Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Bahan Kimia Berbahaya dan Simbol yang Ada di Laboratorium


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Konsep Belajar Materi Kimia

Dosen Pengampu : Prof. Drs. M. Naswir, Km, M.Si.

Oleh :

Nama : Laudza Keisha Zalfa

NIM : A1C121039

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula
shalawat serta salam tetap tercurahakan kepada Nabi besar, yakni Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan, hingga ke zaman yang terang
benderang.

Tujuan penulis membuat makalah ini dengan judul “Bahan Kimia Berbahaya dan
Simbol yang Ada di Laboratorium” adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Konsep Belajar Materi Kimia. Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk menguatkan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Jambi, 8 Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahan/Zat Kimia Berbahaya

1. Amonia (NH3)

Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat menyengat, mudah larut dalam air dan bersifat
korosif pada tembaga dan timah. Zat amonia kerap digunakan sebagai obat-obatan, campuran
pupuk urea, detergen dan lain sebagainya.

Meskipun memiliki berbagai manfaat baik dalam bidang industri dan rumah tangga,
namun amonia terbilang cukup berbahaya. Larutan pekat amonia dalam air akan menyebabkan
iritasi apabila terkena kulit dan mata. Kontak dengan gas amonia berkonsetrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada paru-paru bahkan kematian.

Amonia dalam bentuk cair harus disimpan dalam temperatur sangat rendah karena titik didihnya
yang hanya berkisar -33 °C.

2. Asam Sulfat (H2SO4)

Zat cair tidak berwarna ini sangat korosif, beracun dan pendehidrasi. Zat yang dapat larut dalam
air ini sangat berbahaya jika mengenai kulit karena sifatnya yang korosif. Selain itu, dengan sifat
pendehidrasinya (penarik air yang sangat kuat), asam sulfat akan menimbulkan luka seperti luka
bakar pada area kulit yang terpapar.

Asam sulfat pekat atau yang biasa disebut dengan oleum, akan merusak paru-paru jika terhirup.
Hal ini dikarenakan oleum menghasilkan gas SO2 yang sangat reaktif jika terhirup. Sebagai
bentuk perlindungan pertama, segera cari udara segar jika terhirup. Segera siram area kulit yang
terpapar asam sulfat dengan air mengalir selama 10-15 menit. Jika asam sulfat terkena mata,
lekas basuh mata dengan air hangat selama sekitar 20 menit. Untuk penangan lebih jauh, segera
pergi ke dokter.

3. Asam klorida (HCl)

Asam klorida merupakan bahan kimia yang berbentuk larutan, bersifat racun dan korosif. Asap
klorida pekat akan membentuk kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan. Kabut asap ataupun
larutan asam klorida akan menyebabkan kerusakan pada kulit, mata dan alat pernafasan. Badan
Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environmental Protection Agency)
memasukkan asam klorida sebagai bahan beracun.
Oleh karena itu, alat perlindungan seperti sarung tangan PVC, jas lab atau pakai pelindung
lainnya wajib dikenakan saat Anda berinteraksi dengan bahan kimia yang satu ini.

4. Formalin

Merupakan bentuk cair dari senyawa atau bahan kimia formaldehida. Jika dalam bentuk padatan
dikenal dengan istilah trioxane atau paraformaldehida.

Formalin terbilang cukup berbahaya. Kadar formalin di udara yang melebihi ambang batas 0,1
mg/kg dapat menyebabkan iritasi pada kepala, membran mukosa, rasa pusing, tenggorokan
terbakar, gerah dan mengeluarkan air mata.

Jika terkena formaldehida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian. Selain itu, dapat
meningkatkan keasaman darah, ganguan pernafasan, hipotermia dan koma.

Saat terjadi keracunan, jangan melakukan rangsangan agar korban muntah karena dapat
menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran pencernaan. Segara berikan arang aktif atau
norit untuk ‘mencuci dan membilas’ lambung.

5. Natrium Hidroksida (NaOH)

Zat padat berwarna putih ini merupakan basa kuat, terbilang mudah menyerap uap air, udara,
bersifat racun dan korosif. Apabila terpapar natrium hidroksida akan menyebabkan luka bakar
pada kulit dan mata.

Bahan kimia yang dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa kegunaan seperti pembersih
peralatan, dapat melarutkan logam, sebagai reagent trans-esterifikasi dan esterifikasi pada
pembuatan sabun dan minyak tanah, serta berbagai kegunaan lainnya.

Baca : Cara Membersihkan Lemari Asam


Meskipun memiliki banyak manfaat, Anda harus tetap hati-hati dalam menggunakan natrium
hidroksida ya.. Mengingat sifatnya yang korosif dan beracun.

6. Klorofrom (CHCl3)

Bahan kimia cair dan tak berwarna ini memiliki bau yang khas. Di laboratorium, klorofrom biasa
digunakan sebagai obat bius yakni untuk membius hewan saat praktikum. Selain itu juga banyak
digunakan sebagai pelarut nonpolar saat di laboratorium. Penggunaan kloroform terbukti dapat
merusak liver dan ginjal.
B. Simbol Bahan Kimia di Laboratorium

1. Explosive (Mudah Meledak)

Bahan kimia yang diberi symbol seperti gambar disamping adalah bahan yang mudah meledak
(explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya
karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena
adanya sumber percikan api.

Anda mungkin juga menyukai