ANANDA RIZKY ADELIA 1910026003 SATYA MEILISA RAUDHANTI 1910026004 DESTY TRI DAMAYANTI 1910026009 FANNY DINDA NUR AULIA 1910026012 AZKA NURIL AZIZAH 1910026017 TIARA HANIFAH SANTOSA 1910026020 PUTRI AZ ZAHRA ARIANTO 1910026023 KRISNA WAHYU WICAKSONO 1910026027 NURAINI ILHAM 1910026031
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2021 Post Perawatan Hipersensitifitas Dentin
Dentin hipersensitif merupakan masalah yang bisa ditemukan sehari-hari, dapat
terjadi pada laki-laki maupun perempuan utamanya pada orang yang sudah beranjak lanjut umur. Keluhan ngilu atau nyeri dirasakan tidak hanya karena gigi berkontak dengan minuman atau makanan yang dingin,tetapi juga oleh penyebab yangterasa tidak mungkin misalnya udara/angin pada saat membuka mulut.4 Penyebab nyeri/ngilu gigi dapat diklasifikasikan sebagai nyeri/ngilu dengan kavitas karena ada atau karies, misalnya karena abrasi, atrisi, erosi atau abfraksi; nyeri/ngilu tanpa kavitas,umumnya karena terjadi resesi gingiva yang menyebabkan permukaan akar terbuka;dan ngilu setelahperawatan bleaching, scaling dan root planing, restorasi yang cacat, sindroma gigi retak, penggunaan bur tanpa air pendingin dan lain-lain.4 Strategi perawatan dentin hipersensitivitas ialah diagnosis dan rencana perawatan yang tepat serta dental health education (DHE) mengenai faktor etiologi. Pada kasus sensitivitas ringan sampai sedang, diberikan DHE mengenai metode penyikatan gigi yang benar dan pemilihan pasta gigi yang sesuai dan dapat dilakukan di rumah (therapy at home). Bila masih tetap merasa ngilu dapat dilanjutkan dengan perawatan di ruang dokter (inoffice therapy) menggunakan sistem iontophoresis dengan alat khusus, yaitu desensitron. Apabila kedua cara tersebut belum efektif, maka dipertimbangkan perawatan endodontik sebagai langkah terakhir.4
At-home Therapy
Penggunaan pasta gigi desensitisasi dianggap oleh banyak orang sebagai
rekomendasi "pilihan pertama". Hal ini efektif tetapi seringkali membutuhkan waktu 4 hingga 8 minggu untuk menghilangkan rasa sakit. Terdapat dua pendekatan pengobatan telah digunakan untuk meredakan hipersensitivitas dentin. Pendekatan pertama adalah dengan menginterupsi respon saraf terhadap rangsangan nyeri; dan yang lainnya adalah untuk menutup tubulus terbuka untuk memblokir mekanisme hidrodinamik.2 Banyak pasta gigi desensitisasi mengandung zinc chloride, potassium monophosphate, Arginine, potassium salts, stronsium salts dan fluoride. Potassium salts seperti potassium nitrate dan potassium citrate memberikan ion kalium untuk mengurangi rangsangan saraf yang menyalurkan sensasi nyeri. Stronsium salts seperti strontium chloride dan strontium acetate membentuk endapan termineralisasi di dalam tubulus dentin berpori dan pada permukaan dentin yang terbuka.2 Studi yang berbeda telah dilakukan pada potassium salts dan efeknya pada hipersensitifitas. Berdasarkan penelitian tersebut, penggunaan pasta gigi yang mengandung kalium nitrat dan fluorida berpengaruh positif dalam menurunkan hipersensitifitas dentin. Pasta gigi ini harus digunakan dengan sikat gigi berbulu lembut. Selain itu, pasien disarankan untuk menggunakan air dalam jumlah minimum agar pasta gigi memiliki efek positif yang maksimal.3 Pasta gigi dengan bahan yang berbeda dan konsentrasi yang berbeda dari agen desensitisasi dan agen lain seperti anti-plak dan abrasive mungkin memiliki efek yang berlawanan pada DH. Namun, dalam dua penelitian yang dilakukan pada tahun 2005, agen ini tidak memiliki efek yang signifikan pada sifat desensitisasi dari pasta gigi yang diteliti.3 Pasien harus diberitahu bahwa agen desensitisasi tidak akan efektif jika dipakai kurang dari kurun waktu 2 minggu dan harus dipakai secara kontinu. Dokter gigi juga harus mengajari pasien cara menyikat gigi yang benar. Jika dokter gigi memilih bahan yang mengandung klorheksidin, maka penting untuk menginformasikan kepada pasien untuk tidak membilas atau makan selama satu jam setelah penggunaan klorheksidin. Karena bahan tersebut dapat menurunkan kemampuan fluoride untuk berikatan dengan kalsium.3 Tiga puluh hari setelah aplikasi terakhir dari setiap bahan, pasien dikirim kembali ke tes sensitivitas yang dilakukan dengan air blasts dan dengan pemeriksaan klinis pada permukaan dentin yang terbuka dari gigi yang telah dirawat dengan agen desensitisasi, dan sekali lagi diklasifikasikan menurut intensitas sensasi nyeri yang dilaporkan oleh pasien.1 Daftar Pustaka
1. Camilloti V et al. 2012. DesensitizingTtreatments for Dentin
Hypersensitivity: A Randomized, Split-mouth Clinical Trial. Brazilian Oral Research. 2. Chu C. 2010. Management of Dentin Hypersensitivity. Dental Bulletin. Hongkong 3. Davari A, Ataei E, Assarzadeh H. 2013. Dentin Hypersensitivity: Etiology, Diagnosis and Treatment; A Literature Review. Journal of Dentistry. Shiraz University 4. Rasni N, Khoman J. 2021. Penatalaksanaan Hipersensitifitas Dentin. Ejournal Universitas Sam Ratulangi.