Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

“RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN”

DISUSUN OLEH
1. ERMAWATI (A1C118002)
2. SUSILAWATI (A1C118091)

DOSEN PENGAMPU
Dra. YUSNIDAR, M.Si
M. HARIS EFFENDI Hsb, S.Pd., M.Si., Ph.D.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian"

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian
pendidikan. Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh yang telah aktif
dan berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini
penulis tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang,
semoga makalah ini dapat berguna bagi semua orang khususnya mahasiswa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Problem Research...................................................................3
2.2 Menentukan Masalah................................................................................7
2.3 Mengidentifikasi Masalah........................................................................8
2.4 Merumuskan Masalah.............................................................................10
2.4 Tujuan Penelitian....................................................................................11

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan............................................................................................14
2.2 Saran .....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai persoalan
atau permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang menuntut
pemecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering
dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data
pendukung. Disamping masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat
kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan
sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik
kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya
dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk
penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha memecahkan
masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan
lebih penting dari solusi dan jawaban yang akan diperoleh atau dicari, karena masalah
yang dipilih dapat menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka
yang akan digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk
memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan, banyak sekali fenomena dari suatu masalah yang
kompleks dan saling berhubungan antara satu bidang dengan bidang lainnya, namun
masih janggal dan perlu dipecahkan dengan menggunakan suatu penelitian. Akan
tetapi, tidak semua masalah tersebut dapat dan harus dipecahkan secara ilmiah. Oleh
sebab itu, makalah ini akan membahas bagaimana cara menentukan masalah dalam
sebuah penelitian pendidikan atau “Problem Research”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertiann problem research/masalah penelitian?
2. Bagaimana cara menentukan masalah?

1
3. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah?
4. Bagaiamana merumuskan masalah?
5. Bagaimana cara menuntukan tujuan penelitian?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian problem research.
2. Untuk mengetahui cara menetukan masalah.
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi masalah.
4. Untuk mengetahui bagaimana merumuskan masalah.
5. Untuk dapat menentukan tujuan penelitiaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Problem Riset


2.1.1 Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematik untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan
dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol
fenomena. Tujuan ini di dasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian
adalah benturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui.
Penelitian didefenisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematik.
McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7) mendefenisikan
penelitian sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisisan
informasi (data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger (1990 : 17)
mendefenisikan penelitian ilmiah sebagai “penyelidikan sestematik, terkontrol,
empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis
tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.”
Salah satu kata penelitian dalam bahas inggris adalah “research”, yang
berarti ‘studious, systematic investigation or inquiry to ascertain, uncover, or
assemble facts, used as a basic for conclusions or the formulation of theory.
Dengan demikian, penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
investigasi atau pencaritahuan yang sistematis dan teliti untuk memastikan,
mengungkap, atau merangkai fakta, yang digunakan sebagai dasar pembuatan
berbagai kesimpulan atau ‘penurunan’ (formasi) teori.
Kata research sendiri mungkin bisa dipahami sebagai berasal dari
kombinasi kata to seach’, yang salah satu artinya adalah ‘to look through or
explore thoroughly in order to find something’ dan kata ‘re’ yang berarti
‘again, anew, again and again’. Ini berarti penelitian adalah suatu usaha
pengamatan yang mendalam atau eksplorasi secara menyeluruh dan kegiatan
tersebut dilakukan secara berulang-ulang untuk menemukan sesuatu.
Dengan demikian, dari dua cuplikan diatas terlihat bahwa terdapat berbagai
pengertian tentang penelitian yang telah dipakai secara luas. Dalam bahasa Indonesia,
penelitian biasa juga disebut dengan istilah ‘riset’, yang diambil dari kata “research”
dalam bahasa inggris.
Menurut Grinnel (1993:4) berdasarkan kata ‘research’ yang berasal
dari dua suku kata diatas mengartikan penelitian sebagai upaya pencarian
kesimpulan tentang suatu fenomena dengan cara meneliti secara mendalam,
hati-hati, kemudian menguji kembali kesimpulan tersebut, untuk
menghasilkan fakta-fakta atau prinsip-prinsipp dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Sejalan dengan ini, Selltiz, Wrightsman dan Cook (1976:2)
menyebutkan bahwa melakukan penelitian adalah ‘to search again, to take
another look, more careful look, to find out more’alasan utama kenapa
mesti dilakukan penelitian adalah ‘another look’, disebutkan oleh mereka adalah
karena ‘something may be wrong what we already know’.

Dengan demikian penelitian atau riset merupakan suatu kegiatan yang terus menerus,
karena apa yang telah diketahui, mungkin saja salah. Bahkan, suatu teori atau
pandangan yang telah lama diakui, mungkin saja tidak berlaku lagi dimasa kini, atau
suatu teori atau pandangan bisa saja berlaku di tempat lain. Ini tentu parallel dengan
kata ‘research’ yang dalam bahasa indonesianya adalah riset, yang secara harfiah
berarti ‘mencari kembali’
Sekaran (2000:2), misalnya dengan pendekatan bisnis dan praktis,
menyebutkan bahwa penelitian adalah suatu “proses mencari penyelesaian
terhadap suatu permasalahan sesudah atau melalui sebuah studi dan analisis
yang menyeluruh terhadap factor-faktor yang ada.” Selanjutnya dia
menyebutkan bahwa penelitian adalah suatu “penyelidikan secara terorganisir,
sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, terhadap suatu persoalan spesifik
yang dilakukan untuk mencari penyelasaian atau jawaban terhadap persoalan
tersebut” (Sekaran : 4)
Pengertian lain dari penelitian adalah sebuah pencarian terstruktur
dengan menggunakan metodologi ilmiah yang secara umum diakui untuk
menyelasaikan suatu masalah dan atau menciptakan pengetahuan baru yang
biasanya dapat diaplikasikan. Kumar (1996:2) mengartikan penelitian sebagai
suatu cara berpikir (a way of thinking) berawal dari kebiasaan bertanya (a
habit of questioning) serta rasa ingin tahu yang tinggi (a high level of
curiosity), cara berpikir ini mendorong seseorang untuk meneliti secara kritis
tentang berbagai aspek disiplin ilmu, memahami dan momformulasikan
prinsip-prinsip tentang suatu prosedur tertentu, dan mengembangkan serta
menguji teori-teori baru untuk penyempurnaan suatu disiplin ilmu(Asra,
2016).

2.1.2 Masalah
Setiap pelaksanaan penelitian harus mempunyai masalah penelitian untuk
dipecahkan atau untuk diteliti guna mendapatkan jawaban atau solusinya. Masalah
penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain dilihat dari sisi
waktu, biaya, kemampuan si peneliti maupun kontribusi yang akan diberikan
olehpenelitian tersebut bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah
atau disebut juga problem adalah suatu penelitian. Proses mencari jawaban dari
permasalahan hanya bisa dilakukan melalui proses penelitian. Dengan demikian suatu
permasalahan muncul sebelum kegiatan proses penelitian itu dilakukan. Sedangkan
masalah atau permasalahan dalam penelitian tak terlepas erat kaitanya denga
kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu yang lumrah terjadi ( Ridha Nikmatur,
2017)
Masalah atau permasalahan yang muncul jika ada kesenjangan (gap) antara
das sollen dan das sein (jerman: harapan dan kenyataan); adanya perbedaan antara
“apa yang seharusnya” dan “apa yang ada”; adanya celah (gap), baik antar-kegiatan
atau antar fenomena; adanya perbedaan antara harapan dan fakta, dan yang sejenis
dengan itu. Banyak kesenjangan yang ada mengenai pengetahuan dan teknologi;
informasi yang tersedia tidak cukup, teknologi yang ada tidak memenuhi kebutuhan,
dan sebagainya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu atau perkataan
lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesetimbangan.
Jadi, penelitian dilakukan bermula dari adanya masalah. Dalam hal ini,
masalah penelitian jangan diartikan sebagai masalah atau kendala yang terjadi atau
kendala yang dihadapi ketika mengadakan penelitian; dan kendala itu tidak ada
hubungannya dengan objek penelitian memang merupakan suatu masalah yang harus
dipecahkan atau dijawab melalui penelitian ilmiah(silean, 2013).
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stoner (1982)
mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan
dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi ( Ridha Nikmatur, 2017).

2.2 Menentukan Masalah


Salah satu langkah yang paling penting dalam penelitian adalah penentuan
masalah. Pemecahan adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada suatu yang
dipermasalahkan sehingga harus di bedakan dengan permasalahan. Saat berbicara
tentang “Kinerja Guru” berarti berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi berbicara
tentang “mengapa terjadi kemerosotan kinerja guru” adalah suatu permasalahan yang
memerlukan pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada hakikatnya
suatu permasalahan tidak berdiri sendiri dan terpisah dari faktor-faktor lain.
Permasalahan dapat merupakan variable yang menjadi tema pokok penelitian, dapat
pula berupa kasus yang menjadi focus suatu penelitian. Suatu variable atau suatu
kasus akan diangkat menjadi permasalahan penelitian jika terjadi kesenjangan antara
kenyataan dan seharusnya dari variable atau kasus tersebut.
Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan yang
baik. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang baik (tepat)
untuk dijadikan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik
2. Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang berkepentingan dalam
bidang tertentu.
3. Permasalahan yang dipilih merupakan suatu yang baru.
4. Mengundang rancangan yang lebih kompleks
5. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.
6. Tidak bertentangan dengan moral.
Kriteria atau ciri dalam memilih dan menentukan masalah penelitian adalah:
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian, seperti mempunyai
keaslian, merupakan hal yang penting, dapat diuji, mengungkapkan suatu
hubungan antara 2 variable atau lebih, jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
2. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak masalah
yang dipilih sekurang-kurangnya menarik bagi si peneliti dan cocok dengan
kualifikasi peneliti.
Kemudian yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah kesanggupan
peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah serta mengetahui sumber-sumber
dari masalah tersebut.

2.3 Mengidentifikasi Masalah


Permasalahan biasanya akan muncul apabila terdapat kesenjangan atau perbedaan:
antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang
diperlukan dan apa yang tersedia, dan hal-hal lain yang bertentangan antara apa yang
diharapkan dan kenyataan. Pada saat ini banyak sekali kesenjangan mengenai
pengetahuan dan teknologi, informasi yang tersedia kurang mencukupi, teknologi
yang ada tidak memenuhi kebutuhan, dan sebagainya. Untuk itulah penelitian
dilakukan, sehingga kesenjangan tersebut tidak dapat dihilangkan sama sekali,
minimal dapat diperkecil. Pernyataan masalah haruslah mendeskripsikan latar
belakang masalah (faktor-faktor apa yang menyebabkan hal tersebut menjadi
masalah) dan rasionalisasi atau jastifikasi untuk studi. Sesuatu yang legal atau etika
yang bercabang-cabang yang terkait dengan masalah harus didiskusikan dan
dipecahkan.
Identifikasi masalah ialah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah
dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah. Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca mendapatkan
sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Dalam praktiknya, kita
sering menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi masalah. Hal ini disebabkan
oleh dua kemiskinan yang kita miliki selama ini, yaitu kemiskinan materil dan
kemiskinan metodologis. Kemiskinan materil menyangkut apa yang akan menjadi
masalah, sedangkan kemiskinan metodologis menyangkut bagaimana memecahkan
masalah. Untuk mengatasi kedua hal tersebut, maka jadilah spesialis, seperti bersikat
kritis dalam membaca, mendengar, dan berpikir (Usman, 2009).
Sebagai spesialis dibidang tertentu membuat seseorang berkesempatan untuk
meneliti seacara rinci masalah-masalah yang belum terpecahkan. Seorang yang
bersikap kritis dalam membaca, mendengar, dan berpikir menjadikan dirinya kaya
dengan masalah-masalah yang belum terpecahkan. Seorang yang senang
mengungkapkan gagasan hasil penelitian mutakhir melalui observasi kancah, diskusi,
dan tulisan, membuat dirinya mendapatkan berbagai masalah yang belum
terpecahkan.
Identifikasi masalah tidak boleh tiba-tiba muncul, melainkan didasarkan pada
masalah yang sudah tertulis, baik secara implisit (tersirat) maupun eksplisit (tersurat)
dilator belakang masalah. Artinya identifikasi masalah hanya diambil dari latar
belakang masalah. Identifikasi masalah tidak boleh memunculkan masalah baru yang
tidak ada dalam latar belakang masalah.
Identifikasi masalah sebaiknya menggunakan kalimat Tanya yang dimulai
dengan bagaimana atau mengapa, karena mutunya lebih tinggi dari pada hanya
menjawab apa, untuk apa, siapa, dan dimana. Identifikasi masalah dalam penelitian
kuantitatif bersifat deskriptif, hubungan (relationship), pengaruh (asosiative), dan
perbedaan (difference). Deskriptif biasanya dimulai dengan pertanyaan “Apakah?”
Hubungan biasanya dimulai dengan pertanyaan “Adakah hubungan?” Pengaruh
biasanya dimulai dengan pertanyaan “Adakah pengaruh?” Perbedaan biasanya
dimulai dengan pertanyaan “Adakah Perbedaan?”.
Kegiatan mengidentifikasi masalah dapat diilustrasikan bagaikan seorang masuk
ke rumah makan padang. Dimeja tersedia berbagai macam masakan dan minuman.
Semua maskan dan minuman yang dihidangkan di meja dicatat olehnya sebagai
identifikasi makanan dan minuman. Usman (2009) menuliskan beberapa contoh
identifikasi masalah, antara lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang muncul
dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a. Bagaimana hubungan motivasi kerja guru dengan prestasi kerja guru?
b. Bagaimana hubungan kepuasankerja guru dengan prestasi kerja guru?
c. Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja guru?
d. Bagaimana cara meningkatkan kepuasan kerja guru?
e. Bagaimana cara meningkatkan prestasi kerja guru?
f. Bagaimana cara meningkatkan prestasi akademik guru?
g. Bagaimana cara meningkatkan prestasi nonakademik guru?

2.4 Merumuskan Masalah


Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan
pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan
atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik
berarti telah menjawab setengah pertanyaan (masalah). Masalah yang dirumuskan
dengan baik bukan saja membantu memusatkan pikiran, tetapi juga sekaligus
mengarahkan cara berpikir kita. Berikut contoh rumusan masalah penelitian :
1. Bagaimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
2. Apa saja faktor-faktor mempengaruhi masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan.
Rumusan Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan.
Dengan demikian merumuskan tujuan penelitian (harus relevan dengan
masalahnya dan sejalan pula dengan judulnya), hasil penelitiannya, serta harus sesuai
pula dengan tujuan yang telah ditetapkan( Jamal, 2012).
Pertanyaan penelitian sebaiknya dinyatakan dalam pertanyaan-pertanyaan
(Kerlinger 1986: 16, Sukardi, 1973). Sebagai contohnya dapat dilihat sebagai berikut.
1. Apa akibat dari perbedaan jenis penghargaan atas prestasi siswa?
2. Apa pendapat manajer, staf administrasi, dan guru senior terhadap praktik
akreditasi sekolah kejuruan dan lembaga terhadap pendidikan?
3. Seberapa sering pelaksanaan penilaian akreditasi dari lembaga-lembaga
akreditasi?
4. Apa keuntungan dari akreditasi atas lembaga kejuruan dan teknik?
Dari contoh-contoh yang disebutkan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya merumuskan masalah penelitian itu dapat bervariasi dan tergantung
kepada kesenangan peneliti. Oleh karena itu, perlu hati-hati dan jeli dalam
mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian. Yang perlu diperhatikan dalam hal
ini adalah adakah ditunjukkan dalam rumusan tersebut karakteristik yang telah
disebutkan diatas (Sukardi, 2003).

2.5 Tujuan penelitian


Dalam beberapa penelitian dimana permasalahannya sangat sederhana terlihat
bahwa tujuannya sepertinya merupakan pengulangan dari rumusan masalah, hanya
saja rumusan masalahnya dinyatakan dengan pertanyaan, sedangan tujuan dituangkan
dalam bentuk pernyataan yang biasanya diawali dengan kata ingin mengetahui.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dilakukan dengan baik, yaitu : spesifik, terbatas, dapat
diukur, dan dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian.
Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut
( Sandu siyoto, 2015).
Menurut Sukardi (2003), ada beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai
dapat dilihat diantara lain:
1. Memperoleh infomasi baru
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan infomasi atau data yang masih baru
jika dilihat dari aspek si peneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta
tersebut telah ada dan berada disuatu tempat dan waktu lama. Apabila fakta tersebut
baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka
dapat dikatakan data baru. Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut
misalnya fakta sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari
situs tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang
berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bagunan yang
merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkelogi
adalah peninggalan pada zaman mataram kuno.
Demikian pula dengan hasil studi para siswa, hasil produksi suatu perusahan,
persepsi masyarakat terhadap suatu kebijakan pemerintah dan isu yang berkembang
dan sebagainya, adalah merupakan data yang baru jika mereka disusun dan dicari
oleh peneliti.
2. Mengembangkan dan menjelaskan
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Fungsi kedua ini
penting dan bermanfaat secara signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan
permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau
pengulangan tenaga yang sia-sia. Mereka perlu menggali dari variasi sumber-sumber
pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan yang
hendak dipecahkan. Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan
melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat
sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis
penelitian.
3. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan
Ubahan yang didalam istiah penelitian disebut variable adalah symbol yang
digunakan untuk mentranfer gejala ke dalam penelitian. Seorang peneli perlu
mengetahui variable yang disebut variable bebas atau independent variable dan
variable tergantung atau sering pule disebut dependent variable, sehingga ia dapat
mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variable yang lainnya. Dan
kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variable yang ada; dapat
memprediksi apa yang terjadi di antara variable atau bahkan mengontrol mereka
untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Tujuan penelitian yang ketiga ini
penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang mencakup
menerangkan, memprediksi, dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa
seseorang tersebut adalah orang ahli atau umaroh yang memiliki kelebihan apabila
dibandingkan dengan orang awam.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian adalah sebuah pencarian terstruktur dengan menggunakan metodologi
ilmiah yang secara umum diakui untuk menyelasaikan suatu masalah dan atau
menciptakan pengetahuan baru yang biasanya dapat diaplikasikan. Penelitian
dilakukan bermula dari adanya masalah. Dalam hal ini, masalah penelitian jangan
diartikan sebagai masalah atau kendala yang terjadi atau kendala yang dihadapi ketika
mengadakan penelitian dan kendala itu tidak ada hubungannya dengan objek
penelitian memang merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan atau dijawab
melalui penelitian ilmiah.
Salah satu langkah yang paling penting dalam penelitian adalah penentuan
masalah. Pemecahan adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada suatu yang
dipermasalahkan sehingga harus di bedakan dengan permasalahan. Identifikasi
masalah ialah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek
tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi
masalah bertujuan agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang
berhubungan dengan judul penelitian.
Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan
pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan
atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik
berarti telah menjawab setengah pertanyaan (masalah).
Beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai dapat dilihat diantara lain:
a. Memperoleh infomasi baru
b. Mengembangkan dan menjelaskan
c. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan

3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca maupun dosen pengampu. Dan
dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal untuk kita nantinya dalam
membuat suatu proposal penelitian yang efisien dan sistematis.
DAFTAR PUSTAKA

Asra, Abuzar, dkk. 2016. Metode Penelitian Survei. Bogor: IN MEDIA.

Jamal, syafruddin. 2012. Merumuskan Tujuan dan Manfaat Penelitian. Jurnal Ilmiah
Dakwah dan Komunikasi.Vol III No.5.

Ridha, Nikmatur. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma


Penelitian. Jurnal Hikmah, Volume 14, No. 1, ISSN :1829-8419.

Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Bogor: IN MEDIA.

Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi Media


Publishing.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Purnomo S.A. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai