KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN :
Oleh :
Dwi Hastari Yuliani
Nim. 14201.09.17132
Ringkasan Artikel
2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengeksplorasi
faktor-faktor yang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup
di antara anak-anak dengan leukemia.
3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan paper ini terdiri dari ringkasan jurnal,
pendahuluan yang berisi latar belakang penulisan, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan, analisis pustaka,
pembahasan yang berisi kaitan dengan konsep dan teori lain
dengan dukungan berbagai rujukan artikel lain yang terkait dengan
topik dan kemungkinan penerapan di Indonesia, kesimpulan dan
saran serta daftar pustaka.
B. ANALISIS PUSTAKA
1. Pengertian Leukemia
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur
dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 :
175).
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah
berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai
oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel
darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
2. Penyebab Leukemia
Adanya penyimpangan kromosom insiden leukemia meningkat
pada penderita kelainan kongenital. Kelainan-kelainan kongenital
ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal
pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola kromosom
yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy. (Wiernik, 1985; Wilson,
1991)
Beberapa faktor lingkungan di ketahuidapat menyebabkan
kerusakan kromosom dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan
obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden yang meningkat
pada leukemia akut, khususnya ANLL. (Wiernik, 1985; Wilson,
1991)
3. Jenis-jenis Leukemia
Leukemia Mieloid Akut – Ini merupakan jenis kanker darah
yang paling cepat berkembang. Jenis kanker ini ditandai
dengan produksi sel yang tidak berkembang menjadi sel
darah putih. Jenis ini terbagi ke dalam delapan sub-jenis
berdasarkan sumber kondisinya.
Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) – Jenis kanker darah ini
seringkali terjadi pada kelompok usia tertentu: pada anak-
anak berusia di bawah 15 tahun dan orang dewasa berusia
di atas 45 tahun. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada
anak-anak, terutama anak laki-laki. Pada jenis ini, sel yang
belum matang terkumpul dari sumsum, mengalir melalui
aliran darah, dan disebarkan ke beberapa bagian tubuh
termasuk otak dan hati. Karena sel tersebut dapat membelah
diri dan menyebar kemana-mana, kasus yang diderita pasien
dapat bertambah parah dengan cepat. Para pasien yang
menderita ALL juga seringkali memiliki lebih banyak sel B,
yang berarti mereka dapat melawan infeksi, namun tidak
membunuh bakteri.
Leukemia Limfoblastik Kronis – Memiliki karakter seperti
ALL, namun kanker jenis ini berkembang dengan lebih
lambat, bahkan hingga bertahun-tahun. Karena kanker darah
kronis (berkepanjangan) memerlukan waktu untuk dapat
berkembang, tidak menutup kemungkinan bila jenis ini dapat
berubah menjadi akut (tiba-tiba). Para pasien sangat
dianjurkan untuk mengawasi perkembangannya dan
menjalani perawatan yang diperlukan untuk meningkatkan
prognosa mereka.
C. PEMBAHASAN
Kembali ke sekolah adalah tonggak utama bagi anak muda yang
selamat dari kanker masa kanak-kanak. Penyakit serius dapat
membahayakan kepercayaan diri anak, menghalangi kehadiran di
sekolah, mengganggu perkembangan akademik dan sosial, dan
mengganggu hubungan rekan dan orang dewasa yang penting. Ketika
anak-anak yang berjuang penyakit kronis kembali ke sekolah, mereka
membuat langkah penting menuju penyembuhan psikososial. Sekolah
berfungsi sebagai mekanisme dimana para korban muda mendekati
proses hidup setiap hari. Dengan bersekolah, orang-orang yang
selamat mulai mendapatkan kembali kendali atas hidup mereka dan
melanjutkan kegiatan rutin pra-penyakit, yang menumbuhkan proses
normalisasi. Efek normalisasi untuk bersekolah tidak boleh diabaikan
bagi orang muda yang selamat. Satu anak menggambarkan dampak
positif dari kembali ke sekolah: "Saya sangat menyukai semuanya
[tentang kembali ke sekolah] .... Jika Anda memiliki sesuatu dan
mereka suka mengambilnya, dan kemudian Anda kembali, Anda
sangat menyukainya" ( Young Survivor 1).
Siswa absen dari 27 hingga 170 hari sekolah selama tahun di mana
mereka kembali ke sekolah setelah diagnosis dan selama perawatan.
Di antara 8 orang muda yang selamat, 2 anak-anak melaporkan lebih
dari 100 hari absen, 2 berhasil lebih dari 50 hari absen. Siswa dengan
tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi sering mengalami lebih
banyak komplikasi. Satu orang anak yang selamat, misalnya,
melewatkan 170 hari sekolah setelah menderita stroke yang
mengakibatkan kelumpuhan sementara pada lengan dan tangan
kanan. Anak-anak yang melaporkan kurang dari 35 hari absen tidak
menderita komplikasi ekstrim seperti itu atau - untuk keuntungan
mereka dalam hal sekolah - didiagnosis pada akhir musim semi.
Anak-anak dengan masa kanak-kanak penderita leukemia biasanya
memulai terapi pengobatan terapi induksi, yang mengharuskan
mereka untuk menghabiskan sekitar 28 hari di rumah sakit. Setelah
pengobatan itu, mereka sering melanjutkan siklus pengobatan
tambahan yang terdiri dari konsolidasi rawat jalan dan kemoterapi
pemeliharaan dan, dalam beberapa kasus, perawatan radiasi .
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup di antara anak-
anak dengan leukemia tidak hanya diperlukan dukungan biologis
saja tetapi penerimaan dibidang sosial juga sangat dibutuhkan,
dimana dalam hal ini lingkungan sekolah yang sangat mendukung
bagi anak-anak penderita leukemia untuk kembali ke rutinitas
kehidupan sehari-hari saat mereka menjalani perawatan
berkelanjutan dan pulih dari penyakit ini.
2. Saran
Bagi orang tua sangat penting untuk memasukkan anak-anak
penderita leukemia kesekolah untuk membantu meningkatkan
derajat kesembuhan pada penderita leukemia pada anak.
Dukungan dari sekolah adalah upaya yang berpusat pada
penyediaan dukungan yang tepat untuk menjaga anak-anak
penderita leukemia dalam hubungan dengan pengaturan sekolah,
dan memungkinkan masuk kembali ke sekolah yang nyaman.
Daftar Pustaka