Oleh
KELOMPOK 6 :
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB V Implementasi...............................................................................................10
5.3 Budget.......................................................................................................... 12
5.4 Prototype......................................................................................................13
BAB VI Evaluasi.......................................................................................................15
iii
BAB I
LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok demi menjaga kelangsungan
hidup manusia. Semua makhluk hidup di bumi pasti memerlukan air. Pada zaman ini,
tingkat konsumsi air yang dapat dikonsumsi sangat kecil, apabila dibandingkan
dengan jumlah perairan di bumi sekitar ¾ dari bumi. Kelangkaan air bersih
menyebabkan manusia mencari cara lain untuk mendapatkan air bersih, salah
satunya dengan menggunakan desalinasi air laut. Air laut tidak bisa langsung
dikonsumsi karena mengandung ion klor, natrium, belerang, magnesium, kalsium
dan kalium, enam ion ini membentuk 99,28 % berat dari air laut. Proses desalinasi air
mengubah air laut yang tidak layak diminum sehingga memenuhi kriteria air bersih
dengan parameter diantaranya adalah air tidak berasa asam, manis, pahit, atau asin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan air
bersih layak konsumsi bagi warga pesisir pantai menggunakan metode desalinasi.
Proses pengolahan air laut menjadi air tawar disebut dengan proses desalinasi.
Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam yang ada pada air. Desalinasi
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu, Reverse Osmosis (RO), Elektrodialisis,
Multi-Effect Distilation (MED), dan Multi-Stage Flash (MSF) serta Capacitive
Deionization (CDI) [2]. Reverse osmosis merupakan suatu metode pembersihan
melalui membran semipermeable dengan menerapkan konsep perbedaan
konsentrasi. Elektrodialisis adalah proses dialisis dengan menggunakan bantuan
medan listrik dalam bejana untuk mempercepat pembebasan ion dari kantung
permeabel . MSF adalah proses pengembunan uap air hasil pemanasan air laut
dengan menggunakan tekanan yang semakin lama semakin rendah . MED hampir
sama dengan MSF tetapi proses pemanasannya dilakukan berulang-ulang [1].
1
BAB II
PENDEFINISIAN MASALAH
Penduduk pesisir garis pantai sangat berpotensi mengalami defisit suplai air
bersih layak minum untuk dikonsumsi sehari-hari. Hal ini dikarenakan mata air yang
tersedia seringkali sudah terkontaminasi dengan air laut sehingga berasa asin dan
tak layak minum. Selain itu, Total Dissolve Solution (TDS) yang terkandung dalam air
tersebut juga terlampau tinggi. Beban biaya untuk proses penjernihan air pun dinilai
cukup mahal sehingga memberatkan penduduk yang tinggal di sekitar pesisir.
Berdasarkan data WHO (2000) diperkirakan lebih dari 2 milyar manusia per hari
terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara di dunia. Sejumlah 1,1 milyar
orang tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan
sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang
akan terkena dampak dari kekurangan air bersih (Gardner- Outlaw and Engelman,
1997 dalam UN, 2003).
2
Tabel 2.2.1 KTPA Desalinasi Air Laut
Is Is not Distinction
What Kurangnya suplai air Mudahnya suplai air Mahalnya biaya penjernihan
bersih bersih air laut
Where Pemukiman di pesisir Di pemukiman Mata air terkontaminasi
garis pantai Indonesia bukan pesisir dengan air laut
When Sudah sejak lama Baru baru ini Solusi dari pemerintah yang
sering kali tidak tepat
Extent Kegiatan sehari hari Kegiatan sehari hari Pertumbuhan masyarakat
masyarakat pesisir masyarakat bukan daerah pesisir yang semakin
pantai pesisir pantai meningkat, membutuhkan
suplai air layak konsumsi yang
semakin bertambah pula.
Mahalnya biaya penjernihan air laut menyebabkan kurangnya akses air bersih
di daerah pesisir
Banyak mata air yang terkontaminasi sehingga tidak layak minum karena
dekat dengan air laut
Solusi dari pemerintah yang sering kali tidak tepat untuk menangani masalah
air bersih dipesisir
Kurangnya air bersih menjadi hambatan utuk penduduk pesisir karena
pertumbuhan masyarakat daerah pesisir yang semakin meningkat, namun
akses air bersih masih susah didapat
Maka akar permasalahan (real root cause) yang kami tarik disini adalah karena
biaya teknologi desalinasi air yang mahal menyebabkan berkurangnya suplai air
bersih layak konsumsi di daerah pesisir pantai. Sehingga problem statement kami
sebagai mahasiswa yang akan melakukan pengabdian masyarakat di bidang
lingkungan adalah “Bagaimana cara memenuhi suplai air bersih layak konsumsi
bagi penduduk sekitar pesisir pantai untuk kebutuhan harian?”
3
BAB III
PENGUMPULAN IDE
3.1 Teknik SCAMPER
Modify, Menambah lahan untuk proses desalinasi air dan Menambah tenaga
Minify, kerja yang handal sehingga proses pengolahan air bisa berjalan
Magnify efektif
Put to other Memfungsikan sistem Reverse Osmosis (RO). Karena biaya yang
use mahal untuk deslinasi dapat ditutupi dengan hasil jual reject water
yang dimanfaatkan sebagai produk garam murni dan air nigari.
4
Berdasarkan table SCAMPER diatas , kami memilih beberapa solusi alternatif ,
yaitu :
5
BAB IV
ANALISIS KEPUTUSAN
Musts
Waktu pelaksanaan ≤ 12 Go Go Go
bulan
Kualitas hasil 8 7 56 6 48
pengolahan air
baik
Dapat diterapkan 8 8 64 5 40
dalam jangka
Panjang
Total A Total C =
= 110 88
6
Tabel 4.1.2 Klasifikasi Angka Bobot dan Angka Rating
Rating (Tingkat
Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Pemenuhan)
Berdasarkan tabel KTDA tersebut, kami memiliki prasyarat bahwa solusi yang terpilih
harus memenuhi dana kami yaitu di bawah atau sama dengan 500 juta Rupiah dan
persiapannya harus kurang atau sama dengan 12 bulan. Solusi menggunakan
metode pemanasan atau penguapan dalam masalah biaya, karena diperkirakan akan
menghabiskan biaya lebih.
Tabel 4.1.3 Perkiraan Biaya yang Dibutuhkan
Analisis fermi biaya honor pekerja (per bulan)
Total Rp 371.050.000,00
7
4.2 Adverse Consequences
Setelah melakukan evaluasi kategori must and wants menggunakan tabel KTDA,
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi konsekuensi dari masing-masing
alternatif solusi dengan menggunakan tabel adverse consequences. Tabel ini juga
digunakan untuk membandingkan konsekuensi dari setiap solusi dan untuk
memastikan kembali apakah solusi terpilih pada tabel KTDA sebelumnya akan
memberikan dampak negatif apabila diimplementasikan. Pada tabel adverse
consequences setiap alternatif solusi mempunyai dampak negatif yang berbeda-beda.
Pada tabel adverse consequences dipilih alternatif solusi yang mempunyai nilai total
ancaman paling kecil nilainya. Alternatif solusi yang mempunyai nilai total ancaman
terkecil mempunyai kemungkinan dampak buruk yang kecil pula.
4.2.1 Tabel Adverse Consequences
ADVERSE CONSEQUENCES PROBABIBILITY OF SERIOUSNESS IF IT THREAT
ACCURANCE OCCURS
TOTAL 70
TOTAL 90
Konsekuensi negatif yang dimiliki oleh solusi menggunakan metode pengolahan air
laut Reverse Osmosis yang lebih kecil daripada menggunakan metode filtrasi, oleh
karena itu dari analisis keputusan dengan menggunakan teknik KTDA dan Adverse
Consequences, dipilihlah solusi : menggunakan metode pengolahan air laut Reverse
Osmosis untuk memenuhi suplai air bersih layak konsumsi bagi penduduk sekitar
pesisir pantai.
8
4.3 Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis (KTPPA)
KTPPA digunakan untuk memastikan kesuksesan implementasi dari solusi yang
telah dipilih dan meminimalkan risiko terjadinya permasalahan yang dapat
mengganggu penerapan solusi. Berikut tabel penerapan metode KTTPA pada solusi
yang dipilih:
Tabel 4.3.1 KTPPA Sosialisasi Kebersihan dan Daur Ulang Sampah
Potential Problem Possible Cause Preventive Action Contingent Action
Kesalahan teknis saat Akurasi dan kondisi Dilakukan kalibrasi dan Menggunakan
proses pengolahan alat produksi yang pemeriksaan kondisi instrumen produksi
berlangsung bermasalah. alat secara berkala. lebih dari satu dan jam
penggunaan diatur agar
alat tidak “overwork”
dan kondisi alat tetap
prima.
9
BAB V
IMPLEMENTASI
Gantt Chart digunakan untuk mengindikasikan kapan suatu tugas dimulai dan
alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Berikut tabel
agenda kegiatan yang dilakukan untuk studi kelayakan teknologi Desalinasi yang
terhitung dari 1 Januari 2021.
Bulan ke-
Aktivitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Evaluasi data.
10
5.2 Deployment Chart
Deployment Chart berisi pembagian tugas terhadap pihak-pihak yang
dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan suplai air bersih di daerah pesisir pantai.
Pihak-pihak yang dibutuhkan adalah tenaga kerja, tim PDAM, pemerintah setempat
dan masyarakat setempat.
Tabel 5.2.1 Deployment Chart
Pemaparan sosialisasi
Perekrutan tenaga
kerja
Pembayaran sewa
lahan
Persiapan lahan
proses desalinasi
Penentuan lokasi
berlangsungnya
desalinasi
Perakitan mesin
Reverse Osmosis
Penyediaan tempat
istirahat untuk tenaga
kerja
Penyediaan konsumsi
untuk tenaga kerja
Penjaga keamanan
daerah tempat
desalinasi berada
Evaluasi
11
5.3 Budget
Dengan proyeksi dana untuk proses pengolahan air laut menjadi air bersih
dengan metode Reverse Osmosis yang kami inginkan kurang dari 500 juta Rupiah,
maka disusunlah tabel budgeting seperti di bawah ini.
5.3.1 Tabel Budget Proses Pengolahan Air Laut dengan Metode Reverse Osmosis
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) WTP Paket Kapasitas 100 Lps : PT Toya Arta Sejahtera
- Desinfectan : PT Pindodelli
12
5.4 Prototype
Prototype yang kami susun ada dua jenis yaitu prototype tak berwujud yang
berupa alur kegiatan pengolahan air laut menjadi air bersih menggunakan metode
Reverse Osmosis, serta prototype berwujud yaitu desain poster sosialisasi kegiatan .
Prasedimentasi dan
Pembersihan pengotor
Pengambilan Raw Koagulasi
kasar
Water
Filtrasi menggunakan
Filtrasi menggunakan
Reverse Osmosis Sedimentasi
pasir aktif
Membrane
Desinfeksi Distribusi
13
5.4.2 Prototype Berwujud
14
BAB VI
EVALUASI
Berdasarkan kasus kesulitan akses air bersih layak konsumsi oleh masyarakat di
daerah pesisir pantai , maka dipilihlah solusi menggunakan metode Reverse Osmosis
untuk proses desalinasi air laut guna memenuhi akses suplai air bersih oleh
masyarakat daerah pesisir pantai. Kami menggunakan daftar periksa evaluasi untuk
melihat ketepatan dari solusi tersebut.
1. Apakah solusi dapat meningkatkan akses suplai air bersih layak konsumsi bagi
masyarakat di daerah pesisir pantai?
Ya, mungkin solusi yang kami berikan dapat meningkatkan akses suplai air bersih
layak konsumsi. Karena metode pengolahan air laut Reverse Osmosis (RO)
merupakan metode yang paling ekonomis. Sekitar tahun 1960, desalinasi
menggunakan RO dapat menghasilkan air bersih dari air laut dengan biaya kurang
dari US $ 1.00 per m^3 yang setara dengan 1000 liter air. Adapun biaya yang mahal
untuk desalinasi dapat ditutupi dengan hasil jual reject water yang dimanfaatkan
sebagai produk garam murni dan air nigari. Untuk daerah pesisir pantai dan
kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada umumnya adalah air tanah
(dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi,
apabila terjadi musim kemarau panjang maka air baku akan menjadi buruk dimana
air baku yang buruk mengandung khlorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan
pengolahan dengan sistem RO. Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro
(molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membrane.
Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau
dihilangkan sama sekali.
2. Apakah solusi ini sudah mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi yang
mungkin terjadi? Bagaimana mengatasinya?
Ya, segala risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi pada solusi ini telah
dipertimbangkan dalam tabel ‘Adverse Consequences’ dan ‘Kepner-Tregoe Potential
Problem Analysis (KTPPA)’. Cara mengatasi segala risiko dan konsekuensi yang
mungkin terjadi telah dikaji dalam tabel ‘Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis
(KTPPA)’.
15
3. Apakah solusi ini sudah mempertimbangkan keterbatasan sumber daya tenaga
kerja?
Ya, solusi ini sudah mempertimbangkan keterbatasan sumber daya tenaga kerja.
Sejak awal Tenaga kerja hanya diperbolehkan untuk membuat solusi yang efektif dan
efisien dalam jangka waktu kurang dari dua belas bulan dengan alokasi dana kurang
dari Rp500.000.000,00 sesuai dengan tabel ‘Evaluasi Kategori Must dan Wants
dengan KTDA’. Solusi Menggunakan metode Reverse Osmosis (RO) untukproses
desalinasi air laut sudah memenuhi segala kriteria dan batasan yang ada.
16
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan data WHO (2000) diperkirakan lebih dari 2 milyar manusia per hari
terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara di dunia. Sejumlah 1,1 milyar
orang tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan
sanitasi yang layak. Penduduk pesisir garis pantai sangat berpotensi mengalami
defisit suplai air bersih layak minum untuk dikonsumsi sehari-hari. Hal ini
dikarenakan mata air yang tersedia seringkali sudah terkontaminasi dengan air laut
sehingga berasa asin dan tak layak minum. Untuk mengatasi hal tersebut, kami
sebagai tim Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang melakukan tugas pekerjaan
dengan melalui tahapan berpikir kreatif (define problem, generate ideas, decide,
implement, dan evaluate) didapatkan bahwa solusi yang bisa diterapkan untuk
memenuhi kebutuhan suplai air bersih layak konsumsi bagi masyarakat di pesisir
pantai adalah dengan desalinasi air laut menggunakan metode Reverse Osmosis (RO).
Adapun implementasi yang diterapkan adalah Gantt Chart, Deployment Chart,
budgetting, dan prototype. Secara garis besar, Gantt Chart dan Deployment Chart
terdiri dari beberapa rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan seperti
persiapan perlengkapan untuk sosialisasi, perekrutan tenaga kerja, perekrutan
satpam, pembagian tugas, pencarian dana. Kemudian membuat anggaran untuk
memenuhi kebutuhan dalam kegiatan tersebut, serta prototype dalam wujud
flowchart dan poster. Semua tahapan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
memenuhi kebutuhan suplai air bersih layak konsumsi bagi masyarakat di daerah
pesisir pantai. Setelah merencanakan implementasi, kami melakukan evaluasi untuk
menilai keberhasilan suatu proyek. Kami menggunakan metode Daftar Periksa
Evaluasi untuk melihat ketepatan dari solusi pengolahan air laut dengan metode
Reverse Osmosis (RO). Berdasarkan hasil evaluasi, diharapkan solusi yang kami pilih
dapat menyelesaikan permasalahan kekurangan air bersih di daerah pesisir pantai.
17
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
[1] Barron, O. Opsi desalinasi dan kemungkinan penerapannya. CSIRO. Juni 2006.
[3] Dewantara, I Gede Yogi, I Gede Eka Lesmana dan Budhi Muliawan Suyitno. 2018.
DESALINASI AIR LAUT BERBASIS ENERGI SURYA SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN
AIR BERSIH. Jakarta : Universitas Pancasila.
[3] El Saliby, I., Y. Okour, dkk. (2009). Pabrik desalinasi di Australia, ulasan dan fakta.
Desalinasi 247 (1-3): 1–14.
[4] Hadi, Wahyono dan Nurul Latifa Hanna. 2016. KELAYAKAN TEKNOLOGI
DESALINASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SURABAYA (STUDI
KASUS : 50 LITER PER DETIK). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
[5] Mulyanef, et al. (2014). Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih Dan Garam
Dengan Destilasi Tenaga Surya. Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat
[6] Risqi Rinaldi Hidayat, 2011. Rancang Bangun Alat Pemisah Air Laut Dengan
Menggunakan Energi Matahari. Skripsi Institut Pertanian Bogor, Departemen Ilmu
dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
18