Anda di halaman 1dari 6

Penggunaan Metode Bermain Peran untuk Pengembangan

Emosional Anak Usia Dini dalam Proses Pembelajaran

Poja Okta Sutria Elisa1,(*), Nur Hazizah


1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Padang, Padang, Indonesia
(*)
pojaoktasutria@gmail.com

ABSTRAK
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan metode
bermain peran dalam pengembangan emosional anak pada proses pembelajaran. Metode yang
digunakan oleh pendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Berbagai macam
metode yang dapat digunakan untuk perkembangan anak usia dini, salah satunya yaitu metode
bermain peran. Penggunaan metode bermain beran sangat terhadap pengembangan emosional
anak, dimana melalui metode bermain peran anak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan oleh
anak tanpa adanya rasa takut, malu, ataupun tekanan dari pihak lain. Hal ini didukung oleh cara
atau strategi yang dilakukan oleh pendidik, dimana pendidik harus memiliki cara yang yang
menarik dan menyenangkan dalam menerapkan kegiatan bermain peran, sehingga tercipta
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kata kunci: metode bermain peran dan emosional.

PENDAHULUAN dalam memberikan rangsangan untuk


perkembangan anak.
Anak usia dini merupakan seorang
anak yang sedang mengalami proses Dalam satuan lembaga pendidikan
perkembangan yang sangat pesat, yaitu usia anak usia dini ada beberapa aspek yang harus
anak 0-8 tahun yang disebut dengan “golden dikembangkan yaitu aspek agama dan moral,
age” dimana anak memiliki berbagai karakter aspek kognitif, aspek bahasa, aspek
yang berbeda-beda yaitu anak bersifat psikomotoik, aspek sosial emosional, dan
egosentris, unik, imajinatif, rasa ingin tahu aspek seni. Setiap anak akan mengalami
yang tinggi, dan sebagainya. semua aspek perkembangan tersebut, namun
tidak dalam waktu yang bersamaan,
Pada masa golden age ini anak
disesuaikan dengan tingkat perkembangan
membutuhkan seseorang yang lebih tua
dan usianya.
darinya dalam masa perkembangannya,
sehingga anak dapat berkembang sesuai Semua aspek perkembangan tersebut
dengan sebagaimana semestinya dan sesuai hendaknya berkembang secara optimal
dengan tingkat usia perkembangannya. sesuai dengan tingkat perkembangan dan
Orang yang lebih tua disini yang dimaksud usianya. Jika ada anak yang tidak mengalami
yaitu orang dewasa, orangtua dan gurunya perkembangan sesuai dengan tingkat usianya
disekolah yang berperan mengambil alih maka anak tersebut akan mengalami
keterlambatan dalam perkembangan aspek Misalnya : senang, gembira, santai, lucu
tersebut, disini guru harus memahami tingkat dan sebagainya.
perkembangan anak dan rangsangan yang b. Emosi negatif
diberikan kepada anak tersebut sehingga
mencapai aspek perkembangan yang Emosi negative yaitu emosi yang
diharapkan. Untuk itu guru harus memiliki memberikan dampak tidak
strategi dan metode belajar yang bervariasi menyenangkan dan membuat kita tidak
dan menarik untuk anak. Salah satunya yaitu nyaman. Misalnya : kecewa, sedih,
pembelajaran yang dapat mengembangan depresi, marah dan sebagainya.
emosional anak yaitu dengan metode (Triantoro, 2012)
bermain peran, dimana anak sangat senang
jika bermain maka pembelajaran dapat
dilakukan sambil bermain. Bermain peran Beberapa hal yang mempengaruhi
bagi anak merupakan dunianya dimana anak variasi emosi pada individu yaitu :
bisa mengembangkan imajinasinya sesuai a. Kondisi anak, baik kondisi fisik maupun
dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut kondisi psikis sangat menentukan
melalui bimbingan dari guru. bagaimana emosi yang dimunculkan oleh
Tujuan dari penulisan artikel ini anak
untuk mengatahui bagaimana pengaruh b. Reaksi sosial, jika anak menerima reaksi
penggunaan metode bermain peran terhadap sosial yang tidak mengenakan maka
pengembangan emosi anak usia dini reaksi emosi anak jarang terlihat atau
tampak.
KAJIAN TEORI c. Kondisi lingkungan sekitar anak, dalam
hal ini jika anak berada dalam lingkungan
Walginto (1994) menyatakan bahwa yang jenis kelamin sejenis maka akan
suatu kondisi yang terjadi karena situasi sering muncul emosi dan lebih mudah
tertentu. Emosi biasanya terjadi yang
berhubungan dengan tingkah laku yang d. Jumlah anggota dalam keluarga, hal ini
mengarah dengan kondisi tertentu. Tingkah juga mempengaruhui bagaimana emosi
laku tersebut biasanya disertai dengan anak, jika anak berada dalam jumlah
ekspresi sehingga orang disekitar mengetahui anggota keluarga yang banyak maka anak
kita sedang mengalami emosi (Triantoro, akan mudah mengeluarkan emosi.
2012) e. Pola asuh orangtua, anak dengan pola
Chaplin (2002) menyatakan emosi asuh yang otoriter lebih cendrung
adalah sutua kondisi yang terstimulasi dari mendorong emosi cemas dan takut,
organisme meliputi perubahan yang disadari, namum tidak selalu seperti itu tapi
yang sifatnya mendalam, dan terjadi kebanyakan.
perubahan perilaku. (Triantoro, 2012) f. Status sosial ekonomi keluarga, biasanya
Gohm dan Clore (2002) membagi anak yang status ekonominya renda akan
emosi dari akibatnya ada dua yaitu: mengembangkan rasa takut jika
dibandingkan dengan anak yang status
a. Emosi positif sosialnya tinggi. (Mashar, 2011)
Emosi positif yaitu emosi yang Metode pembelajaran merupakan
memberikan dampak baik atau cara pendidik dan peserta didik dalam
meyenangkan dan membuat kita nyaman.
melakukan proses kegiatan belajar mengajar g. Dan terakhir mengambil kesimpulan
sehingga tujuan pendidikan tercapai. (Jumanta, 2014)
Bermain menurut Hurlock (2008)
yaitu suatu kegiatan yang dilakukan atas Menurut Hartley, Frank, dan
dasar kesenangan tanpa paksaan dari Goldenson menyatakan bahwa ada beberapa
siapapun dan tidak memperhitungkan hasil fungsi bermain yang dapat diterapkan oleh
ahkir. Kegiatan ini dilakukan dengan anak saat bermain peran diantaranya :
sukarela dan tidak ada tekanan dari pihak
lain. (Hazizah, 2018) a. Anak mencontoh kegiatan yang
dilakukan oleh orang dewasa, misalnya
Menurut Mulyasa bermain peran mencontohkan bagaimana ibunya saat
adalah cara siswa dalam menjalin hubungan memasak, mencontohkan cara dokter
dengan temannya yang lain melalui cara mengobati pasien, dan sebagainya
menirukannya dan membicarakannya
sehingga siswa bisa mengembangkan b. Anak dapat menirukan berbagai kegiatan
perasaan, nilai-nilai, dan perilaku serta cara yang dilakukan di dunia nyata, contohnya
penyelesaian masalah. Melalui bermain cara guru mengajar di sekolah, cara sopir
peran siswa bisa meningkatkan kemampuan mengendarai mobil, dan sebagainya.
kognitif, bahasa, sosial emosional dan c. Untuk menunjukkan adanya hubungan
mengetahui peran dalam kehidupan dalam keluarga dan kejadian yang terjadi
bermasyarakat. (Mulyasa, 2009) di kehidupan nyata, misalnya ibu
Menurut Sofia (2005:113) menyiram bunga, ayah minum teh dipagi
menyatakan bermain peran atau bermain hari, dan sebagainya.
pura-pura adalah memainkan peran tokoh d. Untuk menyeluarkan hasrat yang kuat,
atau benda yang ada didekat anak pada misalnya memukul-mukul meja
kondisi tertentu sehingga imajinasi anak
dapat berkembang melalui kegiatan e. Untuk menyeluarkan hasrat yang tidak
tersebut.(Bennett, 2014) bisa diterima, seperti berperan sebagai
preman
Tahapan dalam pembelajaran metode
bermain peran menurut Djamarah (2002) f. Untuk mengulang kembali kegiatan yang
yaitu : biasa dilakukan dirumah, misalnya
bangun pagi, mandi, dan sebagainya
a. Guru mengemukakan masalah yang
dekat dengan lingkungan anak, sehingga g. Memperlihatkan pertumbuhan yang
anak tertarik untuk mencari solusinya terjadi pada dirinya, seperti anak sudah
b. Memilih peran sesuai dengan masalah mampu untuk belari
yang diangkat tadi, dan guru menjelaskan h. Untuk menyelesaikan masalah, misalnya
karakter peran dan apa yang harus membersihkan ruangan kelas (Lestari,
dilakukan masing-masing anak 2018)
c. Menyusun cara bermain peran sesuai
dengan dialog yang disusun oleh guru Kelebihan dan kekurangan metode
d. Siswa yang tidak ikut bermain peran akan bermain peran. Kelebihan metode bermain
menjadi pegamat peran:
e. Siswa melakukan bermain peran sesuai a. Semua siswa bisa ikur serta dan
dengan scenario mengembangkan kemampuan sosial
f. Melakukan evaluasi dengan cara diskusi emosional anak dalam bermain peran
b. Siswa bebas mengutarakan apa yang dia ia bangga sudah bisa menjadi seperti
rasakan peran orang dewasa
c. Metode bermain peran bisa dilakukan d) Motoric anak juga berkembang, dimana
dalam kondisi dan waktu yang berbeda saat anak bermain peran anak akan
dengan mudah berlarian atau berjalan sesuai dengan
karakter yang ia perankan. (Shaleha,
d. Guru dengan mudah mengamati
2017)
perkembangan anak secara utuh saat
bermain peran
e. Metode bermain peran merupakan PEMBAHASAN
kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Pembelajaran pada anak usia dini
(Jumanta, 2014) adalah pembelajaran yang menarik dan
Kelemahan metode bermain peran menyenangkan bagi anak, sehingga anak
yaitu: tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan
anak ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang
a. Anak yang tidak ikut serta bermain peran
dilakukan oleh guru di kelas, sehingga tujuan
menjadi kurang aktif dan tidak bisa
pembelaran tercapai sesuai dengan yang
mengembangkan sosial emosional anak
diinginkan. Untuk itu pendidik harus bisa
b. Memerlukan waktu yang cukup banyak menerapkan metode pembelajaran yang
c. Membutuhkan tempat yang luas menarik dan menyenangkan untuk
diterapkan kepada anak, sehingga anak tidak
d. Kelas yang lain akan merasa terganggu merasa merasa bosan dan tertarik untuk
karena suara dari anak yang ikut bemain mengikuti pembelajaran disekolah. Berbagai
peran dan suara dari siswa yang jadi macam metode yang dapat diterapkan oleh
pengamat. (Jumanta, 2014) pendidik dalam proses pembelajaran salah
Manfaat bermain peran bagi anak satunya yaitu metode bermain untuk
selain untuk pengembangan emosional anak mengembangkan sosial emosional anak.
yaitu : Metode bermain peran merupakan
a) Mengembangkan imajinasi anak, salah satu metode yang digunakan oleh
sehingga anak menjadi kreatif dalam pendidik di lembaga pendidikan anak usia
melakukan kegiatan bermain peran, dini dalam proses pembelajaran. Dalam
misalnya anak menjadi payung sebagai pelaksanaan metode bermain peran anak bisa
tongkat yang biasa di pakai oleh kakek- menyembangkan berbagai aspek
kakek atau nenek-nenek, perkembangan yaitu, kognitif, bahasa, fisik
motorik, sosial emosional, dan seni.
b) Kosakata anak bertambah, biasanya anak
hanya meniru kata yang diucapkan oleh Metode bermain peran dapat
orang di sekitarnya saja, melalui kegiatan meningkatkan kemampuan emosional anak,
bermain peran anak menemukan melalui metode bermain peran anak dapat
kosakata baru sehingga bahasa anak mengungkapkan apa yang anak rasakan tanpa
berkembang. takut, malu, ataupun tekanan dari siapapun.
Contohnya pada saat melakukan metode
c) Anak akan menjadi percaya diri, bermain peran anak bisa menyalurkan emosi
misalnya anak akan merasa senang ketika yang ada pada dirinya, misalnya saat anak
ia memerenkan peran tokoh polisi, karena memerankan peran menjadi dokter, anak
menjadi senang saat memerankan peran
dokter karena ia bisa membantu mengobati guru, dengan anak menyelesaikan
orang sakit. masalah maka komunikasi anak dengan
temanya yang lain juga tejalin. (Shaleha,
Pada saat anak melakukan kegiatan
2017).
bermain peran dapat melibatkan anak secara
emosional seperti melatih sikap simpati anak, Peran guru pada saat melakukan
rasa sedih, rasa marah, dan sebagainya. Serta kegiatan bermain peran diantaranya :
dengan bermain peran anak bisa memainkan a. memberikan peluang untuk anak bermain
peran karakter baik, jahat, usil, takut, marah, sesuai dengan keinginannya
dan sebagainya dengan sendiri tanpa tekanan b. sediakan alat permainan yang dibutuhkan
dari siapapun. Oleh karena itu, metode oleh anak untuk bermain
bermain peran dapat menjadi suatu cara c. pancing anak dengan pertanyaan
dalam pengembangan sosial emosional anak sehingga anak bisa mengeluarkan ide
usia dini. d. jika perlu ikut serta dalam kegiatan yang
Pada saat anak melakukan kegiatan dilakukan oleh anak (Shaleha, 2017)
bermain peran, anak melakukan dengan Guru juga memiliki peran pada saat
teman yang ada dikelasnya, melalui kegiatan melakukan kegiatan metode bermain peran
tersebut akan timbul kemampuan untuk yaitu
berkomunikasi dan berinteraksi, dan
kemampuan mengelola emosi pada anak usia a) Membiarkan anak untuk bermain, karena
dini. anak sangat menyenangi kegiatan
bermain melalui kegiatan bermain anak
Selain itu metode bermain peran juga bisa mengembangan berbagai aspek
bermanfaat untuk aspek perkembangan perkembangan
lainnya yaitu :
b) Mengamati aspek perkembangan anak
a. kepercayaan diri anak akan tumbuh,
dengan bermain peran anak akan menjadi c) Melakukan penilaian terhadap kegiatan
percaya diri, seperti saat anak yang dilakukan oleh anak, dan
memerankan peran dokter, anak akan memberikan saran apabila ada suatu hal
merasakan senangnya menjadi dokter yang kurang tepat
yang bisa mengobati orang sakit d) Guru memberikan kesimpulan dari hasil
b. bahasa anak berkembang, dengan kegiatan bermain yang dilakukan oleh
memerankan berbagai peran saat anak.
melakukan kegiatan bermian peran,
kosakata anak akan bertambah melalui
scenario yang disediakan oleh guru. KESIMPULAN
c. kreativitas anak akan berkembang, Penggunaan metode bermain peran
melalui bermain peran anak berimajinasi dalam proses pembelajaraan sangat
melakukan berbagai hal, misalnya anak berpengaruh terhadap pengembangan
menggunakan payung sebagai pistol- emosional anak karena Pada saat anak
pistolan dalam kegiatan bermain. melakukan kegiatan bermain peran dapat
melibatkan anak secara emosional seperti
d. dapat memecahkan masalah, pada saat melatih sikap simpati anak, rasa sedih, rasa
anak bermain peran anak dituntun untuk marah, dan sebagainya. Serta dengan
menyelesaikan masalah yang disajikan bermain peran anak bisa memainkan peran
dalam scenario yang disediakan oleh karakter baik, jahat, usil, takut, marah, dan
sebagainya dengan sendiri tanpa tekanan dari Mashar, R. (2011). Emosi Anak Usia Dini
siapapun. dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: KENCANA.
Pada saat menggunakan metode
Mulyasa. (2009). Manajemen Berbasis
bermain peran dalam proses pembelajaran
Sekolah. Jakarta: PT Remaja
guru harus menggunakan cara yang menarik,
Rosdakarya.
dan menggunakan scenario yang menarik
Shaleha, K. (2017). PERANAN METODE
untuk anak, sehingga anak senang melakukan
BERMAIN PERAN DALAM
kegiatan bermain tersebut. Serta guru juga
MENGEMBANGKAN SOSIAL, 113–
membuat cerita atau scenario yang dekat
117.
lingkungan anak, sehingga anak dengan
Triantoro. (2012). Manajemen Emosi.
mudah menirukan hal tersebut dan perannya
Jakarta: PT Bumi Aksara.
lebih nyata di kehidupan anak tersebut.
Jadi guru harus memiliki berbagai
cara atau strategi dalam mengembangan
emosional anak, cara atau strategi yang
digunakan haruslah menarik perhatian anak
dan menyenangkan bagi anak. Pada saat
menerapkan hal tersebut guru harus
mendampingi atau mengawasi anak.

DAFTAR PUSTAKA
Bennett, D. M. (2014). PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN EMOSIONAL
MELALUI METODE BERMAIN
PERAN PADA ANAK KELOMPOK B
TAMAN KANAK- KANAK PERTIWI
MLESE II CAWAS KLATEN TAHUN
AJARAN 2013/2014. British Journal of
Psychiatry, 205(01), 76–77.
https://doi.org/10.1192/bjp.205.1.76a
Hazizah, N. (2018). The Importance of
Playing for Developing Intelligence in
Early Childhood, 169(Icece 2017), 213–
215.
Jumanta. (2014). Model dan Metode
Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Lestari, P. (2018). EVEKTIFITAS
METODE BERMAIN PERAN
DALAM MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK
USIA 5-6 TAHUN TAMAN KANAK-
KANAK ASSALAM 2 SUKARAME
BANDAR LAMPUNG.

Anda mungkin juga menyukai