Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA I

FILTRASI

DOSEN PEMBIMBING :
DR.T.IR DYAH SUCI PERWITASARI MT

Disusun oleh :

1. Fitri Prihardani (19031010003)


2. Dendy Wahyu R. (19031010005)
3. Jainuul Setiawan (19031010009)
4. Nur Komariyah (19031010036)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan banyak terimakasih kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena berkat rahmat-Nya, makalah kelompok kami dapat terselesaikan. Kami
juga saling mengapresiasi satu sama lain karena telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk bekerja sama agar makalah ini dapat terselesaikan sebagai
pemenuhan tugas Operasi Teknik Kimia I.
Kelompok kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang
membacanya sebagai bahan untuk menambah ilmu pengetahuan. Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kelemahan dan
kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan untuk meningkatkan kualitas dan menyempurnakan
makalah ini maupun makalah selanjutnya.

Surabaya, 29 November 2020

Kelompok II

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
I.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
I.3 Tujuan.......................................................................................................................2
I.4 Manfaat.....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
II.1 Pengertian Filtrasi...................................................................................................3
II.2 Prinsip Kerja...........................................................................................................4
II.3 Perlakuan Awal Sebelum Filtrasi............................................................................5
II.4 Kriteria Pemilihan Alat Filtrasi...............................................................................6
II.5 Komponen Penyusun Pada Filter............................................................................7
II.6 Jenis-Jenis Filtrasi...................................................................................................9
II.7 Jenis-Jenis Aliran Fluida.......................................................................................24
II.8 Filtrasi Pada Tekanan Konstan.............................................................................25
II.9 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Filtrasi...........................................26
II.10 Aplikasi Filtrasi...................................................................................................28
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................29
III.1 Kesimpulan..........................................................................................................29
III.2 Saran....................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................31
LAMPIRAN...............................................................................................................32

II
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Filtrasi adalah pemisahan partikel zat padat dari dari fluida dengan jalan
melewatkan fluida melalui medium penyaring, dimana zat padat tersebut tertahan.
Operasi filtrasi dijalankan untuk memisahkan bahan-bahan sehingga diperoleh bahan
yang diinginkan berupa padatan atau cairan dan bahkan kedua-duanya. Pada industri,
filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga
pemisahan yang kompleks. Filtrasi tak hanya penting dalam bidang industri, seperti
pada penyaringan limbah yang akan dibuang ataupun pemisahan suatu kontaminan
yang tercampur dalam suatu fluida. Akan tetapi, proses filtrasi juga diperlukan dalam
pemurnian air minum untuk keperluan rumah tangga, ataupun penyaringan debu dari
udara sekitar baik di rumah tangga maupun lokasi kerja. Proses filtrasi ini sangat
dibutuhkan dalam berbagai proses terutama proses industri. Namun, setiap industry
memerlukan jenis filter yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing
industri bergantung dari bahan yang akan difiltasi.
Pada masa ini terdapat berbagai macam jenis filtrasi yang memiliki
karakteristik – karakteristik tersendiri, baik dari segi umpan, tenaga pendorong,
medium filter, dsb. Perbedaan ini sendiri dibuat untuk menyesuaikan alat filter
dengan umpan yang akan di filtrasi dan hasil yang ingin di peroleh. Pemakaian alat
filter yang kurang sesuai baik dengan jenis umpan, proses yang dibutuhkan, hasil
yang diinginkan, maupun media filter yang digunakan, dapat menyebabkan
kurangnya efisiensi pemisahan atau penyaringan tersebut. Sehingga dalam pemilihan
alat tersebut harus berhati - hati. Meski demikian, sebagian masyarakat terutama yang
berkerja dalam bidang industri belum memahami dengan baik jenis – jenis filter yang
ada. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan mengenai filtrasi
dan jenis – jenis filter yang biasa digunakan khususnya dalam bidang industri.

1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filtrasi?
2. Bagaimana prisnsip kerja dari filtrasi?
3. Sebutkan dan jelaskan kriteria dalam pemilihan alat filtrasi?
4. Sebutkan dan jelaskan komponen yang digunakan dalam penyusun filter?
5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis filtrasi?
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis aliran fluida?
7. Factor apa saja yang dapat mempengaruhi filtrasi?
8. Jelaskan proses filtrasi pada tekanan konstan?
9. Sebutkan dan jelaskan aplikasi dari filtrasi dalam dunia industri?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian filtrasi
2. Untuk mengetahui prinsip kerja filtrasi
3. Untuk mengetahui kriteria pemilihan alat filtrasi
4. Untuk mengetahui komponen penyusun alat filtrasi
5. Untuk mengetahui jenis – jenis filtrasi
6. Untuk mengetahui jenis-jenis aliran fluida
7. Untuk mengetahui filtrasi pada tekanan konstan
8. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi filtrasi
9. Untuk mengetahui penerapan filtrasi dalam suatu industri.

I.4 Manfaat
Agar para pembaca dapat mengetahui serta memahami materi mengenai filtrasi,
prisnsip kerja, kriteria pemilihan alat filtrasi, komponen penyusun alat filtrasi, jenis-
jenis filtrasi dan fluida, factor-faktor yang mempengaruhi, filtrasi pada tekanan
konstan, hingga aplikasi dari filtrasi dalam dunia industri

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Filtrasi


Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis berdasarkan ukuran
partikelnya yang berbeda-beda. Filtrasi dilakukan dengan bantuan media filter dan
beda tekanan. Molekul-molekul cairan atau gas dibiarkan menerobos lubang pada
media filter, sedangkan partikel-partikel padat yang lebih kasar akan tertahan oleh
media filter. Filtrasi bertujuan memisahkan padatan dari campuran dengan perbedaan
tekanan sehingga mendorong fasa cair melewati medium filter. Pada proses filtrasi,
fasa padat akan tertahan pada medium penyaring dan fasa cair akan melewati medium
filter. Cairan yang melewati filter disebut filtrat sedangkan padatan hasil samping
yang tertinggal pada filter media disebut residu. Dalam operasi filtrasi, partikel-
partikel padatan tersuspensi dalam cairan atau gas dihilangkan secara fisika atau
mekanis dengan cara melewatkannya melalui medium penyaringan tersebut. Di
dalam campuran zat cair, partikel-partikel padat tersuspensi dapat berupa partikel
yang sangat halus, partikel tegar (rigid) atau plastis, berbentuk bulat atau beragam
dan partikel agregat atau individual (diskrit). Filter medium-medium penyaring
adalah bahan padat berpori yang berfungsi menahan partikel-partikel padatan
berukuran lebih besar dan meloloskan partikel padat berukuran lebih kecil dari
diameter porinya bersama- sama dengan cairan. Beberapa filter medium yang sering
digunakan antara lain seperti nilon, dacron cloth, kawat baja (steel mesh) gulungan
baja tahan karat berbentuk koil, kain kasa dan lain-lain. Dalam industri, filtrasi ini
meliputi beragam operasi mulai dari penapisan sederhana sampai separasi yang amat
rumit. Fluidanya mungkin berupa zat cair atau gas, arus yang berharga mungkin
fluidanya, tetapi bisa pula zat padatnya, atau bahkan kedua-duanya. Terkadang tidak
ada diantara keduanya yang berharga, seperti limbah padat yang harus dipisahkan
dari limbah cair sebelum dibuang. Dalam filtrasi industri, kandungan zat padat dapat

3
mencapai jumlah yang sangat tinggi. Kadang- kadang umpan itu dimodifikasi dengan
sesuatu cara perlakuan pendahuluan untuk meningkatkan laju filtrasi, misalnya
dengan pemanasan, rekristalisasi, atau dengan menambahkan bahan penolong filtrasi
(filter aid), seperti selulosa, kapur giling, atau tanah diatomea. Selain dapat membantu
melancarkan proses penyaringan atau meningkatkan laju filtrasi, filter aid juga dapat
dapat mempertinggi umur (life time) medium filter dan menghilangkan zat warna dan
bau yang terdapat dalam cairan. Fluida mengalir melalui medium filter oleh karena
adanya perbedaan tekanan yang melintas pada medium itu. Oleh karena itu, ada filter
yang beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer di sebelah hulu
medium filter, dan ada yang beroperasi dengan tekanan atmosfer di sebelah hulu dan
vakum di sebelah hilir. Tekanan di atas tekanan atmosfer dapat disebabkan oleh gaya
gravitasi yang bekerja pada suatu kolom zat cair, oleh pompa atau blower, atau oleh
gaya sentrifugal. Kebanyakan filter industri adalah filter tekanan atau filter vakum.
Alat itu ada yang kontiniu dan ada pula yang tidak kontiniu, bergantung pada cara
mengeluarkan zat padatnya, stedi atau terputus-putus. Pada filter tak kontiniu, aliran
zat cair yang melalui piranti itu adalah kontiniu pada sebagian besar siklusnya, tetapi
aliran itu harus diputus-putuskan secara periodic guna memungkinkan zat padat yang
terkumpul itu dikeluarkan. Dalam filter kontiniu, pengeluaran zat padat maupun zat
cair berlangsung secara kontiniu tanpa terputus selama alat itu beroperasi.Istilah
Protein, yang dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia Belanda, G.J Mulder pada
tahun 1939 berasal dari bahasa Yunani ‘proteios’. Proteios sendiri mempunyai arti
“yang pertama” atau “yang paling utama” protein ternyata memegang peranan sangat
penting pada organisme yaitu dalam struktur, fungsi, dan reproduksi (Sumardjo,
2009).

II.2 Prinsip Kerja


Prinsip dasar dari filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring molekul-
molekul padatan yang tercampur dalam larutan, maka tingkat kemurnian filtrat yang
diperoleh dari filtrasi ini bergantung pada kualitas serta ukuran pori dari filter

4
(penyaring) yang digunakan. metode pemisahan zat padat dari cairannya dengan
menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan
ukuran partikel antara zat pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat
padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori – pori saringan dan
meneruskan pelarut. Dalam filtrasi penyaringan biasanya dilakukan dengan kertas
saring. Penyaringan ini akan menghasilkan hasil filtrasi (filtrat) yang biasanya bening
dan residu (ampas). Adapun mekanisme utama pada filtrasi antara lain sebagai
berikut:
1) Klarifikasi
Dimana partikel padatan dalam slurry akan tertahan oleh media filter (dapat
berupa kain penyaring, tumpukan serat/sabut, tumpukan partikel penyaring
misalnya pasir dan batu).
2) Mekanisme pembentukan kue filter.
a. Peristiwa ini terjadi pada saat pori-pori pada media filter sudahpenuh oleh
partikel padatan.
b. Partikel-partikel dalam slurry akan tertumpuk diluar mediamembentuk
kue padatan, yang sekaligus berfungsi sebagaimedia penyaring baru
(Oxtoby, 2016)

II.4 Kriteria Pemilihan Alat Filtrasi


Terdapat berbagai jenis alat filtrasi yang masing – masing alat mempunyai
karakteristik – karakteristik tersendiri. Dalam memilih alat filtrasi yang akan
digunakan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Jenis Campuran
Campuran gas - padat memerlukan ruang filtrasi dan luas permukaan filter 
yang lebih besar daripada campuran cair - padat. Hal ini disebabkan volume
gas lebih besar dari pada cairan. Disamping itu pada campuran gas - padat
hanya mungkin digunakan beda tekanan yang kecil.
2. Jumlah bahan yang lolos dan tertahan

5
Semakin besar jumlah campuran yang harus difiltrasi, semakin besar daya
filtrasi yang diperlukan dan dengan demikian juga semakin besar luas
permukaan total filter. Ukuran pemanfaatan yang optimal dapat berupa luas
permukaan filter yang sebesar mungkin dengan ruang filter yang sekecil
mungkin.
3. Tekanan filtrasi (beda tekanan)
Tekanan filtrasi mempengaruhi jenis konstruksi dan ukuran alat filtrasi.
4. Jenis operasi
Konstruksi alat pada dasarnya berbeda untuk operasi yang kontinu atau yang
tidak kontinu.
5. Pencucian
Bila cake filter harus dicuci, diperlukan tambahan perlengkapan untuk 
mencuci. Tergantung pada jenis cairan pencuci yang digunakan, yaitu apakah
mengandung air, mudah terbakar atau beracun, maka alat filtrasi harus
dikonstruksi dengan cara yang berbeda – beda, misalnya terbuka, tertutup,
dengan perangkat penghisap, dengan ruang - ruang terpisah.
6. Sifat bahan yang difiltrasi
Baik konstruksi maupun bahan yang dipakai untuk membuat alat filtrasi
tergantung pada bahan yang difiltrasi, apakah bersifat asam, basa, netral,
mengandung air, mudah terbakar, tahan api, peka terhadap oksidasi, steril,
panas atau dingin. konstruksi dapat terbuka, tertutup atau dalam lingkungan
gas inert.
7. Sifat filtrasi
Apakah cake filter yang terbentuk dapat ditekan atau tidak dapat ditekan,
tergantung pada ukuran dan bentuk partikel bahan padat. Sifat cake filter itu
selanjutnya mempengaruhi luas permukaan filter, tebal cake, beda tekanan,
dan  juga ukuran pori dari media filter.

6
II.5 Komponen Penyusun Pada Filter
A. Media Filter
Media filter adalah suatu lapisan berpori yang terbentuk dari bahan-
bahan lepas atau terpadatkan, misalnya pasir, anyaman, kertas, dan kerak.
Media ini berfungsi untuk menahan semua partikel yang mempunyai ukuran
lebih besar dari pada lubang atau pori-porinya. Pemilihan media filter dalam
industri harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain :
a. Mampu memisahkan partikel-partikelnya sehingga filtrate yang jernih
dapat diperoleh.
b. Pori-pori tidak gampang buntu.
c. Mudah untuk dibersihkan.
d. Dibuat dari bahan yang tidak mudah sobek.
e. Tidak bereaksi dengan slurry yang difilter.
f. Harganya murah.
Jenis filter media yang dapat digunakan diantaranya dapat berupa :
a. Lapisan bahan berpori, misalnya pasir, gravel, dan kokas. Filter media
jenis ini sering dipakai pada sand filter, untuk menyaring atau
menjernihkan air.
b. Kain atau tenunan, ada bermacam-macam tenunan tergantung dari sifat
zat yang akan disaring :
1. Zat yang bersifat alkali lemah dipakai kain kapas, kain rami atau kain
goni.
2. Zat yang bersifat asam lemah dipakai wol, rambut kuda, rambut unta,
dan lain-lain.
3. Zat yang bersifat asam atau alkali kuat digunakan asbes atau kain
kapas yang dikerjakan secara khusus, juga dipakai kawat kasa monel,
atau kulit karet yang berpori, synthetic fiber yaitu nylon, fiber glass,
vinyon digunakan untuk asam atau alkali dengan kepekatan 70 %
pada suhu 180 – 200 oF.

7
c. Membran berpori, dibuat dari bahan kaca, dipakai untuk menyaring air
minum atau untuk bahan yang bersifat asam.
d. Membran setengah permeable, dibuat dari kulit atau selaput binatang
untuk menyaring gula, garam, tetapi zat-zat seperti putih telur, gelatin
tidak bisa menembusnya
Fluida mengalir melalui media filter oleh karena adanya perbedaan
tekanan melintasi medium tersebut. Perbedaan tekanan perlu dijaga agar
penyaringan dapat berjalan. Untuk menjaga perbedaan tekanan dapat diperoleh
dari:
1. Gaya gravitasi(untuk penyaringan secara gravitasi)
2. Dengan divakumkan/hampa udara(vakum filter)
3. Dengan pompa/blower(pada filter press)
4. Dengan tenaga pusingan(centrifuge)

B. Filter aid
Filter aid adalah bahan penolong pada waktu menyaring guna
mempercepat proses penyaringan. Tugasnya adalah membuat supaya ruang-
ruang kapiler diantara bagian-bagian yang mengendap itu tetap terbuka,
sehingga mengurangi tahanan cake. Pemakaian filter aid ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
1. Sebagai precoat (diletakkan di atas filter media sebelum penyaringan)
berguna untuk mencegah buntunya filter media bila ada zat-zat padat
yang berbentuk gelatin, disamping itu akan menghasilkan filtrate yang
jernih.
2. Filter aid juga dapat ditambahkan pada slurry sebelum difilter, dimana hal
ini akan menaikkan porositas cake yang terjadi, sehingga akan
menurunkan tahanan cake selama proses filtrasi.
Syarat-syarat filter aid yaitu :

8
a. Secara mekanik, cukup kuat, tidak boleh menggumpal pada waktu
menyaring.
b. Secara kimia, tidak bereaksi dengan filtrate.
c. Bahan filter aid yang banyak dipakai yaitu pasir halus, serbuk gergaji,
kalsium karbonat, Kiesel-guhr (zat yang terdiri dari komposisi silica).
(Koswara, 1992)

II.6 Jenis-Jenis Filtrasi


Berdasarkan kemampuan memisahkan solid, terdapat tiga jenis filtrasi yang
berbeda, yaitu :

a. Filtrasi ayak (sieve filtration)


Mempunyai prinsip kerja seperti ayakan. Media filter menahan semua partikel
padat yang ukurannya lebih besar dari pada lubang-lubang media

Gambar II.1 mekanisme kerja filtrasi ayak


b. Filtrasi unggun dalam (deep bed filtration)
Partikel-partikel padat masuk ke dalam pori-pori media filter dan bertumpuk
disana. Hal ini menyebabkan diameter pori menjadi lebih kecil. Dengan cara ini
pertikel-partikel yang amat halus dapat dipisahkan juga dengan menggunakan media
filter yang memiliki pori-pori relatif kasar. Namun pada awal filtrasi, pemisahan
belum sempurna sehingga cairan yang keruh (yang dihasilkan mula-mula) atau juga
gas harus disirkulasi kembali selama beberapa waktu. Contohnya sand filter.

9
Gambar II.2 Mekanisme kerja filtrasi unggun dalam
c. Filtrasi kue (cake filtration)
Pemisahan terjadi oleh kue filter berpori yang terbentuk selama proses filtrasi
berlangsung. Cairan mula-mula yang dihasilkan biasanya juga keruh. Dalam filtrasi
cake, cairan melewati dua resistansi secara seri: resistansi cake dan resistansi media
filter. Resistensi media filter, yang merupakan satu-satunya resistansi dalam filter
klarifikasi, biasanya penting hanya selama tahap awal filtrasi cake. Ketahanan kue
adalah nol pada awalnya dan meningkat seiring dengan berjalannya waktu saat
penyaringan berlanjut. Jika kue dicuci setelah disaring, kedua resistansi konstan
selama periode pencucian dan ketahanan media filter biasanya dapat diabaikan.
Penurunan tekanan keseluruhan setiap saat adalah jumlah dari penurunan tekanan
pada medium dan cake.

Keterangan :

Pa = tekanan masuk

Pb = tekanan keluar

P’ = tekanan pada batas antara kue dan media

ΔP = Keseluruhan penurunan tekanan

10
ΔPc =penurunan tekanan diatas kue

ΔPm= penurunan tekanan diatas medium

Gambar II.3 Mekanisme kerja filtrasi kue


Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu
a. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat. Filter ini digunakan untuk
proses fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan.
Contohnya : pada pemurnian air sebelum deionisasi dan destilasi

b. Vacum Filtration
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari
campuran reaksi  pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan
melalui kertas filter dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap Buchner.
Padat yang terperangkap oleh filter dan ca oleh filter dan cairan tersebut
ditarik melalui cor iran tersebut ditarik melalui corong ke dalam labu di
bawah ini, dengan ruang hampa. Proses pemisahan dengan teknik ini Proses
pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dil sangat tepat dilakukan, jika
jumlah partikel padatn akukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar
dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum dipakai untuk suatu ukuran

11
besar,  jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-endapan Kristal atau
penyaring steril. Kristal atau penyaring steril.
Vakum filter dibagi menjadi dua :
1. Vakum Filter Tidak Kontinu.
Filter tekanan biasanya tidak kontinu, filter vakum biasanya kontinu.
Namun, filter vakum tidak kontinue terkadang merupakan alat yang berguna.
Nutsch vakum lebih kecil dari corong Büchner besar, dengan diameter 1
hingga 3 m (3 hingga 10 kaki) dan membentuk lapisan padat dengan
ketebalan 100 hingga 300 mm (4 hingga 12 inci). Karena kesederhanaannya,
nutches dapat segera dibuat dari bahan tahan korosi dan sangat berharga di
mana kumpulan percobaan dari berbagai bahan korosif akan disaring.
Nuthces tidak umum dalam proses skala besar karena tenaga kerja yang
terlibat dalam menggali kue; bagaimanapun juga, berguna sebagai filter
tekanan dalam kombinasi filter-pengering untuk jenis operasi batch tertentu.

2. Vakum filter kontinue.


Dalam semua filter vakum kontinu, cairan disedot melalui septum yang
bergerak untuk menyimpan sekumpulan padatan. Kue dipindahkan keluar
dari zona penyaringan, dicuci, disedot kering, dan dikeluarkan dari septum,
yang kemudian memasukkan kembali bubur untuk mengambil muatan padat
lainnya. Beberapa bagian dari septum berada di zona penyaringan setiap saat,
sebagian lagi berada di zona pencucian, dan sebagian sedang dibebaskan dari
muatan padatannya, sehingga pembuangan padatan dan cairan dari filter tidak
terganggu. Perbedaan tekanan di septum dalam filter vakum kontinu tidak
tinggi, biasanya antara 250 dan 500 mm Hg. Berbagai desain filter berbeda

12
dalam metode penerimaan bubur, bentuk permukaan filter, dan cara
pembuangan padatan. Kebanyakan, bagaimanapun, menerapkan vakum dari
sumber stasioner ke bagian yang bergerak dari unit melalui katup putar.

Gambar II.4 Bagan alir dari vakum filtrasi continue

c. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan. Tekanan penyaring
kerangka dan penyaring lempeng merupakan yang paling sederhana dari
semua penyaring tekanan, dan paling banyak digunakan. Filter ini terdiri dari
seperangkat lempengan yang dirancang untuk member sederetan
kompartemen untuk pengumpulan zat padat. Lempengan tersebut Lempengan
tersebut ditutup ditutup dengan medium f dengan medium filter seperti ilter
seperti kanvas. kanvas. Slurry umpan masuk ke dalam masing-masi ke dalam
masing-masing lempengan dan medium filt lempengan dan medium filternya
dengan tekanan, cair ernya dengan tekanan, cairannya lewat annya lewat
melalui kanvas dan melalui kanvas dan keluar melalui pipa keluar melalui
pipa keluaran dan meninggalkan zat p keluaran dan meninggalkan zat padat
basah di antara adat basah di antara lempengan tersebut. (Geankoplis, 1993).
Berdasarkan dari jenis alatnya filtrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
a. Sand Filter (Saringan Pasir)

13
Filter tipe ini berguna terutama untuk mengambil sejumlah kecil
partikel dari dalam air. Media filternya biasanya terdiri dari gravel, pasir
halus, kadang-kadang granular atau carbon.

Gambar II.5 Sand Filter

Prinsip kerja :
Umpan yang berupa air yang akan disaring mengalir dari atas ke bawah
didalam tanki menembus lapisan filter mediaterus turun kebawah karena gaya
grafitasi.Proses filtrasi dapat berlangsung terus-menerus sampai semua
partikel padat yangakan dipisahkan mengendap menutupi rongga-rongga dari
filter media.
Media filter ini dapat dibersihkan dengan menyemprotkan air dan udara
bertekanan secara periodik dari bawah keatas untuk mencuci kembali (back
washing) dan membawa partikel-partikel padat keluar tanki.
Jenis filter ini digunakan terutama untuk penanganan awal air minum atau
untuk pembuatan air keperluan pabrik.
b. Filter press
1. Chamber Filter Press

14
Dalam bentuk yang sangat sederhana alat filtrasi ini dapat
dibayangkan sebagai sebuah kantong kain (goni) yang dituangi campuran
padat-cair. Maka bagian-bagian padat tetap tinggal didalam kantong dan
zat cair menembus keluar.
Dapat juga dibayangkan bahwa kantong itu dicelupkan kedalam zat
cair yang akan disaring, kalau kantong itu tetap terbuka oleh sabuk, maka
zat cair mengalir kedalam kantong sedangkan kue dibentuk di bagian luar.
Peralatannya terdiri dari beberapa pelat yang berbentuk persegi atau
bulat yang bisa disusun secara berdampingan atau satu diatas yang lain,
pelat-pelat tersebut mempunyai pinggir-pinggir yang ditinggikan dan pada
kedua sisi pelat dibuat beralur/berparit untuk mempermudah keluarnya
filtrat. Pada pusat tiap plate merupakan lubang yang berhubungan dengan
kepala press dimana feed / zat cair masuk. Tiap sisi plate ditutup media
filter yang bagian tengahnya dilubangi. Kain saringan/media filter ini
dikaitkan pada pelat dengan ring yang disebur GROMET.
Kemudian semua pelat-pelat itu ditekan satu terhadap yang lain
dengan pertolongan sebuah skrup atau secara hidrolik. Dengan cara

15
demikian terjadi sejumlah besar ruangan-ruangan atau kamar-kamar yang
berhubungan dengan saluran pusat.
Gambar II.6 Chamber Filter Press
Prinsip kerja
Setelah sistim terpasang, zat cairyang akan difiltrasi masuk melalui
inlet yang dibantu dengan sebuah pompa, dan filtrat akan menembus kain
penyaring dan masuk kedalam melewati alur-alur/parit-parit dari plate.
Kemudian filtrat mengalir kebawah dan sampai kesaluran pembuangan
dengan melalui beberapa lubang yang terdapat ditepi bawah pelat, dengan
membuka kran maka filtrat dapat dialirkan kedalam saluran pembuang.
Kue/cake hasil filtrasi akan terbentuk/menempel didalam kamar-kamar,
kalau kamar-kamar itu sudah penuh dengan endapan, maka tekanan pompa
dihentikan dan pelat-pelat digeserkan satu dari yang lain sehingga kue-kue
akan jatuh kedalam saluran kue untuk kemudian dikeluarkan.
Jika memerlukan pencucian, sebelum kue dikeluarkan, kita pompa air
melalui inlet, air akan mengalir melalui kue untuk melakukan pencucian,
setelah pencucian selesai baru kue dikeluarkan .
Ketebalan kue-kue ditentukan oleh tinggi tepi pelat. Filter press ini
sangat baik untuk menyaring kue filter yang tipis tapi memberikan tahanan
yang besar, seperti endapan-endapan yang berjonjot.
2. Plate and Frame Filter Press
Apabila kita mempunyai banyak endapan, yang tidak
mempunyai banyak tahanan, dimana cake boleh tebal, seringkali digunakan
filter jenis ini, misalnya pada industri makanan dan industri minyak.
Filter ini terdiri dari plate dan frame yang dipasang secara bergantian
dan ditekan satu terhadap yang lain dengan bantuan poros sekrup atau
secara hidrolik, seperti pada filter kamar, pada filter ini kedua sisi pelat
juga diberi alur/parit dan ditutup dengan filter media (kain saringan)
dimana filtratnya dapat dikeluarkan melalui alur ini. Biasanya plate dan

16
frame ini juga dilengkapi dengan plate pencuci, gunanya untuk mencuci
cake yang masih mengandung filtrat.
Pada filter ini disebelah kiri atas dan kanan atas semua plate dan
frame mempunyai lubang-lubang , dan bila plate dan frame tersebut
dihubungkan maka lubang-lubanh tersebut akan membentuk suatu saluran
tempat masuknya cairan/feed (lubang sebelah kanan) dan air pencuci
(lubang sebelah kiri).
Untuk peralatan yang dilengkapi dengan plate pencuci,
penyusunannya menjadi : pertama plate untuk filtrat kemudian frame

tempat kue terbentuk baru plate untuk pencuci , diatur berselang seling
seperti itu sampai sejumlah plate dan frame yang dibutuhkan.

Gambar II.7 Plate and Frame Filter Press


Prinsip kerja :
Umpan slurry dipompa melalui saluran menuju ke masing-masing
frame yang terbuka sehingga slurry memenuhi rongga-rongga frame

17
tersebut, karena adanya tekanan dari pompa, maka filtrate akan dipaksa
menembus kain saringan, mengalir diantara filter cloth dan plate melewati
alur-alur menuju saluran utama pengeluaran filtrate. Sedangkan cakenya
terbentuk di permukaan filter cloth di dalam frame.
Proses filtrasi berlangsung sampai frame penuh berisi cake.
Pengambilan cake dapat dilakukan dengan memisahkan frame-framenya
dari sistem dan mengeluarkan cakenya dari sana. Kemudian filter dapat
dipasang kembali untuk dioperasikan.
Bila diinginkan proses pencucian cake, peralatan ditambah dengan
plate pencuci dimana frame ditempatkan diantara plate umpan dan plate
pencuci, cake sementara dibiarkan tinggal di dalam frame dan dapat
dilakukan pencucian. Pada proses ini, saluran terpisah ditambahkan untuk
tempat air pencuci masuk. Air pencuci akan masuk melalui lubang di tiap
plate pencuci di belakang filter cloth. Kemudian air pencuci menerobos
cake ke sisi lain dari frame dan selanjutnya keluar dari saluran.
Keuntungan dari filter jenis ini adalah :
- Pengoperasiannya mudah dilakukan.
- Sistem penambahan kapasitasnya mudah yaitu dengan menambah
jumlah plate dan frame.
- Dapat dipakai untuk penyaringan larutan yang mempunyai viscositas
tinggi.
Sedangkan kerugiannya yaitu :
- Operasinya batch.
- Ongkos-ongkos lain yang tinggi karena terjadinya down-time dan lain-
lain
c. Leaf filter
1. Moore Filter

18
Merupakan salah satu jenis leaf filter yang paling tua yang biasanya
dipakai untuk filtrasi biji-bijian dalam proses cyanide. Leaf/platenya
berbentuk segi empat yang ukurannya 10 x 15 dm, jumlahnya bisa
mencapai 100 buah. Kumpulan dari plate-platenya disebut filter basket.
Filter basket dipasang dengan cara menggantung pada suatu derek yang
berjalan. Dinding-dinding leaf/plate terbuat dari kawat kasa dari logam dan
dibungkus dengan filter cloth.

Gambar II.8 Moore filter

Prinsip kerja :
Kumpulan dari plate-palte (filter basket) dicelupkan di dalam sebuah
bejana yang berisi cairan yang akan disaring. Kemudian plate-plate itu
dihampakan/divakumkan atau dibuat hampa dengan bantuan pompa sehingga
filtratakan terhisap menerobos kain saring masuk kedalam plate untuk

19
selanjutnyadikeluarkandengan bantuan pipa penghisap, dan cake akan
terbentuk pada bagian luar plate menempel pada kain saringan.
Bila cake telah mencapai ketebalan tertentu, penyaringan dihentikan
dan plate yang berisi cake diangkat dari bejana dengan bantuan pesawat atau
derek yang digerakkan dengan tangan atau tenaga listrik, dan dimasukkan
dalam bejana lain yang berisi air pencuci. Pencucian dilakukan dengan cara
yang sama dengan proses filtrasi.
Setelah dicuci, plate/leaf dimasukkan ke dalam bejana lain dimana
udara dihembuskan kedalam plate-plate penyaring. Akibatnya ialah bahwa
kue menjadi kering dan terlepas dari kain saringan.Kemudian penyaringan
dapat dimulai lagi.
Filtrat tiap-tiap plate dapat diperiksa dengan pertolongan kaca pengintai
yang terdapat pada tiap-tiap plate. Kalau ternyata filtrat dari salah satu plate
itu keruh, maka plate ini dapat dihentikan dengan menutup kran yang
menghubungkan pelat tersebut dengan pipa penghisap.
2. Filter Kelly
Pada filter ini, jumlah vertical rectangular leaves diubah secara
longitudinal di dalam silinder shell horizontal. Bagian bawahnya dapat
dibuka sehingga baterai leafnya dapat keluar pada sepasang rel. Keluaran
pada setiap leafnya dapat diamati dan dikontrol secara independen. Slurry
dipompa ke dalam cylindrical casing dan setelah cake terbentuk dengan
ketebalan cake tertentu, udara yang terbawa dibuang ke atmosfir. Jika slurry
mengendap, dapt diaduk dengan sirkulasi kontinue menggunakan sebuah
pompa. Slurry tersebut kemudian dibuang dan diganti dengan air pencuci,
dan selama operasi ini, tekanan di dalam casing dijaga untuk mencegah
cracking dari cake. Kemudian cake tersebut dikeringkan secara parsial
dengan udara.
3. Sweetland Filter

20
Filter ini daunnya bekerja secara singular, memiliki ukuran yang sama,
terbagi menjadi dua dengan bagian bawahnya dalam posisi tergantung agar
memberikan kemudahan bagi leaf untuk keluar. Siklus operasinya hampir
sama dengan filter Kelly, kecuali bahwa cake dikeluarkan tanpa
memindahkan leaf-nya. Kebanyakan filter ini dilengkapi dengan pipa yang
berlubang untuk tempat air pencuci dapat dipercikan ke cake. Metode
pencucian ini cukup berguna dalam kasus yang cakenya mudah terjadi
cracking, yang akan menyebabkan air pencuci mem-bypass bulk dari
material. Jenis filter ini dapat memecahkan berbagai macam kesulitan yang
tidak dapat dilakukan filter daun lainnya. Semakin seragam cake yang dapat
di discharge tanpa memindahkan leafnya, maka pencucian akan lebih efektif,
dan dapat menangani slurry yang panas.
d. Rotary Drum Filter

Gambar II.9 Rotary Drum Filter

Keburukan dari filter-filter yang dijelaskan lebih dulu adalah bahwa


alat tersebut tidak dapat bekerja secara terus-menerus. Akan tetapi rotary
drum filter dapat bekerja secara terus-menerus. Alat ini terdiri dari horisontal

21
drum yang terbuat dari metal dengan diameter 1 – 5 ft dan panjang 1 – 20 ft.
permukaan luar drum dibagi menjadi beberapa bagian/seksi. Permukaan
drum dipasang kawat kasa logam yang kuat atau pelat yang berlubang dan
filter cloth direntangkan diatasnya. Bagian bawah tercelup di dalam bak
berisi suspensi/slurry yang akan dipisahkan. Tiap-tiap seksi dilengkapi
dengan beberapa pipa penghisap dan putarannya dikontrol oleh bagian
pengendali yang tidak bergerak di pusat drum.
Persamaanrotary drum filter

2 b NA V F N A2
V + = ………………………………………………………….
a a
(1)

Keterangan: N = jumlahputaran/menit(rpm)
F = Bagianyang tercelup
V = rate volume

Gambar II.10 Prinsip Kerja Rotary Drum Filter

Prinsip kerja :

22
Drum berputar dengan kecepatan rendah (antara 1 – 6 rpm). Slurry
yang akan disaring masuk ke dalam tangki secara kontinu dengan
menggunakan pompa. Dilengkapi dengan pengaduk untuk menghindari
pengendapan. Drum bagian bawah tercelup di dalam slurry dan berputar
pelan-pelan disertai proses vakum. Satu kali putaran proses filtrasinya terbagi
menjadi beberapa section/tahap, yaitu :

Gambar II.11 tahapan proses filtrasi pada rotary Drum Filter


1. Cake Formation (Pembentukan Cake)
Tahap ini terjadi pada permukaan drum yang tercelup dalam slurry.Pada
saat drum dicelupkan kedalam tanki slurry, pompa vacum dijalankan dan
terjadi penghisapan pada suspensi sehingga filtrat tersedot kedalam melalui
bagian pengendali, sedangkan bahan padat mengendap sebagai kue filter
dipermukaan drum
2. First Dewatering (penghilangan air I)
Section ini terjadi pada bagian drum di atas slurry.karena adanya hisapan
maka udara luar ikut terhisap, sehingga cake menjadi lebih kering.
3. Washing (Pencucian)
Cake yang terbentuk dipermukaan drum disemprot (spray) dengan air,
sementara itu proses penghisapan terus berjalan.Karena adanya hisapan, maka
air pencuci ikut terhisap, dan dikeluarkan lewat pengeluaran tersendiri, tidak
bercampur dengan filtratnya.
4. Second Dewatering (penghilangan air II)

23
Pada section ini tujuan dan caranya sama dengan tahap dewatering I yaitu
untuk mengurangi kelembaban cake, hanya ditahap ini untuk mengurangi
kelembaban akibat adanya air pencuci.
5. Blowing (Peniupan)
Pada section ini, penghisapan dihentikan dan dilakukan peniupan udara
terhadap lapisan cake, sehingga cake cepat kering dan mudah dilepas atau
diambil dengan bantuan scrap/pisau. (Sutherland, 2008)

II.7 Jenis-Jenis Aliran Fluida


Jenis-jenis aliran pada fluida adalah sebagai berikut :
1. Laminar.
Terjadi bila aliran fluida dalam pipa sejajar dengan dinding pipa tanpa
adanya komponen radial. Pada filtrasi,aliran filtrate melalui filter cake dan
filter medium adalah aliran laminer(NRe<2100).

Karena laminar maka berlaku hukum Hangen Poiseville


dV P Gc
V= = …………………………………………………………..(2)
A dθ μ( R)
Keterangan :
V = kecepatan linier, ft/dt
A = luas bidang filtrasi
dV= kecepatan volume,ft3/dtdθ
gc = konstanta gravitasi = 32,174
P = tekanan filtrasi, lb/in2
μ = viscositas filtrat
R = tahanan filtrasi, R = Rc + Rf
Rc = tahanan filter cake
Rf = tahanan filter medium

24
2. Transisi.
Terjadi bila aliran fluida dalam pipa mulai tidak sejajar dengan
dinding pipa. Hal ini terjadi bila fluida tersebut mencapai kecepatan kritis.
3. Turbulen
Terjadi bila aliran fluida dalam pipa tidak beraturan/tidak sejajar
dengan pipa. Dalam turbulen tidak semua partikel dari zat cair bergerak
tidak searah (irregulary), namun pada permukaan dinding pipa terjadi lapisan
yang sangat tipis, dimana aliran tersebut masih tetap laminer yang
disebabkan oleh viscositas (kekentalan) dari zat cair tersebut. Lapisan tipis
yang terjadi tersebut dinamakan lapisan pemisah (boundary layer) dan
tebalnya tergantung pada kecepatan rata–rata aliran serta akan berkurang bila
kecepatannya naik (Tika,2005)

II.8 Filtrasi Pada Tekanan Konstan


Ketika Δp konstan, satu-satunya variabel dalam Persamaan berikut ini
adalah V dan t.

…………
…………
…………
Ketika t = 0, V = 0 dan Δp = Δpm, maka
…………
…………..
…………
…………

…………
…………
Dimana …………

…………
…………
Integrasi dari Persamaan tersebut antara batas (0, 0) dan (t, V) memberikan

25
…………
…………
Jadi plot 1/V vs V akan menjadi linier, dengan kemiringan sama dengan K c /2 dan
sebuah intercept 1/q 0. Sehingga nilai α dan Rm dapat dihitung.

II.9 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Filtrasi


Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak
faktor–faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air
hasil filtrasi, efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit
filtrasi, kedalaman media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi
muka air, kehilangan tekanan, dan temperatur.
1. Debit filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter
secara efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna,
akibat adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara
butiran media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara
permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan
aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan
partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos.
2. Konsentrasi larutan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi.
Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga
dalam melakukan filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan
dari air baku (konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi
kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu,
seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi dan sedimentasi.
3. Temperatur

26
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas
kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan
mempengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab
kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan
disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat dari
keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam
perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya
pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai
daya saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang
lama.
5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya
debit atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi
diatas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori.
Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam
keadaan bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat
(terjadi clogging) terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor. Untuk melewati
lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang cukup. Besarnya
tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar media akan
berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang sering
disebut dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan akan
meningkat atau bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah
dioperasikan selama beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila
kehilangan tekanan bertambah besar, hal ini dapat diakibatkan karena semakin
kecilnya lubang pori (tersumbat) sehingga terjadi clogging.

27
II.10 Aplikasi Filtrasi
Aplikasi dari filtrasi adalah salah satunya pada peralatan “Bag Filter”
pada pabrik semen yang berguna utuk menyaring debu semen halus bersama
aliran udara, produk yang diinginkan adalah partikel solid. Selain itu, pada
penggunaan filter press yaitu dalam memisahkan garam penetralisir NaCl dari
produk liquid yang diinginkan, yaitu 1,2,6 hexane triol. Aplikasi dari filtrasi juga
terjadi pada treatment limbah industry pulp dengan tujuan untuk menjaga
kualitas air pada DAS Ciujung yang mana menggunakan dua tahapan. Pertama,
mengkaji dan mengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yang
berfungsi untuk meminimalisasi kadar limbah sebelum dibuang ke sungai,
sehingga kualitas air sungai tetap terjaga (Ruhiat, 2015).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis berdasarkan ukuran partikelnya
yang berbeda-beda. Filtrasi dilakukan dengan bantuan media filter dan beda
tekanan. Molekul-molekul cairan atau gas dibiarkan menerobos lubang pada
media filter, sedangkan partikel-partikel padat yang lebih kasar akan tertahan
oleh media filter.Prinsip dasar dari filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring
molekul-molekul padatan yang tercampur dalam larutan, maka tingkat kemurnian
filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini bergantung pada kualitas serta ukuran pori dari
filter (penyaring) yang digunakan. metode pemisahan zat padat dari cairannya dengan
menggunakan alat berpori (penyaring).Dalam industri, filtrasi meliputi beragam

28
operasi mulai dari penapisan sederhana sampai separasi yang amat rumit. Fluidanya
mungkin berupa zat cair  atau gas, arus yang berharga mungkin fluidanya, tetapi bisa
pula zat padatnya, atau bahkan kedua-duanya.Terdapat berbagai jenis alat filtrasi
yang masing – masing alat mempunyai karakteristik – karakteristik tersendiri. Dalam
memilih alat filtrasi yang akan digunakan, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah :
a) Jenis Campuran
Campuran gas - padat memerlukan ruang filtrasi dan luas permukaan
filter  yang lebih besar daripada campuran cair - padat. Hal ini disebabkan
volume gas lebih besar dari pada cairan. Disamping itu pada campuran gas -
padat hanya mungkin digunakan beda tekanan yang kecil.
b) Jumlah bahan yang lolos dan tertahan
Semakin besar jumlah campuran yang harus difiltrasi, semakin besar daya
filtrasi yang diperlukan dan dengan demikian juga semakin besar luas
permukaan total filter. Ukuran pemanfaatan yang optimal dapat berupa luas
permukaan filter yang sebesar mungkin dengan ruang filter yang sekecil
mungkin.
c) Tekanan filtrasi (beda tekanan)
Tekanan filtrasi mempengaruhi jenis konstruksi dan ukuran alat filtrasi.
d) Jenis operasi
Konstruksi alat pada dasarnya berbeda untuk operasi yang kontinu atau
yang tidak kontinu.
e) Pencucian
Bila cake filter harus dicuci, diperlukan tambahan perlengkapan untuk 
mencuci. Tergantung pada jenis cairan pencuci yang digunakan, yaitu apakah
mengandung air, mudah terbakar atau beracun, maka alat filtrasi harus
dikonstruksi dengan cara yang berbeda – beda, misalnya terbuka, tertutup,
dengan perangkat penghisap, dengan ruang - ruang terpisah.
f) Sifat bahan yang difiltrasi

29
Baik konstruksi maupun bahan yang dipakai untuk membuat alat filtrasi
tergantung pada bahan yang difiltrasi, apakah bersifat asam, basa, netral,
mengandung air, mudah terbakar, tahan api, peka terhadap oksidasi, steril,
panas atau dingin. konstruksi dapat terbuka, tertutup atau dalam lingkungan
gas inert.
g) Sifat filtrasi
Apakah cake filter yang terbentuk dapat ditekan atau tidak dapat ditekan,
tergantung pada ukuran dan bentuk partikel bahan padat. Sifat cake filter itu
selanjutnya mempengaruhi luas permukaan filter, tebal cake, beda tekanan,
dan  juga ukuran pori dari media filter.
2. Media Filter yaitu:
A. Media filter adalah suatu lapisan berpori yang terbentuk dari bahan-bahan
lepas atau terpadatkan, misalnya pasir, anyaman, kertas, dan kerak. Media
ini berfungsi untuk menahan semua partikel yang mempunyai ukuran lebih
besar dari pada lubang atau pori-porinya.
B. Lapisan bahan berpori, misalnya pasir, gravel, dan kokas. Filter media jenis
ini sering dipakai pada sand filter, untuk menyaring atau menjernihkan air.
C. Kain atau tenunan, ada bermacam-macam tenunan tergantung dari sifat zat
yang akan disaring :
a) Zat yang bersifat alkali lemah dipakai kain kapas, kain rami atau kain
goni.
b) Zat yang bersifat asam lemah dipakai wol, rambut kuda, rambut unta, dan
lain-lain.
c) Zat yang bersifat asam atau alkali kuat digunakan asbes atau kain kapas
yang dikerjakan secara khusus, juga dipakai kawat kasa monel, atau kulit
karet yang berpori, synthetic fiber yaitu nylon, fiber glass, vinyon
digunakan untuk asam atau alkali dengan kepekatan 70 % pada suhu 180
– 200 oF.

30
Berdasarkan kemampuan memisahkan solid, terdapat tiga jenis filtrasi
yang berbeda, yaitu :
a) Filtrasi ayak (sieve filtration)
Mempunyai prinsip kerja seperti ayakan. Media filter menahan semua
partikel padat yang ukurannya lebih besar dari pada lubang-lubang media
b) Filtrasi unggun dalam (deep bed filtration)
Partikel-partikel padat masuk ke dalam pori-pori media filter dan
bertumpuk disana. Hal ini menyebabkan diameter pori menjadi lebih kecil.
c) Filtrasi kue (cake filtration)
Pemisahan terjadi oleh kue filter berpori yang terbentuk selama proses
filtrasi berlangsung. Cairan mula-mula yang dihasilkan biasanya juga
keruh. Dalam filtrasi cake, cairan melewati dua resistansi secara seri:
resistansi cake dan resistansi media filter.
3. Adapun jenis aliran fluida yaitu
 Laminar. Terjadi bila aliran fluida dalam pipa sejajar dengan dinding pipa
tanpa adanya komponen radial.
 Transisi. Terjadi bila aliran fluida dalam pipa mulai tidak sejajar dengan
dinding pipa. ...
 Turbulent. Terjadi bila aliran fluida dalam pipa tidak beraturan/tidak sejajar
dengan pipa.
Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak
faktor–faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air
hasil filtrasi, efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit
filtrasi, kedalaman media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi
muka air, kehilangan tekanan, dan temperatur. Aplikasi dari filtrasi adalah salah
satunya pada peralatan “Bag Filter” pada pabrik semen yang berguna utuk
menyaring debu semen halus bersama aliran udara, produk yang diinginkan
adalah partikel solid. Selain itu, pada penggunaan filter press yaitu dalam

31
memisahkan garam penetralisir NaCl dari produk liquid yang diinginkan, yaitu
1,2,6 hexane triol

III.2 Saran
Protein memiliki berbagai macam kegunaan dalam tubuh manusia. Seperti
Sebagai transportasi dan penyimpanan, membangkitkan dan menghantarkan impuls
saraf, proteksi imun. Dapat dikatakan protein sangat di butuhkan dalam tubuh namun
apabila terjadi kelebihan protein hal tersebut juga dapat menimbulkan penyakit, oleh
karena itu, sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung
protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga
tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh. Dengan adanya makalah ini diharapkan
pembaca lebih mengetahui atau memahami tentang protein dengan baik dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

32
DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis Christie John, 1993, Transport Processes and Separation Process.


Principle, 4 th edition, Prentice-Hall International, New Jersey

Koswara, 1992, Kimia Vitamin, Rajawali, Jakarta

McCabe, Warren, 1993, Unit Operations of chemical engineering fifth edition,


McGraw-Hill International, Singapura

Oxtoby, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat , Erlangga, Jakarta

Sutherland, Ken, 2000, Filters and Filtration Handbook, Elsevier, USA

Tika, 2005, Metode PenelitianGeografi, Bumi Aksara, Jakarta.

33
LAMPIRAN

CONTOH SOAL :

1. Distribusi ukuran dengan persen berat pasir lokal memiliki nilai ES =


0,031 cm dan UC = 2,3 diberikan pada tabel berikut. Suatu distribusi
log-normal secara memuaskan menjelaskan variasi ukuran medium
sebagaimana diobservasi dari grafik pada gambar Spesifikasi saringan
pasir adalah ES(d10) = 0,05 cm dan UC = 1,4.

Ukuran Berat kumulative Ukuran Bukaan Berat kumulative


Bukaan (%) (mm) (%)
(mm)

0,149 0,2 0,59 40

0,178 1,0 0,71 60

0,210 3,0 0,84 72

0,249 5,1 1,00 85

0,297 8,9 1,19 92

0,350 15 1,41 97

0,419 12 1,68 99

0,500 30

34
PENYELESAIAN :
Ukuran d60 adalah :

d60= U(d10) = 1,4 (0,05) = 0,70 cm

Prosentase stok pasir yang dapat digunakan adalah :

Puse = 2 (Pst60 – Pst10) = 2 (60 – 30) = 60 %

Prosentase pasir yang terlalu kecil dapat dihitung dari :

Pf = Pst10 – 0,1 Puse = Pst10 – 0,2 (Pst60 – Pst10)

= 30 % - 0,2 (60 % - 30 %) = 24 %

Dengan demikian diinginkan untuk menghilangkan 24 % dari ukuran pasir


terkecil, yaitu pasir dengan ukuran lebih kecil dari 0,044 cm.

Prosentase ukuran pasir yang terlalu besar adalah :

Pc = 100 – Pf - Puse = 100% – 24% - 60% = 16 %.

Jadi 16 % ukuran pasir terbesar yang harus dibuang atau ukuran pasir di atas
0,085 cm dihilangkan.

35
2. Sebuah bak filter single media non uniform terstratifikasi dengan data
sebagai berikut:

- Tebal media pasir total, L = 60 cm

- Specific gravity pasir, Sg = 2,65

- Faktor bentuk pasir,  = 0,82

- Porositas media pasir,  = 0,45

- Rate filtrasi, Va = 8 m/jam

- Temperatur air = 28oC

- Diameter pasir terdistribusi sebagai berikut:

Diameter (mm % Berat


0,61 9
0,55 19,1
0,40 45,5
0,27 21,3
0,18 5,1

Hitunglah headloss yang terjadi akibat melewati media pasir tersebut

PENYELESAIAN :
Langkah penyelesaiannya adalah:
1. Hitung NRe untuk masing-masing diameter

2. Hitung CD untuk masing-masing diameter (perhatikan nilai N Re karena


rumus CD tergantung pada nilai NRe)

3. Hitung CD x / d untuk masing-masing diameter

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

36
NRe CD CD x / d
diameter (mm) % berat

0,61 9 1,324 21,071 3,11


0,55 19,1 1,194 23,187 8,05

0,4 45,5 0,868 27,637 31,44

0,27 21,3 0,586 40,947 32,30

0,18 5,1 0,391 61,420 17,40

3. Ada berapakah jenis filtrasi menurut prinsip kerjanya?


Jawaban:
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu
a. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat. Filter ini digunakan
untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit
padatan. Contohnya : pada pemurnian air sebelum deionisasi dan destilasi
b. Vacum Filtration
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari
campuran reaksi  pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan
melalui kertas filter dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap
Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan ca oleh filter dan cairan
tersebut ditarik melalui cor iran tersebut ditarik melalui corong ke dalam
labu di bawah ini, dengan ruang hampa.

4. Apa yang dimaksud dengan vakum filter tidak kontinu


Jawaban:

37
Nutsch vakum lebih kecil dari corong Büchner besar, dengan diameter 1
hingga 3 m (3 hingga 10 kaki) dan membentuk lapisan padat dengan
ketebalan 100 hingga 300 mm (4 hingga 12 inci). Karena
kesederhanaannya, nutches dapat segera dibuat dari bahan tahan korosi dan
sangat berharga di mana kumpulan percobaan dari berbagai bahan korosif
akan disaring. Nuthces tidak umum dalam proses skala besar karena tenaga
kerja yang terlibat dalam menggali kue; bagaimanapun juga, berguna
sebagai filter tekanan dalam kombinasi filter-pengering untuk jenis operasi
batch tertentu.

5. Kenapa debit filtrasi bisa mempengaruhi proses dari filtrasi?


Jawaban:
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter
secara efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna,
akibat adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara
butiran media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak
antara permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring.
Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran
menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos.

38

Anda mungkin juga menyukai