Anda di halaman 1dari 11

Jacob Bronowski's

THE ASCENT OF MAN:


"The Music of the Spheres"
(The language of numbers and mathematics)

Oleh:
Andri Wicaksono
(7317140098)
A. Pendahuluan
"The Music of the Spheres" adalah Program 5 dari 13 yang terdiri dari
seluruh seri yang disebut The Ascent of Man. Buku ini merupakan versi cetak dari
gagasan dasar yang telah dituangkan dalam program televisi hasil produksi BBC
(British Broadcasting Corporation) oleh Bronowski. Program serial TV itu
memaparkan perkembangan sains di dunia, yang terus meningkat melalui
pemahaman rasional manusia. Perkembangan sains itu sendiri menunjukkan
tahapan-tahapan kenaikan (ascent) atau menanjaknya posisi manusia melalui anak-
anak tangga suatu evolusi kebudayaan.
Buku The Ascent of Man lebih luas dari sekadar uraian tentang
perkembangan sains, lebih tepat menggambarkan filsafat daripada sejarah,
menjelaskan filsafat tentang alam daripada sains. Subjek buku ini adalah versi
kontemporer dari apa yang biasa disebut Filsafat tentang Alam. Tidak ada filsafat,
bahkan tidak ada sains yang bermartabat, tanpa kemanusiaan (humanity).
Penegasan ini terlihat dalam isi buku The Ascent of Man. Pemahaman tentang alam
adalah langkah menuju pemahaman tentang hakikat manusia itu sendiri, serta
kondisi manusia di dalam alam.
Sebuah kerangka berpikir yang lebih untuk memahami alam karena temuan-
temuan baru dalam biologi manusia telah memberi arah baru pada pemikiran ilmah.
Suatu pergeseran dari yang umum ke spesifik. Dari umum ke khusus. Dari mula
sampai akhir. Yang menjadi mula dunia dan yang dapat menghancurkan dunia.
Dalam bab 5, The Music of the Spheres, Bronowski menunjukkan
perkembangan ilmu matematika yang menurutnya merupakan sains yang paling
canggih dan terelaborasi. Matematika merupakan tangga, baik bagi pemikiran mistik
maupun rasional dalam peningkatan intelektual manusia. Konsep yang mencakup
dalam setiap pembahasan matematika, yaitu: gagasan logis tentang bukti (proof),
gagasan empiris tentang hukum pasti alam (khususnya tentang ruang), munculnya
1

konsep operasi dan gerakan dalam matematika, dari deskripsi tentang alam yang
statis ke dinamis.

B. Pembahasan

Pembahasan berikut didasarkan pada BAB V dari Jacob Bronowski, seri


sejarah ilmu pengetahuan dan penemuan, The Ascent of Man (1973). Ini adalah
tentang munculnya matematika.
1. Pythagoras dan Musik

“Pada
tingkatan
paling dalam,
realitas adalah
matematika
alami
(natural)”

Masyarakat yang paling primitif pun memiliki sistem angka. Dari tahap
fundamental tersebut, banyak kebudayaan telah membangun sistem angka mereka
sendiri, biasanya sebagai bahasa tertulis dengan konvensi yang mirip. Orang
Babilon, Maya, dan India misalnya, menemukan penulisan angka-angka besar
dengan cara yang pada dasarnya sama, seperti urutan digit yang kita gunakan
meskipun mereka hidup terpisah jauh dalam ruang dan waktu.
Pengetahuan tentang angka-angka, aritmatika, matematika, geometri
berkembang sejak dari peradaban kuno seperti Babilonia, Mesir, India, Yunani.
Tokoh-tokohnya, seperti Pythagoras, Euclid, dan Ptolemy.
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia.
Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal
sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap
filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
2

Pythagoras berhasil dalam memberikan landasan pada gambar dunia yang


sesuai dengan "alam diperintahkan oleh angka." (Gambar alternatif bahwa angka-
angka tersebut adalah bahasa alam). Konsepsi ini pada gilirannya menunjukkan
bahwa ada kemungkinan bagi pikiran manusia untuk memahami kesatuan mendasar
di balik berbagai aneka penampilan yang dihadapi dalam ketakutan sensorik kita
tentang dunia. Bagian dari apa yang terkesan pengikut Pythagoras adalah bahwa ia
mampu menyajikan demonstrasi yang meyakinkan bahwa ini mungkin benar untuk
tiap dua dimensi fisik yang berbeda dari dunia.
Pythagoras adalah salah seorang pemikir utama dalam filsafat, matematika,
musik, dan kosmologi. Tetapi, karena tidak ada karyanya yang selamat, pencapaian
Pythagoras seolah pudar di dalam ketidakjelasan. Tradisi Pythagorean mengatakan
bahwa Pythagoras pergi berkeliling ke Mesir, Mesopotamia, dan Persia ketika dia
masih muda, dan itu sebabnya kita dapat berpikir bahwa dia mengambil banyak
konsep penting dari tiap daerah itu.

Phytagoras menemukan relasi dasar antara musik harmoni dan matematika.


Pythagoras membagi tiga jenis musik dalam filsafatnya: musica instrumentalis,
musik pada umumnya dengan memetik lyra, meniup pipa, dan seterusnya; musica
humana, musik yang ada secara terus-menerus tetapi tidak terdengar, yang
dibentuk oleh setiap manusia, khususnya resonansi yang harmonis (atau
disharmonis) antara jiwa dengan tubuh; dan musica mundana, musik yang dibentuk
dari kosmos sendiri, yang juga disebut sebagai music of the spheres (musik alam
semesta) tentang relasi aritmatika antara interval harmonis. Pythagoras
“menemukan” suatu hubungan antara dunia bunyi musik yang abstrak dengan dunia
angka yang abstrak. Dilanjutkan dengan eksperimen yang dilakukannya
3

menggunakan senar dengan perbandingan yang sama, maka ia mendapatkan teori


angka di dalam musik. Dan Pythagoras dalam filsafatnya meyakini bahwa yang
menjadi dasar segala sesuatu itu adalah angka (Aldo, Lammy, 2007).
Pythagoras menjadikan matematika sebagai dasar pemikiran dalam teori
musik. selanjutnya, Pythagoras menyatakan bahwa ia bukanlah musisi. Karya
Pythagoras ini menjadi awal dari kelahiran skala diatonik. Tuning yang
dikembangkan Pythagoras berasal dari hasil perenungan selama beberapa tahun
tentang penyebab yang mengatur harmoni dan disonansi (Tanjung, 2014).

2. Bahasa Bilangan
Bahasa bilangan dapat dipahami dengan matematika di balik “kotak ajaib”
(Magic Square). Memahami matematika ini memungkinkan pembangunan kotak
ajaib dalam berbagai ukuran. Urutan tinggi kotak ajaib tampaknya
mengkomunikasikan bahasa dalam bentuk angka dan memberikan informasi
tentang waktu (seperti dalam kalender) dan ruang (seperti dalam Teorema
Pythagoras).
Bahasa bilangan dibuat menggunakan contoh dari filsuf kuno yang saat ini
hilang. Fragmen yang telah sampai kepada kita bukan untuk membuktikan
keberadaannya, tapi memberikan cahaya pada unsur-unsurnya; mereka menulis
dalam bahasa yang seharusnya dipahami, sama seperti penulis modern
menggunakan istilah ‘aljabar’ (d’Olivet, 1917: 228).
Orang-orang Babilonia telah menemukan sistem bilangan sexagesimal yang
kemudian berguna untuk melakukan perhitungan berkaitan dengan ilmu-ilmu
perbintangan. Para astronom pada jaman Babilonia telah berusaha untuk
memprediksi suatu kejadian dengan mengaitkan dengan fenomena perbintangan,
seperti gerhana bulan dan titik kritis dalam siklus planet (konjungsi, oposisi, titik
stasioner, dan visibilitas pertama dan terakhir). Mereka menemukan teknik untuk
menghitung posisi ini (dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur, diukur relatif
terhadap jalur gerakan jelas tahunan Matahari) dengan berturut-turut menambahkan
istilah yang tepat dalam perkembangan aritmatika. Matematika di Mesir Kuno di
samping dikarenakan pengaruh dari Masopotamia dan Babilonia, tetapi juga
dipengaruhi oleh konteks Mesir yang mempunyai aliran sungai yang lebar dan
panjang yang menghidupi masyarakat Mesir dengan peradabannya. Persoalan
4

hubungan kemasyarakatan muncul dikarenakan kegiatan survive bangsa Mesir


menghadapi keadaan alam yang dapat menimbulkan konflik diantara mereka,
misalnya bagaimana menentukan batas wilayah, ladang atau sawah dipinggir sungai
Nil. Pada jaman Mesir Kuno, Geometri telah tumbuh pesat sebagai cabang
Matematika.
Pythagoras adalah seorang sarjana Yunani Kuno yang menelurkan teori dan
ide yang terkenal dalam ilmu geometri. Thales dan Pythagoras mempelopori
pemikiran dalam bidang Geometri, tetapi Pythagoraslah yang memulai melakukan
atau membuat bukti-bukti matematika. Sampai masa pemerintahan Alexander
Agung dari Yunani dan sesudahnya, telah tercatat Karya monumental dari Euclides
berupa karya buku yang berjudul Element (unsur-unsur) yang merupakan buku
Geometri pertama yang disusun secara deduksi (Marsigit, 2007:1).
Pythagoras menjelaskan bahwa alam dan jumlahnya
erat terkait, mengacu pada Teorema Pythagoras sebagai
contoh, karena sering digunakan untuk membangun struktur
seperti piramida Mesir kuno dan Taman Gantung. Dia terus
menjelaskan bagaimana agama Islam menyebarkan
penemuan astrolabe dan digunakan untuk menghitung garis
lintang, matahari terbit, dan matahari terbenam.
Angka adalah bahasa alam (Daddy, etc., 2009),
Pythagoras menunjukkan dalam dua cara:
a. Dia menunjukkan bagaimana musik yang terdengar bagus adalah musik
yang dimainkan pada string yang datang dengan panjang tertentu - mereka
yang bilangan bulat.
b. Pada sekitar 550 SM ia mengambil penemuan matematika dari orang-orang
Mesir dan Babilonia, yang bagi mereka hanya temuan, dan menunjukkan
bagaimana mereka diikuti dari sifat elemen sederhana - bukti matematika
pertama yang diketahui.
Hal ini menunjukkan seberapa jumlah pasti dengan sifat dunia, bagaimana itu
adalah bahasa rahasia alam. Bukti dalam geometri mencapai puncaknya mereka
300 tahun kemudian di Alexandria, Euclid menuliskan semua yang utama dalam
sebuah buku The Elements. Ini adalah salah satu buku yang paling disalin dan
diterjemahkan dalam semua sejarah.
5

3. Peradaban Islam di Spanyol (Andalusia)


Peradaban Islam adalah peradaban yang berjasa menterjemahkan,
menyerap, dan menyelamatkan warisan dari peradaban Yunani ini, yang diperkaya
kemudian oleh para ilmuwan Muslim. Ketika itu Eropa masih dalam zaman
kegelapan. Benua Amerika malah belum ditemukan.
Orang-orang Arab menciptakan penggunaan notasi desimal modern dan
desain simetris. Saya sangat tertarik pada deskripsi tentang bagaimana Alhazen
menyadari bahwa kita bisa melihat karena benda memantulkan sinar ke mata kita,
bukan karena mata kita menciptakan cahaya yang memantul kembali kepada kami
dari objek. Saya menemukan bab yang sangat menarik dan belajar banyak informasi
tentang matematika dan hubungannya dengan alam. Saya akan merekomendasikan
hal ini kepada siapa saja yang suka belajar tentang bagaimana manusia
berkembang dalam hal ilmu pengetahuan dan matematika.
Yunani menerapkan geometri untuk bintang-bintang, dengan gerakan
matahari dan planet-planet. Dalam M 150, Ptolemy menuliskan bahwa model yang
indah dari langit, dari lingkaran dalam lingkaran, dalam sebuah buku, yang mencapai
selama lebih dari seribu tahun. Itu datang ke Barat dari Yunani tidak melalui Roma,
yang peduli sedikit untuk pelajaran Matematika dan ilmu pengetahuan, tetapi melalui
orang-orang Arab.
Orang-orang Arab juga membawa ke Barat astrolabe (digambarkan di atas
pos). Ini merupakan sebuah instrumen yang mengukur ketinggian bintang atau
matahari yang diletakkan di atas peta bintang. Dengan itu Anda dapat bekerja di luar
garis lintang, matahari terbit, matahari terbenam, waktu untuk shalat dan arah
Mekah. Itu adalah penemuan Yunani bahwa orang Arab yang dibuat jauh lebih
bermanfaat.
Tapi yang lebih penting daripada Ptolemy atau astrolabe adalah angka Arab
dengan menambahkan angka nol (kata Arab), membuat angka jauh lebih sederhana
untuk digunakan dibandingkan Romawi tua (atau bahkan Yunani) urut akan
memungkinkan. Orang-orang Arab membawa nol dari India pada 750, tapi butuh
500 tahun untuk menangkap di Barat.
Muhammad tidak mengijinkan para pengikutnya untuk melukis bentuk
manusia sehingga seni Arab menjadi sebuah drama yang indah bentuk. Itu
6

matematika sebagai seni. Bronowski menunjukkan istana indah Alhambra sebagai


contoh.
Granada adalah salah satu
propinsi di negara Spanyol.
Daerahnya pegununungan berbatu
dan gersang. Namun, berkat orang
Moor yang pintar, Granada memiliki
taman surga. Itulah istana Al Hambra.

Taman di istana Al Hambra tidak hanya hebat dengan kolamnya. Zaman itu orang
Moor sudah punya rasa keindahan yang sangat tinggi. Tanaman di Al Hambra
dibentuk menyerupai gua dan lorong. Dinding-dinding istana dihiasi ukiran yang
sangat indah. Ukiran itu berupa tulisan Arab yang memuji kebesaran Tuhan. Orang
Moor membuat taman di Al Hambra sebagai gambaran surga.
َ ِ‫ِين فِي َها ۚ َو ٰ َذل‬
‫ك ْٱل َف ْو ُز ْٱل َعظِ ي ُم‬ ٍ ‫ك ُحدُو ُد ٱهَّلل ِ ۚ َو َمن يُطِ ِع ٱهَّلل َ َو َرسُولَهُۥ ي ُْدخ ِْل ُه َج ٰ َّن‬
َ ‫ت َتجْ ِرى مِن َتحْ ِت َها ٱأْل َ ْن ٰ َه ُر ٰ َخلِد‬ َ ‫ت ِْل‬
QS. An-Nisa' [4] : 13
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah.
Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.

‫ت َتجْ • ِرى مِن‬ ٍ ‫يض َح َر ٌج ۗ َو َمن يُطِ ِع ٱهَّلل َ َو َر ُس •ولَهُۥ ي ُْدخ ِْل• ُه َج ٰ َّن‬
ِ ‫ْس َعلَى ٱأْل َعْ َم ٰى َح َر ٌج َواَل َعلَى ٱأْل َعْ َر ِج َح َر ٌج َواَل َعلَى ْٱل َم ِر‬
َ ‫لَّي‬
‫ َتحْ ِت َها ٱأْل َ ْن ٰ َه ُر ۖ َو َمن َي َت َو َّل ُي َع ِّذ ْب ُه َع َذابًا أَلِيمًا‬QS. Al-Fath [48] : 17
7

Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan
atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang
taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa
yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.

4. Renaissance
Italia sering dipandang sebagai tempat kelahiran zaman Pencerahan.
Namun, konsepsi pencerahan itu sebetulnya berasal dari Spanyol pada abad ke-12,
sesudah persentuhan dengan imperium dan kebudayaan Islam. Hal itu
dilambangkan dengan adanya sekolah penterjemahan terkenal di Toledo, di mana
teks-teks kuno diubah dari bahasa Yunani (yang sudah dilupakan oleh Eropa)
melalui bahasa Arab dan Ibrani (Hebrew) ke bahasa Latin.
Di Toledo, di tengah kemajuan-kemajuan intelektual lain, sebuah perangkat
awal tabel astronomi dibuat, sebagai ensiklopedia posisi bintang-bintang.
Karakteristik kota dan waktu menuNjukan tabel itu dari Kristen, namun angka-angka
yang digunakan adalah karakter Arab, dan sampai sekarang karakter angka-angka
itu bisa dianggap modern.
Satu hal orang-orang Yunani punya benar-benar salah adalah bagaimana
benda terlihat di ruang angkasa: perspektif. Itu Alhazen, salah satu pemikir Arab
yang besar, yang sudah benar. Itu terjadi pada 1000 s. Dalam pelukis West Italian
dibutuhkan untuk pertama kali di tahun 1400-an. Ini adalah apa yang membuat
lukisan-lukisan Renaissance begitu berbeda dari apa yang datang sebelumnya.
Bronowski menyatakan bahwa pada gilirannya eksplorasi perspektif (oleh
seniman Renaissance Italia (dan murid seperti Albrecht Dürer yang datang untuk
belajar dari tempat-tempat seperti Jerman) adalah kekuatan utama dalam
matematika. Salah satu hasil akhirnya adalah pengembangan dari apa yang
sekarang kita sebut diferensial kalkulus.
Dia mulai dengan kontras Carpaccio di St. Ursula dilukis pada 1495, dengan
pemandangan lukisan dari Florence, dicat sekitar 1350. Dalam jalannya diskusi, ia
menempatkan gambar Florence melalui transformasi visual ke modus dari
‘perspective’.
8

Pelukis "menganggap dirinya sebagai hal-hal rekaman bukan karena mereka


melihat, tetapi karena ‘pandangan tuhan’, peta kebenaran abadi, yaitu konsepsi apa
yang diwakili yang melihat dalam abstraksi waktu). Perspektif pelukis memiliki ciri
berbeda. Dia sengaja membuat kita menjauh dari tampilan mutlak dan abstrak.
Sudut pandang dalam waktu lebih dari dalam ruang.
Selanjutnya, ia ingin membuat titik bahwa niat ini baru dicapai dengan tepat
dengan matematika." Ini dia menggambarkan dengan ukiran Albrecht Dürer tentang
dirinya sendiri di tempat kerja gambar model dengan bantuan titik penampakan
vertikal dalam kombinasi dengan grid kawat ditempatkan antara dirinya dan objek
untuk memegang visi.
9

Perspective Projection: Pictures for Geometry


1532. Dürer menarik perhatian pada implikasi dari
gagasan ‘pilihan waktu’ dengan menggambarkan
satu sudut pandang dirinya dalam
menggambarkan model dari sudut pandang lain:
penampil secara implisit membayangkan dirinya
berjalan di sekitar ruang untuk dilihat wanita dari
sudut pandang pelukis di tempat kerja. Jalan ini
yang terjadi dalam waktu, dan artis karena itu
dihadapkan dengan tugas, sebagai seorang
seniman, memetik satu saat keluar dari kontinum
mungkin saat-saat di mana dimungkinkan untuk
merenungkan subjek lukisan.
Lukisan Dürer “The Adoration of the Magi”.
Klaimnya bahwa rincian alam adalah ekspresi dari
dinamika waktu: Sapi dan keledai, pemuda dan
Perawan.”
Bronowski memberikan catatan akhir pada bab ini, yaitu gerakan di dunia
nyata tidak seragam. Mereka mengubah arah dan kecepatan dan mereka tidak
dapat dianalisis sampai matematika diciptakan di mana waktu adalah variabel. Itu
adalah masalah teoretis, tetapi praktis dan langsung di bumi -. dalam penerbangan
dari proyektil, pertumbuhan tanaman, percikan tunggal setetes cairan yang melewati
perubahan mendadak dari bentuk dan arah.
Renaissance tidak memiliki peralatan teknis untuk menghentikan bingkai foto
instan dengan instan. Tetapi, Renaissance memiliki peralatan intelektual: mata batin
pelukis dan logika matematika. Dengan cara ini Johannes Kepler setelah tahun 1600
menjadi yakin bahwa gerakan planet tidak melingkar dan tidak seragam. Ini adalah
bentuk elips dari planet yang berjalan pada kecepatan yang berbeda-beda. Hal ini
berarti bahwa matematika pola statis tidak akan lagi cukup.
Matematika gerak diciptakan oleh dua pikiran yang luar biasa di akhir abad
ketujuh belas - Isaac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibnitz bahwa kita berpikir
tentang waktu sebagai unsur alami dalam deskripsi alam;. Tapi itu tidak selalu
begitu. merekalah yang membawa gagasan tentang tangen, ide percepatan, ide
10

lereng, gagasan sangat kecil, dari diferensial. Ada sebuah kata yang telah dilupakan
tapi itu benar-benar nama yang terbaik untuk itu ‘fluks’, waktu yang berhenti.
Fluxions adalah nama Newton untuk apa yang biasanya disebut (setelah Leibniz)
diferensial kalkulus untuk menganggapnya hanya sebagai teknik yang lebih maju
malah kehilangan konten yang sebenarnya. Di dalamnya, matematika menjadi mode
dinamis pemikiran dan itu adalah langkah mental yang besar dalam peningkatan
manusia. Hal yang membuatnya bekerja adalah konsep langkah sangat kecil dan
terobosan intelektual memberikan arti. Tapi, kita dapat meninggalkan konsep teknis
untuk para profesional dan menyebutnya sebagai ‘matematika perubahan’ (Sarfaty,
2006; 297).
Hukum-hukum alam selalu dibuat dari angka sejak Pythagoras mengatakan
‘bahasa alam’. Tapi, sekarang bahasa alam harus memasukkan angka yang
menggambarkan waktu. Hukum alam menjadi hukum gerak dan alam sendiri
menjadi bukan serangkaian frame statis, melainkan suatu proses yang bergerak.

Referensi
Bronowski, Jacob. 1973. The Ascent of Man. Toronto: Little n Brown Company
Daddy, Puff ft RUN, Mase, Salt & Pepa, etc. 2009. “Jacob Bronowski: The Music of
the Spheres”. Tersedia (online). http://abagond.wordpress.com. diunduh pada 10
Oktober 2014.
Demystified. 2014. “Introduction to The Language of Numbers”. Tersedia (online).
http://luo-shu.com/book/introduction. diunduh pada 10 Oktober 2014
d'Olivet, Fabre. 1917. “The Golden Verses of Pythagoras”. Tersedia (online). sacred-
texts.com. diunduh pada 10 Oktober 2014
Lammy, Aldo. 2007. “Music and the Universe”. Tersedia (online).
http://www.buletinpillar.org/artikel/. diunduh pada 10 Oktober 2014
Marsigit. 2012. “ Sejarah dan Filsafat Matematika”. Makalah Bahan workshop guru
smk rsbi 2012. Yogyakarta: Fakultas Pascasarjana UNY
Sarfaty, Peter. 2006. “Jacob Bronowski, The Compassionate Scientist”Thesis for
Doctor of Philosophy. Murdoch University
Tanjung, Farid Aulia. 2014. “Pythagorean Tuning, Susunan Nada Secara Matematis
dari Pythagoras”. Tersedia (online). http://www.bglconline.com/. diunduh pada 10
Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai