkaitan suatu tingkah laku yang dapat me-
dengan praktik pengajaran mikro, yaitu: ningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Tin-
1. Stimulus Variation dakan tersebut dimaksudkan untuk
2. Set Induction mengganjar atau membesarkan hati
3. Closure siswa agar mereka lebih giat ber-
4. Silence and Non Verbal Cues partisipasi dalam interaksi belajar-
5. Reinforcement of Student Parti- mengajar.
sipation
6. Fluency in asking Questions 3. Keterampilan mengadakan variasi
7. Probing questions variasi stimulus adalah suatu ke-
8. Higher order questions giatan guru dalam konteks proses
9. Divergent questions interaksi belajar-mengajar yang di-
10. Recognizing attending behavior tujukan untuk mengatasi kebosanan
11. Illustrating and use of example siswa sehingga dalam situasi belajar-
12. Lecturing mengajar, siswa senantiasa me-
13. Planned repetition nunjukkan ketekunan, antusiasme,
14. Completeness of communication serta penuh partisipasi, sehingga se-
bagai calon guru harus melatih diri
Sementara itu, Usman (2003) me- agar menguasai keterampilan ter-
ngemukakan 7 keterampilan mengajar sebut.
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 80

4. Keterampilan menjelaskan dengan cara mengemukakan tujuan


keterampilan menjelaskan dalam yang akan dicapai, menarik perhatian
pengajaran adalah penyajian infor- siswa, memberi acuan, dan membuat
masi secara lisan yang diorganisasi kaitan antara materi pelajaran yang
secara sistematik untuk menunjukkan telah dikuasai oleh siswa dengan
adanya hubungan yang satu dengan bahan yang akan dipelajarinya.
yang lainnya, misalnya antara sebab Sedangkan menutup pelajaran
dan akibat, definisi dengan contoh (closure) ialah kegiatan yang dilaku-
atau dengan sesuatu yang belum di- kan oleh guru untuk mengakhiri pe-
ketahui. Penyampain informasi yang lajaran atau kegiatan belajar-meng-
terencana dengan baik dan disajikan ajar. Usaha menutup pelajaran itu di-
dengan urutan yang cocok merupa- maksudkan untuk memberi gambaran
kan ciri utama kegiatan menjelaskan. menyeluruh tentang apa yang telah
Pemberian penjelasan merupakan dipelajari oleh siswa, mengetahui
salah satu aspek yang amat penting tingkat pencapaian siswa dan tingkat
dari kegiatan guru dalam inter- keberhasilan guru dalam proses
aksinya dengan siswa di dalam kelas. belajar-mengajar.
Dan biasanya guru cenderung lebih 6. Keterampilan mengelola kelas
mendominasi pembicaraan dan mem- Pengelolaan kelas adalah keterampil-
punyai pengaruh langsung, misalnya an guru unutk menciptakan dan me-
dalam memberi fakta, ide, ataupun melihara kondisi belajar yang optimal
pendapat. Oleh sebab itu, hal ini dan mengembalikannya bila terjadi
haruslah dibenahi untuk ditingkatkan gangguan dalam proses belajar meng-
keefektifannya agar tercapai hasil ajar. Dengan kata lain kegiatan-ke-
yang optimal dari penjelasan dan giatan untuk menciptakan dan mem-
pembicaraan guru tersebut sehingga pertahankan kondisi yang optimal
bermakna bagi siswa. bagi terjadinya proses belajar meng-
5. Keterampilan membuka dan menutup ajar. Yang termasuk ke dalam hal ini
pelajaran misalnya penghentian tingkah laku
yang dimaksud dengan set induction siswa yang menyelewengkan per-
ialah usaha atau kegiatan yang di- hatian kelas, pemberian ganjaran bagi
lakukan oleh guru dalam kegiatan ketepatan waktu penyelesaian tugas
belajar-mengajar untuk menciptakan oleh siswa, atau penetapan norma
prokondisi bagi siswa agar mental kelompok yang produktif.
maupun perhatian terpusat pada apa Suatu kondisi belajar yang optimal
yang akan dipelajarinya sehingga dapat tercapai jika guru mampu
usaha tersebut akan memberikan efek mengatur siswa dan pengajaran serta
yang positif terhadap kegiatan belajar. mengendalikannya dalam suasana
Dengan kata lain, kegiatan yang di- yang menyenangkan untuk mencapai
lakukan oleh guru untuk menciptakan tujuan pengajaran juga hubungan
suasana siap mental dan menimbul- interpersonal yang baik antara guru
kan perhatian siswa agar terpusat dengan siswa dan antara siswa de-
pada hal-hal yang akan dipelajarinya. ngan siswa merupakan syarat keber-
Kegiatan membuka pelajaran tidak hasilan pengelolaan kelas. Pengelola-
hanya dilakukan oleh guru pada awal an kelas yang efektif merupakan pra-
jam pelajaran, tetapi juga pada awal syarat mutlak bagi terjadinya proses
setiap penggal kegiatan inti pelajaran belajar mengajar yang efektif.
yang diberikan selama jam pelajaran
itu. Hal tersebut dapat dilakukan
77 Nurlaila, Pengajaran Mikro Suatu Pendekatan Menuju Guru Profesional

7. Keterampilan menggunakan media mahasiswa menyelesaikan pendidik-


Dalam proses belajar mengajar ke- annya dan melaksanakan tugas meng-
hadiran media mempunyai arti yang ajar di lapangan.
cukup penting. Karena dalam kegiat- 2. In-service training in microteaching.
an tersebut ketidakjelasan bahan yang Jenis ini meliputi guru-guru yang me-
disampaikan dapat dibantu dengan laksanakan pengajaran dan pada
menghadirkan media sebagai peran- waktu yang sama ia menyampaikan
tara. Kerumitan bahan akan disampai- pelajaran sambil melatihkan satu
kan kepada anak didik dapat diseder- keterampilan tertentu yang belum ia
hanakan dengan bantuan media. Me- latihkan sebelumnya, dengan cara ini.
dia dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata- 3. Continuous microteaching, yaitu
kata atau kalimat tertentu. Bahkan pengajaran mikro yang dilaksanakan
keabstrakan bahan dapat dikonkritkan secara terus-menerus dari awal dan
dengan kehadiran media. Dengan berlanjut terus sampai mahasiswa
demikian, anak didik lebih mudah tamat.
mencerna bahan dari pada tanpa 4. Final microteaching, yaitu pengajaran
bantuan media. mikro yang dilaksanakan oleh prak-
Djamarah (2002: 137) menjelaskan tikan pada tahun akhir pendidikannya.
bahwa peranan media tidak akan terlihat 5. Directed microteaching, yaitu men-
bila penggunaannya tidak sejalan dengan cakup beberapa tipe pengajaran mikro
isi dari tujuan pengajaran yang telah terbimbing seperti modeled micro-
dirumuskan. Karena itu, tujuan peng- teaching dimana dosen pembimbing
ajaran harus dijadikan sebagai pangkal menyajikan suatu model pengajaran
acuan untuk menggunakan media. Mana- mikro kepada mahasiswa calon guru
kala diabaikan, maka media bukan lagi kemudian mahasiswa dituntut untuk
sebagai alat bantu pengajaran, tetapi mencontoh atau mempraktikkan mo-
sebagai penghambat dalam pencapaian del tersebut dihadapannya.
tujuan secara efektif dan efisien.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa media Di samping beberapa bentuk di
adalah alat bantu apa saja yang dapat atas, masih terdapat beberapa bentuk
dijadikan sebagai penyalur pesan guna pengajaran mikro yang lain seperti
mencapai tujuan pengajaran. undirected microteaching (lawan dari
directed microteaching), general micro-
teaching, specific microteaching dan
MACAM-MACAM PENGAJARAN sebagainya. Namun diantara beberapa
MIKRO bentuk pengajaran mikro di atas terdapat
Pengajaran mikro berbeda-beda se- overlapping dalam hal pendekatan,
suai dengan program yang dilaksanakan, tujuan dan pelaksanaaannya. Sehingga
tujuan latihan yang ingin dicapai, ke- secara umum pengajaran mikro tersebut
terampilan yang dilatihkan, level peserta dapat dibagi pada dua bagian, yaitu:
latihan. Stoddart (1981: 13) menge- pengajaran mikro umum untuk melatih-
mukakan beberapa bentuk pengajaran kan keterampilan-keterampilan umum
mikro: mengajar, dan pengajaran mikro khusus
untuk melatihkan keterampilan-kete-
1. Preservice training in micro- rampilan khusus dalam lapangan tertentu
teaching, yaitu pengajaran mikro seperti pengajaran bahasa asing.
yang dilaksanakan ketika mahasiswa
dalam perkuliahan, artinya sebelum
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 80

KELEBIHAN MICROTECHING kebutuhan untuk melatih setiap guru


DAN MANFAAT-MANFAATNYA yang berlatih terhadap semua ke-
Pengajaran mikro adalah peng- terampilan, karena melihat dan ber-
ajaran terapan yang sebenarnya, yang diskusi akan memberikan manfaat
tidak berbeda jauh dari latihan peng- bagi yang melihat sebagaimana man-
ajaran yang komplek, dimana mencakup faat bagi yang berlatih.
semua unsur pengajaran yang ada, 3. Melatih guru dengan sejumlah ke-
seperti guru, siswa ataupun yang ber- terampilan mengajar yang penting,
peran sebagai siswa, pembimbing, kete- seperti kecermatan dalam menyajikan
rampilan mengajar, media pengajaran, dan mengajarkan, mengatur waktu
feedback dan penguatan/tanggapan, serta dan memanfaatkannya, mengikuti
evaluasi. Apabila beberapa tujuan di- langkah-langkah yang telah dituliskan
buat, maka berarti di dalamnya ada dalam RPP serta memanfaatkan te-
beberapa kelebihan yang tidak terdapat knologi pengajaran dengan cara
dalam berbagai macam pengajaran yang terstruktur dan teratur disamping
biasa lainnya, seperti feedback (umpan menggunakan gerakan tubuh dalam
balik), penguatan segera, kritikan yang mengajar.
membangun, berganti peran dan lain- 4. Melatih guru mempersiapkan dan
lain. menyusun materi pelajaran, karena
Pengajaran mikro memiliki bebe- biasanya untuk microteaching materi
rapa kelebihan dan kegunaan, bukan yang disajikan adalah materi baru
hanya pada latihan mengajar tetapi juga yang dipersiapkan oleh guru yang
pada lapangan belajar mengajar lainnya, berlatih itu sendiri atau menyimpang
seperti latihan mempersiapkan materi dari materi yang ada untuk menye-
ajar, latihan mengevaluasi kegiatan guru suaikan antara keterampilan dengan
dan murid, melaksanakan penelitian apli- waktu yang tersedia
kasi, dan berikut ini beberapa kelebihan
pengajaran mikro dan manfat-manfaat- 5. Diskusi guru yang berlatih langsung
nya dalam program pengajaran: setelah selesai microteching, dan me-
mungkinkan dosen pembimbing ma-
1. Menyelesaikan masalah yang di- suk di tengah-tengah pengajaran dan
hadapi pelaksana program persiapan mengulang pengajaran, khususnya
guru, seperti banyaknya guru yang ketika mengajar teman-teman guru
akan berlaatih atau kurangnya pem- tersebut sebagai (siswanya). Inilah
bimbing, atau tidak tersedianya kelas masalah yang sulit menerapkannya
yang sebenarnya, atau sulitnya dalam pengajaran yang komplek,
menyepakati antara waktu belajar dan khususnya dalam kelas yang se-
waktu latihan, atau luputnya materi benarnya .
yang harus dilatihkan dari program
pengajaran 6. Pengajaran mikro yang mendasarkan
pada pemecahan keterampilan-ke-
2. Menghemat waktu dan tenaga, di- terampilan menjadi beberapa bagian
mana dalam pengajaran mikro me- keterampilan, merupakan hal yang
mungkinkan melatih guru untuk membantu untuk menjaga perbedaan
beberapa keterampilan yang penting kepribadian antara guru-guru, melalui
dalam waktu singkat, tanpa menyia- melatih mereka dengan sejumlah
nyiakan waktu dan tenaga untuk keterampilan yang dilalaikan oleh
melatih keterampilan yang telah di- program latihan pengajaran secara
kuasai guru sebelumnya, sebagaimana komplek
juga pengajaran mikro meminimalisir
79 Nurlaila, Pengajaran Mikro Suatu Pendekatan Menuju Guru Profesional

7. Menyediakan waktu bagi guru yang jelaskan atau setelahnya, apabila


berlatih untuk mengetahui kekurang- perlu.
an dan kelebihannya dari aspek
keilmuan, amaliah dan seni, melalui
apa yang disampaikan berupa feed- PENUTUP
back dan penguatan dari dosen Berdasarkan percobaan lapangan
pembimbing dan teman-teman dalam dan kajian teoritis, maka diketahui
bentuk kritikan, yang mana memberi- bahwa pengajaran mikro adalah cara ter-
kan waktu baginya untuk memper- baik untuk menyelesaikan masalah da-
baiki perilakunya dan perkembang- lam pengajaran. Pembahasan ini penting
annya sebelum masuk lapangan peng- bagi semua praktisi pendidikan, dosen,
ajaran dimana tidak ada lagi kritikan, guru dan guru yang berlatih (calon guru),
tidak ada feedback, dan tidak ada pe- karena manfaat yang diperoleh, serta
nguatan, yang mana hal itu mem- efisien dan efektif yang tinggi dalam
bantunya untuk mengevaluasi diri rangka melatih keterampilan mengajar
melalui melihat sendiri di kaset video yang relevan dengan profesi keguruan.
8. Memberikan kesempatan bagi guru Pengajaran mikro dalam rangka praktek
untuk bertukar peran antara mereka, kependidikan, telah di gunakan oleh
dan mengidentifikasi masalah-ma- LPTK/Biro Praktek keguruan untuk
salah pengajaran dari jarak dekat, mempersiapkan dan memperbaiki pe-
yaitu masalah guru, sisiwa dan itu nampilan mengajar mahasiswanya.
melalui duduk di bangku belajar, dan Pengajaran mikro berfungsi sebagai alat
berperan dengan karakter siswa yang pembantu atau prasyarat dari program
sedang belajar, dan mendengarkan praktek pengalaman lapangan, dengan
guru, berinteraksi dengannya, kemu- kata lain latihan praktek tidak berhenti
dian memainkan peran guru dan sampai dikuasainya komponen-koponen
seterusnya (situasi ini khusus bagi keterampilan mengajar di dalam peng-
pengajaran sesama teman) aruh mikro, tetapi perlu diteruskan
sehingga calon baru dapat mempraktek-
9. Mengkorelasikan antara teori dan kan kemampuan mengajarnya secara
aplikasi, dimana memungkinkan me- komprehensif dalam real class sehingga
nerapkan teori atau aliran atau metode dapat terbina performance seorang guru
manapun secara aplikatif praktis da- sebagaimana yang diharapkan.
lam ruang belajar, ketika sedang men-

DAFTAR RUJUKAN
Abdullah Umar al-Fara dan Cassel, Jeanne dan Blake, Frances. 1988.
Abdurrahman Abdusssalam Jamil. Microteaching with a Multi-
1999. al-Mursyid al-Hadits fi al- cultural Focus. The Educational
Tarbiyah al-Amaliyah wa al- Resources Information Center
Tadris al-Mushaghghar, Oman: (ERIC),
Maktabah DarTsaqafah li al-Nasyr Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain. 2002.
wa al-Tauzi’. Aswan, Strategi Belajar Mengajar,
Brumfit, C. J. 1979. A Sevenday Jakarta: PT Rineka Cipta,
Microteaching Programme for Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 1999.
EFL Teachers, London: University Proses Belajar Mengajar,
of London, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 80

Perrot, E. 1977. Microteaching in Britain, London: London


Higher Education: A Society for University
Research into Higher education, Usman, Moh. Uzer. 2003. Menjadi Guru
Rohani, Ahmad dan Ahmadi. 1995. Abu, Profesional, Bandung: PT Remaja
Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rosdakarya.
PT Rineka Cipta. Wallace, Michael. 1991. Training
Stoddart, John Dennis. 1981. Micro- Foreign Language Teachers: a
teaching: Current Practice in Reflective Approach, Cambridge:
Cambridge University Press,

Anda mungkin juga menyukai