Anda di halaman 1dari 6

MES619307 – PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES

TUGAS 002
ANALISIS TEKNIK PADA KOMPONEN
PERMESINAN V-BELT

Disusun Oleh:
Yudha Nurfauzi Nugraha (3331190016)
Mohammad Angga Kusuma (3331190035)
Muhammad Yusuf Alfarizqi (3331190063)
Farhan Abdul Aziz (3331190083)
Naufal Hilmi Wijaya (3331190085)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2020
A. Deskripsi V-belt
Sistem yang paling umum untuk mentransmisikan daya dari penggerak ke
poros penggerak adalah sabuk, roda gigi, dan penggerak rantai. Sabuk atau belt
dalam istilah mekanikal merupakan komponen berbentuk loop berbahan fleksibel
yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih poros berputar secara
mekanis. Sabuk dapat digunakan sebagai sumber gerak, menyalurkan tenaga atau
daya secara efisien. Sistem ini adalah salah satu sistem penyalur daya paling awal
dan banyak digunakan selama Revolusi Industri. Kemudian, permintaan akan mesin
yang lebih bertenaga, dan pertumbuhan pasar besar seperti industri otomotif
mendorong desain sabuk baru. Penggunaan sabuk yang masih dapat dijumpai saat
ini ada pada komponen mesin kendaraan, salah satunya adalah V-belt.

Gambar 1.1 Komponen V-belt dan Pulley

V-belt adalah sabuk yang memiliki kegunaan untuk menyalurkan tenaga di


antara poros pulley. Bentuk penampang sabuk ini adalah trapesium yang terlihat
seperti huruf V. Sabuk akan dibelitkan disekeliling alur pulley yang membentuk V
pula. Perbedaan yang paling mencolok antara pulley V-belt dan jenis pulley lainnya
(sabuk bulat, datar, dll.) adalah geometri alur atau alur yang terletak di sekitar
lingkar katrol pulley. Alur ini memandu dan mendapatkan traksi pada V-belt.

B. Fungsi Utama V-belt

Pulley V-belt merupakan salah satu elemen mesin untuk mentransmisikan


daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Pulley damper mobil berfungsi
untuk menggerakan berbagai onderdil kendaraan melalui hubungan dari V-belt. V-
belt digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang
berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Sumber dari semua pergerakan
tersebut adalah dari pergerakan putaran mesin mobil yang dihubungkan oleh V-belt
dengan bantuan pulley ke berbagai komponen lain seperti kompresor, pompa air
dan power steering. Semua komponen tersebut memiliki pulley penghubung untuk
menerima putaran yang disalurkan oleh V-belt tersebut. Karena itulah di dalam
kendaraan terdapat beberapa buah pulley yang saling berhubungan satu sama lain
untuk menggerakkan berbagai komponen lainnya.

C. Persyaratan Spesifikasi dan Desain V-belt

Untuk dapat merancang komponen V-belt yang mampu memenuhi standar


kebutuhan pasar, diperlukan identifikasi persyaratan material dan desain dari
produk. Persyaratan (requirement) material V-belt antara lain:

1. Memiliki Kekuatan Tarik yang Tinggi


V-belt memiliki bagian tensile member yaitu komponen yang dapat
direnggangkan yang berupa kawat dengan tingkat kekuatan yang tinggi
serta hanya mengalami sedikit regangan ketika ditarik. Hal tersebut
guna menjamin kestabilan panjang dari sabuk serta menghindari sabuk
mengalami kegagalan berupa putus.
2. Tingkat Elastisitas yang Tinggi
Elastisitas berkaitan dengan kemampuan untuk dapat kembali ke
dimensi awal setelah beban dihilangkan. Komponen V-belt harus
mampu mempertahankan dimensinya pada saat beroperasi sehingga
pada badan sabuk tidak mengalami peristiwa mulur.
3. Nilai Ketangguhan yang Tinggi
V-belt pada saat beroperasi dapat mencapai kondisi putaran tinggi. Hal
ini mengharuskan sabuk memiliki ketangguhan yang mumpuni agar
ketika mendapat beban besar dan tiba-tiba, sabuk tidak akan mengalami
kegagalan.
4. Tingkat Keausan Komponen Seminimal Mungkin.
Setiap komponen mesin yang bergerak akan mengalami gesekan yang
sifatnya merusak. V-belt dan pulley yang bergerak perlu meminimalisir
keausan agar memperpanjang usia komponen.

Adapun persyaratan desain untuk komponen V-belt adalah sebagai berikut:


1. Bentuk Sabuk Mampu Menyalurkan Traksi ke Pulley
Sabuk yang fungsi utamanya menyalurkan tenaga melalui gesekan harus
memiliki bentuk yang dapat menyediakan traksi kepada benda yang
akan diputar olehnya. V-belt dirancang memiliki pola alur berbentuk
huruf V agar mampu menyalurkan tenaga dengan tingkat efisiensi
setinggi mungkin tanpa menimbulkan banyak gesekan yang dapat
mengakibatkan timbulnya aus pada komponen.

Gambar 1.2 Penampang V-belt

2. Ukuran serta Dimensi Pulley dan V-belt yang Sesuai dengan


Penggunaannya
Kesesuaian dimensi pulley dan V-belt berkaitan dengan keoptimalan
kinerja dan performanya. Jika pulley dengan ukuran tertentu
dipasangkan dengan V-belt yang tepat, maka beban kerja yang diterima
sabuk akan lebih ringan dan mampu membuat umur sabuk tahan lama.
Selain itu, ketepatan ukuran dan dimensi antara pulley dan V-belt akan
menghasilkan penyaluran tenaga yang stabil dan kecepatan putaran
yang optimal. Apabila putaran yang disalurkan tidak sesuai maka akan
berpotensi merusak komponen-komponen yang terhubung dengan V-
belt.
D. Material Kandidat
Berdasarkan persyaratan material dan desain untuk komponen V-belt yang
telah diidentifikasi, maka kita dapat memilih kandidat material untuk nantinya
dibawa ke tahap selanjutnya. Material yang digunakan untuk pembuatan V-belt
yaitu dengan bahan dasar karet. Sifat mekanis yang paling diperhatikan dalam
karakteristik material ini yaitu ketahanan sobek, ketahanan kikis, kemuluran atau
elastisitas, dan kekuatan tarik yang memenuhi telah persyaratan material. Karet
EPDM (ethylene propylene diene monomer) merupakan karet sintetis yang
memiliki ketahanan terhadap cuaca, bahan kimia, dan penuaan yang baik. EPDM
dihasilkan dari polimerisasi etilen dan propilen dengan sedikit diene. EPDM banyak
digunakan dalam industri dan otomotif karena memiliki waktu pematangan yang
lambat dan waktu induksi yang lama (Choi et al., 2006; Dijkhuis et al., 2009).
Badan sabuk juga akan dipasang benang (cord) yang dianyam, biasa terbuat dari
besi maupun poliester yang berfungsi sebagai penguat V-belt.
DAFTAR PUSTAKA

BSN (Badan Standardisasi Nasional). 1989. SNI 06-1546-1989 Sabuk V untuk


industri. Indonesia: BSN.

Choi, S., Kim, J., & Woo, C. 2006. Accelerated thermal aging behaviors of
EPDM and NBR vulcanizates. Bull. Korean Chem. Soc.

Dijkhuis, K. a J., Noordermeer, J. W. M., & Dierkes, W. K. 2009. The


relationship between crosslink system, network structure and material properties
of carbon black reinforced EPDM. European Polymer Journal, 45(11).

Eka M., Hesty, Ratna D., Indiah. 2016. Kajian Standar Sabuk-V Karet untuk
Motor Matik. Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik. Yogyakarta.

Fratomo, L. I. 2013. Cara Kerja dan Troble Shooting CVT Suzuki Spin 125R.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai