Week ke - 2
OUTLINE MATERI :
1. Introduction
2. The rose of commerce and the birth of the factory
3. The classical approach
4. The Human Relation approach
5. The Contingency Theory approach
6. Conclusion
Bab 2 buku ini juga menjelaskan bagaimana praktik, metode, dan teknologi
industri Inggris 'diekspor' ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat lainnya,
dengan hasil yang serupa dalam hal hubungan majikan-karyawan. Di abad
kesembilan belas organisasi tumbuh dan dalam jumlah dan ukuran, percobaan dan
kesalahan semakin memberi jalan kepada pendekatan yang lebih dipertimbangkan
dan konsisten untuk organisasi kerja. Perkembangan ini terutama diucapkan di
Amerika Serikat dan Eropa daratan, ketika kepemimpinan industri pindah dari
Inggris menuju area ini. Apa yang muncul, secara terpisah, adalah tiga upaya
yang berbeda tetapi saling melengkapi oleh Frederick Taylor di Amerika Serikat,
Tetapi, selain adanya manfaat, tentunya ada juga issue yang ditimbulkan dari sistem era
perdagangan ini. Hal-hal yang ditimbulkan seperti:
Lebih rumit, lebih memakan banyak biaya dan tidak praktis
Maka dari itu, kaum pedagang mulai melangkah maju kepada era pabrik dalam rangka
untuk mendapatkan keuntungan penuh dari pengembangan pasar yang lebih luas untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.
Para pemberi kerja dari Inggris mendasarkan sikap mereka terhadap para karyawannya
pada dua prinsip dasar:
1. Tenaga kerja tidak dapat diandalkan, malas dan hanya akan bekerja jika dikontrol
ketat dan diawasi
2. Biaya bisnis yang paling dapat dikendalikan adalah tenaga kerja; Oleh karena itu
kunci untuk meningkatkan keuntungan adalah untuk membuat biaya ini menjadi lebih
murah dan efisien adalah dengan cara meningkatkan produktivitasnya, dengan
memperkerjakan karyawan untuk bekerja lebih keras atau lebih lama, dan jumlah
uang yang dikeluarkan tetap sama atau lebih kecil.
Seperti yang sudah diperkirakan, terjadi perbedaan antara pengusaha dengan tenaga kerja.
Sama dengan yang Pollard (1965) tekankan, hal ini dapat terjadi dikarenakan tiga alasan
utama:
1. Ini melibatkan sejumlah besar perubahan yang terjadi dalam budaya dan
lingkungan serta penghancuran atas komunitas kecil, yang saling terikat erat satu
dengan lainnya, tempat di mana mereka hidup.
2. Disiplin yang diterapkan di dalam pabrik itu keras dan tak kunjung padam
diterapkan kepada laki-laki, perempuan, dan bahkan anak kecil pun diharapkan
untuk bekerja selama berjam- jam, sering kali bekerja tujuh hari dalam seminggu,
dan dalam kondisi yang tidak mengenakkan.
Adam Smith sering menggunakan contoh yang sekarang terkenal digunakan, yaitu contoh
dari pembuatan pin untuk menggambarkan hal yang dia lihat sebagai manfaat adanya
divisi tenaga kerja. Adam Smith menunjukkan bahwa pin dapat dibuat seluruh prosesnya
oleh satu orang dengan cara orang ini melakukan segala sesuatunya dengan sendiri atau
pembuatan pin oleh sejumlah orang dimana setiap orang mengkhususkan diri dalam salah
satu aspek produksinya. Adam Smith percaya bahwa dari ilustrasi yang dia gambarkan
dimana pembuatan pin oleh sejumlah orang dimana setiap orang mengkhususkan diri
dalam salah satu aspek/tugas maka produksinya akan lebih efisien.
Charles Babbage (1835) menekankan perlunya dan adanya manfaat dari membagi tugas
diantara dan didalam mental dan manual tenaga kerja. Dia membayangkan tiga "kelas" yang
digunakan dalam proses kerja:
1. Pengusaha dan tenaga teknis spesialisnya yang akan merancang mesin dan
merencanakan bentuk organisasi kerja.
Mahluk hidup dalam hal ini manusia, cenderung untuk mencari imbal hasil yang
maksimum dengan melakukan upaya/usaha yang paling minimum, yang suka
diartikan/disebut sebagai "soldiering". Untuk mengatasi hal ini, para manajer harus
meletakkan secara rinci apa yang harus dilakukan setiap pekerja, langkah demi
langkah; menjamin bahwa melalui pengawasan yang ketat bahwa instruksi dipatuhi;
dan, untuk memberikan motivasi positif, yang tujuannya menghubungkan
pembayaran atas kinerja
2. Melepaskan.
Dimulai ketika tangan atau anggota tubuh mulai untuk mengendurkan control atas
sebuah objek. Terjadi atas keinginan untuk melepaskan sebuah objek.
3. Rencana.
Dimulai ketika tangan atau anggota tubuh diam/tidak melakukan apa - apa atau
membuat gerakan secara acak disaat bersamaan si pekerja memutuskan untuk
mengambil suatu tindakan. Terjadi atas keinginan untuk menentukan suatu ti
ndakan. Berakhir ketika tindakan tersebut telah selesai ditentukan
2. Tradisional - bertumpu pada keyakinan yang didirikan pada kesucian tradisi dahulu
kala, dan legitimasi atas mereka yang menjalankan kewenangan yang mereka miliki.
Untuk Weber, legitimasi adalah pusat dari hampir semua sistem kekuasaan. Dia
berpendapat ada lima konsep yang rasional – yang berdasarkan otoritas hukum. Berikut
ini adalah yang dimaksud Weber:
o Bahwa kode hukum dapat dibentuk dimana kode tersebut dapat meminta ketaatan
dari anggota organisasi.
o Bahwa hukum adalah suatu sistem aturan abstrak yang diterapkan dalam kasus-
kasus tertentu dan penguasa mengawasi kepentingan organisasi di dalam batas-
batas hukum.
o Bahwa orang yang menjalakan kewenangan juga mematuhi hukum yang adil ini.
o Bahwa hanya “qua” [dalam kapasitas] anggota dimana anggota yang mematuhi
hukum.
o Bahwa ketaatan berakhir tidak kepada orang yang memiliki kewenangan tetapi
kepada urutan yang adil yang telah membuat ia dapat memiliki kedudukannya
saat ini
3. Faktor motivasi berubah dari waktu ke waktu; yang menjadi motif seseorang di saat
ini mungkin dapat berhasil untuk yang berikutnya.
Pendekatan hubungan antar manusia menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup mendalam
atas ide-ide dari pembelajaran klasik. Namun, dalam dua hal penting, terjadi persamaan.
1) Kepercayaan mereka secara bersama-sama di dalam organisasi ketika ditutup,
kesatuan tidak berubah. Ketika organisasi telah menyusun diri mereka sendiri
sesuai dengan ajaran yang benar, maka terlepas dari perkembangan eksternal
atau bahkan internal, maka tidak akan ada perubahan lebih lanjut yang
diperlukan atau diinginkan.
2) Pengikut dari keduanya percaya bahwa mereka telah menemukan "satu cara
terbaik" untuk menjalankan organisasi; terlepas dari jenis, sifat dasar atau
ukuran organisasi, pedoman mereka adalah yang paling benar.
Mary Parker Follet (1868 – 1933) – dari Scientific Management menjadi Human
Relations
Pandangan utama dari pendekatan Follet dalam mengelola organisasi adalah:
1) Kebutuhan untuk menciptakan sistem dimana pekerja menerima kewenangan
manajer dan manajer berlaku dengan cara adil, lebih didasarkan pada kebutuhan atas
situasi tersebut dibandingkan keegoisan atau keinginan pribadi.
Follet percaya konflik dapat memberi peran positif dalam mendorong partisipasi dan
menciptakan tujuan umum, dimana dapat mengumpulkan keinginan pribadi setiap
individual dengan kebutuhan organization yang lebih luas. Follet melihat sistem
komando dan kontrol yang didukung oleh Taylor and Co. tidaklah efisien. Kemudian
Follet juga menolak konsep ‘experts’ atau ahli yang melakukan pemikiran dan
perencanaan atas seluruh organisasi.
Pernyataan lain yang Barnard ungkapkan: aliran wewenang tidak dari atas ke bawah,
tetapi dari bawah ke atas. Wewenang merupakan bukan sebagai milik manajemen saja
tetapi juga mencerminkan pengaruh atas dan didukung oleh temuan studi Western
Electric, dimana akhirnya menarik perhatian kepada kemampuan pekerja melalui
pengelompokan sosial untuk memfasilitasi atau menghalangi kehendak manajemen.
Di atas segalanya, Barnard menolak gagasan dimana insentif material/kebendaan
menjadi satu-satunya insentif untuk membuat orang bekerja secara serius. Memang, dia
2. Ketika pasar telah menjadi sesuatu yang lebih global, lebih kompetitif dan lebih
tidak stabil, organisasi harus lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan
mereka. Ini membutuhkan para pekerja untuk menjadi lebih fleksibel, memiliki
tingkat keterampilan yang lebih besar dan mampu bekerja sebagai bagian dari tim
daripada bekerja secara individual Pengangguran yang rendah di tahun 1950-an,
1960-an dan 1970-an menyebabkan tingginya tingkat turnover tenaga kerja dan
absensi dan kerusuhan industri endemik di industri dan organisasi dengan desain
pekerjaan yang buruk. Ini merupakan alasan utama untuk menggunakan
Rancangan Pekerjaan Volvo di tahun 1970-an (Blackler dan Brown, 1978)
2. Teknologi
3. Ukuran
Tom Burnes dan George Macpherson mengidentifikasi dua bentuk dasar atau struktur
ideal; "Mekanistik" dan "Organik". Data mereka menunjukkan bahwa struktur
mekanistik lebih efektif di dalam lingkungan yang stabil, sementara struktur yang
Organik lebih cocok untuk lingkungan yang kurang stabil, lingkungan yang kurang
dapat diprediksi.
Integrasi mengacu pada tingkat dan bentuk kolaborasi yang diperlukan di antara
departemen untuk mencapai tujuan masing-masing dalam lingkungan di mana
perusahaan beroperasi
Semakin banyak koordinasi yang dicapai melalui saling balas dengan cara ini,
operasional organisasi akan semakin kurang rasional
2). Produksi batch besar (atau massa) - di mana produk standar dibuat dalam jumlah
besar untuk memenuhi perkiraan akan permintaan.
3). Proses produksi - dimana produksi merupakan aliran kontinu, seperti sebuah
kilang minyak
Dimensi pertama, variabilitas, mengacu pada kejadian - kejadian luar biasa atau tak
terduga dan sejauh mana masalah ini dikenali dan dapat dengan mudah ditangani, atau
justru unik dan sulit untuk dipecahkan.
Dimensi utama kedua, analisis dan kategorisasi, mengacu pada sejauh mana fungsi tugas
individu dapat dipecah dan ditentukan secara seksama dan juga apakah masalah dapat
diepecahkan oleh cara lain yang diketahui, prosedur rutin atau jika prosedur non rutin
harus dibatalkan.
Struktur dan karena itu kinerja tergantung pada keadaan tertentu, variabel
situasional, yang dihadapi oleh masing-masing organisasi.
Tidak ada "satu cara terbaik" untuk semua organisasi tetapi ada "satu cara terbaik"
untuk setiap organisasi.
Meskipun lamanya waktu teori kontingensi telah beredar, belum ada definisi
yang disepakati atau tak tertandingi dari tiga variabel situasional kunci -
lingkungan, teknologi dan ukuran.
Hal ini telah terbukti sulit untuk menunjukkan bahwa hubungan antara ukuran
dan struktur memiliki dampak yang cukup besar pada kinerja.
Struktur, aktivitas terkait dan kebijakan dapat amat sangat dipengaruhi oleh
kekuatan eksternal.
2. Adam Smith percaya bahwa dari ilustrasi yang dia gambarkan dimana pembuatan
pin oleh sejumlah orang dimana setiap orang mengkhususkan diri dalam salah satu
aspek/tugas maka produksinya akan lebih efisien.
Struktur dan kinerja tergantung dari situasi yang berbeda – beda, varibel
situasional yang dihadapi oleh masing – masing organisasi
Tidak ada “cara yang paling benar” untuk semua organisasi, tetapi ada “cara yang
paling benar” untuk setiap organisasi.
1. Burnes, Bernard. (2017). Managing Change. 07. Pearson Education. Harlow. ISBN:
9781292156040