Anda di halaman 1dari 64

PELATIHAN AA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Angkatan ke-33 / 2020

Mata Kuliah :Sistem Neurologi

Sub Mata Kuliah : NeuroEmergency

Nama Dosen : Dr.dr. David G. Umbas, Sp.S(K)

Bagian : Neurologi

Fakultas : Kedokteran

i
Universitas Hasanuddin

2020

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis sampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan anugrahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir Pelatihan Program
Ancangan Aplikasi angkatan ke-33 di Universitas Hasanuddin. Pelatihan AA ini merupakan
pelatihan yang sangat dibutuhkan bagi tenaga pengajar sebelum melakukan tugas pokoknya sebagai
pendidik di universitas..
Adapun materi-materi yang diberikan pada pelatihan ini yang mencakup penerapam aspek-
aspek kompetensi yaitu sikap dan tata nilai, keterampilan umum, keterampilan khusus dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendukung peningkatan kualias Sumber Daya
Manusia (SDM) dalam hal ini peserta didik sehingga diharapkan mampu bersaing secara global
dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal serta budaya ketimuran.
Sebagai akhir pengantar ini semoga apa yang telah kami dapatkan setelah mengikuti
Pelatihan Ancangan Aplikasi ini dapat kami aplikasikan di program studi kami dan memberikan
konstribusi yang tinggi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik kami.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR PELATIHAN ANCANGAN APLIKASI

ANGKATAN KE-33
UNIVERSITAS HASANUDDIN

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI


OLEH FASILITATOR PELATIHAN ANCANGAN APLIKASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

FASILITATOR PESERTA

Dr.dr. David G. Umbas, Sp.S(K)


NIP.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAGIAN 1. KONSEP RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER........................

BAGIAN II. SKENARIO PROSES PEMBELAJARAN...................................................

BAGIAN III. INSTRUMEN ASESMEN...........................................................................

BAGIAN IV. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN..................................................

BAGIAN V. KONTRAK PEMBELAJARAN...................................................................

BAGIAN VI. MODUL DAN BAHAN AJAR..................................................................

BAGIAN VII. BAHAN PRESENTASI KULIAH.............................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

LEMBARAN KONSULTASI.............................................................................................

BIODATA PENULIS.........................................................................................................

iv
BAGIAN I

KONSEP RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER

Pendahuluan

Mata Kuliah Sistem Neurologi diberikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester 5
dengan bobot 8 SKS dengan deskripsi sebagai berikut:

No Keterangan Deskripsi
1 Nama Mata Kuliah Sistem Neurologi
2 Kode Mata Kuliah 136C118
3 Status Wajib
4 SKS 5
5 Semester / Tahun Semester 4 Tahun ke-2
6 Metode Pembelajaran Kuliah, Problem-Based Learning (PBL), Praktikum
7 Penilaian

NA = Nilai Akhir NA = 20%Pr + 80%T

PBL = Nilai PBL

Pr = Nilai Ujian Note: PBL harus lulus


Praktikum

UT = Nilai Ujian teori

8 Koordinator / Sekretaris Dr.dr. David G. Umbas, Sp.S(K)


9 Tujuan Pembelajaran
Pada akhir sistem ini, mahasiswa diharapkan dapat:

Setelah mengikuti kuliah Sistem Neurologi, mahasiswa diharapkan memiliki


kemampuan untuk melakukan pemeriksaan fisis neurologis lengkap, dapat
mengenali dan mendiagnosis, serta menangani penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan kegawat daruratan pada susunan saraf pusat akibat

5
trauma kepala .
10 Ringkasan Mata Kuliah
Sistem ini terdiri dari Kuliah Tatap Muka, 3 modul PBL, dan 4 Praktikum (Faal, dan
Farmakologi). Kuliah Tatap Muka menyajikan masalah/keluhan penyakit saraf dan
jiwa yang sering ditemukan, dengan berpedoman pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) tahun 2012. Modul mencakup aspek-aspek dasar dari struktur
anatomi, fisiologi dan patofisiologi penyakit saraf
11 Topik dan Jam Penyajian Sesi x Jam Jam kredit
A PBL
1 Modul 1 (NeuroEmergency) 2 x 2 + 1x3 7
2 Modul 2 (Cedera Kepala)
2 x 2 + 1x3 7
3 Modul 3 (Neurotrauma)
2 x 2 + 1x3 7
B Kuliah
1 Kuliah Pendahuluan 1x1 1
2 Pemeriksaan Klinis Neurologis 1x2 2
3 Pemeriksaan Khusus dalam Neurologi 1x2 2
4 Diagnosis Topis Neurologi 1x2 2
5 Cerebrovascular Disease (CVD) 1x4 4
6 Penanganan Konservatif Cedera Kepala 1x2 2
7 Penanganan Operatif Cedera Kepala 1x2 2
8 NeuroImaging 1x2 2
9 Kuliah Patologi Anatomi Neurologi 1x2 2
10 Kuliah Patologi Klinik Neurologi 1x2 2
11 Kuliah Gizi 1x3 3
12 Farmakologi Obat-obatan yang dipakai di Neurologi 1x2 2
13 Nyeri dan Nyeri Neuropatik 1x3 3
14 Penyakit-penyakit Gangguan Medulla Spinalis 1x2 2
15 Penyakit Demyelinating 1x2 2
16 Nyeri Kepala 1x4 4
17 Neuropediatri 1x3 3
18 Fungsi Kortikal Luhur 1x3 3

6
19 Caisson’s Disease 1x2 2
20 Epilepsi 1x3 3
21 Vertigo Sentral 1x2 2
Dalam Mata Kuliah Sistem Neurologi ini kami diberikan kesempatan memberikan materi
perkuliahan yaitu:

1. Kuliah tatap muka dengan topik: Cedera Kepala (3 x 50 menit)

2. Problem Based Learning (PBL): Modul Cedera Kepala (8 x 50 menit)

Dalam Bagian I ini akan diuraikan salah satu konsep prosedur operasi standar tentang
pelaksanaan PBL

Peka Sub-CPMK Penilaian Bentuk pembelajaran, Materi Bobot


n (Kemampu Metode pembelajaran, pembelajar penilaia
Ke an akhir Penugasan mahasiswa, an n
tiap ( Estimasi Waktu ) ( Pustaka ) (%)
tahapan Indikator Kriteria Darin Luring (offline)
belajar) & g
Bentuk (onlin
e)
1 2 3 4 5 7 8
1 Peserta Definisi Rubrik Kuliah, diskusi, Bab IV sub
didik Cedera Penilaia PBL, mandiri bab 34 5
mampu Kepala n buku 1,
menjelaska dan bab 1-4,
n definisi trauma bab 15-16
Cedera medulla buku 2
Kepala dan spinalis
trauma
medulla
spinalis
1 Peserta Jenis Rubrik Kuliah, diskusi, Bab IV sub
didik Cedera Penilaia PBL, mandiri bab 34 8
mampu Kepala n buku 1,
menjelaska dan bab 1-4,
n jenis trauma bab 15-16
trauma medulla buku 2
Cedera spinalis
Kepala dan
trauma
medulla
spinalis
1 Peserta Anamnesi Rubrik Diskusi, PBL, Bab IV sub
didik s Cedera Penilaia CSL, mandiri bab 34
mampu Kepala n buku 1, 20
melakukan dan bab 1-4,
anamnesis trauma bab 15-16
7
keluhan/ medulla buku 2
gejala pada spinalis
Cedera
Kepala dan
trauma
medulla
spinalis
2 Peserta Pemeriksa Rubrik CSL, mandiri Bab IV sub
didik an fisis Penilaia bab 34
mampu neurologis n buku 1, 20
melakukan pada bab 1-4,
pemeriksaa Cedera bab 15-16
n fisis Kepala buku 2
neurologis dan
pada trauma
Cedera medulla
Kepala dan spinalis
trauma
medulla
spinalis
2 Peserta Diagnosis Rubrik PBL,CSL,mandir Bab IV sub
didik Cedera Penilaia i bab 34
mampu Kepala n buku 1, 15
menegakka dan bab 1-4,
n diagnosis trauma bab 15-16
Cedera medulla buku 2
Kepala dan spinalis
trauma
medulla
spinalis
3 Peserta Penangana Rubrik Kuliah, PBL, Buku 4 bab
didik n awal Penilaia CSL, diskusi, I, II
mampu Cedera n mandiri 20
memberika Kepala
n dan
penangana trauma
n awal medulla
pada spinalis
Cedera
Kepala dan
trauma
medulla
spinalis
3 Peserta Edukasi Rubrik Diskusi,CSL,man Bab IV sub
didik pada Penilaia diri bab 34
mampu Cedera n buku 1, 7
memberi Kepala bab 1-4,
edukasi dan bab 15-16
pada trauma buku 2
Cedera medulla
Kepala dan spinalis
8
trauma
medulla
spinalis
3 Peserta Rujukan Rubrik CSL, mandiri Bab IV sub
didik ke dokter Penilaia bab 34
mampu spesialis n buku 1, 5
merujuk bab 1-4,
pasien ke bab 15-16
dokter buku 2
spesialis Buku 4 bab
I, II

Konsep Prosedur Operasi Standar

Problem Based Learning (PBL):

Cedera Kepala

Tujuan Umum:

Untuk menjamin tercapainya pelaksanaan teknik pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang berpedoman pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Tujuan Khusus:

1. Untuk mempersiapkan kebutuhan penuntun PBL

2. Untuk menjamin pembimbingan Modul PBL oleh Tutor PBL yang terlatih.

Alur Prosedur Pelaksanaan Praktikum:


9
1. Koordinator/Sekretaris Sistem membuat Jadwal Kuliah/PBL dan berkoordinasi dengan
Bagian Akademik.

2. Surat Pengantar Jadwal Kuliah/PBL dan Daftar Tutor PBL dikirimkan ke Ketua Bagian
Neurologi/Dosen Pengampu yang bersangkutan.

3. Surat Permintaan Penggandaan Modul Tutor dan Modul Mahasiswa dari Bagian
Neurologi ke Pimpinan Fakultas untuk didisposisi ke Bagian Perlengkapan

4. Bagian Perlengkapan membuat Surat Pengadaan Modul PBL dan setelah disetujui oleh
Wakil Dekan II, dilakukan penggandaan Modul PBL.

5. Pelatihan dan persamaan persepsi Pembimbing PBL.

6. Penjelasan Modul oleh Dosen Pengampu yang ditugaskan

7. Daftar Hadir Mahasiswa dan Daftar Hadir Tutor PBL dari Bagian Akademik

Skema Alur Prosedur Pelaksanaan Praktikum:

Koordinator / Wakil Dekan Bagian Neurologi Wakil Dekan Sub Bagian Sasaran
Sekretaris I / Bagian II Perlengkapan
Sistem Akademik

Jadwal Jadwal
PBL PBL
koordinasi
dan Tutor
PBL
Tim
Pengampu

Pelatihan dan
Persamaan
Persepsi Modul
PBL

10

Penggandaan
Diperiksa
sesuai
persyaratan
n
Disposisi

Koreksi

Surat
Pengadaan
Par Modul
af PBL

Setuju

A Modul
PBL

11
BAB II

SKENARIO PROSES PEMBELAJARAN

Berikut ini akan diuraikan Skenario Proses Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Neurologi secara
keseluruhan:

No Keterangan Deskripsi
1 Nama Mata Kuliah Sistem Neurologi
2 Kode Mata Kuliah 319C1018
3 Status Wajib
4 SKS 5
5 Semester / Tahun Semester 5 Tahun ke 3
6 Metode Pembelajaran  Problem-Based Learning (PBL):

 Kuliah Tatap Muka

 Praktikum
7 Penilaian/Assesmen Capaian Ujian Teori (MCQ)
Belajar
 Ujian Akhir Blok

 Remedial (jika perlu)

 Ujian Akhir Semester

Ujian Praktikum
8 Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kuliah trauma Kepala, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengenali dan mendiagnosis, serta menangani Cedera Kepala

2. Mengenali dan mendiagnosis, serta menangani penyakit-penyakit yang


berhubungan dengan Cedera Kepala.
10 Ringkasan Mata Kuliah
Mata kuliah ini mempelajari tentang Cedera Kepala. beserta permasalahannya. Isi
mata kuliah ini mencakup dari anatomi struktur peka nyeri intrakranial dan
ekstrakranial, mekanisme, patofisiologi Cedera Kepala klasifikasi Cedera Kepala
Ringan , sedang dan berat, penapisan dan penegakan diagnosis Cedera Kepala,
penentuan rujukan paling tepat bagi penanganan selanjutnya kasus Cedera Kepala,
12
serta tindak lanjut kasus Cedera Kepala. Kompetensi yang diharapkan adalah
setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang Trauma
Kepala

13
Dalam pelaksanaan Tutorial pada Mata Kuliah Cedera Kepala mengikuti kegiatan-kegiatan
seperti berikut:

Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Waktu


Pendahuluan  Menguraikan ruang  Memperhatikan dan 50 menit
lingkup Cedera mencari bahan terkait
Kepala Cedera Kepala

 Belajar mandiri
Penyajian  Memberikan  Diskusi kelompok 50 menit
skenario kasus
 Mempresentasikan
Cedera Kepala
hasil diskusi
 Membagi
mahasiswa ke
dalam beberapa
kelompok

 Mengawasi proses
diskusi
Penutup  Memberikan saran-  Membuat kesimpulan 50 menit
saran

 Memberikan
motivasi

Berikut ini diuraikan salah satu Skenario dari Modul Cedera Kepala:

SKENARIO

Seorang laki-laki berusia 38 tahun dibawa ke Puskesmas karena mengalami Cedera Kepala yang
dirasakan sejak 1 hari lalu, setelah terjatuh dari motor dan terbentur di daerah pelipis . nyeri
dirasakan pada daerah pelipis kanan, menusuk , lamanya 4 jam, intensitas sedang, disertai
dengan mual dan muntah 1 kali serta perasaan mengantuk,. battle sign (-)racoon eyes (-)

14
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang berbagai
penyebab trauam kapitis, patomekanisme terjadinya masing-masing, gambaran klinik masing-
masing, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan, menyimpulkan diagnosis dan menjelaskan
penatalaksanaannya.

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :

a. Mengetahui definisi Cedera Kepala

b. Mengetahui klasifikasi nyeri Cedera Kepala.

c. Menjelaskan patofisiologi terjadinya Cedera Kepala.

d. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien Cedera Kepala

e. Mampu mengambil diagnosa kasus Cedera Kepala dan memberikan penanganan awal
lalu melakukan rujukan ke spesialis

f. Mampu menjelaskan tujuan pengobatan Cedera Kepala dan memberikan edukasi


kepada pasien dan keluarganya

g. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien Cedera Kepala

h. Melakukan penanganan awal berbagai kasus Cedera Kepala lalu memberikan rujukan
kepada Spesialis Saraf.

i. Memberikan edukasi dan penjelasan yang diperlukan sehubungan dengan penyakit


Cedera Kepala.

15
BAGIAN III

INSTRUMEN ASESMEN

Salah satu model penilaian non tes yang dilakukan dalam proses pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada mata kuliah Sistem Neurologi adalah Penilaian Mahasiswa oleh
Tutor, sbb:

LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA OLEH TUTOR

KELOMPOK : ........

SISTEM: Neurologi Hari/Tgl : .....................

MODUL: Cedera Kepala Pertemuan ke: .....................

KETERANGAN:

A. Kesiapan: (siap dalam bahan, referensi, dan diskusi)

B. Komunikasi: (keterampilan menyampaikan pendapat dengan

C. Kolaborasi: (pembagian tugas)

D. Disiplin: (ketepatan waktu)

Skoring:

Skor 1 sampai 3: 1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

HAL YANG DINILAI

No Stambu NAMA A B C D
TOTAL
. k MAHASISWA Kesiapa Komunikasi Kolaborasi Disiplin
n

16
Makassar, ...............................2019

TUTOR,

(.........................................................)

NB: Total Nilai Mahasiswa = (skor total / 12) x 100 = ..............

17
BAB IV

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

Evaluasi Proses Pembelajaran yang akan diuraikan pada bagian ini adalah Evaluasi
Proses Problem Based Learning (PBL) yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Sistem
Neurologi.

1. Maksud dan Tujuan Evaluasi

a. Tujuan Umum:

Untuk memperoleh masukan dalam rangka memperbaiki mutu kinerja dosen, mutu
kinerja bahan dan sarana pembelajaran, mutu kinerja prasarana pembelajaran dan
mutu kinerja administrasi dan tata kelola.

b. Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui kesiapan dan penguasaan dosen/Tutor PBL dalam memberikan


materi PBL

2. Untuk mengetahui kesesuaian materi PBL dengan teori dan standar kompetensi
dalam SKDI

3. Untuk mengetahui bahan/modul PBL

4. Untuk mengetahui ketersediaan ruangan yang memadai dan nyaman

2. Data dan Informasi

No Tujuan Informasi Indikator Responden Teknik


yang Metode Instrumen
dibutuhkan
1. Untuk Persepsi Penguasaan Mahasiswa Wawancar Kuisioner
mengetahui mahasiswa dosen a
kesiapan terhadap terhadap
dan kemampuan sistematika
penguasaan dosen/ tutor pengajaran
dosen/Tutor PBL dalam
dalam bentuk PBL
memberikan
Penguasaan

18
PBL dosen dalam
menjelaskan
dan
membimbing
PBL
2. Untuk Relevansi Kesesuaian Dosen Observasi Daftar
mengetahui teori dan materi PBL Tilik
kesesuaian skenario PBL dgn tingkat (SKDI
materi PBL kompetensi 2012, lihat
Kemutahiran
dengan teori di
referensi
dan standar lampiran)
tentang
kompetensi
materi PBL
dalam SKDI

3. Untuk  Persepsi  Ketersediaan Mahasiswa Wawancar Kuisioner


mengetahui mahasiswa Modul a
kesiapan terhadap sesuai
Modul PBL kesiapan dengan
(Modul Staf jumlah tutor
Tutor dan administrasi
 Modul PBL
Modul dalam
untuk
Mahasiswa) mempersiap
mahasiswa
kan modul
diberikan
dan absensi
sebelum
penjelasan
modul
4. Untuk Persepsi Kenyamanan Petugas Observasi Daftar
mengetahui mahasiswa melakukan ruangan Tilik
ketersediaan terhadap dan diskusi PBL
ruangan kenyamanan
Desain ruang
yang ruang PBL
yang
memadai
Persepsi ergonomis
dan nyaman
mahasiwa
19
terhadap (U-shape)
ketersediaan
Kebersihan
ATK selama
ruang PBL
PBL
berlangsung
Kuesioner

ANGKET PENILAIAN TERHADAP DOSEN

Nama Dosen : ……………………………. Mata kuliah : ………………………………

Tiap nomor hanya boleh ada satu lingkaran pilihan jawaban / pendapat

No SS S TAP TS STS
Pernyataan
1 Pada pertemuan pertama, nampak dosen (atau anggota tim),
berusaha menjelaskan apa yang akan dipelajari mahasiswa dalam
5 4 3 2 1
satu semester termasuk cara penilaiannya
2 Dosen nampak berusaha menyiapkan materi dengan sebaik-
baiknya untuk diajarkan
5 4 3 2 1
3 Dosen nampak bersungguh-sungguh dalam mengajar, agar
materi yang dibawakannya dapat dimengerti mahasiswa
5 4 3 2 1
4 Dosen nampak berusaha menjelaskan bahwa secara umum bahan
kuliahnya akan bermanfaat sebagai bahan dasar pelajaran lanjut
5 4 3 2 1
atau sebagai bekal pengetahuan menghadapi dunia kerja
5 Dosen sering memberi tugas / pekerjaan rumah / bahan diskusi
yang lebih bersifat membantu mahasiswa dalam memahami
5 4 3 2 1
materi pelajaran dari pada sekedar memberatkan mahasiswa
6 Dosen nampak berusaha dengan caranya agar mahasiswa tertarik
mengikuti pelajarannya dari pada membuat mahasiswa merasa
5 4 3 2 1
bosan

20
7 Dosen memakai buku acuan / diktat / bahan ajar yang mana
memang membantu mahasiswa dalam menguasai materi
5 4 3 2 1
pelajaran
8 Dalam memberi kesempatan bertanya baik di kelas maupun
diluar dosen bersifat obyektif tanpa memandang suku, agama,
5 4 3 2 1
ras, golongan
9 Soal midtest dan / atau ujian yang diberikan dosen memang
merupakan alat uji kemampuan dibanding hanya mencari
5 4 3 2 1
kesalahan mahasiswa
10 Secara umum, dosen dinilai cukup baik dalam melakukan proses
belajar mengajar
5 4 3 2 1

Total nilai yang dilingkari tiap kolom = …. …. …. …. …

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TAP : Tidak Ada Pendapat

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Penilaian akhir :

Jumlah total Angka / 10 = …………

21
kuesioner

EVALUASI TUTORIAL

(Diisi oleh Mahasiswa)

Kuesioner ini ditunjukkan untuk mengumpulkan informasi tentang cara pembimbingan Tutor
dalam kegiatan tutorial ( Diskusi Kelompok/ PBL ) yang anda ikuti.

22
Nama dosen/tutor : ................................................................................................

Nama materi tutorial : ................................................................................................

Petunjuk: Lingkarilah angka yang sesuai dengan pendapat anda untuk setiap pertanyaan di
bawah ini.

Angka 1 s.d. 4 pada skala jawaban mempunyai arti sbb :

1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat baik

No. Aspek yang dinilai Nilai


1 Penampilan dosen dalam tutorial
2 Sikap dosen dalam tutorial
3 Cara menyampaikan tujuan tutorial
4 Penguasaan terhadap materi tutorial
5 Kemampuan dalam menjelaskan materi
6 Pemberian motivasi selama tutorial
7 Pemberian bimbingan selama tutorial
8 Ketrampilan memandu selama tutorial
9 Variasi metode tutorial
10 Pemberian kesempatan bertanya/dialog
TOTAL SKOR =

Penilaian Rentang Nilai:

Kurang: 10-19 Cukup: 20-29 Baik: 30-39 Sangat Baik: 40

Saran :

……………………………………………………………………………………………………

3. Hasil Umpan Balik dan Pembahasan

Untuk melakukan evaluasi kesesuaian materi praktikum dengan teori dan standar

23
kompetensi dalam SKDI, dilakukan metode observasi dokumen materi kuliah yang diberikan
baik dalam bentuk perkuliahan tatap muka, praktikum, dan tutorial PBL apakah sudah sesuai
dengan ketentuan kompetensi dalam SKDI mengenai penyakit dalam ilmu neurologi.

Hasil yang diperoleh terkait materi Tutorial (PBL) Modul Lemah Separuh Badan pada
mata kuliah Sistem Neurologi adalah:

- Materi perkuliahan yang disajikan dalam bentuk kuliah tatap muka dan Tutorial PBL
sudah sesuai dengan Daftar Masalah Kesehatan Individu/Masyarakat yang tercantum
dalam SKDI, yaitu antara lain:

hilang kesadaran, pingsan/sinkop, wajah kaku, wajah perot, kesemutan, mati rasa/baal,
lumpuh, gangguan bicara, gangguan lapangan pandang, gangguan penciuman, pelupa
(gangguan memori), bingung, penurunan fungsi berpikir, sakit kepala, pusing, nyeri
punggung, gangguan otot, nyeri otot, kaku otot, otot mengecil, gangguan sendi (nyeri,
kaku, bengkak, kelainan bentuk), perubahan emosi, mood tidak stabil, gerakan tidak
teratur, gangguan gerak dan koordinasi, gemetar (tremor), epilepsi, kejang, kejang
demam, gangguan perkembangan (mental & Intelektual), terlambat bicara, terlambat
dapat berjalan, gangguan jalan, Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. (sumber:
Standar Kompetensi Dokter Indonesia, 2012)

- Meteri perkuliahan, kuliah tatap muka, maupun tutorial PBL selama ini telah berjalan
sesuai dengan apa yang tercantum dalam SKDI.

- Untuk terpenuhinya kemampuan pengenalan penyakit, tidak cukup dalam bentuk kuliah
tatap muka dan PBL, akan tetapi harus dalam bentuk Clinical Skill Lab (CSL) dan bentuk
penilaian atau ujiannya adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE).
Materi ini telah dimasukkan dalam Mata Kuliah tersendiri, yaitu Clinical Skill Lab-4
(CSL-4).

24
4. Rekonstruksi GBRP

GBRP sebelum rekonstruksi adalah sebagai berikut:

No Sasaran Belajar Sasaran Materi pembelajaran Strategi Indicator Bobot


. Pembelajaran pembelaja penilaian (ukuran
ran / berapa
Metode pentingnya
pembelaja ukuran itu
ran utk
mencapai
sasbel)
Setelah Sasaran Setelah mengikuti Kuliah Ujian
mengikuti Pembelajaran proses belajar ini Tatap MCQ
kuliah Sistem untuk Subtopik mahasiswa Muka
Neurologi, Kuliah Cedera diharapkan mampu:
mahasiswa Kepala: Remedia

diharapkan l MCQ
1. Mengetahui
A. Mendiagnosa bila
1. Mahasi anatomi
kasus trauma perlu
swa mampu struktur
kepala dan
mengetahui BRIDGING
memberikan
ttg Susunan VEIN DAN
penangan awal,
saraf dan biomolekule
mencakup jenis
penyakit- r Cedera
Cedera Kepala
penyakit yang Kepala
berikut ini:
ada
2. Menjelaska
hubungannya 1. Cedera Kepala
n
dengan RINGAN
patomekanis
susunan saraf. 2. Cedera Kepala
me Cedera
Kepala SEDANG

3. Mengetahui 3. Cedera Kepala

klasifikasi BERAT

Cedera PBL
Kepala Nilai
A. Menganalisa
25
RINGAN, keluhan dan gejala Tutorial
SEDANG klinis yang dialami PBL
DAN oleh pasien melalui
BERAT diskusi scenario
kasus dalam
4. Melakukan
metode PBL
anamnesis
(Cedera Kepala)
dan
pemeriksaan
fisik pada
pasien
Cedera
Kepala

5. Mengetahui
gejala-
gejala yang
Sbg
berhubunga
Absensi prasyarat
n dengan
≥ 80% utk ikut
Cedera
ujian final /
Kepala
remedial

26
Setelah diperoleh hasil umpan balik pada bagian 4.3, maka dilakukan rekonstruksi GBRP agar
sesuai dan sejalan dengan hasil umpan balik. GBRP sebelum rekonstruksi adalah sama dengan
GBRP setelah rekonstruksi, antara lain sebagai berikut:

No Sasaran Belajar Sasaran Materi pembelajaran Strategi Indikator Bobot


. Pembelajaran pembelaja penilaian (ukuran
ran / berapa
Metode pentingnya
pembelaja ukuran itu
ran utk
mencapai
sasbel)
Setelah Sasaran Setelah mengikuti Kuliah Ujian
mengikuti Pembelajaran proses belajar ini Tatap MCQ
kuliah Sistem untuk Subtopik mahasiswa Muka
Neurologi Kuliah diharapkan mampu:
mahasiswa TRAUMA Remedia
B. Mendiagnosa
diharapkan KEPALA: l MCQ
kasus trauma
bila
1. Mahasiswa 6. Mengetahui kepala dan
perlu
mampu anatomi memberikan
mengetahui ttg struktur penangan awal,
Susunan saraf BRIDGING mencakup jenis
dan penyakit- VEIN DAN Cedera Kepala
penyakit yang biomolekule berikut ini:
ada r Cedera
4. Cedera Kepala
hubungannya Kepala
RINGAN
dengan
7. Menjelaska
susunan saraf. 5. Cedera Kepala
n
SEDANG
patomekanis
me Cedera 6. Cedera Kepala

Kepala BERAT

27
8. Mengetahui
klasifikasi
C. Menganalisa
Cedera
keluhan dan gejala
Kepala Nilai
klinis yang dialami
RINGAN, Tutorial
oleh pasien melalui PBL
SEDANG PBL
diskusi scenario
DAN
kasus dalam
BERAT
metode PBL
9. Melakukan (modul Cedera
anamnesis Kepala)
dan
pemeriksaan
fisik pada
pasien
Cedera
Kepala

10. Mengetahui
gejala-
gejala yang
berhubunga
n dengan
Cedera
Kepala Absensi
≥ 80% Sbg
11. Mengetahui
prasyarat
pemeriksaan
utk ikut
penunjang
ujian final /
yang dapat
remedial
dilakukan
pada pasien
Cedera
Kepala

12. Melakukan
penanganan
28
awal
berbagai
kasus
Cedera
Kepala

13. Memberika
n edukasi
dan
penjelasan
yang
diperlukan
sehubungan
dengan
penyakit
Cedera
Kepala

BAGIAN V

KONTRAK PEMBELAJARAN

KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah Sistem Neurologi
Kode Mata Kuliah 319C1018
Status Wajib
SKS 5
Semester / Tahun Semester 5 Tahun 3
Sub Topik Kuliah Cedera Kepala
Problem Based Learning (PBL) – Modul Cedera
Kepala
Dosen Pengampu Dr.dr.David G.Umbas, Sp.S(K)
Tempat Perkuliahan Ruang Kuliah Faal lt.3

29
1. MANFAAT MATA KULIAH

Setelah mengikuti kuliah Sistem Neurologi, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan


untuk melakukan pemeriksaan fisis neurologis lengkap, dapat mengenali dan
mendiagnosis, serta menangani penyakit-penyakit yang berhubungan denngan
susunan saraf .

2. DESKRIPSI SINGKAT

Sistem Neurologi ialah Sistem yang mempelajari :

1. Susunan saraf dan penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan susunan saraf
tersebut.

Dari kuliah ini mahasiswa mempelajari tentang penyakit-penyakit dalam neurologi,


seperti: stroke, nyeri kepala, epilepsy, gangguan fungsi luhur, penyakit-penyakit pada
medulla spinalis, penyakit-penyakit demyelinating, penyakit degenerasi, dan sebagainya.
Selain itu mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan fisis neurologis dengan
baik, sehingga dapat membantu dalam menemukan diagnosis penyakit, dan dapat
melakukan penanganan sesuai yang ditentukan dalam Standar Kompentensi dokter
Indonesia (SKDI) tahun 2012 dan melakukan rujukan ke spesialis saraf.

3. SASARAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu:

j. Mengetahui definisi Cedera Kepala

k. Mengetahui klasifikasi Cedera Kepala

l. Menjelaskan patofisiologi terjadinya Cedera Kepala

m. Mampu mengambil diagnosa kasus Cedera Kepala dan memberikan penanganan awal
lalu melakukan rujukan ke spesialis

n. Mampu menjelaskan tujuan pengobatan Cedera Kepala dan memberikan edukasi


kepada pasien dan keluarganya

30
o. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien Cedera Kepala

p. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien Cedera Kepala

q. Melakukan penanganan awal berbagai kasus Cedera Kepala lalu memberikan rujukan
kepada Spesialis Saraf.

r. Memberikan edukasi dan penjelasan yang diperlukan sehubungan dengan penyakit


Cedera Kepala

4. Modul

5. Strategi Pembelajaran

Metode Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL):

Kuliah Tatap Muka

Praktikum
Penilaian Mata Kuliah Ujian Teori:
Secara Umum
 Ujian Akhir Blok

 Remedial

 Ujian Akhir Semester

Ujian Praktikum
Penjelasan:

Jenis Kegiatan : SPICES

 Student Centered

 Problem Oriented: melalui Problem Based Learning (PBL), membahas 3 (tiga)


modul NeuroEmergency (Cedera Kepala)

 Community Oriented : materi yang disajikan mengacu pada STANDAR


KOMPETENSI DOKTER INDONESIA (SKDI)

 Self learning (Belajar Mandiri)

Informasi tambahan:

31
 Profil Sistem/Blok Neurlogi

 Jumlah jam kuliah tatap muka : 80-85 jam

o Neurologi : 32 jam

o Preklinik + Paraklinik + Klinik diluar : 19 jam

Neurologi

 Jumlah jam praktikum (Farmako, PA, CP, Gizi) : 8 jam

 Jumlah jam PBL + Pleno (3 Modul x @7jam) : 21 jam

TOTAL jam kegiatan sistem N.psikiatri : 123 jam

 BELAJAR MANDIRI : 9 jam

 MASA UJIAN + REMEDIAL : 2 minggu

 MASA KTM + PBL + PRAKTIKUM : 4 – 5 minggu

4. Materi/bahan bacaan perkuliahan (referensi utama saja)

1. Ropper AH, Samuel’s MA, Klein JP, Adams and Victor’s, Principle of Neurology, New
York : Mc Graw Hill, 2014

2. Diagnosis dan Penatalaksanaan Trauma Kepala. Konsensus Nasional V Kelompok


Studi neuroemergency PERDOSSI.

3. Standar pelayanan Medis dan Standar Prosedur operasional Neurologi Perdossi , 2008

4. Baehr M, Frotscher M, Duus’s Topical Diagnosis in Neurology 4th ed : Anatomy,


Physiology, Sign and Symptoms. Stuttgart : Thieme, 2005

5. Mardjono M, Sidharta P, Neurologi Klinis Dasar cetakan 15, Jakarta : Dian Rakyat,
2012

6. Harsono, Buku Ajar Neurologi, Jogyakarta : UGM Press, 2015.

5. Tugas-tugas

Laporan PBL (Modul 1, 2, dan 3), dikerjakan secara berkelompok dan individual,
32
dimasukkan paling lambat 3 hari setelah Kuliah Pleno dari Modul yang bersangkutan.
Tugas dikumpulkan ke Bagian MEU pada jam kerja.

6. Kriteria penilaian

Hasil ujian Akhir

Nilai Akhir = 80% Final + 20% Praktikum 20%

Kriteria Penilaian:

> 80.001  A

> 75 – 80  B+

> 70 – 75  B

> 65 – 70  B-

> 60 – 65  C+

56 – 60  C

< 56  E

Aturan tambahan:

1. Etika umum

2. Keterlambatan hadir yg dapat ditolerir : 15 menit setelah kuliah dimulai.

3. Kehadiran di SEMUA kegiatan minimal 80% sebagai prasyarat mengikuti ujian


teori, ujian CSL dan ujian Praktikum.

4. Bila tidak hadir karena sakit, harus melampirkan surat keterangan sakit dari dokter,
dalam 2x24 jam.
33
5. Ujian teori (FINAL TEST) WAJIB diikuti oleh seluruh mahasiswa.

6. Nilai Ujian Final terdiri dari: 20% nilai Ujian Praktikum + 80% nilai Final Test.

7. Bagi yang mempunyai Nilai Final test ≤ 80 (≤ B plus), WAJIB mengikuti


REMEDIAL.

8. Bagi yang mempunyai Nilai Remedial ≤ 70 (≤ B minus), WAJIB mengikuti UAS


(Ujian Akhir Semester) sesuai dengan yang dijadwalkan oleh Fakultas, dengan nilai
maksimal adalah B.

9. Nilai CSL, akan dimasukkan sebagai nilai OSCE, telah mengikuti mata kuliah
Sistem Neurologi.

10. Kehadiran di PBL & CSL HARUS 100%, KECUALI ada surat sakit atau ijin.

11. Surat sakit harus dimasukkan selambat-lambatnya dalam 2x24jam setelah


ketidakhadiran.

12. Surat ijin harus dimasukkan 2x24 jam SEBELUM hari ijin.

13. Ijin khusus: diberikan kpd mahasiswa yang ijin dalam rangka mewakili fakultas
dalam kegiatan ekskul yang berskala Nasional. Ijin diberikan maksimal 20% dari
total kehadiran.

14. Selama Kuliah Tatap Muka berlangsung: semua barang elektronik pribadi (Laptop,
HP, Ipad, dll) HARUS dimatikan!!

7. Jadwal perkuliahan

Mengikuti jadwal kuliah Induk yaitu Mata Kuliah Sistem Neurologi yang diatur oleh
Koordinator / Sekretaris Sistem berkoordinasi dengan Bagian Akademik.

34
BAGIAN VI

DRAFT BUKU PANDUAN PRAKTIK

Dalam Bagian ini akan diuraikan salah satu Panduan Tutorial Problem Based Learning
(PBL) yang dilakukan di Mata Kuliah Sistem Neurologi yang disusun oleh Tim Penyusun dan
disepakati oleh koordinator, sekretaris dan yaitu dosen pengampu yang terlibat dalam mata
kuliah ini.

JUDUL KETERAMPILAN

Tutorial PBL: Cedera Kepala


35
MODUL

Cedera Kepala

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang berbagai
penyebab Cedera Kepala, patomekanisme terjadinya masing-masing, gambaran klinik masing-
masing, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan, menyimpulkan diagnosis dan menjelaskan
penatalaksanaannya.

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :

a. Mengetahui definisi Cedera Kepala.

b. Mengetahui klasifikasiCedera Kepala.

c. Menjelaskan patofisiologi terjadinya Cedera Kepala.

d. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien Cedera Kepala.

e. Mampu mengambil diagnosa kasus Cedera Kepala dan memberikan penanganan awal
lalu melakukan rujukan ke spesialis.

f. Mampu menjelaskan tujuan pengobatan Cedera Kepala dan memberikan edukasi


kepada pasien dan keluarganya.

g. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien Cedera Kepala

h. Melakukan penanganan awal berbagai kasus Cedera Kepala lalu memberikan rujukan
kepada Spesialis Saraf.

i. Memberikan edukasi dan penjelasan yang diperlukan sehubungan dengan penyakit

Cedera Kepala

SKENARIO: Cedera Kepala


36
Seorang laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke Puskesmas karena mengalami nyeri kepala yang
dirasakan sejak 3 jam yang lalu, nyeri dirasakan pada daerah pelipis kanan setelah terjatuh dari
sepeda dengan posisi kepala terbentur aspal, nyeri kepala terasa tertekan benda tumpul, intensitas
TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa harus kasus tersebut pada satu
kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang
penulis yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-
ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau
secara mandiri.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku


ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.

3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintesis informasi dalam menyelesaikan
masalah.

4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).

5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa


diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti
37
7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini.

Berdasarkan skenario diatas, lakukanlah langkah-langkah di bawah ini:

1. Klarifikasi semua istilah yang asing untukmu (bila ada),

2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario di atas yang tidak anda mengerti.
Buat pertanyaan tentang hal tersebut.

3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing, jawablah atau jelaskanlah masalah


tersebut.

4. Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistimatik, lakukan analisa dan
sintesa

5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal tersebut
sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.

6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut, carilah informasi yang diperlukan
sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi.

7. Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.

Penjelasan :

Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi, dan
selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.

Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan
dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan
penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATAN

Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa


dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 5-15 orang tiap kelompok.

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan
tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
38
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua
dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan
informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klasifikasi, analisa
dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup,
diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi
mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil
analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario.
Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar
yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai
urutan yang tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang salah satu
penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario yang didiskusikan pada
kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing
mahasiswa.
Catatan :

 Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta
laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator
PBL MEU melalui ketua kelompok.
 Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing, dan
dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.
 Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator
PBL MEU
 Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk
dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

39
TIME TABLE

I II III IV V VII
Pertemuan I Tutorial I Mandiri Tutorial II Kuliah Diskusi
kosultasi panel
(Penjelasan) Mencari (Laporan
tambahan informasi baru Tanya
(Brain
informasi Klassifikasi pakar
Stroming
Analisa &
Klassifikasi Praktikum
sintese)
Analisa &
CSL
sintese)

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi Kelompok yang diarahkan oleh tutor

2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

3. Konsultasi pada para narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.

4. Kuliah khusus dalam kelas.

5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah,


slide, tape atau video, dan internet.

6. Latihan pada laboratorium Keterampilan Klinik : pemeriksaan neurologis.

7. Praktikum di Laboratorium Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik

40
BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

1. Buku Ajar dan Jurnal

1.1. Anatomi

1.2. Hsitologi

1.3. Fisiologi

1.4. Biokimia

1.5. Neurologi

1.6. Patologi Anatomi

1.7. Patologi Klinik

1.8. Farmakologi

2. Hand-out atau Diktat kuliah


41
3. Sumber lain

4. Nara sumber

42
BAGIAN VIII

BAHAN PRESENTASI KULIAH

Bahan presentasi kuliah yang akan ditampilkan dalam BAB ini adalah Materi Kuliah dengan
subtopik: Cedera Kepala sebanyak 6 slide pertama sebagai berikut:

43
44
LEMBARAN KONSULTASI

PELATIHAN AA

Mata Kuliah : Cedera Kepala


Nama Peserta : Dr.dr. David G. Umbas, Sp.S(K).S
Para
f
No. Tanggal Materi Yang Saran
Fasilitator Peserta
Dikonsultasikan Perbaikan

Makassar, 26 April 2021

Fasilitator

45
LAMPIRAN 1.

DOKUMENTASI TINJAUAN REKAN SEJAWAT MELALUI RUANG KULIAH


VIRTUAL ZOOM.

46
LAMPIRAN 3

MODUL NEUROEMERGENCY : Cedera Kepala

====================================================

Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb, Salam sejahtera.

Kasus - kasus neurotemergency , baik Cedera Kepala maupun trauma medula spinalis,
banyak ditemukan saat bencana alam dan pada kehidupan keseharian , banyaknya kejadian
trauma ini akibat dari kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja , dan perkelahian. Sehingga
modul ini dibuat dengan maksud untuk menyatukan pemikiran tentang tata laksana dari segi
definisi , diagnostik, manajemen baik pre-hospital gawat darurat , rawat inap dan rehabilitasi.

Kegiatan Belajar 1

Cedera Kepala

A. Deskripsi Singkat

Pada modul ini kita akan membahas tentang tata laksana ,Cedera Kepala yang sering terjadi

47
dalam kasus kasus emergency atau kegawat daruratan.

B. Relevansi

Di harapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa bisa mengerti dan mengaplikasika tata
cara penatalaksaaan kasus - kasus kegawat daruratan pada Cedera Kepala / Cedera Kepala.

C. Pembelajaran

1. Uraian

Cedera Kepala dapat merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian
yang cukup tinggi dalam neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena
penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif. Trauma merupakan
penyebab utama kematian pada anak di atas usia 1 tahun di Amerika Serikat.
Dibandingkan dengan trauma lainnya, persentase Cedera Kepala adalah yang
tertinggi, yaitu sekitar lebih atau sama dengan 80%. Kira-kira sekitar 5%
penderita Cedera Kepala, meninggal ditempat kejadian. Cedera Kepala
mempunyai dampak emosi, psikososial dan ekonomi yang cukup besar sebab
penderitanya sering menjalani masa perawatan rumah sakit yang panjang, dan 5-
10% setelah perawatan rumah sakit masih membutuhkan fasilitas pelayanan
jangka panjang.

Cedera Kepala akan terus menjadi problem masyrakat yang sangat besar,
meskipun pelayanan medis sudah sangat maju pada abad 21 ini. Sebagian besar
pasien dengan Cedera Kepala (75-80%) adalah Cedera Kepala ringan ringan;
sisanya merupakan trauma dengan kategori sedang dan berat dalam jumlah yang
sama. Di Indonesia, data tentang Cedera Kepala ini belum ada. Yang ada barulah
data dari beberapa Rumah Sakit (sporadis).

Data di ruang rawat neurologi RSCM tahun 2005 : Jenis kelamin TK Ringan
TK Sedang TK Berat Operasi Meninggal Pria 292 229 22 18 Wanita 142 86 6 3 5
Jumlah 434 315 28 23 . Data dari Bedah Saraf RSCM tahun 2005, jumlah pasien
Cedera Kepala yang dioperasi 19 orang (pria 8 orang, wanita 11 orang) Prediksi
insiden per tahunnya didunia akan menurun secara signifikan, dengan adanya undang
undang pemakaian helm dan sabuk pengaman bagi pengendara motor/mobil.

48
Diperkirakan sebanyak kurang lebih 1 0 juta orang menderita Cedera Kepala
berat dengan angka kematian sekitar separuhnya. Telah banyak manajemen terapi
standar yang berdasarkan evidence based medicine yang diajukan dan diterapkan di
pusat pusat kesehatan di seluruh dunia. Tetapi mengingat kemampuan dan fasilitas
yang tersedia di pusat pusat kesehatan tersebut, terutama di negara negara
berkembang seperti di Indonesia, maka beberapa penyesuaian perlu dilakukan.
Beberapa penelitian berbasis penderita orang Indonesia perlu dilakukan untuk
mendapatkan gambaran manajemen maksimum dan optimum yang dapat diterapkan
dan yang sesuai dengan karakter serta fasilitas yang tersedia. Manajemen Cedera
Kepala sendiri pada dasamya dibagi dalam: Manajemen non operatif (kasus
terbanyak), ditangani oleh keilmuan penyakit saraf (neurologi) -: Manajemen
operatif, ditangani oleh keilmuan bedah saraf

Terapi Cedera Kepala yang belum berdasarkan evidence based medicine,


tidak dianjurkan dipakai Manajemen Cedera Kepala dapat menjawab tuntutan
kebutuhan keluaran kualitas hidup yang baik setelah terjadinya cedera otak pada
penderitanya (patient oriented) yang mayoritas berusia muda dan sehat dan masih
berkesempatan untuk mengembangkan kariemya.

II. DIAGNOSIS SINONIM:

Cedera Kepala = Cedera Kepala = head injury = trauma kranioserebral =


Traumatic Brain Injury DEFINISI: Cedera Kepala adalah trauma mekanik
terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan
gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik
temporer maupun permanen.

KLASIFIKASI Klasifikasi Cedera Kepala berdasarkan : 1. Patologi:

1.1. Komosio serebri

1.2. Kontusio serebri

1.3. Laserasio serebri

2. Lokasi lesi

49
2.1. Lesi diffus

2.2. Lesi kerusakan vaskuler otak

2.3. Lesi fokal

2.3 .1. Kontusio dan laserasi serebri

2.3.2.Hematoma intrakranial

2.3.2.1. Hematoma ekstradural (hematoma epidural) 2.3.2.2. Hematoma subdural

2.3.2.3. hematoma intraparenkhimal

2.3.2.3.1. Hematoma subarakhnoid

2.3.2.3.2. Hematoma intraserebral

2.3.2.3.3. Hematoma intraserebellar

Derajat kesadaran berdasarkan SKG . Kategori SKG

Kategori SKG Gambaran CT SCAN


Klinik Kepala
Minimal 15 Pingsan(-) Normal
Defisit
Neurologi
s

(-)
Ringan 13-15 Pingsan <10
Normal
menit,
defisit
neurologik

(-)
Sedang 9-12 Pingsan >10
Abnormal
menit s/d
6 jam
defisit
neurologik
(+)
50
berat 3-8 Pingsan >6
Abnormal
jam ,
defisit
neurologik
(+)

PEMERIKSAAN KLINIS UMUM DAN NEUROLOGIS

• Penilaian Kesadaran berdasarkan skala koma Glasgow (SKG)

• Penilaian fungsi vital tensi, nadi, pernafasan

• Otorrhea, Rhinorrhea

• Ecchymosis periorbital bilateral I Eyes/ hematoma kaca mata

• Ecchymosis mastoid bilateral I Battles Sign

• Gangguan fokal neurologik

• Fungsi motorik : lateralisasi. kekuatan otot

• Refleks tendon, refleks patologis

• Pemeriksaan fungsi batang otak:

• Ukuran pupil, bentuk, isokor I anisokor & reaksi pupil

• Refleks kornea

• Dolls eye phenomen

• Monitor pola pernafasan:

- cheyne stokes : lesi di hemisfer

- central neurogenic hyperventilation : lesi di

mesensefalon - pons

- apneustic breath : lesi di pons

- ataxic breath : lesi di medulla oblongata

 Gangguan fungsi otonom

51
 Funduskopi

HEMATOMA EPIDURAL

Perdarahan yang terjadi diantara tabula intema- duramater Hematom massif, akibat pecahnya
a.meningea media atau sinus venosus.

Tanda Diagnostik Klinik :

1. Lucid interval ( +)

2. Kesadaran makin menurun

3. Late Hemiparese kontralaterallesi

4. Pupil anisokor

5. Babinsky ( +) kontralaterallesi

6. Fraktur di daerah temporal

HEMATOMA EPIDURAL DI FOSSA POSTERIOR:

Gejala dan Tanda Klinis :

1. Lucid interval tidak jelas

2. Fraktur kranii oksipital

3. Kehilangan kesadaran cepat

4. Gangguan serebellum ,batang otak dan pemafasan

5. Pupil isokor Penunjang Diagnostik :

CT Scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan) di tulang tengkorak dan dura, umurnnya di

52
daerah temporal, dan tampak bikonveks.

HEMATOMA SUBDURAL

Perdarahan yang terjadi di antara duramater - arakhnoid, akibat robeknya "bridging vein" (vena
jembatan)

Jenis

1. Akut Interval Lucid 0-3 hr

2. Subakut Interval Lucid 3 hr - 2minggu

3. Kronik Interval Lucid >2 minggu

Hematoma subdural Akut

Gejala dan tanda klinis :

1. sakit kepala

2. kesadaran menurun + / -

Penunjang Diagnostik :

CT Scan otak : gambaran hiperdens (perdarahan) diantara duramater dan araknoid,


umumnya karena robekan dari bridging vein, dan tampak seperti bulan sabit

HEMATOM INTRASEREBRAL

Adalah perdarahan parenkhim otak, disebabkan karena pecahnya arteri infraserebral mono
atau multiple

FRAKTUR BASIS KRANII:

1. Anterior

• Gejala dan tanda klinis :

- keluarnya cairan likuor melalui hidung / rhinorea perdarahan bilateral periorbital


ecchymosis / raccoon eye

- anosmia

53
2. Media

Gejala dan tanda klinis : keluarnya cairan likuor melalui telinga / otorrhea

- gangguan n. VII & VIII

3. Posterior

Gejala dan tanda klinis :

Bilateral mastoid ecchymosis / Battles sign.

Penunjang diagnostik :

- Memastikan cairan serebrospinal secara sederhana dengan tes halo

- Scaning otak resolusi tinggi dan irisan 3 mm (50% +) (high resolution and thin
section)

4. DIFFUSE AXONAL INJURY (DAI)

Gejala dan tanda Klinis:

- koma lama pasca Cedera Kepala (prolonged coma)

- disfungsi saraf otonom.

- demam tinggi

Penunjang Diagnostik :

CT Scan otak : awal - normal, tidak ada tanda adanya perdarahan, edema, kontusio

- ulangan setelah 24 jam

- edema otak luas

• PERDARAHAN SUBARAKHNOID TRAUMATIKA :

Gejala dan tanda Klinis :

Kaku kuduk

Nyeri Kepala

54
Bisa didapati gangguan kesadaran

Penunjang diagnosis :

CT Scan otak: perdarahan (hiperdens) di ruang subaraknoid.

PENANGGULANGAN Cedera Kepala AKUT

Penanganan emergensi sesuai dengan beratnya Cedera Kepala (ringan, sedang, berat)

berdasarkan urutan :

1. Survei Primer, gunanya utk menstabilkan kondisi pasien, meliputi tindakan tindakan
sbb :

A= Airway Jalan nafas). Bebaskan jalan nafas dengan memeriksa mulut dan
mengeluarkan darah, gigi yang patah, muntahan, dsb. Bila perlu lakukan intubasi
(waspadai kemungkinan adanya fraktur tulang leher)

B =Breathing (pemafasan). Pastikan pemafasan adekuat. Perhatikan frekuensi, pola nafas


dan pemafasan dada atau perut dan kesetaran pengembangan dada kanan dan kiri
(simetris). Bila ada gangguan pemafasan, cari penyebab apakah terdapat gangguan
pada sentral ( otak dan batang otak) atau perifer (otot pemafasan atau paru-paru). Bila
perlu, berikan Oksigen sesuai dengan kebutuhan dengan target saturasi 02 > 92%.

C =Circulation (sirkulasi) Pertahankan Tekanan Darah Sistolik > 90 mmHg. Pasang sulur
intravena. Berikan cairan intravena drip, NaCI 0,9% atau Ringer. Hindari cairan
hipotonis. Bila perlu berikan obat vasopresor dan I inotropik. Konsultasi ke spesialis
bedah saraf berdasarkan indikasi 12 Konsensus Nasiona/ Penanganan Cedera Kepala
dan Trauma Spinal (lihat indikasi operasi penderita trauma /capitis)

D = Disability (yaitu untuk mengetahui lateralisasai dan kondisi . umum dengan


pemeriksaan cepat status umum dan neurologi )

- Tanda vital : tekanan darah, nadi, pemafasan, suhu

- Skala koma Glasgow

- Pupil : ukuran, bentuk dan refiek cahaya.

- Pemeriksaan neurologi cepat : hemiparesis, refieks patologis Luka-luka

55
- Anamnesa : AMPLE (Allergies, Medications, Past Illnesses, Last Meal, Event /
Environment related to the injury)

2. Survei Sekunder, meliputi pemeriksaan dan tindakan lanjutan setelah kondisi pasien stabil .

E = Laboratorium Darah : Hb, leukosit, hitung Jems lekosit, trombosit, ureum, keatinin, gula darah
sewaktu, analisa gas darah dan elektrolit Urine : perdarahan ( +) I (-) Radiologi: Foto polos
kepala, posisi AP, lateral, tangensial CT scan otak. Foto lainnya sesuai indikasi (termasuk foto
servikal)

F = Manajemen Terapi Siapkan untuk operasi pada pasien y~g mempunyai indikasi Siapkan untuk
masuk ruang rawat Penangananlukaluka Pemberian terapi obat obatan sesuai kebutuhan ..

INDIKASI OPERAS! PENDERITA Cedera Kepala.

1. EDH (epidural hematoma);

a. > 40 cc dengan midline shifting pada daerah temporal I frontal I parietal dengan fungsi
batang otak masih baik. b. > 30 cc pada daerah fossa posterior dengan tandatanda
penekanan batang otak atau hidrosefalus dengan fungsi batang otak masih baik.

c. EDH progresif.

d. EDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi.

2. SDH (subdural hematoma)

a. SDH luas (> 40 cc / > 5 mm) dengan GCS > 6, fungsi batang otak masih baik.

b. SDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi.

c. SDH dengan edema serebri I kontusio serebri disertai midline shift dengan fungsi
batang otak masih baik.

3. ICH (perdarahan intraserebral) pasca trauma. Indikasi operasi ICH pasca trauma:

a. Penurunan kesadaran progresif.

b. Hipertensi dan bradikardi dan tanda-tanda gangguan nafas (Cushing reflex).·

c. Perburukan defisit neurologi fokal.

56
4. Fraktur impresi melebihi 1 (satu) diploe.

5. Fraktur kranii dengan laserasi serebri.

6. Fraktur kranii terbuka (pencegahan infeksi intra-kranial).

7. Edema serebri berat yang disertai tanda peningkatan TIK, dipertimbangan operasi
dekompresi.

KASUS RINGAN (Simple Head Injury)

1. Pemeriksaan status umum dan neurologi

2. Perawatan luka luka

3. Pasien dipulangkan dengan pengawasan ketat oleh keluarga selama 48 jam , Bila
selama di rumah terdapat hal-hal sebagai berikut :

- Pasien cenderung mengantuk.

- Sakit kepala yang semakin berat.

- Muntah proyektil

maka pasien harus segera kembali ke rumah sakit.

4. Pasien perlu dirawat apabila ada hal-hal berikut:

- Ada gangguan orientasi (waktu, tempat)

-Sakit kepala dan muntah

- Tidak ada yang mengawasi di rumah

- Letak rumah jauh atau sulit utk kembali ke RS

NEURORESTORASI DAN NEUROREHABILITASI

1. Evaluasi defisit neurologi

a. Parese nervi kranialis

57
b. Parese motorik

c. Gangguan sensorik

d. Gangguan otonom

e. Koordinasi

f. Neurobehavior (kognitif dan emosi) : TOAG (fes Orientasi dan Amnesia Galveston)

- (Minimental State Examination):

1. dilakukan setelah nilai TOAG > 75

2. dilakukan di ruangan

3. bila ada penurunan nilai (< 30), dikirim ke divisi neurobehavior

g. Status mental neuro lengkap (dilakukan di Divisi Neurobehavior)

2. Membuat program restorasi berdasarkan acuan baku sesuai dengan defisit yang
didapatkan

3. Membuat discharge planning

4. Mengirim pasien ke pusat rehabilitasi .

a. Rangkuman
Cedera Kepala dapat merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang
cukup tinggi dalam neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya
sebagian besar orang muda, sehat dan produktif.
b. Pustaka

5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Feed back /umpan balik diharapkan didapatkan pada saat team project based learning.

6. Penilaian Kegiatan Belajar

Bentuk Penilaian Kegiatan Belajar ini berupa tes dengan rubrik penilaian.

58
59
Lampiran 4
Nama Perguruan Ti : UNIVERSITAS HASANUDDIN
nggi
Nama Fakultas : FAKULTAS KEDOKTERAN
Nama Departemen : NEUROLOGI
Nama Prodi : PENDIDIKAN DOKTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
MATA KULIAH KODE MK SKS Status Klp MK SM
BLOK NEUROLOGI 136C118 5 WAJIB
OTORISASI DOSEN PENGEMBANG Ka. PRODI
RPS
Dr.dr. David G. Umbas, Dr.dr. Sitti Rafiah M.Kes
Sp.S(K)Sp.S

Tanda Tangan Tanda Tangan

CPL-PRODI KEWAJIBAN MATA KULIAH


ST1 Kemampuan untuk melakukan praktek medis profesional sesuai dengan keyakinan
agama, moralitas, etika, ketulusan, disiplin, hukum, dan norma-norma social
KU Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif, baik secara lisan dan non-
2 lisan dengan pasien dari segala usia dan latar belakang, keluarga pasien, masyarakat,
kolega, dan penyedia layanan kesehatan lainnya
PI1 Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, serta
informasi kesehatan dan medis dalam praktek medis
KK Kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan berdasarkan ilmu kedokteran dasar
1 dan yang terbaru untuk mendapatkan hasil yang optimal
KK Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu kedokteran secara komprehensif di bidang
4 ilmu penyakit saraf
CP-MATA KULIAH (CP-MK) / SASARAN BELAJAR
Mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar ilmu kedokteran terkini dalam bidang neurologi den
gan menjunjung tinggi keyakinan pada agama, moralitas, etika, ketulusan, disiplin, hukum dan
norma-norma sosial dalam melakukan penerapan komunikasi efektif dengan memanfaatkan te
knologi yang mendukung proses pembelajaran.
DESKRIPSI MATAKULIAH

60
Materi Cedera Kepala
Pembelajaran
Utama : Adams R.D. & Victor M, 2003: Principles of neurology, 5th
Pustaka ed., Mc Graw Hill Inc.,New York, Singapor
Pendukung Evans RW, 1996 : Neurology anD trauma, U.S.A
Barrow DL 1992 : Complicatons and sequelae of head
injury, U.S.A
Perdossi, 2006 : Konsensus Nasional Penanganan Cedera
Kepala dan Trauma Spinal
Dosen Dr.dr. David G. Umbas, Sp.S(K)Sp.S
Pengampu
Mata kuliah Anatomi SSP, Patomekanisme Cedera Kepala, Fisiologi, Farmakologi,
syarat Radiologi

61
BIODATA PENULIS

1. NAMA : Dr.dr. David Gunawan, Sp.S(K)


2. TEMPAT / TANGGAL LAHIR : Ujung Pandang, 17 September 1959
3. N I P : 195909171988031001
4. PANGKAT / GOLONGAN : Pembina Utama / IV E
5. INSTITUSI : KEMENKES
- JURUSAN : Kedokteran
- PROGRAM STUDI : Neurologi (Dokter Saraf)
6. PENDIDIKAN TERAKHIR
STRATA : STRATA 3
PERGURUAN TINGGI : Universitas Hasanuddin
TAHUN (IJAZAH) : 2014
BIDANG STUDI : Kedokteran
7. TUGAS DI FAKULTAS
- STRUKTURAL : ------
- FUNGSIONAL : 1.Staf Dosen NIDN Departemen Neurologi FKUH RSWS
(MATA KULIAH YANG 2.Neuro Vaskuler. Neuro Imaging, Neuro Trauma
DIAJARKAN) 3. Pemeriksaan Neurologi, Neuro Oncologi
MULAI BERTUGAS TANGGAL : Oktober 1988
8. MATA KULIAH YANG AKAN DI
REKONSTRUKSIKAN/DIBUAT RPSNYA : ....................
10. ALAMAT
KANTOR : Lantai 4 RSP Departemen Neurologi FKUH
TELEPON : 0411585560
RUMAH :Jln. Aroepala Perumahan Anging Mammiri Blok D5/5&6
TELEPON : 0411 8223533 / 081241183290

62
63
64

Anda mungkin juga menyukai