Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM HOMEOSTASIS

PEMERIKSAAN SGPT dan SGOT

PROBANDUS
Nama :-
Nama : Destiana S
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Wanita Kelas : 3A.1
Jenis sampel/kasus : SGPT
Tanggal Praktikum : 16 Oktober 2021

METODE : Tes UV Optimal menurut IFCC (Internasional Federation of


Clinical Chemistry and Laboratory Medicine) [modifikasi]

I. TUJUAN :
Untuk mengetahui jumlah kadar SGPT dan SGOT seseorang dalam U/l

II. PRINSIP :
 SGPT
ALAT
L-alanine + 2-oxoglurate L-glutamate + pyruvate
Pyruvate + NADH+ H+ LDH
D-lactate +NAD+
Penambahan pyrodoxal-5-phosphate (P-5-P) dapat menstabilkan aktivitas
transaminase dan menghindari terjadinya nilai rendah palsu pada sampel yang kadar
P-5-P endogennya rendah, contoh pasien infark jantung, penyakit hati dan pasien
perawatan intensif

 SGOT
ASAT
L-alanine + 2-oxoglurate L-glutamate + pyruvate
Pyruvate + NADH+ H+ MDH
D-lactate +NAD+
Penambahan pyrodoxal-5-phosphate (P-5-P) dapat menstabilkan aktivitas
transaminase dan menghindari terjadinya nilai rendah palsu pada sampel yang kadar
P-5-P endogennya rendah, contoh pasien infark jantung, penyakit hati dan pasien
perawatan intensif

| Laporan Prak. Homeostasis 2021 |


LAPORAN PRAKTIKUM HOMEOSTASIS
III. ALAT dan BAHAN :
- Alat : yellow tip, blue tip, klinipet 100µl, 250µl, 1000µl, spektofotometer,
stopwatch.
- Bahan : sampel serum/plasma EDTA, reagen 1, reagen 2, monoreagen.

IV. CARA KERJA :


- Panjang gelombang : 340 nm, Hg 334 nm, Hg 365 nm
- Diameter kuvet : 1 cm
- Suhu : 37 °C
- Pengukuran : Terhadap udara
Pengukuran substart
Sampel / kalibrator 100 µL
Reagen 1 1000 µL
Campurkan, inkubasi 5 menit, lalu tambahkan:
Reagen 2 250 μL
Campurkan, baca absorbansinya setelah 1 menit dan nyalakan stopwatch. Baca
kembali absorbansinya setelah 1, 2, dan 3 menit.

Pengukuran Sampel
Sampel / kalibrator 100 µL
Monoreagen 1000 µL
Campurkan, baca absorbansinya setelah í menit dan nyalakan stopwatch. Baca
kembali absorbansinya setelah 1, 2, dan 3 menit.

V. NILAI NORMAL :
 SGPT
Wanita : < 31 U/l
Pria : < 41 U/l
 SGOT
Wanita : < 35 U/l < 52 µkat/l
Pria : < 31 U/l < 58 µkat/l
VI. HASIL :
SGOT = 35U/l
SGPT = 37U/l

| Laporan Prak. Homeostasis 2021 |


LAPORAN PRAKTIKUM HOMEOSTASIS

VII. KESIMPULAN :
Jadi pemeriksaan SGPT pada probandus adalah lebih dari normal, sedangkan SGOT
probandus adalah normal

VIII. PEMBAHASAN :
Pemeriksaan SGOT/SGPT adalah pemeriksaan untuk melihat adanya
kerusakan organ hati. (Gajawatet al, 2006). Enzim SGOT dan SGPT berhubungan
dengan parenkim sel hati, perbedaannya SGPT ditemukan lebih banyak di hati, (secara
klinis jumlah konsentrasi rendah diabaikan dan ditemukan di ginjal, jantung, dan otot
rangka), sedangkan SGOT ditemukan dalam hati, jantung (otot jantung), otot rangka,
ginjal, otak, dan merah sel-sel darah, oleh karena itu SGPT merupakan indikator yang
lebih spesifik pada peradangan hati daripada SGOT. SGOT dapat meningkat pada
penyakit yang dapat mempengaruhi organ-organ lain, seperti infark miokard,
pankreatitis akut, anemia hemolitik akut, luka bakar parah, penyakit ginjal akut,
penyakit muskuloskeletal, dan trauma.

Kadar SGPT seringkali dibandingkan dengan SGOT untuk tujuan diagnostik.


SGPT meningkat lebih khas daripada SGOT pada kasus nekrosis hati dan hepatitis
akut, sedangkan SGOT meningkat lebih khas dari pada nekrosis miokardium (infark
miokardium akut) sirosis, kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati. Kadar SGOT
ditemukan normal atau meningkat sedikit pada kasus nekrosis miokardium. Kadar
SGPT kembali lebih lambat ke kisaran normal daripada kadar SGOT pada kasus hati.

Interferensi adalah suatu kondisi terdapatnya komponen di dalam sampel


pasien yang dapat menyebabkan kesalahan pengukuran analit tertentu oleh alat
pengukur. Salah satu penyebab utama terjadinya interferensi adalah sampel yang
lipemik. Sampel lipemik merupakan sampel serum atau plasma yang keruh akibat
akumulasi partikel lipoprotein. Primary mixed hyperlipidemia (PMH) merupakan
salah satu penyakit hipertrigliserida primer dengan manifestasi sampel darah yang
lipemik.

Sampel lipemik dapat menginterferensi beberapa metode pemeriksaan melalui


tiga cara yaitu pengurangan fraksi aqueos pada sampel, partitioning, dan gangguan
transmisi cahaya, yang kemudian dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium. Hasil laboratorium dengan interferensi sampel lipemik memerlukan
interpretasi secara kritis dan tepat sehingga dapat menunjang diagnosis dan
penanganan pasien yang tepat pula.

Interferensi yang paling sering terjadi adalah gangguan pada transmisi cahaya.
Sampel lipemik menyebabkan cahaya yang ditransmisikan akan terpendar sehingga
pemeriksaan dengan metode nefelometri dan turbidimetri akan mengalami interferensi.
Sampel lipemik juga dapat mengabsorbsi sejumlah cahaya yang secara proporsional
berkebalikan dengan panjang gelombang yang diteruskan. Absorbsi cahaya pada
sampel lipemik relatif rendah pada panjang gelombang 700 nm, namun meningkat

| Laporan Prak. Homeostasis 2021 |


LAPORAN PRAKTIKUM HOMEOSTASIS
secara linear hingga pada panjang gelombang 500 nm. Peningkatan absorbsi ini
meningkat dengan cepat di antara panjang gelombang 500 nm hingga 320 nm. Oleh
karena itu, metode spektrofotometri mengalami interferensi terutama pada
pemeriksaan yang menggunakan panjang gelombang yang lebih kecil.

Absorbsi cahaya meningkat pada panjang gelombang yang lebih rendah


sehingga pemeriksaan parameter tertentu yang menggunakan panjang gelombang yang
lebih rendah akan lebih terpengaruh oleh sampel yang lipemik. Parameter SGOT,
SGPT, ureum dan kreatinin mengalami interferensi yang signifikan karena SGOT,
SGPT, dan ureum diukur pada panjang gelombang 340 nm, dan kreatinin diukur pada
gelombang 510 nm.

Sampel lipemik dapat menyebabkan interferensi terhadap reaksi antigen


antibodi sehingga dapat menyebabkan peningkatan palsu maupun penurunan palsu.
Solusi pada pasien ini adalah pemeriksaan ulang setelah penanganan profil lipid atau
pemeriksaan parameter lain yang dapat menggambarkan fungsi yang sama dengan
menggunakan metode lain yang menunjukkan interferensi yang minimal misalnya
metode imunologi.

Kasus 2 :

ATLM menerima sampel dari Unit Gawat Drurat dalam bentuk sampel plasma EDTA
untuk pemeriksaan SGPT, setelah dilakukan pengamatan terhadap sampel mengalami lipemik.
Pertanyaan :
A. apakah lipemik dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan SGPT ?
= Lipemik mempengaruhi hasil pemeriksaan SGPT
B. Jika “iya” bagaimana mekanismenya ?
Sampel lipemik menyebabkan cahaya yang ditransmisikan akan terpendar sehingga pemeriksaan
dengan metode nefelometri dan turbidimetri akan mengalami interferensi. Sampel lipemik juga
dapat mengabsorbsi sejumlah cahaya yang secara proporsional berkebalikan dengan panjang
gelombang yang diteruskan. Absorbsi cahaya meningkat pada panjang gelombang yang lebih
rendah sehingga pemeriksaan SGOT SGPT menggunakan panjang gelombang yang lebih rendah
akan lebih terpengaruh oleh sampel yang lipemik.

| Laporan Prak. Homeostasis 2021 |


LAPORAN PRAKTIKUM HOMEOSTASIS
DAFTAR PUSTAKA

Gajawat S, Sancheti G, & Goyal Pk. 2006. Protection Against Lead Induced Hepatic Lesion
in Swiss Albino Mice by absorbis Acid. Pharmologionline. 1 :140-149.

Munawirah, Andi,. Dkk. 2019. Interferensi sampel lipemik pada bayi dengan
lipemia retinalis dikarenakan primary mixed hyperlipidemia: laporan kasus. Intisari
Sains Medis. Vol 10, No 2.
Widarti1 dan Nurqaidah. 2019. Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (Sgpt)
Dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (Sgot) Pada Petani Yang Menggunakan
Pestisida. Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 10, No.1.

| Laporan Prak. Homeostasis 2021 |

Anda mungkin juga menyukai