Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN BAGI ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
“Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Kewarganegaraan Bagi ABK”

Dosen Pengampu :
Dr. Damri., M.Pd.
Iga Setia Utami., M.Pd

Kelompok 7:
1. Enjelina Putri Arvita 19003059
2. Bayu Defpriansyah 19003125
3. Rurri Handalusia 19003030
4. Nuri Safitrianti 19003021

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Pembelajaran Kewarganegaraan bagi ABK. Adapun judul dari makalah ini
adalah“Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Kewarganegaraan
Bagi ABK”.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat banyak


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
semua pihak yang telah membantu semua tulisan ini.

Hanya doa yang dapat penulis berikan, semoga segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulis dibalas dan dinilai sebagai amal ibadah oleh
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat
semoga bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Kewarganegaraan bagi ABK. 3

1. Pengertian....................................................................................................... 3

2. Kontekstual dalam Pembelajaran bagi ABK.................................................. 4

B. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Kewarganegaraan bagi ABK.......... 5

1. Mengamati...................................................................................................... 6

2. Menganalisis................................................................................................... 7

3. Merancang.......................................................................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 9

A. Kesimpulan.........................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................... 9

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sehari-hari.
Pada model pembelajaran kontekstual, guru dapat memanfaatkan
materi dan media pembelajaran konkret yang dapat membantu siswa di kelas
inklusi. Sebab ABK maupun anak normal cenderung sulit memahami materi-
materi pelajaran yang lazimnya bersifat abstrak dan teoritis. Pemilihan media
pembelajaran yang konkret sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru. Media
yang dipilih adalah sesuatu yang dekat dan akrab dengan keseharian
lingkungan dan budaya siswa. Dengan pemilihan media yang tepat diharapkan
siswa akan mudah menemukan keterkaitan antara materi yang dipelajarinya
serta menemukan maknanya secara mandiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, Maka terdapat beberapa Rumusan
Masalah, Sebagai Berikut :
1. Apa Pengertian Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran
Kewarganegaraan bagi ABK ?

1
2. Bagaimana Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Kewarganegaraan bagi ABK ?

C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Maka terdapat Tujuan, sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran Kontekstual dalam
Pembelajaran Kewarganegaraan bagi ABK ?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Keterampilan Proses dalam
Pembelajaran Kewarganegaraan bagi ABK ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Kewarganegaraan bagi


ABK

1. Pengertian
Hakekat pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang
mendorong pembelajar untuk membangun keterkaitan, independensi,
relasi-relasi penuh makna antara apa yang dipelajari dengan realitas,
lingkungan personal, sosial dan kultural yang terjadi sekarang ini.
Pembelajaran kontekstual konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan
sehari-hari (Dailami, 2007). Pembelajaran kontekstual merupakan
konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggoya
keluarga, masyarakat, dan warga negara. (Komalasari, 2011)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru

3
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas,
sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai
bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Kontekstual dalam Pembelajaran bagi ABK


Pada model pembelajaran kontekstual, guru dapat
memanfaatkan materi dan media pembelajaran konkret yang dapat
membantu siswa di kelas inklusi. Sebab ABK maupun anak normal
cenderung sulit memahami materi-materi pelajaran yang lazimnya
bersifat abstrak dan teoritis. Pemilihan media pembelajaran yang
konkret sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru. Media yang dipilih
adalah sesuatu yang dekat dan akrab dengan keseharian lingkungan
dan budaya siswa. Dengan pemilihan media yang tepat diharapkan
siswa akan mudah menemukan keterkaitan antara materi yang
dipelajarinya serta menemukan maknanya secara mandiri.
Secara bahasa yang sederhana seperti ini, bahwa dalam
pelaksanaanya, pembelajaran kontekstual dapat memanfaatkan benda,
sesuatu atau objek riil, objek yang sebenarnya yang sehari-hari
bersentuhan dengan siswa. Tujuannya agar konsep pokok dari materi
yang dipelajari siswa tertanam dengan baik. Jika benda atau objek
yang sebenarnya tersebut sulit ditemukan, sekali lagi, diperlukan
kreatifitas guru. Guru dapat saja memanfaatkan benda lain yang serupa
atau bisa juga menggunakan property seperti gambar tiruan.
Kemudian agar siswa tidak terlalu asik dengan benda atau
objek yang ada sehingga lalai terhadap materi yang seharusnya mereka
pelajari, maka disini kontrol dari guru sangat diperlukan.

4
Diaplikasikannya model pembelajaran kontekstual di kelas inklusi ini
diharapkan menjadikan prose belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan dan tidak membosankan. Dalam prosesnya, siswa
dapat belajar secara aktif, guru dan siswa dapat menjadikan berbagai
objek yang ada di sekitar siswa sebagai sumber belajar sehingga siswa
akan lebih kritis, dan menjadikan guru lebih kreatif. Apabila dapat
dilakukan dengan baik, maka efeknya tak hanya tercapainya tujuan
pembelajaran namun juga secara tidak langsung akan sangat
mempengaruhi mutu pendidikan.
Maftuhatin dalam tulisannya mengingatkan bahwa layanan
dalam pendidikan inklusif harus memperhatikan hasil identifikasi dan
asesmen anak berkebutuhan khusus. Hasil dari identifikasi dan
asesmen tersebut yang kemudian harus dikembangkan dan dilihat
berbagai kemungkinan sebagai alternatif program layanan yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Layanan alternatif yang dimaksud adalah
layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus yang belajar siswa normal bersama guru kelas,
guru bidang studi dan guru lainnya. GPK atau guru pendidikan khusus
yang diperbantukan pada kelas inklusi memiliki tanggung jawab
merencanakan program pembelajaran, memonitor pelaksanaan
program serta akhirnya mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program.
(Saiful Anwar Inklusi, 2018)

B. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Kewarganegaraan bagi ABK


Kegiatan Belajar Mengajar merupakan suatu proses penyampaian dan
penerimaan suatu bahan ajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
agar tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Tercapainya tujuan belajar
tidak terlepas dari komponen-komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

5
Komponen-komponen tersebut antara lain pendidik (guru), peserta didik
(siswa), materi pembelajaran, media pembelajaran, dan penunjang
pembelajaran.(Lestari, 2021)

Keterampilan didalam pembelajaran pembelajaran kewarganegaraan


(civil skills) yang mana ini merupakan keterampilan yang dikembangkan dari
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang mana ini bertujuan
agar pengetahuaan yang diperoleh oleh peserta didik menjadi sesuatu yang
bermakna dan juga dapat untuk dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-
masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.(Murdiono, 2018)

Adapun beberapa keterampilan yang dimiliki peserta didik didalam


proses pembelajaran kewarganegaraan yang mana adalah sebagai berikut:

1. Mengamati
Mengamati adalah tahap awal dari serangkaian tahapan
pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang
terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengamati melatih siswa dalam
hal kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Peserta didik mengamati objek-objek dan fenomena-fenomena
alam dengan panca indra penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan perasa. Mengamati merupakan tanggapan kita
terhadap berbagai objek dan peristiwa menggunakan panca indra.
Mengamati mempunyai sifat-sifat utama, yakni:
a. Kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya
menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar melalui proses menentukan warna bendera

6
(penglihatan), mengenali lagu daerah (pendengaran), kasar
dan halus (peraba).
b. Kuantitatif apabila pelaksanaannya selain menggunakan
panca indra juga menggunakan peralatan lain, yang
memberikan informasi khusus dan tepat.
Contoh: Siswa dapat melakukan kegiatan belajar
melalui proses menentukan nilai-nilai yang terkandung
didalam pancasila.

2. Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan
menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Tujuan pokok kegiatan
ini untuk memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan
atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca
mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses
berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan. Keterampilan yang
menjadi bagian dari keterampilan menganalisis antara lain
menghubungkan masalah khusus yang menjadi subjek diskusi dengan
prinsip yang bersifat umum, menanyakan pertanyaan yang relevan,
dan meminta elaborasi. Kata-kata operasional yang mengindikasikan
keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat
diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan,
memerinci, dan sebagainya.

3. Merancang
Santyasa (2009) mengemukakan bahwa yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan kegiatan pembelajaran, adalah:

7
a. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pe-
ngalaman belajaran yang melibatkan proses mental dan
fisik melalui interaksi antar peserta didik peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sum- ber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi
b. pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat
pada peserta didik
c. pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik.

Pada kegiatan inti guru menggunakan model pembelajaran,


pendekatan, metode, media, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa sertamuatan materi. Pemilihan pendekatan
tematik dan/atau tematik terpadu dan atau saintifik inkuiri yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah disesuaikan dengan
karakteristik dan kompetensi. Pada kegiatan penutup, guru bersama
siswa baik secara individu maupun kelompok melakukan refleksi
untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan
hasil yang diperoleh siswa, memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas, dan mengimformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari (Dailami, 2007).
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata peserta
didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggoya keluarga, masyarakat, dan warga negara. (Komalasari, 2011)
Keterampilan didalam pembelajaran pembelajaran kewarganegaraan
(civil skills) yang mana ini merupakan keterampilan yang dikembangkan dari
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang mana ini bertujuan
agar pengetahuaan yang diperoleh oleh peserta didik menjadi sesuatu yang
bermakna dan juga dapat untuk dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-
masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang membangun
sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan tersebut.

9
DAFTAR RUJUKAN

Dailami, M. (2007). Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual Pendidikan


Kewarganegaraan Dalam Kurikulum Berbasis Kompentensi Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Malang. 6–28.

Komalasari, K. (2011). Kontribusi Pembelajaran Kontekstual untuk Pengembangan


Kompetensi Kewarganegaraan Peserta Didik SMP di Jabar 1. Artikel, XXVII(1),
47–55.

Lestari, D. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan pada Anak Tunagrahita Di SLB Negeri 2 Buleleng. 3(2), 74–
82.

Murdiono, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)


Melalui Penerapan Pembelajaran Kewarganegaraan Berbasis Portofolio.
Humanika, 7(1), 1–20. https://doi.org/10.21831/hum.v7i1.21016

Saiful Anwar Inklusi, P. (2018). 57 Saiful Anwar – MODEL Pembelajaran CTL. 1(1),
57–74.

10

Anda mungkin juga menyukai