Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

“IBUNDA”

Jalan Lintas Timur Mataram Baru Telp. 0813 6738 4041


Email : ibundalampungtimur@gmail.com
Lampung Timur

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBUNDA MATARAM BARU


Nomor : 04/IV/RSIA/04/2019

TENTANG
SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) DAN RINCIAN KEWENANGAN
KLINIS (RKK) PENATA KLINIS III

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBUDANANAK IBUNDA MATARAM BARU

Menimbang : 1. bahwa telah dilakukan kredensial tenaga keperawatan untuk


menilai kemampuan kerja klinis penata dan menentukan
penugasanuntuk
klinisnya kerja mendukung terwujudnya pelayanan
keperawatan
2. yang optimal dan meningkatkan keselamatan pasien;
bahwa sehubungan
Penugasan denganmelalui
Klinis Perawat hal tersebut
Suratdiatas perlu ditetapkan
Keputusan Direktur
Rumah
Sakit Ibunda Mataram Baru.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


(Lembaran Negara Kesehatan
RI Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan,
(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 5607);
4. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
TenagaNegara RI Tahun 2014 Nomor 307);
Keperawatan, (Lembaran

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu :
Penata yang tersebut dibawah ini
Nama : I GUSTI NGURAH AGUNG SASTYANATA Amd.An
Tempat, tanggal lahir : Bali, 22 Agustus 1987
Nomor STR : 101551219-3011074
Kualifikasi : DIII PENATA ANESTESI

Kepada yang bersangkutan diberikan Surat Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan
Klinis di RSIA Ibunda Mataram Baru;

Kedua : Surat Penugasan Klinis Penata ini memberikan hak kepada yang
bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan profesinya di RSIA
Ibunda Mataram Baru sesuai dengan Rincian Kewenangan Klinis
Penata terlampir.

Ketiga : Rincian Kewenangan Klinis dapat ditambah atau dikurangi atas


rekomendasi Komite Keperawatan

Keempat : Surat Penugasan Klinis Perawat berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga)
tahun, dan tidak melebihi masa berlaku STR yang bersangkutan.

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, maka akan
diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya.

Mataram Baru, 2 April 2019


Hormat saya,
Direktur RSIA IBUNDA

dr. Henri Anton Silitonga, Sp.OG


NIP: 011016

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


1. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan;
2. Kasubag. Tata Usaha dan Kepegawaian;
3. Yang bersangkutan;
4. Arsip.
Lampiran : SK Direktur RSIA Ibunda Mataram Baru
Nomor : 04/IV/RSIA/04/2019
Tanggal : 02 April 2019

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS (RKK)


Rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis (RKK) untuk PENATA KLINIK III
dalam menjalankan prosedur kerja di RSIA Ibunda Mataram Baru, diberikan dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien dengan penuh tanggung jawab,
mentaati etik dan disiplin profesi. Kewenangan Klinis ini diberikan kepada :

Nama : I GUSTI NGURAH AGUNG SASTYANATA.,Amd.An


Tempat, Tanggal lahir : Bali, 22 Agustus 1987
Nomor STR : 101551219-3011074
Kualifikasi : Penata Klinik III

Adapun Rincian Kewenangan Klinis (RKK) Penata Anestesi DAPAT DILIHAT


pada tabel berikut :
Disetujui
No Rincian Kewenangan Klinis Dengan
Mandiri
Supervisi
1 Asuhan Kepenataan Anestesi √
a. Praanestesi
- Persiapan administrasi pasien
- Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kebutuhan
pasien baik secara insdeksi, palpasi maupun auskultasi
- Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien
- Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah
pasien
- Evaluasi tindakan penatalaksanaan pelayanan
praanestesi, mengevaluasi secara mandiri maupun
kolaborasi
- Mendokumentasikan hasil anamnesis/pengkajian
- Persiapan mesin anestesi secara menyeluruh setiapkali
akan digunakan dan memastikan bahwa mesin dan
monitor dalam keadaan baik dan siap pakai
- Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap
hari untuk memastikan bahwa semua obat-obatan baik
obat anestesi maupun obat amergency tersedia sesuai
standar rumah sakit
- Memastikan tersedianya sarana dan prasarana anestesia
berdasarkan jadwal, waktu, dan jenis operasi tersebut.
b. Intraanestesi
- Pemantauan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anestesia;
- Pemantauan keadaan umum pasien secara menyeluruh
dengan baik dan benar; dan
- Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar
seluruh tindakan tercatat baik dan benar.

c. Pascaanestesi
- Merencanakan tindakan kepenataan pasca tindakan
anestesia;
- Penatalaksanaan dalam manajemen nyeri sesuai
instruksi dokter spesialis anestesi.
- Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter
epidural;
- Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat
anestetika regional;
- Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat
anestetika umum;
- Evaluasi hasil kondisi pasien pasca pemasangan kateter
epidural;
- Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan
pengobatan anestesia regional;
- Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan
pengobatan anestesia umum;
- Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;
- Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat
kesehatan yang dipakai; dan
- Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada
tindakan anestesia selanjutnya.

2 Pelimpahan Wewenang √
- Pelaksanaan anestesia sesuai dengan instruksi dokter
spesialis anestesiologi;
- Pemasangan alat monitoring non invasif;
- Melakukan pemasangan alat monitoring invasif;
- Pemberian obat anestesi;
- Mengatasi penyulit yang timbul;
- Pemeliharaan jalan napas;
- Pemasangan alat ventilasi mekanik;
- Pemasangan alat nebulisasi;
- Pengakhiran tindakan anestesia; dan
- Pendokumentasian pada rekam medik.
- Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa, √
Penata Anestesi dapat melakukan tindakan pelayanan
anestesi di luar wewenangnya dalam rangka
pertolongan pertama.
- Pertolongan pertama ditujukan untuk mengurangi rasa
sakit dan menstabilkan kondisi pasien.
- Penata Anestesi wajib merujuk pasien kepada tenaga
kesehatan yang berkompeten setelah pertolongan
pertama tersebut
Demikian Rincian Kewenangan Klinis (RKK) ini diberikan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas sebagai PENATA KLINIK III dengan ketentuan tidak diperkenankan
melakukan prosedur di luar Rincian Kewenangan Klinis, kecuali dalam keadaan darurat dan
tidak ada sejawat lain yang memiliki kewenangan tersebut.

Mataram Baru, 2 April 2019


Hormat saya,
Direktur RSIA IBUNDA

dr. Henri Anton Silitonga, Sp.OG


NIP: 011016

Anda mungkin juga menyukai