I. KOMPETENSI
Area kompetensi:
Area Pengelolaan Informasi
Kompetensi inti :
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis,
pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan
pemantauan status kesehatan pasien
Komponen kompetensi:
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik
Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya
Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah
Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi
ilmiah secara sistematik
Area kompetensi :
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Kompetensi inti :
Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
Komponen kompetensi :
Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.
Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based
Medicine)
Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk
penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil
Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya
IV. PENILAIAN
Penilaian mahasiswa terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama menilai kemampuan yang mencakup:
Perumusan pertanyaan klinis
Identifikasi komponen PICO
Metode penelusuran artikel
Kesesuaian artikel dengan pertanyaan klinis
Bagian Kedua menilai kemampuan yang mencakup:
Menentukan validitas artikel
Menilai hasil penelitian
Menentukan kemamputerapan hasil tersebut
lebih minimal telah ditemukan dan senantiasa diperbaharui dari waktu ke waktu. Magnetic
resonance imaging (MRI) dan Whole body CT-scan merupakan sedikit contoh dari teknologi
diagnostik modern yang memiliki akurasi tinggi. Perkembangan obat baru juga jauh lebih
pesat, khususnya untuk terapi keganasan, penyakit-penyakit kardiovaskuler dan penyakit
degenaratif.
Jika disimak lebih jauh maka terlihat bahwa berbagai temuan dan hipotesis yang
pada masa lampau diterima kebenarannya, secara cepat digantikan dengan hipotesis-
hipotesis baru yang lebih sempurna. Demikian pula halnya dengan temuan obat baru yang
dapat saja segera ditarik dari perederan hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat
tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada
sebagian penggunanya.
Di awal 1990an diperkenalkanlah suatu paradigma baru kedokteran yang disebut
sebagai evidence based medicine (EBM) atau kedokteran berbasis bukti. Melalui paradigma
baru ini maka setiap pendekatan medik barulah dianggap accountable apabila didasarkan
pada temuan-temuan terkini yang secara medik, ilmiah, dan metodologi dapat diterima.
Perlahan tapi pasti, EBM telah menjadi jiwa dari ilmu kedokteran dan para klinisi maupun
praktisi medik di seluruh dunia segera mengadopsi EBM sebagai bagian dari implementasi
pelayanan medik yang berbasis bukti.
(1) Best research evidence. Di sini mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut
harus berasal dari studi-studi yang dilakukan dengan metodologi yang sangat terpercaya,
yang dilakukan secara benar. Studi yang dimaksud juga harus menggunakan variabel-
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
4
variabel penelitian yang dapat diukur dan dinilai secara obyektif (misalnya tekanan darah,
kadar Hb, dan kadar kolesterol), di samping memanfaatkan metode-metode pengukuran
yang dapat menghindari risiko "bias" dari penulis atau peneliti.
Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan ilmiah yang digunakan
untuk pengambilan keputusan terapi, maka dasar-dasar ilmiah dari suatu penelitian juga
perlu diuji kebenarannya untuk mendapatkan hasil penelitian yang selain up-date, juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
(2) Clinical expertise. Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu kemampuan klinik (clinical
skills) yang memadai. Di sini termasuk kemampuan untuk secara cepat mengidentifikasi
kondisi pasien dan memperkirakan diagnosis secara cepat dan tepat, termasuk
mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang menyertai serta memperkirakan kemungkinan
manfaat dan risiko (risk and benefit) dari bentuk intervensi yang akan diberikan. Kemampuan
klinik ini hendaknya juga disertai dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang
dianut oleh pasien serta harapan-harapan yang tersirat dari pasien.
(3) Patient values. Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau agama apapun
tentu mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status kesehatan dan penyakitnya. Pasien juga
tentu mempunyai harapan-harapan atas upaya penanganan dan pengobatan yang
diterimanya. Hal ini harus dipahami benar oleh seorang klinisi atau praktisi medik, agar
setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan selain dapat diterima dan didasarkan
pada bukti-bukti ilmiah juga mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimilik oleh pasien.
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
5
Efek dan khasiat obat yang ditawarkan oleh industri farmasi melalui duta-duta
farmasinya (detailer) umumnya unbalanced dan cenderung misleading atau dilebih-lebihkan
dan lebih berpihak pada kepentingan komersial. Penggunaan informasi seperti ini juga
termasuk dalam pendekatan abdikasi, yang jika diterima begitu saja akan sangat berisiko
dalam proses terapi.
Secara ringkas, ada beberapa alasan utama mengapa EBM diperlukan:
1. Bahwa informasi up-date mengenai diagnosis, prognosis, terapi dan pencegahan
sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari. Sebagai contoh, teknologi diagnostik
dan terapetik selalu disempurnakan dari waktu ke waktu.
2. Bahwa informasi-informasi tradisional tentang hal-hal di atas sudah sangat tidak
adekuat pada saat ini; beberapa justru sering keliru dan menyesatkan (misalnya
informasi dari pabrik obat yang disampaikan oleh duta-duta farmasi/detailer)
3. Dengan bertambahnya pengalaman klinik seseorang maka kemampuan/ketrampilan
untuk mendiagnosis dan menetapkan bentuk terapi (clinical judgement) juga
meningkat. Namun pada saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat
terbatasnya informasi yang dapat diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya
mengandalkan pengalaman, yang sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah) menurun secara signifikan.
4. Dengan meningkatnya jumlah pasien, waktu yang diperlukan untuk pelayanan
semakin banyak. Akibatnya, waktu yang dimanfaatkan untuk meng-up date ilmu
(misalnya membaca journal-journal kedokteran) sangatlah kurang.
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
6
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
7
tersebut. Untuk ini diperlukan kemampuan penelusuran informasi ilmiah (searching skill)
serta kemudahan akses ke sumber-sumber informasi. Penelusuran kepustakaan dapat
dilakukan secara manual di perpustakaan-perpustakaan fakultas kedokteran atau
rumahsakit-rumahsakit pendidikan dengan mencari judul-judul artikel yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada dalam journal-journal.
Pada saat ini terdapat lebih dari 25.000 journal biomedik di seluruh dunia yang dapat
di-akses secara manual melalui bentuk reprint. Dengan berkembangnya teknologi informasi,
maka penelusuran kepustakaan dapat dilakukan melalui internet dari perpustakaan, kantor-
kantor, warnet-warnet (warung internet), bahkan di rumah, dengan syarat memiliki komputer
dan seperangkat modem serta saluran telepon untuk mengakses internet.
Untuk electronic searching dapat digunakan Medline, yaitu CD Rom yang berisi judul-
judul artikel/publikasi disertai dengan abstrak atau ringkasan untuk masing-masing artikel.
Database yang terdapat dalam Medline CD-Rom ini memungkinkan kita melakukan
penelusuran (searching) artikel dengan cara memasukkan "kata kunci" (key words) yang
relevan dengan masalah klinik yang kita hadapi (misalnya pharyngitis, tonsilitis, dan
pneumonia). Dengan memasukkan kata kunci maka Medline akan menampilkan judul-judul
artikel yang ada di sebagian besar journal biomedik lengkap dengan nama pengarang
(authors), sumber publikasi (source) (misalnya JAMA, BMJ, Annals of Internal Medicine),
tahun publikasi hingga abstrak atau ringkasan dari artikel yang bersangkutan.
Penelusuran kepustakaan dapat juga dilakukan melalui internet, misalnya dengan
mengakses Cochrane Database of Systematic Reviews, Scientific American Medicine on
CD-ROM, dan ACP Journal Club. Pada saat ini kita telah dapat mengakses beberapa journal
biomedik secara gratis dan full-text, misalnya British Medical Journal yang dapat diakses
melalui internet.
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
8
appraisal atau telaah kritis ini dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk
menjaring apakah artikel-artikel yang kita peroleh memenuhi kriteria sebagai artikel yang
dapat digunakan untuk acuan.
Levels of evidence
Level Jenis bukti ilmiah
Ia Bukti berasal dari suatu meta-analysis atau systematic review
Ib Bukti berasal dari minimal 1 randomised controlled trial
IIa Bukti berasal dari minimal 1 studi non randomized trial
IIb Bukti berasal dari minimal 1 studi quasi experimental
III Bukti berasal dari studi non-experimental, seperti comparative studies, correlational
studies, and case studies, cohort, dan case control study
IV Bukti berasal dari laporan komite ahli (expert committee) atau opini dan atau
pengalaman klinis dari individu yang berkompeten
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
9
beberapa prasat medik yang sebelumnya dianggap benar dapat saja segera keliru dan
digantikan oleh prasat medik yang lebih efikasius dan aman.
Penggunaan prasat medik yang usang (obsolete) atau sudah tidak direkomendasikan
(abandoned) akan berdampak pada risiko terjadinya medical error. Oleh sebab itu setiap
praktisi medik perlu selalu meng-update keilmuannya agar setiap tindakan medik yang
dilakukannya dapat dipertanggungjawabkan secara benar dan didasarkan pada bukti-bukti
ilmiah yang terkini dan valid
Pendahuluan
Prognosis mengacu pada kemungkinan outcome dalam perjalanan klinik suatu
penyakit dan frekuensi kejadiannya dalam satu waktu (misalnya: kematian pada penderita
demensia) (Tugwell, 1981, Laupacis, dkk, 1994). Faktor prognosis adalah faktor-faktor
karakteristik (dermografi, klinik, penyakit penyerta) yang dapat digunakan untuk meramalkan
outcome suatu penyakit (Laupacis, dkk, 1994). Sebagai contoh: adalah gangguan perilaku
pada demensia, pasien demensia dengan gangguan perilaku memiliki kemungkinan
outcome yang lebih buruk daripada pasien demensia tanpa gangguan perilaku.
Rancangan penelitian yang paling baik untuk mempelajari prognosis dan faktor
prognosis adalah kohort. Rancangan penelitian uji klinik seringkali tidak dapat digunakan
pada penelitian tentang prognosis karena alasan etika (Laupacis, dkk, 1994). Rancangan
penelitian kasus kontrol dapat pula dipakai dengan menggali faktor-faktor prognosis secara
retrospektif antara kelompok pasien dengan outcome tertentu dan yang tidak (Laupacis, dkk,
1994). Kelemahan utama rancangan kohort dibanding kasus kontrol adalah perlunya waktu
dan biaya yang relatif lebih banyak (Rowe, 2000, Williams, 2001).
Dalam penelitian tentang prognosis maka kriteria outcome harus didefinisikan secara
jelas, spesifik, dan obyektif (Tugwell, 1981). Kriteria outcome harus didefinisikan secara jelas
sebelum penelitian dimulai (Laupacis, dkk, 1994). Pada penelitian kohort, sekelompok
subyek (kohort) dengan atau tanpa faktor prediktor prognosis akan diikuti secara longitudinal
sampai muncul outcome (Seibert dan Zakowski, 1999). Kesimpulan hasil penelitian kohort
didapatkan dengan membandingkan proporsi subyek dengan outcome yang positif antara
kelompok subyek dengan faktor prediktor positif dan kelompok subyek tanpa faktor prediktor
(Page, dkk, 1996).
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
10
Telaah kritis berbagai penelitian kedokteran dan kesehatan tentang didasarkan pada
3 pertanyaan utama, sbb:
1. Apakah hasil penelitian ini valid ?
2. Bagimana hasil penelitian tersebut ?
3. Apakah hasilnya dapat membantu saya dalam penatalaksanaan pasien saya ?
1. Apakah ada sampel pasien yang representatif dan didefinisikan secara jelas pada
titik yang sama/ similar point dalam perjalanan penyakit / course of the disease?
Pasien yang ikut dalam penelitian harus ada pada titik yang sama/ uniformly early point
penyakit. Waktu yang ideal adalah ketika manifestasi klinik muncul pertama kali. Hal ini
disebut sebagai "inception cohort."
2. Apakah follow-up lengkap dan cukup lama/ sufficiently long and complete?
Pasien harus diikuti sampai mereka pulih sempurna atau salah satu outcome penyakit
muncul (misalnya: kematian). Waktu follow-up harus cukup panjang untuk mendapatkan
gambaran tentang penyakit. Jumlah subyek yang hilang selama periode pengamatan
(loss of follow up) dapat mengancam validitas penelitian, semakin besar jumlah subyek
yang hilang dalam pengamatan akan semakin besar ancaman terhadap validitas
penelitian.
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
11
3. Apakah hasil penelitian berguna untuk konseling pada penderita atau keluarga ?
Apabila hasil penelitian tentang prognostik mungkin tidak dapat membantu kita dalam
memilih terapi, namun hasil tersebut dapat saja tetap berguna untuk pemberian
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
12
konseling. Hal itu terutama berlaku bagi penelitian yang valid, presisinya tinggi, dengan
cakupan pasien yang luas.
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
13
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
14
4. If subgroups with different prognoses are identified, did adjustment for important
prognostic factors take place?
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
15
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM
16
NAMA : ....................................................
NPM : ....................................................
T.T : ...............................................
1. Pertanyan dalam bentuk foreground 1. Pertanyan dalam bentuk foreground 1. Pertanyan dalam bentuk foreground
question question question
2. Pertanyaan memungkinkan ada 2. Pertanyaan memungkinkan ada 2. Pertanyaan memungkinkan ada
jawabannya (answerable question) jawabannya (answerable question) jawabannya (answerable question)
3. Pertanyaan berkaitan dengan 3. Pertanyaan berkaitan dengan 3. Pertanyaan berkaitan dengan
masalah/skenario masalah/skenario masalah/skenario
2 Identifikasi komponen PICO Semua komponen PICO salah Minimal 2 komponen PICO benar Seluruh komponen PICO benar
3 Metode penelusuran artikel Tidak memenuhi semua kriteria berikut: Memenuhi 2 dari kriteria berikut: Memenuhi 3 kriteria berikut:
1. Menggunakan kata kunci (keyword) 1. Menggunakan kata kunci (keyword) 1. Menggunakan kata kunci (keyword)
yang tepat yang tepat yang tepat
2. Menggunakan database/ search 2. Menggunakan database/ search 2. Menggunakan database/ search
engine/website ilmiah engine/website ilmiah engine/website ilmiah
3. Menggunakan limitasi dengan tepat 3. Menggunakan limitasi dengan tepat 3. Menggunakan limitasi dengan tepat
4 Kesesuaian artikel dengan Tidak memenuhi 2 kriteria berikut: Minimal memenuhi kriteria berikut: Memenuhi 2 kriteria berikut:
pertanyaan klinis
1. Memilih artikel yang dapat menjawab Memilih artikel yang dapat menjawab 1. Memilih artikel yang dapat
pertanyaan klinis pertanyaan klinis menjawab pertanyaan klinis
2. Memilih artikel (type of study) dengan 2. Memilih artikel (type of study)
tingkat bukti (level of evidence) yang dengan tingkat bukti (level of
paling baik evidence) yang paling baik
JUMLAH
NAMA : ………………………………………………
NPM : ……………………………………………….
KELOMPOK : ………………………………………
NO PENILAIAN 0 1 2 3
VALIDITY
1 Apakah terdapat sampel pasien yang representatif dan
didefinisikan secara jelas pada titik yang sama (similar
point) dalam perjalanan penyakit (course of the disease)? 0 1 2 3
2 Apakah follow-up lengkap dan cukup lama (sufficiently long
and complete)? 0 1 2 3
3 Apakah digunakan kriteria outcome yang obyektif dan
tersamar/tidak berbias? 0 1 2 3
4 Apakah diidentifikasi kelompok dengan prognosis yang
berbeda dan dilakukan penyesuaian/adjustment terhadap
faktor prognostik yang penting? 0 1 2 3
IMPORTANCE
5 Bagaimana gambaran outcome dari waktu ke waktu ? 0 1 2 3
6 Seberapa tepat perkiraan prognosis ? 0 1 2 3
APPLICABILITY
7 Apakah pasien dalam penelitian ini serupa dengan pasien
kita ? 0 1 2 3
8 Apakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat
apabila disampaikan kepada pasien dalam tata laksana
secara keseluruhan? 0 1 2 3
JUMLAH
Keterangan :
3 Menjawab benar disertai alasan yang tepat
2 Menjawab benar namun alasan salah
1 Menjawab salah
0 Tidak menjawab
Total skor : 24
Tgl ………………………………
Instruktur
Panduan EBM Telaah Kritis Artikel Prognosis Blok Neoplasia 2016 .ZPM