Anda di halaman 1dari 11

Contoh Discussion Text: The Good and Bad Effect of Television

Seorang anak nonton TV apa efek baik dan buruknya?

Television Television becomes part of our life. Everyday we watch television. We usually
watch television after working, getting together with our family, even when we are working.
As the part of our life, television has bad and good effects.

People have different opinion about the negative and positive impacts of watching TV. The
bad effects most people say are TV makes us lack of movement. We stay for a long time in our
TV. It’s not healthy life. They also say that TV influence our daily life. Sometimes we don’t
realize that we become more consuming after watching various ads. Some TV shows influence
the way children act. The rudeness and violence come to our house without permission
through television.

But, the other people say that television has a good impact. We can get much information
from TV. When there is something happened in another city, we know directly, fastly through
the news on TV. TV also makes us relax. After working all day, we come home and turn on
TV to watch funny and comedy videos.

We can conclude that TV has a good and bad effects to our life. Our task is how to choose the
good things and try to take away the bad one
Arti Teks Discussion Bad and Good Effect of TV
Televisi televisi menjadi bagian dari kehidupan kita. Sehari-hari kita menonton televisi. Kami
biasanya menonton televisi setelah bekerja, untuk berkumpul dengan keluarga kami, bahkan
ketika kita bekerja. Sebagai bagian dari kehidupan kita, televisi memiliki efek buruk dan baik.

Orang memiliki pendapat yang berbeda tentang dampak positif dan negatif menonton TV.
Pengaruh-pengaruh buruk yang kebanyakan orang mengatakan TV membuat kita kurangnya
gerakan. Kami tinggal untuk waktu yang lama di TV kami. Hal ini tidak hidup sehat. Mereka
juga mengatakan bahwa TV mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang kita tidak
menyadari bahwa kita menjadi lebih memakan setelah menonton berbagai iklan. TV
menunjukkan pengaruh cara anak-anak bertindak. Kekasaran dan kekerasan datang ke rumah
kami tanpa izin melalui televisi.

Namun, orang lain mengatakan bahwa televisi memiliki dampak yang baik. Kita bisa
mendapatkan banyak informasi dari TV. Ketika ada sesuatu yang terjadi di kota lain, kita tahu
secara langsung, cepatnya melalui berita di TV. TV juga membuat kita rileks. Setelah bekerja
sepanjang hari, kami datang home dan menyalakan TV menonton video lucu dan komedi.

Kita dapat menyimpulkan bahwa TV memiliki efek yang baik dan buruk bagi hidup kita. Tugas
kita adalah bagaimana memilih hal-hal baik dan mencoba untuk mengambil yang buruk

Nah sudah cukup paham kan? Gampang bener memahami contoh discussion text tentang
dampak baik dan buruk televisi ini. Semoga bermanfaat dan menambah kesadaran akan semua
barang-barang dan sisi manfaatnya saja. Terima kasih.

Materi Debat Bahasa Inggris (English Debate)

1. Boarding School or General School?

According to the oxford dictionary, Boarding school is school where some or all pupil live
during the term. Boarding school attendance is a necessity these days. Its existence is a logical
consequence of changes in the social environment and the economic situation and also society
perception religiosity. First, our social environment has changed a lot now, especially in big
cities. Most of the population no longer lived in an atmosphere of a homogeneous society, old
habits reside with extended family have been shifting toward the heterogeneous and pluralistic
society. This has an impact on people's behavior patterns are different because of the influence of
different social values too. Therefore, most of the well-educated people think that the social
environment like it is no more conducive to the growth and development of the child's
intellectual and moral.

Second, the economic situation is getting better push needs better education. For the upper-
middle class people with high incomes most of them highly educated too.This encourages the
intention and determination to give the best education for the children which should be better
than the education of their parents.

Third, religious viewpoint. Modernity brings negative implications by an imbalance between the
spiritual and physical needs. Therefore people do not want the same thing will happened to their
children. The point is, there is a desire to create a more religious generation encourages parents
to find alternative educational system.

From the three factors above, boarding school education system seems to be the best solution.
From the the social point, the system isolates boarding school students from heterogeneous social
environments that tend to be poorly. In schools and dorm constructed a social environment that is
relatively homogeneous peers and the guidance counselor. Homogeneous in studying to achieve
a higher quality of life.

From an economic point, boarding school give a complete service that requires fairly high cost.
Therefore, students will be really well served by a variety of educational services and appropriate
facilities.Lastly, in terms of religiosity, boarding school provides a balanced education among
the physical, spiritual and intellectual needs. Expected to make students proficient in science and
technology, as well as believe and do pious.

Some weaknesses of Boarding School are tight rules that the students should have a high of
discipline. If not, then they will be trouble adapting to the rules of Boarding School. Time to
meet the family is also getting a bit because the students have to stay in the dorms. They can not
fenjoy the comfortables of home facilities. Even though the dorms is comfortable, but still not as
comfortable as staying at home.

Meanwhile, formal schools generally have heterogeneous social environment. This requires the
students to be more selective in choosing friends so that are not affected by the negative things
from the wrong crowd. Formal schooling is not as intensive as boarding school in giving lessons.
The students learned only during school hours. After school, the students are free to do anything.
Good side, the students are free to do anything like playing. However, if they only playing after
school, then they become lazy to learn and will have a negative impact on their academic
achievement.

Formal schools generally responsible only when the student is in school. After school, the school
no longer responsible for the state of students. If they have an accident, the school does not know
anything and it is no longer the responsibility of the school. Different from boarding school that
gives attention for 24 hours.

Formal school students are also more able to follow development of the times. This is because
they are not isolated like boarding school students. They can easily get information on free time
after school. But that does not mean the boarding school students become outdated, it's just that
they are not as update as formal school students. 

Menurut Kamus Oxford, Sekolah berasrama adalah sekolah di mana sebagian atau seluruh murid
tinggal selama kegiatan belajar. Kehadiran sekolah berasrama merupakan sebuah kebutuhan di
zaman sekarang.
Keberadaannya adalah suatu konsekuennsi logis dari perubahan lingkungan sosial dan keadaan
ekonomi serta cara pandang religiusitas masyarakat
.Pertama, lingkungan sosial kita kini telah banyak berubah terutama di kota-kota besar. Sebagian
besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama
bertempat tinggal dengan keluarga besar telah bergeser kearah masyarakat yang heterogen dan
majemuk. Hal ini berimbas pada pola perilaku masyarakat yang berbeda karena berada dalam
pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat yang terdidik
dengan baik menganggap bahwa lingkungan sosial seperti itu sudah tidak lagi kondusif bagi
pertumbuhan dan perkembangan intelektual dan moralitas anak.
Kedua, keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik mendorong pemenuhan kebutuhan
pendidikan yang lebih baik. Bagi masyarakat kalangan menengah-atas yang berpenghasilan
tinggi kebanyakan dari mereka berpendidikan tinggi pula. Hal ini mendorong niat dan tekad
untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak melebihi pendidikan yang telah
diterima orang tuanya.

Ketiga, cara pandang religiusitas.Modernitas membawa implikasi negatif dengan adanya


ketidakseimbangan antara kebutuhan ruhani dan jasmani. Untuk itu masyarakat tidak ingin hal
yang sama akan menimpa anak-anak mereka. Intinya, ada keinginan untuk menciptakan generasi
yang lebih agamis mendorong orang tua mencarikan sistem pendidikan alternatif.

Dari ketiga faktor di atas, sistem pendidikan boarding school seolah menjadi solusi terbaik. Dari
segi sosial, sistem boarding school mengisolasi anak didik dari lingkungan sosial yang heterogen
yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama dikontruksi suatu lingkungan sosial
yang relatif homogen yakni teman sebaya dan para guru pembimbing. Homogen dalam menimba
ilmu untuk menggapai hidup yang lebih berkualitas.

Dari segi ekonomi, boarding school memberikan layanan yang komplit sehingga menuntut biaya
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik melalui
berbagai layanan pendidikan dan fasilitas yang memadai. Terakhir, dari segi religiusitas,
boarding school menyediakan pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani, rohani dan
intelektual. Diharapkan akan menjadikan peserta didik yang mahir dalam ilmu dan teknologi,
serta beriman dan beramal soleh.

Kelemahan dari Boarding School antara lain peraturan yang ketat sehingga para murid harus
memiliki disiplin yang tinggi. Jika tidak, maka mereka akan kesusahan beradaptasi dengan
peraturan Boarding School. Waktu untuk bertemu keluarga pun semakin sedikit karena para
murid harus tinggal di asrama. Mereka tidak bisa menikmati kenyamanan fasilitas rumah.
Meskinpun di asrama itu nyaman, tetap saja tidak senyaman tinggal di rumah.

 Para murid boarding school menjadi terisolasi dari dunia luar. Mereka sudah terbiasa dengan
lingkungan asrama yang statis sehingga
 
Sementara itu, sekolah formal pada umumnya memiliki lingkungan sosial yang heterogen. Ini
mengharuskan para murid untuk lebih selektif dalam memilih teman agar tidak terpengaruh oleh
hal-hal negatif dari pergaulan yang salah. Sekolah formal tidak seintensif boarding school dalam
memberikan pelajaran. Para murid hanya belajar pada saat jam sekolah. Setelah pulang sekolah,
para murid bebas melakukan apapun. Baiknya, para murid bebas melakukan apapun seperti
bermain. Namun, apabila mereka hanya bermain setelah pulang sekolah, maka mereka menjadi
malas belajar dan akhirnya berdampak buruk di prestasi akademik mereka.

Pada umumnya sekolah formal hanya bertanggung jawab ketika murid berada di sekolah. Setelah
pulang sekolah, maka sekolah tidak bertanggung jawab lagi atas keadaan murid. Apabila mereka
mengalami kecelakaan, sekolah tidak tahu apa-apa dan itu bukan lagi menjadi tanggung jawab
sekolah. Berbeda dengan boarding school yang memmberi perhatian selama 24 jam.
Para murid sekolah formal juga lebih bisa mengikuti perkembangan zaman. Ini dikarenakan
mereka  tidak terisolasi seperti boarding school. Mereka dapat dengan mudah mendapatkan
informasi di waktu-waktu luang sehabis pulang sekolah. Namun bukan berarti para murid
boarding school ketinggalan zaman, hanya saja mereka tidak se-update para murid sekolah
formal.

2. Junkfood is better or worse

One of the lifestyle of modern society is want everything fast and satisfied. A saying that time is
money has been attached to the modern society that people are driven to do things quickly. One
of which is about the foods they eat. Modern society, especially urban society tends to consume
foods that are completely instant or fast food that is more efficiently.

Many people also like to consume fast food. Beside it tastes good, the price is relatively
affordable and fast food restaurants are scattered in almost all over the city so it's not hard to
find. Almost every lunch hour fast food restaurant is always crowded because of its location
relatively close to the office, the price is relatively cheap and fast cooking process.

For the same reason, fast food restaurant also always been a favorite place for teens to eat with
their friends or dating with boy/girlfriend. Not infrequently fast food restaurant also used as
dining parties like birthday parties and reunions.

But behind it all, junk food has so many bad effects to the body as cause obesity, diabetes, heart
and liver disease, lowered intelligence and makes the body become weak. Nutritional content is
very bad and only a source of dangerous diseases. Junk Food contains a lot of saturated fat,
sugar, salt and high cholesterol which are dangerous to health.

As a result of industrial processed food, junk food usually contains a lot of saturated fat.
Therefore, the price is very cheap, and when heated can withstand high temperatures. Its danger,
saturated fat could be a source of  obesity and increased levels of cholesterol in the blood. When
the condition occurs in a person, then the other serious health problems will be triggered. Cancer,
heart disease, and stroke are examples of diseases caused by the high saturated fat content.

Salt content of junk food is which also need to be addressed carefully. Salt levels which good for
consumption is not more than 5 grams per day, while the salt content in junk food are usually
relatively high.
We do need these flavorings substances to help the body's metabolic functions. But, when
excessive consumption of salt, it increases the risk of hypertension.

Soft drinks, biscuits, cakes, and candies contain a lot of sugar. Although it is not directly related
to heart disease and diabetes, excess of sugar can lead to overweight or obesity. The other health
problems that can be caused by excessive sugar are tooth decay, reduce the levels of HDL (High
density lipoprotein) or good cholesterol, increased fat levels in the blood that is related with
diabetes and heart disease.

Other substances contained in junk food excessively is additive. Generally, these additives are
used to preserve and maintain the color, flavor, and shape of the food. What exactly is a flavor
enhancer or synthetic additives that can cause the taste? Basically synthetic additives are sodium
kind that the main source of salt and MSG (Monosodium Glutamate). Well, that is the element of
taste penggugah fast food or junk food. MSG can cause brain damage, hypertension and cancer. 

We may consume junk food to enjoy their pleasures. However, all have the limits. Including not
consume too much junk food in order to prevent a dangerous disease. 
  
Salah satu pola hidup masyarakat modern adalah ingin segalanya cepat dan terpuaskan.
Ungkapan bahwa waktu adalah uang telah melekat pada masyarakat modern sehingga orang 
terdorong untuk melakukan segala hal dengan cepat. Salah satunya adalah tentang makanan yang
mereka konsumsi. Masyarakat modern terutama masyarakat urban cenderung mengkonsumsi
makanan yang serba instan atau makanan cepat saji yang lebih efisien.

Masyarakat pun banyak yang menyukai makanan cepat saji. Selain rasanya yang enak, harganya
pun relatif terjangkau dan restoran makanan cepat saji pun tersebar di hampir seluruh penjuru
kota sehingga tidak sulit mencarinya. Hampir setiap jam makan siang restoran makanan cepat
saji selalu ramai karena lokasinya relatif dekat dengan kantor, harganya relatif murah dan proses
masaknya cepat.

Untuk alasan yang sama, restorant makanan cepat saji pun selalu menjadi tempat favorit para
remaja untuk makan bersama teman teman temannya atau berkencan dengan pacarnya. Tak
jarang juga restoran makanan cepat saji dijadikan tempat makan makan pesta seperti pesta ulang
tahun dan reuni.

Namun dibalik itu semua, junk food memiliki sangat banyak dampak buruk bagi tubuh seperti
menyebabkan obesitas, diabetes, penyakit jantung dan hati, menurunkan kecerdasan otak dan
membuat tubuh menjadi lemas. Kandungan gizinya pun sangat buruk dan hanya menjadi sumber
penyakit berbahaya. Junkfood banyak mengandung lemak jenuh, gula, garam dan kolesterol
yang tinggi yang berbahaya untuk kesehatan

Sebagai hasil olahan industri makanan, junk food biasanya banyak mengandung lemak jenuh.
Oleh karena itu, harganya sangat murah dan ketika dipanaskan dapat bertahan pada temperatur
tinggi. Bahayanya, lemak jenuh bisa menjadi biang kegemukan dan meningkatnya kadar
kolesterol dalam darah. apabila kondisi tersebut terjadi pada seseorang, maka masalah kesehatan
serius lainnya pun akan terpicu. Kanker, penyakit jantung, dan stroke adalah contoh penyakit
yang diakibatkan oleh kandungan lemak jenuh tinggi.

Garam adalah kandungan junk food yang juga perlu disikapi hati-hati. Kadar Garam yang baik
untuk dikonsumsi adalah tidak lebih dari 5 gram per hari, sementara kandungan garam pada junk
food biasanya relatif tinggi.
Kita memang membutuhkan zat perasa ini untuk membantu fungsi metabolisme tubuh. Namun,
bila berlebihan mengonsumsi garam, maka resiko hipertensi akan meningkat.

Minuman ringan, biskuit, kue, dan permen mengandung banyak gula . Kendati secara tidak
langsung berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes, kelebihan gula dapat
mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada usia muda. Masalah kesehatan lainnya yang bisa
disebabkan oleh kadar gula berlebihan adalah  kerusakan gigi, mengurangi kadar HDL atau
kolesterol baik, meningkatkan kadar lemak dalam darah yang berhubungan dengan diabetes dan
penyakit jantung.

Zat lain yang terkandung dalam junk food secara berlebihan adalah zat aditif. Umumnya zat
aditif ini digunakan untuk mengawetkan dan mempertahankan warna, rasa, dan bentuk dari
makanan. Apa sebenarnya penambah cita rasa atau zat aditif sintetis yang bisa menimbulkan cita
rasa tersebut? Pada dasarnya zat aditif sintetis ini adalah sejenis sodium yang menjadi sumber
utama garam dapur dan MSG (Monosodium Glutamat). Nah, unsur inilah yang menjadi
penggugah selera makanan cepat saji atau junk food. MSG dapat menyebabkan kerusakan pada
otak, hypertensi dan kanker.

Kita boleh mengkonsumsi junkfood untuk menikmati kelezatannya. Namun, semua ada
batasnya. Termasuk mengkonsumsi junkfood tidak terlalu berlebihan agar mencegah terserang
penyakit berbahaya.

3. TV and gadget manage teenager's mindset

There are so many influence today's technology to the development of teenage mindset. There
are positive and negative effects. That depends on the teenager who took the positives or
negatives of technology. Some positive impacts of technology including television and gadgets
for teens' mindset are teens can be more creative; teens will be critical teenagers with the
information they get; teenagers can learn a lot of things and teenagers get easy access to buy
something and do business.

On the Internet there are many websites that provide the facility to be creative such as drawing,
writing, creating, remix and cover songs and making movies. Teens can explore their potential
and show it over the internet so that they can be creative teenagers.

The teens get a lot of information through electronic media including television and gadgets.
They will be teenage who update with the times especially what is happening globally as a
foreign economy, political problems in domestic and foreign and the war that occurred in several
countries. The teens will respond to that information. They will criticize, agree or argue about the
matter. They will be critical teenage.

The teens can read the article on the internet about whatever they want to know. They can learn
many things by reading the article. They will have extensive knowledge that can help them in all
areas.

With so many trading online websites on the internet , make trading acces become easy. Many
items from all categories advertised on the trading online websites. The teens will easily find the
items they want to buy. So do if they want to sell the goods. This will make the teens learn how
to trading profitably. And they are able to do business online with investing their money. This
will make them trained to be reliable business people in the future.

However, advances in technology are not always have positive impact for the mindset of the
teenagers. Some adverse impacts are damaging the morale of the teens; make teens want
everything instantly, and making them consumptive.

With the rise of violence and pornographic spectacle on TV and cyberspace, making the
teenagers' morale destroyed. Brawls and sexual harassment are examples of the impact of the
moral damage. The teens follow what they see. They often watch the show that is not worth to be
watched by them like an adult movie. Government and parents are expected to act strictly forbid
the teens not to watch the show that's not worth watchable. 

With fast and easy access to information, making teens want everything to be instant. Yet as we
know everything needs process. If they want everything to be instant, then they will not be able
to be a successful person who needs long process and hard work.

The teens will be the consumptive with so many trading online sites on the internet and
advertisements on television. They are eager to buy goods that the teens consider  they are nice
goods but not necessarily needed. It will cause consumptive behavior and have negative impact
like extravagant lifestyle and more broadly will lead to inflation.

Banyak sekali pengaruh teknologi zaman sekarang bagi perkembangan pola pikir remaja. Ada
pengaruh positif maupun negatif. Itu tergantung kepada remaja yang mengambil hal positif atau
negatif dari teknologi. Beberapa dampak positif dari teknologi termasuk televisi dan gadget bagi
pola pikir remaja adalah remaja dapat lebih kreatif; para remaja menjadi kritis pada informasi
yang mereka dapatkan; para remaja dapat belajar banyak hal dan para remaja mendapatkan akses
mudah untuk membeli sesuatu dan berbisnis.

Di Internet terdapat banyak website yang menyediakan fasilitas untuk berkreasi seperti
menggambar, menulis, menciptakan, meremix dan mengcover lagu dan membuat film. Remaja
dapat menggali potensi mereka dan mempertunjukkannya melalui internet sehingga mereka
dapat menjadi remaja yang kreatif.

Para remaja mendapatkan banyak informasi melalui media elektronik termasuk televisi dan
gadget. Mereka akan menjadi remaja yang update mengikuti perkembangan zaman khususnya
apa yang terjadi secara global seperti perekonomian luar negeri, masalah politik di dalam dan
luar negeri dan peperangan yang terjadi di beberapa neara. Para remaja pun akan menyikapi
informasi tersebut. Mereka akan mengkritik, menyatakan setuju atau berargumen mengenai
masalah tersebut. Mereka pun akan menjadi remaja yang kritis.

Para remaja dapat membaca artikel di internet mengenai apapun yang mereka ingin ketahui.
Mereka dapat belajar banyak hal dengan membaca artikel. Mereka pun akan meiliki wawasan
yang luas yang dapat membantu mereka di segala bidang.

Dengan banyaknya situs jual beli online di internet, membuat akses jual beli menjadi mudah.
Banyak barang dari segala kategori yang diiklankan di situs jual beli. Para remaja pun akan
dengan mudah mencari barang yang mereka ingin beli. Begitu pun jika mereka ingin menjual
barang. Ini akan membuat para remaja belajar bagaimana cara berjual beli yang menguntungkan.
Dan mereka pun dapat berbisnis online dengan menginvestasikan uang mereka. Ini akan
membuat mereka terlatih untuk menjadi pebisnis handal di masa depan.

Namun, kemajuan di bidang teknologi tidak selalu berdampak positif bagi pola pikir para remaja.
Beberapa dampak buruk adalah merusak moral para remaja; menjadikan para remaja ingin
segalanya instan; dan membuat mereka bersifat konsumtif.

Dengan maraknya tontonan aksi kekerasan dan porno di TV dan dunia maya, membuat moral
para remaja hancur. Tawuran dan pelecehan seksual adalah contoh dampak dari kerusakan moral
tersebut. Para remaja mengikuti apa yang mereka lihat. Mereka sering kali menonton tayangan
yang bukan untuk ditonton olehnya seperti film dewasa. Pemerintah dan orang tua diharapkan
dapat bertindak tegas melarang anaknya menyaksikan acara yang bukan tontonannya.

Dengan cepatnya dan mudahnya akses informasi, membuat para remaja ingin segalanya menjadi
instan. Padahal yang seperti kita ketahui segalanya butuh proses. Apabila mereka ingin segalanya
menjadi instan, maka mereka tidak akan bisa menjadi orang sukses yang membutuhkan proses
yang panjang dan kerja keras.

Para remaja akan menjadi konsumtif dengan banyaknya situs jual beli online di internet dan iklan
di televisi. Mereka berhasrat ingin membeli barang yang mereka anggap bagus namun belum
tentu mereka membutuhkannya. Itu akan menyebabkan perilaku konsumtif yang berdampak
negatif seperti pola hidup boros dan lebih luas lagi akan mengakibatkan inflasi.

4. Teacher give too many homework 

Homework and school task are 'the bridge' that connects learning process at school and learning 
process at home so that the students can learn and repeat the the subject matter which being
taught in schools. The student is expected to learn not to be lazy by given the homework. Have
not quite got there, there are many positive effects of giving homework such as students train to
be a hard worker; train makes students familiar with the amount of homework so they will not be
overwhelmed while in college working on thesis that is more take up time, and make students
more responsible for what they've done .

To achieve their goals it takes hard work. Great people in this world were doing the same thing
that is hard work. They never give up to achieve their dreams. Likewise with the students who
have to work hard to achieve their dreams. And doing homework properly is the hard work as the
students.

When in college students will be given a lot of the coursework and thesis. They should
familiarize themselves to perform tasks that are piling up as early as possible but adapted to
portion of them as students. Most importantly that they are accustomed to busy with school. That
way when they were college later, they are not overwhelmed by the coursework and thesis work
that takes a lot of time. 

The students will be more responsible with their homework as they were told by the teacher.
They will carry out their obligations as a student that one of their obligations is doing homework.
The students will take full responsibility for doing their homework. All their mistakes in their
homework are their responsibility. The students are able to learn from the mistakes they did and
make the students become more mature.

It is good if the the teacher give homework to the students. However, if it's too much homework
instead be not good. The meaning of the teacher give too much homework to students is the
teacher gives homework that takes a lot of time till playing time for the student be wasted.
Another indicator is student become irritated to the teacher who give lessons and and becoming
lazy to do the homework which is too much. This can lead to students being lazy to studying
because they don't like teachers and lessons that ultimately have an impact on their academic
grades decreased.

It's also bad for students' psychological. According to the research, too much homework makes
students become stressed because their free time used to do their homework. And if students are
already stressed, it will result in the spirit of students' learning decrease rapidly then finally
students' schooling becomes mess.
 

PR dan tugas sekolah adalah 'jembatan' yang menghubungkan proses belajar di sekolah dan
proses belajar di rumah sehingga para murid dapat belajar dan mengulang materi yang telah
diajarkan di sekolah. Para murid pun diharapkan tidak menjadi malas belajar dengan diberinya
PR. Belum cukup segitu, masih banyak efek positif dari pemberian PR seperti melatih murid
untuk menjadi pekerja keras; melatih menjadikan murid terbiasa dengan banyaknya PR sehingga
tidak kewalahan saat kuliah mengerjakan skripsi yang lebih menyita waktu; dan membuat murid
lebih bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan.

Untuk meraih cita-cita dibutuhkan kerja keras. Orang hebat di dunia ini pun melakukan hal yang
sama yaitu kerja keras. Mereka pantang menyerah dalam meraih impiannya. Begitupun dengan
para murid yang harus bekerja keras untuk meraih impiannya. Dan mengerjakan PR dengan baik
merupakan kerja kerasnya sebagai murid.

Saat kuliah nanti para murid akan dijejali banyak tugas kuliah dan skripsi. Mereka harus
membiasakan diri sedini mungkin untuk mengerjakan tugas yang menumpuk namun disesuaikan
dengan porsi mereka sebagai pelajar. Yang penting mereka terbiasa sibuk mengerjakan tugas
sekolah. Dengan begitu saat mereka kuliah nanti, mereka tidak kewalahan untuk mengerjakan
tugas kuliah dan skripsi yang menyita banyak waktu.

Para murid pun akan lebih bertanggung jawab dengan mengerjakan PR sesuai yang
diperintahkan oleh guru. Mereka akan menjalankan kewajiban mereka sebagai murid yang salah
satunya adalah mengerjakan PR. Para murid akan bertanggung jawab penuh atas PR yang
mereka kerjakan. Segala kesalahan yang mereka lakukan dalam mengerjakan PR adalah
tanggung jawab mereka. Para murid pun dapat belajar dari kesalahan yang mereka perbuat dan
membuat para murid menjadi lebih dewasa.

Memang bagus jika guru memberi PR kepada para muridnya. Namun, apabila terlalu banyak PR
malah menjadi tidak baik. Yang dimaksud memberi PR terlalu banyak adalah guru memberikan
PR yang menyita banyak waktu sampai waktu bermain untuk murid terbuang. Indikator lain
adalah murid menjadi kesal dan malas terhadap pelajaran dan guru yang memberi PR terlalu
banyak tersebut. Ini dapat mengakibatkan murid malas belajar karena tidak menyukai guru dan
pelajarannya yang akhirnya berdampak pada nilai akademis mereka yang menurun.

Ini juga berdampak buruk bagi psikologis murid. Menurut penelitian, terlalu banyak PR
membuat murid menjadi stres karena waktu luangnya terpakai untuk mengerjakan PR. Dan jika
murid sudah stres makan akan berakibat semangat belajar para murid menurun drastis yang
ujung ujungnya membuat  pendidikan murid menjadi berantakan.

Guru memberikan PR merupakan hal yang baik dan wajar yang bertujuan agar para murid tidak
malas belajar. Namun harus dengan jumlah PR yang pas. Apabila terlalu banyak PR malah
merugikan murid. Murid akan stres dan menurunkan semangat belajar murid.

Teachers give homework is good and reasonable in order that the students are not lazy to learn.
But it must be with the right amount of homework. If too much homework it's actually harm the
students. The students will stress and reduce students' learning motivation.
 

Anda mungkin juga menyukai