Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

K3 DI DAERAH PESISIR & KEPULAUAN

NAMA : INTAN.A.M.SEKNUN

NIM : P07172320016

TINGKAT: 1A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU

PRODI ANALIS KESEHATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Saya Panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, Berkat pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ KASUS K3 BERBASIS KEPULAUAN YANG TERJADI DI INDONESIA“ ini dengan
baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segilainnya. Oleh karenaitu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.
  

Ambon, Februrari 2021

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………..


1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………..

BAB II. PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA………………………………………

B. KASUS K3 BERBASIS KEPULAUAN YANG TERJADI DI INDONESIA..

C.IDENTIFIKASI RESIKO……………………………………………………….

D.PENYEBAB KECELAKAAN KERJA…………………………………………

E.SARAN………………………………………………………………………….

BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia,
setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (”K3 masih Dianggap Remeh,” Warta
Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia
usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting perusahaan.

Pada tahun 2005, Kantor Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan bahwa di seluruh
dunia setiap tahunnya 2,2 juta orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Angka kematian akibat kerja pun meningkat. Selain itu diperkirakan bahwa setiap tahun terjadi
270 juta kecelakaan akibat kerja yang tidak bersifat fatal (setiap kecelakaan sedikitnya
menyebabkan tiga hari absen dari pekerjaan) dan 180 juta orang mengalami penyakit akibat
kerja.

Kecelakaan kerja tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan itu tidaklah terjadi
begitu saja terjadi. Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-
mata memusatkan diri pada keuntungan, dan kegagalan pemerintah meratifikasi konvensi
keselamatan internasional atau melakukan pemeriksaan buruh, merupakan dua penyebab
besar kematian terhadap pekerja. Negara kaya sering mengekspor pekerjaan berbahaya ke
negara miskin dengan upah buruh yang lebih murah dan standar keselamatan pekerja yang
lebih rendah juga. Selain itu, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, undang-undang
keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja,
disamping hukuman yang ringan bagi yang melanggar peraturan. Padahal meningkatkan
standar keselamatan kerja yang lebih baik akan menghasilkan keuangan yang baik.

Pengeluaran biaya akibat kecelakaan dan sakit yang berkaitan dengan kerja merugikan
ekonomi dunia lebih dari seribu miliar dollar (850 miliar euro) diseluruh dunia., atau 20 kali
jumlah bantuan umum yang diberikan pada dunia berkembang. Di Amerika Serikat saja,
kecelakaan kerja merugikan pekerja puluhan miliar dollar karena meningkatnya premi asuransi,
kompensasi dan menggaji staf pengganti. (Rudi Suardi, 2005)

Angka keselamatan dan kesehatan kerja (k3) perusahaan di Indonesia secara umum
ternyata masih rendah. Berdasarkan data ILO, Indonesia menduduki peringkat ke26 dari 27
negara. Tabel 1 dan 2 menunjukkan kondisi Indonesia di tahun 2002 – 2003.
1.2 Perumusan Masalah

Pelaksanaan K3 disektor kelautan belum berjalan dengan baik, yang dapat dilihat dari
masih tingginya angka kecelakaan. Salah satu penyebabnya adalah belum
diimplementasikannya Sistem Manajemen K3 dengan baik dan sesuai dengan standart yang
berlaku. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu kajian tentang penerapan K3 untuk mengetahui
apakah pelaksanaan K3 disektor konstruksi, khususnya di PT. McDermott Indonesia telah
memenuhi standart K3 yang baku. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan Sistem Penerapan Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tentang kasus K3 berbasis kepulauan yang terjadi di daerah Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang bersifat tidak pasti. karena tidak
dapat diprediksi kapan terjadinya, dimana tempatnya serta besar atau kecilnya kerugian
yang ditimbulkan. Sehingga orang sering beranggapan bahwa kecelakaan itu berhubungan
dengan nasib seseorang. Padahal kecelakaan itu sebenarnya selalu didahului oleh gejala-
gejala yang menandakan akan adanya suata kecelakaan tersebut. dengan kata lain
kecelakaan itu bisa dicari apa penyebabnya.

a. Insiden merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat mengurangi
produktifitas.
b. kecelakaan kerja merupakan Suatu kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena
hubungan kerja dan kemungkinan besar disebabkan karena adanya kaitan bahaya
dengan pekerja dan dalam jam kerja.
c. Selamat merupakan Secara relatif bebas dari bahaya, cedera kerusakan atau dari
resiko bahaya, dan sebagainya.
d. Keselamatan merupakan Istilah umum untuk menyatakan suatu tingkat resiko dari
kerugian-kerugian relatif bebas dari kerugian kemungkinan kerugian yang rendah.
e. Keselamatan Kerja merupakan Suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, mencegah semua bentuk kecelakaan.
f. Kesehatan Kerja merupakan Suatu usaha tentang cara-cara peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja pada tahap yang setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani maupun sosial.
g. Bahaya merupakan Suatu keadaan atau perubahan lingkungan yang mengandung
potensi untuk menyebabkan cedera, penyakit, kerusakan harta benda.

KASUS K3 BERBASIS KEPULAUAN YANG TERJADI DI INDONESIA

1. Kapal layar motor (KLM) Anugerah Mulia yang mengangkut enam kru dilaporkan
tenggelam di Perairan Nusa Laut, Kabupaten Maluku Tengah.

MALUKU TENGAH (BeritaTrans.com) – Kapal layar motor (KLM) Anugerah Mulia yang
mengangkut enam kru dilaporkan tenggelam di Perairan Nusa Laut, Kabupaten Maluku
Tengah.

Kepala Kantor SAR Ambon, Muslimin mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan


insiden kecelakaan tersebut setelah mendapatkan informasi dari pemilik kapal bernama
La Madu.

“Kami dapat informasi kecelakaan kapal tersebut pada 17.00 WIT tadi sore,” kata
Muslimin, kepada wartawan, di kantornya, Kamis malam.

Adapun keenam penumpang yang berada dalam kapal tersebut yakni Andi Malik (40)
nahkoda, Usama (20), Saidin (18), Labanjir (31), Sifa (26) dan Mas (62).
Pihaknya belum mengetahu pasti penyebab kapal tersebut tenggelam. Namun, saat
kecelakaan tersebut terjadi, kondisi laut sangat tidak bersahabat karena gelombang
yang tinggi.

“Kami dapat informasi kalau para nelayan ini hanya bertahan dengan perahu sampan di
tengah terpaan gelombang yang tinggi,” ujar dia.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, pihaknya langsung mengerahkan regu


penyelamat ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian.

Meski begitu, lanjut Muslimin, kapal KN Bharata milik SAR yang dikerahkan tidak bisa
menembus lokasi yang diduga sebagai tempat tenggelamnya kapal karena cuaca yang
buruk.

“Tim sudah ke sana dengan KN Bharata tapi tidak bisa sampai ke tujuan karena
gelombang sangat tinggi mencapai 4 meter,” kata dia.

Selain kecelakaan di perairan Maluku Tengah, pihaknya juga masih terus mencari
seorang nelayan yang dilaporkan hilang di peraiaran Arafuru tiga hari lalu.

Hingga saat ini, nelayan tersebut belum juga ditemukan. “Untuk nelayan hilang di Laut
Arafuru itu sampai saat ini belum juga ditemukan,” ujar dia.

Cumulonimbus Pengaruhi Gelombang Tinggi

Secara terpisah Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, di
Ambon Kamis (23/5/2019) mengatakan, pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya
dari selatan – barat dengan kecepatan 3 – 15 knot, sedangkan di wilayah selatan
Indonesia umumnya dari timur – selatan dengan kecepatan 3 – 25 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda, perairan Kepulauan Tanimbar


hingga Leti dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang
di sekitar wilayah tersebut,” ujarnya.

Ia mengemukakan, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di Laut Banda
bagian utara, Laut Seram Agian Timur dan Laut Arafuru bagian timur

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin


kencang dan menambah tinggi gelombang.

“Tinggi gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kepulauan


Tanimbar dan Laut Arafuru. Sedangkan, tinggi gelombang 2,50 meter di perairan
selatan Pulau Buru – Pulau Seram, Laut Seram Bagian Timur, perairan Kepulauan Kai –
Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Leti dan perairan utara
Kepulauan Tanimbar,” katanya.
IDENTIFIKASI RESIKO :

FAKTOR BAHAYA BIOLOGI : TERKENA PARASIT JENIS PLASMODIUM


( PENYEBAB MALARIA), VIRUS YANG RINGAN SAMPAI BERBAHAYA.

RISIKO : TERKENA PENYAKIT AKIBAT VIRUS DAN PLASMODIUM, TERJADI


KEMATIAN.

PELUANG : 5

KONSEKUENSI : 5

KARAKTERISTIK RESIKO : TINGGI

Penyebab Kecelakaan Kerja

Suatu kecelakaan sering terjadi diakibatkan oleh lebih dari satu sebab. Kecelakaan
dapat dicegah dengan menghilangkan hal-hal yang menyebabkan kecelakaan
tersebut. Ada dua sebab utama terjadinya suatu kecelakaan. Pertama, tindakan yang
tidak aman. Kedua, Kondisi kerja yang tidak aman. Orang yang mendapatkan
kecelakaan luka-luka sering disebabkan oleh orang lain atau karena tindakannya
sendiri yang tidak menunjang keamanan

Terjadinya kecelakaan ditempat kerja dapat dikelompokkan secara garis besar


menjadi dua penyebab :
a. Tindakan tidak aman dari manusia (Unsafe Acts), misalnya :
 Melaksanakan pekerjaan tanpa wewenang atau yang berwenang gagal
mengamankan atau memperingatkan seseorang.
 Menjalankan alat/mesin dengan kecepatan diluar batas aman.
 Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak bekerja.
 Menggunakan alat yang rusak.
 Bekerja tanpa prosedur yang benar.
 Tidak menggunakan pakaian pengaman atau alat pelindung diri.
 Menggunakan alat secara salah.
 Melanggar peraturan keselamatan kerja.
 Bergurau ditempat kerja
 Mabuk, ngantuk, dll.

b. Keadaan tidak aman (Unsafe Condition), Misalnya :


 Peralatan pengamanan yang tidak memenuhi syarat
 Bahan / peralatan yang rusak atau tidak dapat dipakai
 Ventilasi dan penerangan kurang
 Lingkungan yang terlalu sesak, lembab, bising
 Bahaya ledakan / terbakar.
 Kurang sarana pemberi tanda
 Keadaan udara beracun: gas, debu, uap.
Saran :
Pencegahan Kecelakaan
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang
lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
dapat dicegah denganrat menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan
terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh
kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan dan ditandai rasa tanggung jawab.
Mencegah kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan
dalam keadaan darurat, dan segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan
kerusakan peralatan sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang kecil atau
ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi
kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki.
Menurut Badan Diklat Perhubungan, BST, Modul 4 : Personil Safety and Society
Responsibility, Departemen Perhubungan (2000:54), Menjelaskan bahwa : Setelah
mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan maka dapat ditentukan cara
penanggulangan atau pencegahannya, baik untuk meniadakan atau mengurangi
akibat kecelakaan itu.

Upaya pencegahan K3 :

1. Buat kegiatan pencegahan kecelakaan sebagai bagian dari kegiatan kita sehari-hari
2. Laporkan bila menemukan hal yang tidak aman ke atasan terdekat
3. Hindari bersenda gurau ditempat kerja.
4. Ikuti Instruksi/Petunjuk kerja
5. Buat saran perbaikan
6. Segera rapihkan tempat kerja anda setelah selesai bekerja
7. Rapi ditempat kerja
8. Menghindari alat tajam di meja kerja
9. Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja
10. Menjauhkan barang beracun / mudah terbakar dari meja kerja

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian  Bahaya Di Tempat


Kerja :

 Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.


 Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan  :

 Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.


 Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
 Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :

 Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.


 Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
 Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.
BAB III

KESIMPULAN

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia,
setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (”K3 masih Dianggap Remeh,” Warta
Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia
usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting perusahaan.

Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang bersifat tidak pasti. karena tidak dapat
diprediksi kapan terjadinya, dimana tempatnya serta besar atau kecilnya kerugian yang
ditimbulkan. Sehingga orang sering beranggapan bahwa kecelakaan itu berhubungan
dengan nasib seseorang. Padahal kecelakaan itu sebenarnya selalu didahului oleh gejala-
gejala yang menandakan akan adanya suata kecelakaan tersebut. dengan kata lain
kecelakaan itu bisa dicari apa penyebabnya.

Suatu kecelakaan sering terjadi diakibatkan oleh lebih dari satu sebab. Kecelakaan dapat
dicegah dengan menghilangkan hal-hal yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Ada dua
sebab utama terjadinya suatu kecelakaan. Pertama, tindakan yang tidak aman. Kedua,
Kondisi kerja yang tidak aman. Orang yang mendapatkan kecelakaan luka-luka sering
disebabkan oleh orang lain atau karena tindakannya sendiri yang tidak menunjang keamanan
DAFTAR PUSTAKA

https://regional.kompas.com/read/2019/05/28/19274641/dalam-sehari-2-kecelakaan-laut-terjadi-
di-perairan-maluku-tenggara

Anda mungkin juga menyukai