Dasar Dasar Manajemen Risiko
Dasar Dasar Manajemen Risiko
KASUS
Manajemen PT. Mulia Berikat yang bergerak di bidang perke bunan memenangkan
tender penanaman 4.000 pohon penghijauan di sebuah pegunungan, dengan nilai
tender proyek diperkirakan mencapai Rp 2,4 miliar. Namun karena keterbatasan
waktu dan tenaga yang ada maka pihak perusahaan PT. Mulia Berikat memberikan
tender itu secara bawah tangan kepada perusahaan PT. Makmur Gading dengan nilai
angka proyek yang lebih rendah yaitu Rp 1,9 miliar.
Atas dasar itu maka PT. Makmur Gading dengan nilai nominal proyek yang
disepakati senilai Rp 1,9 miliar melaksanakan pekerjaan yang selanjutnya
menugaskan kepada karyawannya. Adapun tugas kepada karyawan sesuai dengan job
description-nya masing-masing, seperti mencari bibit pohon, pupuk pohon, air
penyiram tanaman, peralatan penanaman, pemetaan, dan lain sebagainya. Dimana
semua itu harus dirincikan dan dilaporkan kepada pimpinan PT. Makmur Gading.
Bagi pimpinan perusahaan PT. Makmur Gading akan berusaha merealisasikan semua
pekerjaan tersebut secara lebih baik dan cepat, walaupun ia mengetahui anggaran
dananya kecil. Namun pihak perusahaan berkeyakinan bahwa dengan melaksanakan
pekerjaan sebaik mungkin maka memungkinkan akan mendapatkan proyek-proyek
lain yang lebih banyak agi. Dan pelan-pelan mereka berkeyakinan bisa menyimpan
keuntungan tersebut untuk mengembangkan perusahaannya menjadi lebih besar.
Namun di smi memang terlihat bahwa asumsi yang dipergunakan oleh PT. Makmur
Gading adalah bersifat cateris paribus, yaitu jika hal-hal lain dianggap semuanya
berjalan secara normal. Termasuk kondisi mikro dan makro ekonomi yang cenderung
stabil dan pihak pengawas atau auditor yang melakukan pekerjaannya tidak
menemukan kejang galan, dan lain sebagainya. Akan tetapi semua tu bisa berubah
pada saat itu berbalik dan manajemen perusahaan PT. Makmur Gading akan
mengalami risiko besar yang harus ditanggung.
Atas dasar kasus di atas anda diminta untuk menganalisis beberapa kondisi yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mengatasi masalah tersebut jika terjadi. Serta apakah
keputusan yang dilakukan oleh PT. Makmur Gading dengan menerima order proyek
dan PT. Mulia Berikat adalah dapat dibenarkan, terutama dalam ikiim bisnis dewasa
ini, jika kita melihat asal mula pendaftar dan pemenang tender tersebut.
ANALISIS PEMBAHASAN
Kondisi yang mungkin terjadi
1. PT Makmur Gading memanipulasi data pohon yang ditanam
2. PT Makmur Gading memeperkerjakan pekerja di luar batas kerja yang tertera
dalam kontrak dengan tidak memberikan uang lembur
Upaya mengatasi Hal tersebut
1. Pengawasan yang ketat dari auditor
KASUS
Di beberapa kawasan di suatu negara sering kali keberadaan suatu
perbankan belum tersedia, atau belum ada perbankan yang berkeinginan untuk
membuka kantor cabangnya. Karena pendirian dan pembukaa kantor cabang suatu
perbankan harus dilihat dari berbagai sudut pandang seperti potensi daerah,
jumlah perputaran finansial yang ada, income perkapita, kondisi non financial
masyarakat setempat, stabilitas politik dan keamanan, serta berbagai bentuk alasan
lainnya.
Salah satu alasan yang dilihat termasuk tindakan terjadinya angka kredit
macet dan tindakan penipuan debitur pada lembaga perbankan. Tentu ini dilihat
berdasarkan hasil survey dan riset yang telah dilakukan oleh lembaga independen.
Karena Pak Badu tidak pernah melunasi cicilannya maka agunan berupa tanah
dan sertifikatnya yang dijadikan jaminan selanjutnya diproses bank untuk dilelang.
Maka informasi ini sampai ke pak Yurna, dan beliaupun melakukan penuntutan
terhadap Pak Badu dan Bank tersebut.
Atas dasar kasus ini, coba diskusikan menurut anda mengapa perbankan bisa
menyetujui pemberian kredit ke Pak Badu tersebut, dan siapakah pihak yang paling
dirugikan dan dimenangkan dalam kasus ini.
ANALISIS PEMBAHASAN
Kredit atau pinjaman merupakan suatu fasilitas keuangan yang
memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Ketika bank
memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja mengharapkan uangnya
kembali. Oleh karena itu, untuk memperkecil risiko (uangnya tidak kembali, sebagai
contoh), dalam memberikan kredit bank telah mempertimbangkan beberapa hal yang
terkait dengan itikad baik dan juga kemampuan membayar dari nasabah untuk
melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Hsl-hal tersebut terdiri dari Character
(Kepribadian), Capacity (Kapasitas), Capital (Modal), Colateral (Jaminan), dan
Condition of Economy (Kondisi perekonomian) atau sering disebut 5C.
Berdasarkan kasus, pihak Bank memberikan kredit kepada Pak Badu
dikarenakan Pak Badu memberikan jaminan (Colateral) tanah beserta sertifikat yang
dimilikinya yang menurut harga pasar tanahnya tersebut seharga Rp 140 juta.
Sedangkan Pak Badu hanya meminjam sebesar Rp 75 juta kepada bank. Jaminan
tersebut nilainya lebih tinggi dari jumlah uang yang dipinjamkan, dan itu merupakan
salah satu cara memperkecil risiko yang terjadi dalam suatu perbankan. Oleh karena
itu, pihak bank telah memperhitungkan biaya risiko yang akan terjadi sehingga pihak
bank memberikan pinjaman tersebut kepada Pak Badu.
Pihak-pihak yang paling dirugikan adalah Pak Yurna. Karena Pak Yurna
hanya mendapat sertifikat tanahnya saja, sedangkan tanah Pak Badu sudah dilelang
oleh pihak bank sehingga Pak Yurna tidak mendapatkan jaminan apapun dan Pak
Yurna telah mengeluarkan uang sebesar Rp 80 juta yang dipinjamkan kepada Pak
Badu.
Pihak yang dimenangkan adalah Pak Badu dan Bank. Pak Badu diuntungkan
karena ia meminjam uang dari 2 pihak sebesar Rp 80 juta dan Rp 75 juta sehingga
apabila dijumlahkan, Pak Badu mendapatkan Rp 155 juta. Sedangkan ia
menjaminkan tanah dan sertifikat yang dimilikinya hanya senilai Rp 140 juta. Pihak
Bank juga dimenangkan karena pihak bank telah mendapat jaminan tanah beserta
sertifikatnya yang menurut harga pasar senilai Rp 140 juta. Sedangkan bank hanya
mengeluarkan Rp 75 juta yang dipinjamkan kepada Pak Badu, sehingga terdapat
selisih keuntungan Rp 65 juta.
RISIKO LIKUIDITAS
Namun pada saat ini sedang terjadi kondisi ekonomi domestic yang tidak
menentu atau dianggap tidak begitu stabil untuk iklim investasi. Maka pada kondisi
seperti ini biasanya pebisnis melakukan kebijakan untuk “wait and see” atau tunggu
dan lihat dulu perkembangannya. Permasalahannya jika manajer keuangan Bank
Abadi Sejahtera melakukan kebijakan wait and see maka artinya ia tidak
memposisikan lembaganya sebagai agent of development, dan lebih jauh perolehan
keuntungannya dari segi kredit juga terjadi penurunan, biasannya pada kondisi seperti
ini likuiditas perbankan mengalami penguatan karena cadangan menumpuk dan tidak
disalurkan dalam bentuk kredit.
Namun disisi lain perbankan juga tidak ingin mengalami masalah di kemudian
hari, seperti timbulnya kredit macet karena faktor ketidakmampun para debitur dalam
mengembalikan cicilan secara tepat waktu. Memang perbankan harus menerapkan
sifat kehati-hatiannya (prudential principle), namun membiarkan dirinya tidak
berfungsi sebagaimana mestinya juga bermasalah terutama jika melihat base concept
pendirian suatu lembaga perbankan.
Atas dasar permasalahan ini maka apa yang harus dilakukan oleh manajer
keuangan Bank Abadi Sejahtera tersebut.
ANALISIS PEMBAHASAN
1. Menurut anda apakah benar jika risiko pada bisnis yang searah adalah
lebih tinggi jika dibandingkan dengan bisnis yang bersifat tidak searah?
Berikan contohnya!
Bisnis yang searah memiliki risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
bisnis yang bersifat tidak searah. Karena bisnis tersebut dipengaruhi oleh bisnis
yang lain. Sehingga lebih sulit untuk mengontrol risiko yang akan terjadi
khusunya risiko yang dialami oleh bisnis yang memengaruhi bisnis kita tersebut.
Contohnya yaitu bisnis angkutan dipengaruhi oleh bisnis penginapan dan bisnis
travel agency. Ketika bisnis penginapan mampu mempromosikan jasa yang
ditawarkannya maka secara tidak langsung hal ini akan memengaruhi volume
kenaikan penumpang karena dalam menuju penginapan tersebut memerlukan
jasa angkutan umum.
3. Coba anda buat suatu bentuk usaha yang menurut anda sangat tepat anda
lakukan di kota anda, dan selanjutnya sebutkan bentuk bentuk resiko yang
mungkin terjadi pada usaha tersebut serta berikan solusi cara mengatasi
risiko tersebut!
KASUS
Permasalahan aktivitas Bisnis China harus dapat dilihat secara jelas dan tegas,
bahwa China telah tumbuh sebagai industri bisnis yang kuat dan merajai pasar bisnis
berbagai negara di dunia ini. Menurut ekonom Universitas Indonesia, Mohammad
Chatib Basri, menyebutkan pertumbuhan ekspor nonmigas China tahun 2009 tumbuh
14,7 persen dibandungkan tahun 2008. Adapun impor nonmigas dari China tumbuh
negatif 9,7 persen (Kompas, 3 Februari 2010, hlm.17). Pertumbuhan ekonomi China
juga mencapai 9,5 persen hingga 10 persen. Beberapa produk China telah mengalami
overproduction seperti baja, tekstil dan sebagainya sehingga salah satu pasar ekspor
mereka adalah Indonesia. Maka otomatis negara Indonesia akan menjadi tempat
paling bagus untuk menerima produk overproduction dari China. Kondisi produk
yang bersifat overproduction tentu bisa dijual dengan harga yang sangat murah, dan
ini bisa mengancam industri baja dan tekstil Indonesia
Data dari berbagai sumber juga menunjuan bahwa angka ekspor kita juga
menunjukan penurunan, dan angka impor juga terus mengalami kenaikan. Ini dapat
kita lihat pada tabel dibawah ini.
Kasus overproduction dari China ini telah menyebabkan industri dalam negeri
mengalami masalah. Bagaimana anda melihat kasus ini dipecahkan, dalam bentuk
penjabaran risiko-risiko bisnis yang mungkin akan timbul serta apa solusi yang harus
dilakukan oleh industri baja dan tekstil dalam negeri khususnya.
PEMECAHAN MASALAH
Dalam Sektor Bisnis Tekstil ada beberapa bentuk resiko yang dapat timbul.
Salah satunya yakni persaingan dengan produk tekstil impor. Seperti contoh kasus di
atas masuknya tekstil dari negeri Tirai Bambu karena masalah overproduction.
Dengan harga yang jauh lebih murah dan kualitas yang mampu berkompetisi dengan
produk dalam negeri kejadian ini dapat mengancam sektor bisnis dalam negeri
khususnya sektor tekstil
4. Menurut saya konsep power sharing diperlukan karena ada beberapa kepentingan
mengapa militer harus berperan dalam perpolitikan nasional. Seperti salah
satunya pembahasan kepentingan material angkatan bersenjata. Jika sipil tidak
memahami aspirasi atau kurang peka dalam memberikan kepedulian pada militer
maka ini akan memicu sekelompok militer dalam melakukan tindakan intervensi.
Oleh karena itu perlu bagi para politisi ulung agar bisa member ruang bagi
tumbuhnya iklim perpolitikan yang aman dan terkendali, yaitu salah satunya
menampung aspirasi militer.
Contohnya militer tentunya memiliki kepentingan-kepentingan kelompok, baik
untuk memperoleh fasilitas-fasilitas militer seperti peralatan tempur maupun
untuk memberkan gaji yang layak bagi para anggotanya. Apabila para pemimpin
politik gagal untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka akan timbul
kecenderungan yang lebih besar bagi militer untuk terpolitisasi dan terintervensi
dalam politik. Bahkan sangat memungkinkan kelompok tersebut semakin lama
semakin meluas, hingga akhirnya bisa saja mengarah pada aksi kudeta militer.
5. Menurut anda apakah ada pengaruh instabilitas politik pada pasar
keuangan suatu negara. Jika ya dan tidak berikan alasan anda, serta sertai
jawaban dengan contohnya.
Ya, instabilitas politik memiliki pengaruh terhadap pasar keuangan suatu negara.
Pengaruhnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pasar modal (capital market) dan
pasar uang (money market).Pasar modal sering dipakai pihak perusahaan sebagai
sarana untuk menjual saham dan obligasi. Contohnya jika kondisi demonstrasi
sedang terjadi, seperti keributan di parlemen, pertikaian partai politik,
pembunuhan tokoh-tokoh politik, penjarahan, moral hazard, dan lainnya sering
terjadi,serta pemerintah yang berkuasa tidak mampu menanganinya dengan baik,
atau dengan kata lain dianggap lemah.Maka kondisi ini bisa berpengaruh pada
nilai saham dan obligasi di pasar modal. Yaitu terjadi penurunan minat publik,
bahkan bisa saja melepas sebagian atau seluruh saham yang dimilikinya tersebut.
Kondisi ini juga sama terjadi di pasar uang, yaitu bisa menyebabkan nilai mata
uang suatu Negara akan mengalami penurunan. Seperti perubahan nilai tukar
mata uang suatu negara setelah dikonversikan dengan dollar Amerika Serikat.
Perubahan nilai tukar mata uang akan mempengaruhi aktivitas perdagangan
kedua negara tersebut.
RISIKO LINGKUNGAN
LATIHAN SOAL
2. Jelaskan bentuk-bentuk risiko lingkungan yang biasa terjadi dan dampaknya bagi
perusahaan baik secara jangka pendek dan jangka panjang!
Bentuk-bentuk risiko lingkungan yang biasa terjadi:
a. Eksplorasi pertambangan yang menyebabkan perusakan hutan, menciptakan
lubang-lubang besar hasil pertambangan, dan pencemaran laut. Dampak
jangka pendek bagi perusahaan yaitu tuntutan-tuntutan ganti rugi dari
masyarakat sekitar, dan dampak jangka panjang berupa pencabutan ijin
melakukan pertambangan karena kerusakan lingkungan yang sering
ditimbulkan.
b. Pembuangan limbah hasil olahan pabrik yang menimbulkan pencemaran pada
lingkungan sekitar. Dampak jangka pendek bagi perusahaan yaitu tuntutan-
tuntutan ganti rugi dari masyarakat sekitar, dan dampak jangka panjang
berupa pencabutan ijin melakukan produksi tekstil karena kerusakan
lingkungan yang sering ditimbulkan serta penurunan kualitas hidup karyawan
karena sering mengonsumsi bahan-bahan alam yang tercemar.
c. Pembangunan perumahan pada lahan yang produktif di sector agraris.
Dampak jangka pendek bagi perusahaan yaitu tuntutan-tuntutan ganti rugi dari
masyarakat sekitar, penurunan hasil produksi agraris, serta berkurangnya debit
air di tanah, dan dampak jangka panjang berupa pencabutan ijin melakukan
pembangunan karena kerusakan lingkungan yang sering ditimbulkan, banjir,
longsor, seta kekeringan.
d. Peningkatan sumber polusi udara yang menyebabkan terjadinya pencemaran
udara. Dampak jangka pendek bagi perusahaan yaitu tuntutan-tuntutan ganti
rugi dari masyarakat sekitar, dan dampak jangka panjang berupa pencabutan
ijin melakukan kegiatan operasionalnya karena kerusakan lingkungan yang
sering ditimbulkan serta penurunan kualitas hidup karyawan karena sering
menghirup udara yang tercemar.
Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep
tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku
bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh
kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara
proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi
dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar
maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Luapan lumpur terjadi
pertama kali pada 2006 hingga memaksa sekitar 60 ribu orang mengungsi.
Dampak tersebut adalah sebagai berikut:
KASUS
PT Tekstil Sejahtera Alam adalah sebuah perusahaan Tekstil yang telah berdiri
selama 12 tahun. Berkedudukan di Tangerang, Indonesia. Aktivitas perusahaan
selama 10 tahun yang lalu tidak begitu menunjukkan peningkatan profit yang luar
biasa. Artinya produksi perusahaan selama itu dianggap mampu memberi pendapatan
profit namun belum menunjukkan tingkat perolehan pendapatan yang bisa dipakai
untuk membiayai ekspansi perusahaan. Contohnya ketika perusahaan membutuhkan
mesin baru, dan mobil operasional maka pihak manajemen memutuskan untuk
meminjam ke perbankan dan menyelesaikan pembayaran dengan mengkalulasikan
penjualan dan penerimaan profit yang akan diterima.
Dalam 2 (dua) tahun terakhir pihak pemilik perusahaan (owners) sudah menempatkan
manajer baru yang dianggap lebih gesit dan penuh trobosan. Salah satu hasil
terobosan bisnis adalah perusahaan memiliki kontrak bisnis dengan 20 (dua puluh)
Sekolah Dasar untuk memasok pakaian olah raga. Dan jangka waktu kontrak adalah
selama 5 (lima) tahun. Kondisi ini jelas sangat menguntungkan bagi pihak
perusahaan, karena mereka sebai penyedia bahan kaos dan selanjutnya tinggal
menghubungi rekanan bisnis bidang penjahitan.
Bahkan bagi pemilik inin keuntungan yang diraih akan menjadi dana yang bias
dipakai untuk memperluas pabrik, dan berbagai penyediaan sarana fasilitas lainnya
yang selama ini belum tersedia. Bagi para karyawan juga bias mendapatkan bonus
karena perusahaan akan memperoleh untung besar.
Namun ada persoalan lain yang harus dihadapi oleh pihak manajemen perusahaan
yaitu tingkat pencemaran air sungai yang selama ini dipakai untuk membuang limba
pabrik. Dan beberapa warga yang tinggal di kawasan dekat dengan lokasi PT Tekstil
Sejahtera Alam sering mengeluhkan kondisi tersebut, termasuk mereka yang selama
ini bergantung pada air sungai untuk dipakai sebagai kebutuhan sehari-hari tidak bisa
dipakai lagi. Sehingga otomatis kerugian warga akibat aktivitas pabrik dirasa sekali.
Apalagi jika PT Tekstil Sejahtera Alam melakukan peningkatan produksi.
Berdasarkan kasus di ini maka berikan pendapat anda dan lakukan diskusi dalam
kelas, serta paparkan atau presentasikan dalam bentuk power point apa yang harus
dilakukan oleh manajemen PT Tekstil Sejahtera Alam dalam usaha mengatasi
berbagai keluhan warga. Dan termasuk bagaimana melaksanakan kontrak bisnis yang
dianggap menguntungkan, yaitu selama 5 (tahun) dan juga mempertahankan profit
perusahaan tetap berada di posisi yang aman serta menguntungkan. Termasuk
permintaan pihak komisaris atau para pemegang saham kepada manajemen
perusahaan untuk selalu mamppu bekerja dan memberikan kepuasan kepada mereka.
Jawaban
Kasus:
PT Mahesa Ratu Grup adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan dan energi. Dimana salah satu anak perusahaan yaitu PT Intra Jaya
Energi bergerak dalam bidang eksplorasi migas di kawasan Sumatra. Aktivitas bisnin
PT Intra Jaya Energi semakin berkembang dari waktu ke waktu, namun pada akhir
tahun 2010 pihak manajer bagian produksi mendapatkan informasi dari teknisi di
lapangan bahwa perusahaan akan mengalami kehabisan cadangan migas. Salah satu
konstruksi yang bersifat konstruktif adalah perusahan harus menemukan cadangan
migas yang baru.
Salah satu alasan yang diincar oleh pihak manajemen PT Intra Jaya Energi
adalah KTI (Kawasan Timur Indonesia) yaitu Irian Jaya. Hasil survey yang dilakukan
dengan mempergunakan satelit diprediksi bahwa ada beberapa titik kawasan lepas
santai (offshore) di Irian Jaya yang memiliki migas. Namun kualitas serta kapasitas
riil tidak dapat dipastikan dengan pasti disebabkan survey hanya dilakukan dalam
bentuk satelit, sehingga mengharuska pihak perusahaan menerjunkan tim teknisi
khusus untuk mensurvei kondisi di beberapa titik yang dimaksud.
Hasil survey menunjukan bahwa memang benar jika disaana ditemukan dua
buah titik yang memiliki kandungan migas yang mencukupi untuk masa eksplorasi
selama 25 tahun. Namun ada kajian lain yang harus dipertimbangkan oleh pihak
manajemen perusahaan yaitu kajian nonteknis atau sosial, politik serta budaya.
Masyarakat di kawasan eksplorasi minyak menginginkan agar mereka ikut merasakan
dampak positif dari pengerjaan eksplorasi tersebut, yaitu semenjak awal hingga
berlangsungnya kegiatan. Artinya mereka menginginkan dilibatkan secara nyata
sebagai pekerja dan juga karyawan ditempat tersebut. Bagi pihak perusahaan
persoalan yang paling utama adalah skill mereka yang masih sangat rendah sementara
bisnis migas bersifat temporer yaitu sementara selama masa eksplorasi. Ketika masa
operasional berlansung kebutuhan buruh menjadi sedikit dan jika dibutuhkan hanya
sedikit saja. Jika pihak perusahaan melakukan perekrutan dengan mendidikan dan
memberi pelatihan secara insentif, maka semua itu akan memakan biaya dan waktu
yang lama. Sementara tenaga siap pakai dengan kualifikasi yang diinginkan dapat
disediakan, yaitu melalui proses perekrutan yang bersifat nasional. Salah satu
rendahnya mutu tenaga ahli di Irian Jaya karena masih jauhnya standar Pendidikan
seperti yang diharapkan.
Di sisi lain partai politik yang berkuasa disana juga menginginkan agar pihak
manajemen PT Intra Jaya Energi mengalokasikan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) yang maksimal kepada masyarakat sekitar. Seperti beasiswa,
pembangunan rumah sakit, jalan jembatan, pasar, dan lain sebagainya. Sementara
pihak manajermen perusahaan dalam memutuskan setiap keputusan tidak bisa
sepihak begitu saja, mereka adalah subsidiaries companydari PT Mahesa Ratu Grup
yang saat ini bermasalah dari segi keuangan. Salah satu masalah yang dihadapi dalam
bidang hutang terutama hutang dalam foreign currency.
Berdaasarkan kasus ini berikan kajian and jika semua itu dilihat dari perspektif
risiko politik. Apa dampak politis yang akan terjadi jika semua itu diterapkan tidak
seperti maunya masyarakat disana. Dan apa solusi yang harus dilakukan oleh pihak
manajemen PT Intra Jaya Energi dalam menghadapi masalah ini.
Pembahasan:
Banyak kalangan ekonomi yang berpendapat bahwa segala kebijakan ekonomi harus
terlepas dari muatan dan penga ruh politik. Namun pada kenyataannya tidak
sepenuhnya mengikuti apa kata pendapat kalangan ekonomi. Tujuan pembangunan
politik seiring dengan tujuan terciptanya kemakmuran ekonomi atau terlepasnya
manusia dari belenggu kemiskinan. Salah satu outpun dari kemakmuran ekonomi
yakni kepuasan masyarakat yang dalam hal ini adalah masyarakat Irian Jaya
menginginkan terlibat dalam bisnis, yakni menjadi pekerja ataupun karyawan PT
Intra Jaya Energi. Adapun kemungkinan yang akan terjadi jika kepuasan masyarakat
tidak tercapai yakni:
Solusi
Sebuah perusahaan tentunya menginginkan segala rencana bisnis yang dijalaninya
berjalan lancar. Segala sesuatu atau segala rencana bisnis pasti memiliki. Oleh
karena itu PT Intra Jaya Energi diharapkan dapat mengelola resiko yang salah
satunya adalah resiko politik dengan cara memperkesil resiko yang akan terjadi
misalnya.
Adapun beberapa solusi untuk PT Intra Jaya Energi dalam memperkecil resiko yang
akan terjadi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kepuasan pada masyarakat yang terdapat di lokasi konstruksi.
Permintaan masyarakat yang cenderung memberatkan adalah dengan mereka
ikut merasakan dampak positif dari pengerjaan eksplorasi tersebut, yaitu
semenjak awal hingga berlangsungnya kegiatan atau dengan kata lain ingin
terlibat dari mulai proses konstruksi / eksplorasi (pekerja) hingga proses
operasional (karyawan).
Permasalahannya adalah skill yang dimiliki mereka masih sangat rendah
sementara bisnis migas bersifat temporer. Maka dari itu kami menyarankan
untuk melakukan:
Tanpa campur tangan pemerintah
PT Intra Jaya Energi melakukan pembagian alokasi SDM sebagai
pekerja dan karyawan. Selama masa eksplorasi memanfaatkan 80%
SDM Irian Jaya menjadi pekerja dan untuk masa operasional
memanfaatkan 20% dari SDM Irian Jaya mengingat PT Intra Jaya
Energi adalah sebuah perusahaan padat modal maka setika masa
operasional, perusahaan membutuhkan SDM lebih sedikit
dibandingkan alat / mesin.
Untuk mengatasi skill SDM Irian Jaya yang belum terkualifikasi maka
kami menyarankan pihak PT Intra Jaya Energi memberikan beasiswa
Pendidikan kepada 20% calon pekerja dengan memanfaatkan masa
eksplorasi selama 25 tahun.
Dengan campur tangan pemerintah
Pihak PT Intra Jaya Energi bekerja sama dengan pemerintah agar
mengeluarkan suatu kebijakan yang lebih memberikan keuntungan
bagi pihak pebisnis yakni PT Intra Jaya Energi
2. Mengatasi masalah keuangan
Dalam kasus diatas dijelaskan bahwa PT Mahesa Ratu Grup sebagai
perusahaan inti mengalami permasalahan keuangan. Saran kami adalah PT
Intra Jaya Energi mencari modal asing agar rencana bisnis perusahaan dapat
terlaksana.