Anda di halaman 1dari 1

Case 1 Floaters vitreous

Seiring bertambahnya usia, kekentalan vitreus akan berkurang. Akibatnya, vitreus akan mengerut, dan beberapa
bagian dalam bola mata akan ikut tertarik. Kondisi ini disebut juga dengan posterior vitreous detachment.

Saat vitreus mengerut dan bertambah padat, kolagen di dalamnya juga akan menggumpal dan menghalangi jalannya
cahaya. Akibatnya, gambar yang diterima oleh retina akan memiliki bayang-bayang kecil atau floaters.

PROGNOSIS

Floaters atau PVD ini memiliki prognosis yang baik. Dalam 3 bulan keluhan floatters pasien akan hilang
namun ada beberapa individu dengan keluhan menetap.

DISKUSI

Floaters vitreous terjadi akibat serat kolagen mikroskopis yang ada di dalam vitreous yang menggumpal dan
membentuk bayangan pada retina dan bermanifestasi sebagai floaters pada pasien. Penyebab paling umum dari
floaters vitreous di ophthalmology adalah posterior vitreous detachment (PVD), yaitu pemisahan permukaan
hyaloid posterior dari retina. Seringkali kondisi ini tidak mengancam kemampuan visual . Pasien dengan tanda dan
gejala floaters vitreous perlu dievaluasi oleh dokter mata.

Etiologi dari floaters adalah

Terlepasnya permukaan hyaloid posterior dari retina. Hal ini dapat menyebaban traksi pada vitroretina pasien
sehingga pasien merasa seperti melihat benda hitam pada matanya. Sealin ini trauma tumpul yang terajadi pada
mata juga dapat mnimbulkan gejala floaters

Ada tiga bilik di mata: bilik anterior, ruang posterior, dan ruang vitreous. Ruang anterior terdiri dari konten
okular di belakang kornea. Ruang posterior terdiri dari konten dari iris hingga anterior lensa. Ruang vitreous konten
mata yang berada di belakang lensa dan merupakan lokasi floaters vitreous. Gel vitreous, yang terdiri dari serabut
kolagen, mengisi ruang vitreous yang mengalami sineresis dan kontraksi (menyusut) karena usia dan faktor mekanis.
Serat terjalin dalam vitreous dan melekat pada permukaan retina. Seiring waktu, menyusut vitreous dan serat-serat ini
menarik pada permukaan retina. Seringkali serat-serat memungkinkan vitreous untuk terpisah dan terus menyusut.
Akhirnya, vitreous tidak dapat mengisi volume rongga yang ada di dalamnya. Hal ini menyebabkan pemisahan
vitreous dari retina, menciptakan cairan vitreous yang mengambang di ruangnya. Jika proses ini terjadi secara
bertahap, gejalanya biasanya ringan dan bisa luput dari perhatian. Jika proses pemisahan secara tiba tiba,misalnya
ada adhesi abnormal antara vitreous dan retina, PVD dapat merobek pembuluh retina atau retina itu sendiri.

Tidak ada perawatan yang diindikasikan untuk PVD atau vitreous floaters. Jika ditemukan kerusakan retina,
maka keadaan ini harus selalu diawasi. Manajemen pasien harus termasuk edukasi pasien apabila terjadi gejala
ablasio seperti berikut: peningkatan floaters, lampu berkedip, perburukan visus, atau munculnya tirai atau bayangan di
mana saja di bidang visual. Jika gejala-gejala ini berkembang, evaluasi segera pada dokter spesialis mata.

Jika tidak ada robekan atau perdarahan yang ditemukan pada pemeriksaan, pemeriksaan berulang dengan
depresi skleral perlu dilakukan dalam 2 sampai 4 minggu. Jika pada 2 sampai 4 minggu tidak terlihat gejala ablasio
retina, ulangi pemeriksaan dilatasi pada 3 bulan dan 6 bulan sejak timbulnya gejala awal. Jika tidak ada kerusakan
retina yang terlihat, tetapi perdarahan vitreus ringan atau perdarahan perifer punctata retinal, pemeriksaan dilatasi
perlu dilakukan satu minggu, 2 sampai 4 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan sejak timbulnya gejala. Jika tidak ada
kerusakan retina yang ditemukan, tetapi terdapat perdarahan vitreous atau anterior yang berbahan vitreous yang
bermakna, pemeriksaan ulang harus dilakukan pada hari berikutnya oleh spesialis retina karena kemungkinan retinal
break yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai