Nim : 200906106 Kelas : Genap 2020 Prodi : Ilmu Politik
1.Jelaskanlah tentang wawasan Nusantara dan bagaimana kaitannya terhadap masalah
integrasi bangsa. = Pengertian wawasan nusantara merupakan cara pandang terhadap bangsa Indonesia dengan orientasi menjaga kesatuan dan persatuan untuk mencapai tujuan nasional. Tentunya sebagai warga Indonesia yang mencintai bangsanya, sudah selayaknya harus memahami Indonesia dari berbagai aspek.Semakin luas wawasan yg dimiliki oleh masyarakat maka akan semakin mempengaruhi pola pikir masyarakat baik dalam bidang sosial,sejarah,dsb yg akan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dan menambah integrasi bangsa serta membuat suatu negara semakin kuat. 2.Apa yang dimaksud dengan korupsi,kenapa korupsi itu dikategorikan sebagai extraordinary crime dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulanginya. = Extraordinary crimes atau kejahatan luar biasa adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau lembaga untuk menghilangkan hak asasi yang dimiliki oleh manusia lain, sebagaimana yang telah ditetapkan dan disetujui dalam Deklarasi HAM PBB serta dikategorikan sebagai pelaggaran berat dan serius terhadap Hak Asasi Manusia dan penindakannya berada dalam yurisdiksi statuta Roma dan Pengadilan Kriminal Internasional. Ketika korupsi telah digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crimes), maka upaya pemberantasannya tidak dapat dilakukan secara biasa, tetapi harus dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa. Namun, kenyataannya kinerja Kepolisian dan Kejaksaan dalam menangani korupsi cenderung memposisikan korupsi sebagai suatu kejahatan biasa yang akhirnya juga ditangani dengan cara-cara biasa. Berbagai peraturan perundang-undangan dan berbagai lembaga dibentuk oleh Pemerintah dalam upaya menanggulangi korupsi. Seharusnya tindakan korupsi di Indonesia jumlahnya berkurang, tetapi kenyataannya justru tidak berubah.
3.Jelaskanlah bagaimana sejarah pencegahan korupsi di Hongkong, dan bagaimana ICAC
menjadi role model dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia Komisi Pemberantasan Korupsi Hong Kong atau Hong Kong Independent Commission Against Corruption (ICAC) disebut sebagai lembaga tersukses di dunia memberantas korupsi. Tony Kwok, Deputi Komisioner dan Kepala Operasi ICAC sepanjang 1996-2002, mengakui bahwa lembaganya itu gigih berhadapan dengan korupsi. ICAC didirikan tahun 1974, saat korupsi di Hong Kong demikian masif. Saat itu, Tony mengatakan, bisa jadi Hong Kong adalah kota terkorup di dunia. Demikian masifnya, di Hong Kong ada hubungan yang erat antara aparat penegak hukum dengan sindikat kejahatan terorganisasi. Sebut saja perjudian dan narkoba yang saat itu mendapat perlindungan dari oknum-oknum penegak hukum. Terdapat 5 faktor pendukung hongkong berhasil memberantas korupsi: 1. ICAC independen dan langsung bertanggung jawab kepada posisi tertinggi di Hong Kong. Hal ini menurut Tony, memastikan mereka bebas intervensi saat melakukan investigasi. Dengan demikian, lembaga itu bisa menginvestigasi orang atau lembaga tanpa kecurigaan dan rasa takut. 2. ICAC mendapat sokongan finansial yang kuat. Anggaran tahunan bisa mencapai AS$90 miliar, sekitar AS$15 per kapita. Mungkin hanya ICAC komisi pemberantasan korupsi yang anggarannya paling besar di dunia ini. 3. Mereka memiliki kewenangan yang luar biasa luas untuk melakukan investigasi. ICAC tak hanya bisa melakukan penyelidikan tindak pidana korupsi yang dilakukan di lembaga negara dan swasta. Akan tetapi, juga bisa menyelidiki semua tindak pidana yang berkaitan dengan korupsi. ICAC berwenang untuk melakukan penyelidikan akun bank, bisa meminta saksi memberi keterangan di bawah sumpah, menyita harta tersangka yang berasal dari tindak pidana korupsi, sampai mencekal tersangka. 5. Profesionalitas. Yang pertama kali melakukan interview semua tersangka yang terdokumentasi dalam video. Setidaknya ada 120 orang yang bekerja dengan terlebih dulu mengikuti pelatihan khusus. 5. Tiga-mata garpu. Ketiganya adalah investigasi, pencegahan, dan pendidikan. Ia mengingatkan, pendidikan merupakan kunci penting agar publik bisa ikut berpartisipasi melawan korupsi. Di sisi lain, salah satu anggota Tim Perumus UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK yang juga guru besar FH Unpad, Romli Atmasasmita, menegaskan bahwa ada hal lain yang harus diteladani dari ICAC. Ia menyebut, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK), jangan hanya berhenti pada lima strategi itu. Ia mengatakan, relasi antar-lembaga yang dibangun ICAC juga penting diperhatikan.