Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

REAKSI ASAM BASA

Nama : Margrevinerin
Mahasiswa
NIM : 21.71.023474
Kelas : Farmasi E
Dosen Pengampu : Rezqi Handayani, M.PH., Apt

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
I. TUJUAN
- Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat terjadinya
reaksi asam dan basa.

- Mengidentifikasi larutan asam-basa serta menentukan PH larutan


asam-basa netral pada suatu percobaan.

- Mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum asam dan


basa di laboraborium nantinya.

- Praktikan dapat mengaplikasi terjadi asam dan basa dalam kehidupan


sehari-hari.

II. TEORI

Istilah Asam berasal dari bahsa latin yaitu ‘’Acetem’’ yang berarti
cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam aseta. Adapun
basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu, contohnya pada jeruk yang
mengandung asam stral pada lambung manusia juga mengandung klorida
yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk dalam tubuh, ada juga
produk rumah tangga yang mengandung senyawa basa, contohnya sabun
mandi, diterjen dan pembersih peralatan rumah tangga, pada bahan-bahan
pembersih tersebut mengandung senyawa basa seperti natrium hidroksida
dan kalium hidroksida.

Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan Ion


oksida (OH). Jadi pembawa sifat basa adalah Ion OH salah satu sifat basa
yang kita kenal sehari-hari adalah rasanya asam, contoh berbagai zat yang
biasa kita jumpai basa, misalnya kaustik soda, Air sabun, kapur sirih
dan air abu salah satu manfaat dari laruta basa adalah dapat
melemakan lemak.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa
suatu larutan serta menentukan harga PH dapat digunakan Indikator
universal. Teori asam basa juga banyak digunakan dalam mempelajari kimia
antara lain teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lawry dan
teori asam-basa G.N Lewis. Menurut Bronsted-Lawry, asam basa adalah
suatau spesies kimia (Molekul atau ion) yang dapat mendonorkan proton
kepada spesies kimia yang lain atau dengan kata lain sebagai akspektar.

 TEORI ASAM DAN BASA ARRHENIUS

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan


Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi,
memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau
teruraimenjadi bagian ion-ion dalam larutan. Di tahun 1886, Arrhenius
mengusulkan teori disosiasi elektrolit, dengan teori ini ia mendefinisikan
asam basa sebagai berikut:

Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan. Basa
adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan. Penetralan terjadi
karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH  – . Jadi
pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa
adalah sifat basa yang dimana adalah ion OH  – . Asam Arrhenius
dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut
HxZ ⎯⎯ → x H+ + Zx. Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul
asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam
setelah melepas kanion H+ disebut ion sisa asam sedangkan basa
menurut Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut, dan ion hidroksida merupakan pembawa sifat basa.M(OH)x
⎯⎯ → Mx+  + x OH  –  . Jumlah ion OH- yang dapat dihasilkan oleh 1
molekul asam disebut valensi basa, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari
asam setelah melepaskan ion OH- disebut ion sisa basa.

Sedangkan basa menurut Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x,
yang dalam air terurai sebagai berikut, dan ion hidroksidamerupakan
pembawa sifat basa. M(OH)x ⎯⎯ → Mx+  + x OH  –  . Jumlah ion OH- yang
dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi basa, sedangkan ion
negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion OH- disebut ion sisa
basa.

 KEKUATAN ASAM
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan oleh
senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang
dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam yaitu.

- Asam Kuat
Yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-
ionnya.

- Asam lemah
Yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi
ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai
berikut ; HA(aq) ← ⎯⎯⎯⎯ → H+(aq) + A–  (aq) Makin kuat asam maka reaksi
kesetimbangan asam makin condong kekanan, akibatnya Ka bertambah besar.
Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar Ka
makin kuat asam.

 KEKUATAN BASA
Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion –ion OH  – yang dihasilkan
oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH
yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam yaitu.

- Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi
berkesudahan.

- Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan
reaksi kesetimbangan.

 TEORI ASAM DAN BASA BRONSTED-LOWRY

Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-


1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara
independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
Menurut Lowry dan Bronsted, zat dikayakan sebagai asam karena memiliki
kemampuan untuk mendonorkan protonnya, sedangkan basa adalah zat yang
menerima proton, sehingga dalam sebuah reaksi dapat melibatkan asam dan basa.

- Asam : zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain.
- Basa : zat yang dapat menerima / akseptor proton (H+) dari zat lain.
Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas dari pada konsep asam-basa
Arrhenius karena hal-hal berikut:

Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain. Asam-basa Bronsted-Lowry
tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep
asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl.
Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat
melepas proton.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Sendok
2. Balon
3. Suntikan
4. Piring
5. Mangkok
 Bahan
1. Soda kue
2. Air
3. Cuka

III. CARA KERJA

Masukkan air sebanyak 50 ml kedalam masing-masing wadah larutan



Wadah pertama 1 : 1 wadah kedua 1:1 /2 wadah ketiga ½ 1 wadah
keempat ½ : ½ wadah ke lima ½ 1/4

Kemudian masukkan cuka sesuai dengan takaran perbandingan

Masukkan soda kue sesuai dengan takaran perbandingan kedalam
masing-masing balon

Lekkan masing-masing balon diatas penutup wadah larutan sesuai dengan
perbandingan nya

IV. HASIL PENGAMATAN

V. PEMBAHASAN
Jelasakan hasil praktikum bandingkan dengan teori yang
digunakan, maksimal 2 halaman
VI. DAFTAR PUSTAKA
Tuliskan sumber pustaka yang digunakan (Buki, Arikel Publikasi)

Anda mungkin juga menyukai