0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan5 halaman
Keterampilan proses berfungsi untuk menemukan dan mengembangkan konsep, meliputi kemampuan mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menemukan hubungan, membuat prediksi, melaksanakan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta mengkomunikasikan hasil. Pendekatan pembelajaran bahasa meliputi pendekatan tujuan, struktural, keterampilan proses, dan whole language yang menyajikan bahasa
Keterampilan proses berfungsi untuk menemukan dan mengembangkan konsep, meliputi kemampuan mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menemukan hubungan, membuat prediksi, melaksanakan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta mengkomunikasikan hasil. Pendekatan pembelajaran bahasa meliputi pendekatan tujuan, struktural, keterampilan proses, dan whole language yang menyajikan bahasa
Keterampilan proses berfungsi untuk menemukan dan mengembangkan konsep, meliputi kemampuan mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menemukan hubungan, membuat prediksi, melaksanakan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta mengkomunikasikan hasil. Pendekatan pembelajaran bahasa meliputi pendekatan tujuan, struktural, keterampilan proses, dan whole language yang menyajikan bahasa
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : 2 (dua) Quiz Bahasa Indonesia
1. Fungsi keterampilan proses dalam mata pelajaran Bahasa dan sastra
Indonesia. - Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep. - Siswa mampu memahami konsep tentang ilmu bahasa dan sastra Indonesia. - Pendekatan keterampilan proses memang lebih memfokuskan kegiatan belajar mengajar pada proses pemerolehan hasil belajar atau pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Kegiatan keterampilan proses : a. Kemampuan Mengamati Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indra yang mungkin bisa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati. Kemudian, mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya. b. Kemampuan Menghitung Kemampuan menghitung Dalam pengertian yang luas merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini c. Kemampuan Mengukur Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar dari kegiatan pengukuran ini adalah perbandingan. Dalam pengajaran apresiasi sastra, misalnya, kegiatan pengukuran ini dapat berupa telaah terhadap suatu karya sastra dengan menggunakan kriteria nilai-nilai estetika, moral, dan nilai pendidikan. d. Kemampuan Mengklasifikasi Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan suatu yang berupa benda, akta, informasi, dan gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dengan tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan ini, misalnya berupa kemampuan membedakan antara opini dan fakta dalam suatu wacana dan mengelompokkan karya sastra berdasarkan ciri strukturnya. e. Kemampuan Menemukan Hubungan Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Semuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap atau tindakan tertentu yang sesuai. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan ini diwujudkan dalam kemampuan siswa menemukan hubungan antara fakta yang terdapat dalam bacaan untuk membangun pemahaman kritis dan kreatif terhadap bacaan. f. Kemampuan Membuat Prediksi Prediksi yang dimaksudkan di sini bukanlah sembarangan perkiraan. Mainkan perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat prediksi atau perkiraan yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat prediksi ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. g. Kemampuan Melaksanakan Penelitian Penelitian, merupakan kegiatan Para ilmuwan dalam kehidupan ilmiah. Namun, dalam kehidupan sehari-hari kita juga perlu mengadakan penelitian. Artinya, kita mengadakan pengkajian terhadap sesuatu untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dilatih untuk mengadakan pengamatan atau observasi serta melaporkan hasil pengamatan itu. h. Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data Kemampuan ini merupakan bagian dari kemampuan mengadakan penelitian. Dalam kemampuan ini, siswa perlu menguasai Bagaimana cara cara mengumpulkan data, baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, anak-anak dilatih untuk mengumpulkan data dalam pengamatan lapangan, kemudian menganalisis data tersebut dan membuat kesimpulan. i. Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil Kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga harus dikuasai siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya siswa dilatih untuk menyusun laporan hasil pengamatannya, kemudian mempresentasikannya di depan kelas dalam sebuah kegiatan diskusi. Selain itu, siswa juga dilatih untuk menyusun laporan singkat tentang apa yang mereka teliti untuk dipublikasikan melalui majalah sekolah atau majalah dinding. 2. Membina dan mengarahkan fitrah anak sesuai dengan konteks Teori dan pendekatan pembelajaran Bahasa. - Pengajar harus memahami fitrah manusia sebagai potensi dasar siswa, karena setiap siswa mempunyai kekurangan dan kelebihan sesuai dengan bakat yang mereka miliki masing-masing. - Pendidik dilarang keras untuk melakukan pembelajaran dengan cara kekerasan di Sekolah, sebab Sekolah adalah tempat siswa menuntut ilmu dan mengembangkan potensi yang mereka punya. - Dengan melakukan pendekatan : a. Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran, bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan itu sendiri. Misalnya untuk pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan ialah “Siswa mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari bacaan”. Dengan berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting ialah tercapainya tujuan yakni siswa memiliki kemampuan mengarang. Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan “cara belajar tuntas”. Dengan “cara belajar tuntas”, berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap berhasil, apabila sedikit-dikitnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaranitu menguasai minimal 75% dari bahan ajar yang diberikan oleh guru. Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif. Jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat mengerjakan atau dapat menjawab dengan betul minimal 75% dari soal yang diberikan guru maka pembelajaran dapat dianggap berhasil. b. Pendekatan Struktural Pendekatan Struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa perlu dititik beratkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, mofologi, dan sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola- pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Dengan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. c. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Jadi dapat diartikan bahwa pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Keterampilan proses meliputi keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep. Konsep yang telah ditemukan atau dikembangkan berfungsi pula sebagai penunjang keterampilan proses. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar menghasilkan sikap dan nilai dalam diri siswa. Tanda-tandanya terlihat pada diri siswa seperti teliti, kreatif, kritis, objektif, tenggang rasa, bertanggung jawab, jujur, terbuka, dapat bekerja sama, rajin, dan sebagainya. Keterampilan proses dibangun sejumlah keterampilan- keterampilan. Karena itu pencapainnya atau pengembangannya dilaksanakan dalam setiap proses belajar mengajar dalam semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik sendiri. Karena itu dalam penjabaran keterampilan proses dapat berbeda pada setiap mata pelajaran. d. Pendekatan Whole Language Whole language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991; Froese,1990; Goodman,1986; Weaver,1992). Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang pembelajaran, dan tentang orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang didasari oleh paham constructivism.Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan dimana bahasa diajarkan secara utuh dan keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara terpadu. e. Pendekatan CBSA Pengertian pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif ) dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengotimalisasian pelibatan intelektual-emosianal siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Pelibatan intelektual-emosional/ fisik siswa optimalisasi dalam pembelajran , diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses pemerolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Keaktifan dalam pendekatan CBSA menunjuk kepada keaktifan mental, baik intelektual maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk keaktifan fisik. f. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Jadi pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan yang memadai untuk mengembangkan kebahasaan dan menunjukkan dalam kegiatan berbahasa baik kegiatan produktif maupun reseptif sesuai dengan situasi nyata, bukan situasi buatan yang terlepas dari konteks. g. Pendekatan Kontekstual Pendekatan konstektual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.