Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH:

1. Faleriany Intan Wedha (241911002)


2. Siska Rahayu (241911006)
3. Sopiah (241911007)
4. Wilda Putri Anggraeni (241911008)
5. Wita Yulianti Barges (241911009)
6. Zela Valenza (241911011)

AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA


TAHUN AJARAN 2018/2019
PENGERTIAN STERILISASI
Makna harfiah kata sterilisasi adalah: “meghancurkan semua bentuk kehidupan”.
Sterilisasi diklarifikasikan menjadi dua macam yaitu secara fisik dan secara kimia. Bahan
sterilian dapat berbentuk cairan, gas atau radiasi elektromagnetik. Klarifikasi tersebut tidak
mutlak karena sterilisasi secara fisikpun dapat menghasilkan bahan kimia yang latal, dan
membentuk panas dan tekanan osmotik. Cara sterilisai tertua dalah destruksi dengan
pernafasan baik penggunaan api bebas maupun panas yang digunakan yang ditimbulkan oleh
uap air sehingga dapat bahwa media sterilisasi klasik adalah panas dan air(basah) yang
meliputi air mendidih dan uap air panas. Air mendidih (boiling water) dianggap kurang baik
karena tidak memiliki tekanan sehingga penetrasi kedalam matrial lambat dan suhunya relatif
rendah, oleh karena itu, uap air bertekanan tinggi paling banyak digunakan sampai sekarang
Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang
berbentuk vegetatif maupun yang bentuk spora. Mikroorganisme yang dimaksud dapat
berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur. Jadi produk sterilisasi telah bebas dari semua
jenis mikroorganisme hidup. Istilah “hidup” disini perlu diperhatikan karena ada produk steril
yang masih mengandung mikroorganisme tetapi tela mati, misalnya hasil sterilisasi dengan
pemanasan, penyinaran ataupun dengan memakai gas. Kusus untuk produk steril hasil
sterilisasi hasil sterilisasi dengan penjaringan, sama sekali tidak terdapat mikroorganisme
kontaminan karena telah dipisahkan secara fisika dan tertinggal didalam filter.
1. STERILISASI DENGAN PEMANASAN KERING

PEMIJARAN
Di gunakan api gas tidak berwarna atau pembakar spiritus. Caranya sangat sederhana,
cepat dan menjamin sterilitas dari bahan yang disterilkan. Namun, pengguanaannya sangat
terbatas hanya pada beberapa alat saja. Alat-alat dapat dilestarikan dengan cara ini adalah
yang terbuat dari logam antara lain:
a. Pinset
b. Penjepit
c. Kroes
d. Alat dari gelas/porcelein
e. Batang pengaduk
f. Kaca arloji
g. Mulut wadah, seperti botol, erlenmeyer-erlenmeyer, tabung reaksi
h. Mortir dan stamfer,

Semua alat ini dikenakan api langsung tidak kurang dari 20 detik, Beberapa bahan kimia
juga dapat disterilkan dengan cara pemanasan ini seperti Zno, dan Talkum.
Penyeterilan memakai udara panas (kering)
Cara ini digunakan untuk melestarikan bahan/alat yang tidak dapat di sterilkan dengan
cara pemijaran atau karena sifat pisikanya tidak dapat di sterilkan dengan uap air yang
diakibatkan oleh sukarnya ditembus, terhadapa bahan dari metal dan instrumen yang
tajam udara kering tidak sekorofit uap air dan udara kering tidak mengikis permukaan
gelas.
Kerugiannya adalah sebagai berikut:
1. Difusi dan penetrasi udara kering lembat sehingga memerlukan waktu sterilisasi yang
relatif lama.
2. Memerlukan waktu sterilisasi lama karena drajat mematikan dan aborsi panas dari
udara kering juga lembat
3. Karena sterilisai dengan udara kering bekerja melalaui proses oksidasi, maka dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan daribahan yang disterilkan,
4. Memerlukan suhu tinggi sehingga dapat menambah kerusakan pada bahan yang di
sterilkan.

Alat yang yangdigunakan dalam proses sterilisasi ini adalah lemari pengering (HOT AIR
STERILIZER) dengan berbagai bentuk dan tipe nya.
a. Jika melestarikan alat gelas, proses pemanasan dan pendinginan harus dikerjakan ber
angsur-angsur supaya tidak pecah.
b. Panas kering ini penetrasinya sangat lambat terhadap bahan yang berbentuk bubuk
atau minyak, oleh karena itu, untuk bubuk hanya mempunyai ketebalan0,5 cm dalam
wadah yang tidak lebih dari 30 ml, sedangkan bahan berupa minyak disterilkan dalam
wadah-wadah kecil.
c. Agar aliran udara tidak terlambat sebaiknya alat sterilsator ini tidak diisi terlalu
penuh.
d. Besarnya lemari kering disesuaikan dengan jumlah yang akan disterilkan karena udara
panas merupakan penghantar panas yang buruk
e. Menurut penyelidikan, sterilisasi dengan udara kering, tidak selalu dianggap bahwa
suhu dalam lemari merata keseluruh bagian, artinya suhu yang terbaca pada
termometer luar tidak selalu sama dengan suhu yang ada didalam nya. Oleh karena itu
dianjurkan terutama untuk alat yang tahan panas untuk menambah suhu sterilisasi
dengan 20oC. Tetapi harus diperhatikan dengan wadah gelas yang mahal, misalnya
gelas yang terbuat dari bahan borosilikat, pada sterilisasi 50 smapai 100 kali pada
suhu 200oC gelas tersebut akan menjadi berwarna putih dan sangat rapuh.
f. Di anjurkan untuk meletakkan alat yang disterilkan agar lurus dengan arah
memancarnya udara panas dan didirikannya terbalik sehingga udara dingin dapat
keluar dan pemanasana dapat terpakai lebih efisien dari pada jika alat dibaringkan.

Tabel 1. Hubungan antara lama waktu sterilisasi dengan suhu pada sterilisasi
dengan pemanasan kering.

Suhu Waktu
170 C (340oF) 60 menit
160 C (320oF) 120 menit
150 C (300oF) 150 menit
140 C (285oF) 180 menit
121 (250oF)semalam

Di samping lemari pengering Hot Air Open, masi ada beberapa macam lemari
penengering, antara lain sebagai berikut.
1. Conveyor Oven
Oven ini digunakan pada suhu 180o (365oF) dan dipanaskan dengan penyinaran
infra merah atau dengan gas. Barang yang akan disterilkan dimasukan kedalam
oven dengan menggunakan ban berjalan dengan kecepatan 7,5 menit untuk
Holding time dan 22 menit untuk sterilizaton time.
2. Conducting aluminium block
Dalam perdagangan dikenal dengan nama Troglodite yang terdiri atas blok
almunium yang dipanaskan pada suhu 180 dengan pemanasan listrik. Panas yang
terjadi akan dihantarkan ke dalam lubang-lubang yang terdapat dalam blok tempat
barang yang akan disterilkan diletakkan.
3. High vacum infrafed oven
Oven dimasudkan untuk mensterilkan instrumen kedokteran yang memerlukan
sterilisasi cepat. Biasanya oven ini dilengkapi dengan 8 buah pemanasan infra
merah dengan sebuah pompa hampa udara. Suhu sterilisasi adalah 280oC (536oF)
dengan tekanan 1-2 mmHg Absolute selama 7 menit. Setelah selesai, sterilisasi
vakum dimatikan. Selanjutnya gas nitrogen yang difilter dimasukan kedalamnya.
Oleh karena itu, tidak ada kerusakan bahan yang disterilkan karena pengaruh
oksigen.
4. Hot oil Bath
Digunakan untuk menyeterilkan alat-alat kedokteran gigi, untuk sterilisasi
digunakan larutan parafin panas. Lama sterilisasi adalah 2 menit pada 250 oC atau
10 menit pada 145OC.

Tabel 2. Sterilisasi alat-alat gelas dengan pemanasan secara kering menurut


beberapa Farmakope

Farmakope suhu dalam drajat lama


penyeterilan

Amerika 170 -
½
Belanda 170-120 jam/2jam
Inggris (Codex) 160 1 jam
Inggris (BPC) 150 1 jam
Indonesia 170 2 jam
Sovyet 160-179 1 jam
Tabel 3. Lama sterilisasi untuk mematikan mikroba dengan udara panas (digunakan
mikroba yang tahan pemanasan)

Suhu Waktu matinya mikroba lama penyeterilan


(CO) (menit) (menit)
115 130 180
152 73 60
160 33 90-120
170 15 30/120/130
180 7 60
190 3 -
200 1,4 -

Sterilisasi dengan pemanasan basah

ada beberapa cara sterilisasi yang sering digunakan, diantaranya :


Dimasak dengan air
Pada prinsip cara ini hanya merebus bahan atau alat yang akan disterilkan dalam
jangka waktu tertentu, dihitung sejak air mulai mendidih.
Kekurangan cara ini adalah sebagai berikut :
Alat-alat yang mau disterilkan tidak dapat dibungkus, sehingga semua selesai
sterilisasi kemungkinan dapat terkontaminasi mikroorganisme dari luar.
Spora-spora dengan daya tahan yang tinggi tidak dapat dimatikan dengan cara
sterilisasi ini.
Tidak dapat untuk mensterilkan bahan-bahan kimia atau obat-obatan karena
disamping teknik tidak memungkinkan, juga spora tidak dapat dimatikan walaupun
sudah disterilkan selama 2-5 jam.

Tidak mengherankan kalau farmakope modern sudah tidak mencantumkan lagi cara-cara
sterilisasi semacam ini.
Jangka waktu sterilisasi dapat diperpendek sampai separuhnya apabila ke dalam air yang
digunakan untuk sterilisasi ditambahkan bahan-bahan antimikroba, antara lain :
Natrium karbonat : 1%
Desogen : 2% ( atau senyawa kuaterner yang lain )
Merfen : 0,1 % ( atau senyawa merkuri yang lain )
Fenol : 5%
Lisol : 2-3 %
Setelah sterilisasi alat-alat yang disterilkan harus dibilas dengan aquades steril.

Tindalisasi / pasteurisasi
Cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan tinggi,
atau bahan-bahan yang karena keadaan fisiknya tidak mungkin disterilkan dengan cara
penyaringan bakteri, misanya dalam bentuk emulsi atau suspense.
Caranya :
Bahan – bahan yang telah dikemas didalam wadah tertentu terbuat dari gelas atau stainlesteel
dipanaskan diatas penangas air (water bath ) pada suhu 70-80 o C atau pada suhu 60-65 o C
selama jangka waktu 40-60 menit, kemudian didinginkan sampai kira-kira 30 o C selama 24
jam. Pekerjaan semacam ini diulang sebanyak 3-5 hari berturut-turut.
Dasar teori cara sterilisasi ini adalah :
Pada suhu 70-80 o C kontaminan dalam bentuk sel vegetatif dimatikan sedangkan sporanya
tidak. Pendinginan pada suhu 30 oC dimaksudkan agar spora beurubah bentuk menjadi
vegetatif, selanjutnya sel vegetative tersebut dimatikan dengan cara yang sama.
Sterilisasi secara tindalisasi hanya dapat dilakukan apabila terdapat kemungkinan berubahnya
bentuk spora menjadi bentuk vegetatif, jadi tidak dapat digunakan untuk sterilisasi bahan
kering atau bahan yang tidak mengandung air.

Dengan uap air 100 oC


Sterilisasi dengan cara ini dapat menggunakan alat yang menyerupai dandang. Alat-
alat atau bahan-bahan yang disterilkan ditempatkan diatas lempengan logam yang berlobang-
lobang yang terletak diatas dandang tersebut, kemudia ditutup dengan tutup yang berlobang
pula untuk keluarnya uap air titik. Umumnya suhu yang dapat dicapai pada penyeterilan
semacam ini berkisar pada 98 o C .
Cara penyeterilan dengan menggunakan uap air adalah cara yang paling efektif,
tetapi cara tersebut diatas belum menjamin sterilitasnya, terutama bagi spora-spora
yang berdaya tahan besar. Efektivitas membunuh mikroba dengan uap air dikarenakan
uap air dapat dengan muda menembus dinding sel dan menggumpalkan proteinnya.
Dibandingkan dengan cara-cara sterilisasi dengan pemanasan kering, cara ini memiliki
berbagai keuntungan diantaranya sebagai berikut :
Uap air memiliki daya bakterisida yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara
kering, sehingga pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat
sterilisasi dapat dilakukan.
Kapasitas kalor uang air lebih besar dibandingkan dengan udara kering sehingga akan
terjadi pemindahan kalori lebih cepat. 1 gram uap air suhu
100 o C didinginkan menjadi 99 oC akan membebaskan 536 kalori, sedangkan 1 gram
udara suhu 100 oC jika didinginkan menjadi 99 o C akan membebaskan 0,237 kalori.
Akibat dari kapasitas kalori yang lebih besar dari uap air, maka pemanasan terhadap
bahan yang disterilkan terjadi relatif lebih besar dan lebih cepat, sehingga proses
sterilisasi dapat dipercepat.
Uap air dapat menempati seluruh ruangan sterilisasi dengan merata sehingga tidak
perlu dikahwatirkan terjadi sterilisasi yang tidak merata.

DENGAN UAP AIR JENUH BERTEKANAN TINGGI (AUTOKLAF)

Cara ini memberikan jaminan sterilisasi yang terbaik untuk alat-alat atau bahan-
bahan yang diseterilakan, daya penyeterilkan dengan cara ini tergantung pada sifat-sifat
uap air jenuh kering, diantarannya: suhu tinggi jumlah kalor laten yang besar,
kesanggupan pembentukan air embun, kontraksi volume yang segera terjadi ketika
terjadinya pengembunan.
Pada sterilisasi Dengan sterilisasi dengan cara ini selalu diusahakan agar uap air
tidak tercampur dengan udara karena kapasitas kalor udara sangat kecil sehingga
apabila tercampur kapasitas campuran tersebut akan kecil sehingga apabioa tercampur
kapasitas campuran tersebut akan menjadi kecil pula. Disamping itu, kadar air
(kelembapan) juga akan menurun jika bercampur dengan udara, jadi semata-mata
bukan karena menurunnya usaha saja, manfaat uap air dalam cara seterilisasi ini hanya
tampak apabila uap air kontak langsung dengan bahanatau alat yang akan disterilkan.
Masalah utama pada pemakaian autoklaf adalah pembuangan udara, terjadainya panas
yang berlebihan (Suerheat), bahan yang dilestariakan menjadi basah dan kemungkinan
terjadinya kerusakan bahan.
Keberhasilan sterilisasi dengan autoklaf sangat tergantuk pada kualitas uap air.
Kulitas uap air adalah berat dari uap kering yang terdapat dalam campuran dari uap air
jenuh dan airm jika kualitas uap 97%, campuran uap terdiri atas 3 bagiuian berat air
jenuh dan 97 bagian berat uap jenuh, Uap yang ideal untuk sterilisasi adalah 100% uap
jenuh. Penyebab menurunnya kualitas uap diantarannya adalah kualitas boiler,
perangkap uap (trappred stem) yang kurang baik dan terjadinnya kondensasi pada pipa
yang dilalui oleh uap air. Kualita uap mempengaruhi hasil sterilisasi dan kondisi bahan
yang disterilkan ( menjadi lebuh basah)
Tahapan-tahapan penting dalam menggunakan autoklaf
1. Mengeluarkan udara dari ruangan autoklaf dan mengisinya dengan uap air
Jika didalam chamber(ruangan autoklaf) terjadinnya suhu yang bervariasi, serta pada
bahan yang disterilkan terdapat titik dingin(cold spot)Pengeluaran udara akan
terganggu. Pembuangan udara ini sangat penting agar diperoleh uap air yang
mendekatai murni sehingga dicapai suhu yang dikhendaki, jika pembuangan tidak
sempurna, artinya adidalam ruangan berisi campuran uap air dan udara, maka tekanan
bisa sangat tinggi tetapi suhu masih rendah (seharusnya pada tekanan 15 pound per
inchi quadrat) dicapi suhu 120o C) sekarang udah banyak autoklaf yang didesain
secara otomatis pengeluaran udarannya sehingga operator tidak perlu lagi mebuka
keran untuk membuang udara karena akan terbuka dengan sendirinya dan bila udara
dalam chamber telah keluar semuannya, kerana akan menutup secara otomatis pula.
Perlu diperhatiakn bahwa adannya udara dalam ruangan autoklaf akan menurunkan
suhu pemanasan pada tekanan yang terbaca Misalnya:
Dalam autoklaf terdapat 50% udara dan 50% uap air dan tekanan terbaca adalah 15
psi (pounds per-square inch) dengan demikian tekanan persialnnya adalah 7,5 psi.
Uap air pada tekanan 15 psi memiliki suhu 121 C sedangkan pada tekanan 7,5 psi
memiliki suhu 113o C, dengan demekian terjadi penurunan suhu besar 80o C (15 F).
Sebetulnya penurunan suhu tersebut dapat diatasi dengan menambah jumlah uap air
yang masuk, tetapi dengan resiko terjadinya kelebihan pemanasan (super heating)
yang dapat merusak bahan yang diseterilkan. Pengeluaran udara dari dalam ruanagan
autoklaf dapat dilakukan dengan membuka saluran pengeluaran uap air atau dengan
menggunakan pompa vakum ( vacuum pump) kesulitan yang dapat terjadi pada
sterilisasi dengan autoklaf adalah apabila yang disterilkan berupa bahan yang porous
seperti tektstil, karena dapat merusak bahan tersebut akibat terjadinnya oksidasi pada
suhu yang tinggi. Upaya terbaik untuk menhindari hal tersebut adalah menggunakn
metode pre-vacuum yang tinggi (high pre-vacuum method), yaitu pengeluaran udara
akan mencapai 98% baik yang berasal dari ruangan autoklaf maupun yang terserap
dalam bahan yang disterilakn.
1. Sterilisasi dari alat / bahan pada suhu dan waktu yang dipilih. waktu yang diperlukan dalam seluruh
proses sterilisasi adalah penetration time, holding time, safety time.

a. Penetration time

adalah waktunyang diperlukan oleh autoklaf untuk mencapai suhu sterilisasi yang

dikehendaki. waktu ini dipengaruhi oleh macam bahan yang diserikan dan tipe autoklaf

yang digunkan. untuk bahan yang terbungkus, dan untuk autoklaf dengan bahn yang tidak

terbungkus, dan untuk autoklaf dengan sistem pengeluaran konvensional (biasa) akan

memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan autoklaf dengan sistem pre-

vekum.

b. Holding Time

adalah waktu minimum yang digunakan oleh suhu tertentu untuk membunuh semua tipe

mikroorganisme. umummnya waktu tersebut didasarkan pada waktu yang diperlukan

untuk emmbunuh spora bacillus stearothermophyllus pada pH netral.

c. Safety time
Umumnya waktu ini diperkirakan sebesar separuh dari holding time, oleh karenanya

sering waktu ini ditambhakan dengan holding time dan merupakan waktu sterilisasi.

2. Selesai sterilisasi, mengeluarkan uap air dari ruangan autoklaf.

uap air dalam autoklaf dikeluarkan dengan cara membuka kran pengeluaran uap air sampai

mencapai sampai mencapai tekanan 0 pengeluaran yang cepat (fast exhaust) hanya dapat

diterapkan apabila bahan/ alat yang disterilakn bersifat tidak mudah pecah. Alat-alat trbuat dari

gelas akan retak atau pecah. begitu juga jika disterilkan berupa bahan cair akan berakibatbbahan

tersebut mendidih dengan kemungkinan tutupnya dapat terbuka.

3. Pengeringan dan pendinginan dari bahan/alat yang disterilkan.( untuk autoklaf yang yang

dilengkapi dengan pompa vakum, pengeringan dilakukan dengan cara vakum).

Pengeringan ddiperlukan jika bahan yang disterilkan berupa nbahn pakaian atau tekstil atau bahan-

bahan yang dibungkus dengan kain. proses pendinginan disini didasarkan pada perubahannya

kondensat uap air menjadi uap karena pengaruh hampa udarab yang dibantu oleh pemanasan yang

berasal dari dinding jaket autoklaf. autoklaf yang diperlengkapi dengan pompa vakum bertenaga
rendah umummnya diperlukan waktu 45 menit untuk proses pengeringannya, sedangngkan yang diperlengkapi

dengan pompa vakum bertenaga tinggi hanya memerlukan waktu 5 menit. menurut Mulerr Jalam Block SS

(2001) sterilisasi terhadap wadah menggunakan autoklaf, akan terjadi perbedaan suhu diluar dan

didalam wadah. Oleh karenannya dianjurkan untuk menambah suhu yang diperlukan untuk
o
terilisasi, penambahn suhu dianjurkan sekitar 5 C untuk mencegah terjadinnya pemanasan yang

berlebihan. sterilisasi dengan autoklaf jika dilakukan dengan benar sesuai dengan pentunjuk yang

akan dihasilkan bahn-bahn yang benar-benar steril. sterilisasi alat-alat gelas menggunakan

autoklaf atau secara basah menurut beberapa Farmakope dapa disimak pada table 4.

Tabel 4. sterilisasi alat-alat gelas menurut beberapa farmakope.

Farmakope Aliran Uap Air 100o C Autoklaf

Amerika - -

Belanda 1 jam ½ Jam 107-110o C


Inggris (codex) - ½ jam 115-116o C
Inggris (BPC) - ½ jam 115-116o C
Indonesia - ½ jam 115-116o C
Sovyet 1 jam 15-20 menit 110-120 C
Jerman - -

Ukuruan tekanan
Untuk menyatukan besar tekanan uap atau tekann udara digunakan berbagai satuan,
antara alain:
Mm Hg: milimiter of mercury
p.s. i : pound per square inches (ibs/inch2)
kpa : kilopascal
Kg/cm2 : Kilogram per-sentimeter persegi
Tekanan atmosfer normal pada permukaan air laut kira-kira 30 inches (760mmHg)
atau 15 psi. oleh karena itu, untuk mengukur tekanan dapat digunakan 2 cara.
 Tekanan absolut
Yaitu tekana yang dihitung dari angak 0 yang sesungguhnya pada keadaan vakum.
 Gauge pressure (disini mungkin positip atau mungkin pula negative)
Tekanan yang dihitrung dari tekanan atmosfer yang dianggap sebagai titik 0.

Jadi tekanan uap air yang menggunakan gauge pressure apabila bertekanan 15 p.s
ditulis dengan 15 p.s.i g yang ekuivalen denga 30 p.s.i pada tekanan absolut.
Umumnya dalam praktik ukuran ke vakuman dari suatu autoklaf diukur dalam p.s.ig,
sedangakan p.s.si digunakan pada autoklaf dengan derajat ke vakuman yang tinggi
(high pre-vacuum autoclave) tiap pabrikan yang memproduksi peralatan autoklaf
mempunyai cara yang berbeda dalam mengatur dan menunjukan tekanan atau suhu
operasional dari autoklaf yang diproduksinnya, ada yang menggunakan cara ibs/sq.
inches, derajat celcius, kpa (kilo pascal) atau atm (atmosper) yang ditunjukan pada
panel penunjuk masing-masing autoklaf tersebut. Table 5 menunjukan hubungan
antara tekanan uap air menggunakn sistem ibs/ sq dan kpa serta derajat celcius dari
panas yang ditimbulkan dalam pemakaian
autoklaf
Tabel 5. Hubungan antara tekanan uap air yang menggunakan ibs/sq. inches, Kpa
dan suhu dalam oC yang dicapainya.

o
Lbs/sq. inches. Kpa C

10 68,9 115,2

15 103,4 121,2

18 124,1 124,1
Untuk autoklaf yang menggunkan panel atmosfer, hubungan antara atm dengan
suhu yang sesuai (oC) dapet simak pada Tabel 6.

Tabel 6. Tekanan dan suhu uap air jenuh yang ekuivalen dengarnya.

Tekanan Suhu yang sesuai Suhu yang sesuai Waktu untuk


o o
Atmosfer (atm) F C Penyeterilan

5,38 324,1 162,2 -


50,4 320,3 160,1 -
4,71 316,1 158,0 -
4,38 312,0 155,6 -
4,04 307,6 153,0 -
3,71 302,9 150,6 -
3,37 298,0 147,8 -
3,04 292,7 144,8 -
2,70 287,1 141,9 -
2,37 281,4 138,3 -
2,03 274,4 134,6 -
1,83 270,2 132, 3 -
1,70 267,3 130,7 -
1,36 259,3 126,2 -
1,29 257,6 125,3 -
1,23 255,8 124,2 -
1,16 254,1 123,4 -
1,09 252,2 122,3 -
1,03 250,3 121,2 12 menit
0,96 248,4 120,3 -
0,82 244,4 118,0 18 menit
0,69 240,1 115,6 30 menit
0,56 235,5 113,0 -
0,42 230,6 110,3 -
0,29 225,2 107,1 -
0,15 219,4 1042 -
0,00 212,0 100,0 -

2. STERILISASI DENGAN PENAMBAHAN ZAT-ZAT TERTENTU

Zat yang dita,bahkan umumnya berupa senyawa kimia, sterilisasi dengancara ini tidak
selalu mematikkan seluruh mikroba, terutama mikroba dalam bentuk spora tidak
terbasmi keseluruhan, oleh karenannya cara ini lebih tepat dinamakan pencuci-hamaan.
Sterilisasi dengan caera ini biasanya hanya di peruntukan sterilisasi ruangan atau jenis
peralatan tertentu saja.
Bahan-bahan kimia yang banyak digunakan dalam proses sterilisasi cara ini adalah
termasuk golongan.
a) Pencuci hama
b) Bakterisida
c) Fungisida
d) Antiseptika
e) Bakteriostatika
f) Fungistatika
g) Antibiotika

Sterilisasi alat-alat dengan memakai bahan kimia banyak dilakuakan karena mudah
dikerjakan dan tidak memerlukan peralatan khusus, juga tidak memerlukan pemanasan.
Yang perlu diingat adalaha terjadinya kerusakan alat karena bahan kimia tersebut,
misalkan terjadinya karat. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menambahkan bahan kimia
tlain guna mencegah terjadinya karat, seperti: natrium nitrit dan natrium borat. Bahan
kimia yang banyak digunakan untuk pencucihamaan di antarannya alcohol, kresol,
fenol, formaldehyde, garam raksa organic dan senyawa ammonium kuaterner.

Anda mungkin juga menyukai