Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MULOK

KEBUDAYAAN MELAYU RIAU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

Tiara Cantika Pitri


KELAS: XI.IPS4

SMA NEGERI 1 MINAS


KEBUDAYAAN MELAYU RIAU

 Pakaian
 Baju Kurung Cekak Musang Pria

Nama pakaian adat Riau pertama yang perlu kamu kenal adalah baju kurung cekak musang.
Baju kurung sebenarnya sangat identik dengan kebudayaan Melayu. Mengingat provinsi ini
termasuk mendapat pengaruh kebudayaan Melayu yang tinggi, maka pakaian adatnya pun
juga identik dengan baju kurung.
Dari segi kegunaan atau fungsi, baju kurung cekak musang diperuntukkan bagi para pria
dewasa maupun tua untuk dipakai dalam beberapa acara terutama acara formal. Misalnya,
untuk acara resmi pemerintahan ataupun acara keagamaaan.

 Baju Kurung Cekak Musang Wanita

Baju kurung cekak musang ternyata bukan hanya terbatas dikenakan oleh para pria tua atau
dewasa, tetapi juga kalangan wanita. Namun, tentu saja dalam hal bentuk pakaiannya juga
tidak sama dengan yang dipakai pria.
Bagian kerah atau cekak dari baju ini pun juga tegap dengan ukuran yang tidak jauh beda
dengan baju pria. Selain itu, terdapat pula kancing baju dari kerah hingga bagian dada.
Ukuran baju kurung cekak musang wanita menyentuh hingga lutut selayaknya baju kurung
pada umumnya. Kemudian, dalam hal penggunaannya, baju kurung cekak musang dipakai
oleh para wanita untuk acara pengantin di malam berinai. Namun, bisa juga dikenakan saat
ada acara formal atau acara yang berhubungan dengan adat istiadat di daerah setempat.
 Baju Kurung Teluk Belanga

Nama pakaian adat Riau berikutnya ini telah jadi salah satu pakaian adat yang ditetapkan oleh
pemerintah Indonesia sebagai ikon pakaian adat dari Riau. Sama halnya dengan baju kurung
cekak musang, baju kurung teluk belanga juga diperuntukkan bagi pria dewasa ataupun
tua.Meskipun sama dalam hal pemakaian dengan baju kurung cekak musang, tetapi baju
kurung teluk belanga punya ciri khas pada bagian leher baju yang berbentuk bulat dan
dilengkapi dengan satu buah kancing. Selain itu, tidak terdapat kerah tegap seperti baju
kurung cekak musang

 Baju Kebaya Laboh

jika sebelumnya baju kurung teluk belanga yang ditetapkan pemerintah sebagai ikon pakaian
adat Riau untuk pria, baju kebaya laboh inilah yang ditetapkan sebagai ikon pakaian adat Riau
untuk wanita. Dari tampilannya, terlihat bila baju ini memang mendapat pengaruh dari budaya
Melayu, apalagi jenis baju ini cukup sering dipakai oleh Suku Melayu.

 Baju Kurung Kebaya Pendek

Alasan kenapa nama pakaian adat Riau satu ini disebut dengan baju kurung kebaya pendek,
tidaklain karena ukuran bagian bawah kebayanya yang tidak sampai lutut seperti baju adat
Riau lainnya. Bahan baju kurung kebaya pendek merupakan kain katun sehingga cukup
nyaman untuk dipakai. Lalu, dilengkapi dengan hiasan payet pada beberapa bagian di baju
tersebut.

Bagian bawahan dari baju kurung kebaya pendek umumnya berupa sarung atau kain songket
yang dikenakan sebagai rok. Kemudian, untuk bagian penutup kepalanya bisa dengan
memakai jilbab sebagai wujud pengaruh ajaran Islam.

 Baju Kurung Tulang Belut

Dari adanya gambar pakaian adat Riau yang terdapat di atas yang menunjukkan tampilan baju
kurung tulang belut, terlihat bila pakaian adat ini memang tak jauh beda dengan baju kurung
lainnya.Akan tetapi, bila diamati lebih lanjut, terdapat perbedaan pada tidak adanya saku serta
bentuk kerahnya. Bentuk kerah dari baju ini bulat dan ditambah dengan kancing baju
berjumlah satu biji. Pakaian ini dilengkapi dengan hiasan yang ada di bagian tepi, sehingga
tidak terkesan begitu polos. Lalu, pada bagian bawahannya mengenakan rok yang mempunyai
warna sama dengan atasannya.Dari segi pemainya, kebanyakan pakaian adat Riau ini lebih
sering dipakai oleh para wanita yang sudah tua. Mereka sering mengenakan baju kurung
tulang belut dengan selendang yang disampirkan atau dengan penutup kepala berupa jilbab.

 Baju Monyet

Bisa dibilang jika nama pakaian adat Riau ini terbilang cukup unik, yaitu baju monyet.
Pakaian adat ini khusus dipakai oleh para anak kecil laki-laki yang bentuknya tidak jauh beda
dari baju teluk belanga pria dewasa.Kesamaan tersebut terlihat dari bentuk leher bajunya yang
bulat dan jumlah saku. Kemudian, dalam memakai baju monyet ini, para anak kecil juga
dilengkapi dengan kain sarung yang dipakai di bagian pinggang dengan panjang hingga lutut,
dan kopiah hitam untuk penutup kepala. Bagian bawahannya juga menggunakan celana
panjang, tetapi ada juga yang memodifikasikan penggunaan baju monyet dengan celana
pendek.
 Baju Kurung

Kalau anak laki-laki memakai baju monyet, maka anak perempuan Riau memakai baju
kurung. Kegunaan pakaian ini sangat fleksibel, anak-anak perempuan bisa memakainya untuk
bermain bersama temannya, mengaji, ataupun dipakai untuk mengikuti acara resmi bersama
orang tuanya.

Sesuai dengan gambar pakaian adat Riau untuk baju kurung, desain dari baju kurung sengaja
dibuat semenarik mungkin dengan memberikan motif bunga-bunga. Hal ini supaya baju
kurung nampak cantik dikenakan oleh para anak-anak. Apalagi, ditambah dengan warna-
warna dari baju kurung yang tak hanya itu-itu saja, sehingga anak-anak pastinya tidak merasa
monoton dengan warna dari baju kurung.

Untuk komponen lainnya, baju kurung bagi anak-anak tak jauh beda dengan baju kurung
dewasa yaitu dilengkapi dengan bawahan rok panjang, lalu penutup kepala berupa jilbab.
Pemakaian baju kurung untuk anak-anak ini bisa jadi upaya untuk tetap melestarikan supaya
tetap lestari dan tidak cepat punah dimakan oleh perkembangan zaman.

 Rumah Adat

 Rumah Selaso Jatuh Kembar


 Rumah Melayu Atap Lontik

Rumah adat dengan nama Rumah Melayu Atap Lontik ini biasa disebut Rumah pelancang
yang digunakan sebagai tempat tinggal suku bangsa Melayu di Lima Koto, Riau,

Nama pelancang atau Lancang karena bentuk hiasan kaki rumah memiliki bentuk seperti
perahu atau pelancang.

Umumnya, jenis rumah ini kerap ditemukan pada pinggir sungai dengan bentuk rumah
panggung untuk menghindari binatang buas maupun banjir.

Salah satu faktor unik yang perlu kamu tahu adalah, penggunaan anak tangga di rumah ini
yang selalu merujuk angka ganjil mulai dari tiga, lima, tujuh, sembilan maupun sebelas di
setiap ruangan.

 Rumah Melayu Lipat Kajang


 Rumah Melayu Atap Limas Potong

Jenis rumah adat rumah yang kerap digunakan oleh


mayoritas masyarakat Riau sebagai tempat tinggal.Rumah ini memiliki panggung dengan
atap
menyerupai bangunan limas yangUmumnya, -rata bangunan ini memiliki tinggi
terpotong. rata
sekitar 1,5 meter yang
uat dari kayu atau papan.Semakin kaya pemilik rumahnya,
dib artinya
semakin besar pula bentuk rumah danRumah ini terdiri atas beberapa ruangan, yakni
papannya.
teras, ruang depan, ruang tengah, ruang belakang, tempat tidur
Populasi
maupun
rumah
dapur.
atap mas potong ini dalam kondisi yang masih sangat banyak sekali ditemukan di wilayah
li Riau.
5. Balai Selaso Jatuh Kembar

Serupa namun tak sama, Selaso Jatuh Kembar bukan hanya bangunan rumah dengan
dua selasar, melainkan juga
karakter ai ruangan
aktivitas ,Rumah ini juga kerap
dimanfaatkan
sebag untuk berbagai aktivitas adat, khususnya seperti tempat musyawarah maupun
masyarakat
adat masyarakat Riau.Oleh sebab itu, bangunan ini memiliki berbagai macam nama
rapat
dengan fungsinya seperti Balairung
sesuai Sari, Balai Penobatan maupun BalaiUntuk
Kerapatan.
meningkatkan nilai estetika pada bangunan, Selaso Jatuh Kembar ini juga dilengkapi dengan
ukiran maupun corak bermotif hewan dan tumbuhan.
 Rumah Singgah Sultan Siak

Rumah adat ini an dengan nilai sejarah yang sangat


kuat.Pasalnya, rumah ini merupakan tempat persinggahan Sultan Syarif Kasim II.Adapun,
rumah
adat ini memiliki karakteristik dengan dominasi penggunaan warna krem, kuning keemasan,
dan
biru yang masih
pertahankan sesuai bentuk aslinya.Seperti rumah adat Riau lainnya, rumah
di ini
tetap mengedepankan unsur kayu dengan model
g sebagai identitas yang
panggun pentin
 Makanan Atau Minuman
 Bolu Kemojo

Makanan khas Melayu yang satu ini berbentuk kue bolu. Makanan bolu kemojo berasal dari
daerah Pekanbaru. Dahulu, kue bolu kemojo hanya dikonsumsi pribadi bagi masyarakat
melayu. Tidak ada yang menjual makanan bolu kemojo ini. Tetapi seiring berjalannya waktu,
kue bolu kemojo banyak dijua di toko-toko kue dan toko oleh-oleh. Bahan yang digunakan
untuk membuat kue bolu kemojo adalah tepung terigu, margarine, gula pasir vanili bubuk,
telur ayam, santan kelapa, air perasan daun suji, dan garam halus. Cara membuatnya dengan
mencampurkan bahan diatas hingga merata, tuang adonan kedalam cetakan yang sudah
dipanaskan, kemudian panggang dengan oven selama 45-50 menit. Kue bolu kemojo khas
Melayu siap dihidangkan.
 Roti Jala Kari Ayam

Roti jala kari ayam adalah salah satu jenis makanan khas tanah Melayu. Walaupun dinamakan
dengan nama roti, tapi bentuk roti jala ini tidak mirip dengan bentuk roti pada umumnya. Roti
ini disebut roti jala karena bentuknya yang tipis dan mempunyai rongga-rongga yang
bentuknya hampir mirip dengan bentuk jala, sehingga dinamakan roti jala. Roti jala menjadi
makanan khas Melayu yang sangat disukai oleh masyarakat setempat. Bahkan negara seperti
malaysia dan singapura juga menyukai roti jala tersebut. Makanan roti jala sebenarnya berasal
dari negara India, pada zaman dulu orang yang merantau dari india pergi ke tanah melayu
untuk berdagang, kemudian memperkenalkan masakan khas dari India salah satunya adalah
roti jala. Di negara India, roti jala ebih dikenal dengan nama roti prata. Di daerah Melayu, roti
jala sering dipadukan dengan kari ayam agar semakin nikmat. Roti jala kuah kari biasanya
ditambahkan dengan acar mentimun atau bisa juga dengan acar nanas. Roti jala kari ayam
biasa disajikan pada waktu harihari besar seperti, hari raya idul fitri, hari raya natal, upacara
adat, dan masih banyak lagi. Tetapi bagi anda yang ingin mencicipinya, anda tidak usah
khawatir karena roti jala kari ayam banyak dijual oleh masyarakat Melayu.

 Roti Canai

Makanan khas Melayu roti canai sebenarnya mirip dengan roti jala. Roti canai juga berasal
dari masyarakat India yang merantau hingga ke tanah Melayu dan membagi kebudayaan
mereka termasuk dalam makanan. Roti canai berbentuk persegi yang sangat tipis, kemudian
dilipat dan dan dipanggang menggunaan minyak. Perbedaan roti canai dengan roti jala adalah
hanya pada bentuknya saja. Sedangkan untuk bumbu-bumbu yang digunakan dalam membuat
adonan hampir sama persis. Roti ini sudah sangat terkenal di Negara Malaysia, sedangkan di
Indonesia, roti canai disajikan dengan tambahan kuah kari kambing.
 Es Laksamana Mengamuk

Makanan dan minuman khas Melayu Riau sangat banyak macamnya. Salah satunya adalah es
laksamana mengamuk. Walaupun memiliki nama yang terdengar menyeramkan, tetapi
minuman es laksamana mengamuk terasa menyegarkan. Es laksamana mengamuk terbuat dari
potongan mangga, kelapa muda, biji selasih, es batu dan air santan sebagai bahan untuk
mencampurkan semua buah-buahan yang telah siap, jangan lupa di beri sirup agar es
laksamana mengamuk terasa lebih manis

 Es Air Mata Pengantin

Minuman khas yang satu ini disajikan dengan menarik dan terihat menyegarkan. warna es air
mata pengantin yang berwarna merah segar yang dicampur dengan agar-agar putih dan
sebagai pelengkap menggunakan biji selasih menjadikannya terlihat sangat menyegarkan dan
ingin segera menghabiskan minuman es air mata pengantin, apalagi pada waktu siang hari
saat cuaca sedang terik, tentunya dahaga yang drisakan akan hilang seketika saat meminum es
air mata pengantin.

 Batu Permata di Sungai Rokan


batu_permataNama minuman yang satu mungkin membuat siapa saja yang mendengarnya
akan bertanya-tanya. Bahkan yang belum tau pasti tidak mengira kalau batu permata di sungai
rokan adalah nama minuman khas masyarakat Melayu, khususnya didaerah Riau. Minuman
ini terbuat dari nangka, mentimun, cincau, kelapa muda, gula pasir, vanili, garam, es batu dan
air secukupnya lalu dicampurkan menjadi satu dan jadilah minuman batu permata di sungai
rokan.

Saat ini tarian makyong sering dipertunjukan sebegai teater tradisional di Riau yang merakyat.

Usia tarian makyong sangatlah tua, yaitu diperkirakan sudah ada hampir seabad yang
lalu.Pada awalnya kesenian makyong ini memang berupa tarian atau ronggeng. Seiring
berjalannya waktu dan perkembangan zaman, tarian ini diisi dengan cerita-cerita rakyat,
legenda, dan cerita kerajaan.Kesenian ini sering dipentaskan di desa-desa sekitar pematang
sawah ketika padi selesai dipanen, hal itu sudah dilakukan sejak dari dulu.Di masa kejayaan
Kesultanan Riau Lingga tahun 1950-an, makyong pernah dianggap sebagai keseniaan
istana.Di kepulauan Riau zaman dulu, makyong ditemukan di dua tempat yang berbeda, yaitu
di Mantang Arang dan di Tanah Merah.Di dalam keseniaan ini terdapat unsur agama, adat
melayu, dan sandiwara yang menjadikan keseniaan tradisional ini menarik untuk disaksikan.

Lagu yang dibawakan dalam kesenian ini antara lain:

 Tabuh
 Betabik
 Awang Nak Berjalan
 Sedayung Makyong
 Selendang Awang
 Colak Adik Hitam.

 Tari Melemang

Setiap pementasan tari melemang para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan


mengambil satu benda seperti uang receh, sapu tangan, dan lain sebagainya.Penari
mengambil barang tersebut dengan cara “melemang”, yaitu berdiri sambil membongkokkan
badan ke arah belakang.Maka dari itu, tarian ini disebut sebagai melemang, istilah gerakan
yang dilakukan dalam tarian.Tarian adat Riau ini lebih dikenal sebagai tarian Melemang
Penaga atau Tari Melemang Bintan Penaga di daerah Tanjung pisau.Konon katanya tari
melemang sudah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini berarti 12 abad yang lalu tarian ini
tecipta. Pada waktu itu, melemang bukan termasuk tarian yang ditampilkan untuk rakyat,
tetapi tarian istana.Penarinya pun para dayang yang berasal dari istina, dan bukanlah rakyat
biasa, termasuk daerah yang disebut sebagai Tanjungpisau Penaga. Tarian ini sebagai
persembahan ketika Sang Raja sedang beristirahat.Dalam tarian ini terbagi menjadi beberapa
pemeran untuk mempersembahkan tarian. Ada yang berperan sebagai Raja, permaisuri,
puteri, dayang-dayang, dan lain sebagainya.Tarian ini mengisahkan tentang kehidupan Raja
di sebuah kerajaan dengan tambahan unsur tari, musik, dan nyanyian yang menghibur Sang
Raja.Tarian yang pernah hidup di zamannya ini bukan berarti sudah terkubur, walaupun
kerajaan yang disebut sebagai Bentan memang sudah lama runtuh.Seiring berjalannya waktu,
biasanya kesenian ini hanya tampil pada acara-acara tertentu saja. Contohnya seperti pada
festival seni-budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat atau lembaga-lembaga
kebudayaan.Tari melemang diiringi dengan alat musik khas Riau, yaitu akordion, gong,
biola, dan tambur. Sedangkan kostum yang dikenakan adalah baju khas Riau yang bernama
belanga dan baju kurung.  Tari Manggar
Sebenarnya tidak banyak informasi yang didapat dari tarian ini. Sesuai dari tempat kelahiran
tari manggar yaitu Kota Pekanbaru, tarian ini menceritakan tentang sejarah Kota Pekanbaru.

Mengisahkan tentang ditemukannya sebuah kota yang bernama Sena, sekarang kita semua
mengenalnya dengan nama Senapelan.

 Tarian Persembahan

Nama lain dari tarian persembahan ini adalah tarian makan sirih. Tarian adat Riau yang satu
ini termasuk ke dalam tarian klasik dan biasanya ditampilkan ketika menyambut tamu
kehormatan.Tarian adat Riau yang lahir pada tahun 1957 ini memiliki makna yang cukup
bagus, makna dari tarian ini adalah ucapan terimakasih kepada tamu yang sudah bersedia
datang.Makna lain dari tarian ini adalah menandakan bahwa masyarakat melayu sangat
menghargai kekerabatan antar manusia.Tarian ini juga memilki ciri khas yang
membedakannya dengan tarian lain, yaitu pengajuan tepak sirih kepada tamu yang dihormati
untuk memakan sirih.Jumlah penari yang termasuk dalam tari persembahan sekitar 5-9 orang
para muda-mudi yang berbakat. Biasanya jumlah penari adalah ganjil dan ada satu orang yang
diistimewakan untuk membawa tepak sirih.Pemberian tepak sirih ini memiliki filosofi yang
tinggi. Jika tamu tidak memakan sirih yang diberikan, tamu tersebut dianggap tidak sopan.
 Tari Zapin

Tari zapin merupakan tarian yang sangat akrab bagi bangsa melayu. Tarian ini tidak hanya
ada di Riau saja namun beberapa daerah Melayu Nusantara juga mengenal tari zapin.Namun
ada perbedaan penyebutan terhadap tari zapin ini. Di Riau disebut zapin, daerah Jambi,
Bengkulu dan Sumatera Selatan menyebutnya dana. Lampung menyebutnya bedana dan di
Jawa di sebut Zafin.Masyarakat Kalimantan menyebutnya Jepin, di Sulawesi disebut jippeng.
Tari zapin juga dikenal di Nusa Tenggara yang mana masyarakat di sana menyebutnya dana-
dani.

Kata zapin sendiri berasal dari bahasa arab “zafn” yang berarti gerakan kaki dengan rentak
pukulan.Menurut ahli sejarah bahwa tari zapin berasal dari daerah Hadramau, Yaman yang
dibawa oleh pedagang-pedagang dari Arab pada abad 16.Tari zapin diiringi dengan alat musik
petik gambus dan 3 alat musik tabuh yaitu rebana, gendang, dan marwas.Tari zapin terbagi ke
dalam tiga tingkatan, yaitu : Pembuka, pecahan atau lenggang tari, dan penutup tari.
Sebelumnya tari ini hanya dimainkan oleh laki-laki saja, namun sekarang sudah dimainkan
oleh penari wanita dan ada pula yang mengkolaborasikannya antara laki-laki dan
perempuan.Tarian zapin biasanya mengandung unsur agama, nasehat, pujian, dan kehidupan.

Lagu pengiring zapin pertama kali diciptakan oleh Tengku Mansor dan dinyanyikan oleh
istrinya
Cik Norlia yang berasal dari Singapura.Diantara lagu-lagu yang diciptakan adalah Ya
Salam, Yale-Yale, Tanjung Serindit, Sri Pekan, Lancang Kuning, Gambus Palembang,
dan Lancang Daik.

Tari zapin memilki beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

• Zapin Melayu Johor


• Zapin Pulau
• Zapin Arab
• Zapin Singapura
• Zapin Lancang Kuning
• Zapin Tempurung
• Zapin Nelayan
• Zapin Nasib Lancang Kuning

Zapin merupakan tarian yang cukup popular di negeri Melayu. Hampir di setiap acara besar
baik itu kenegaraan, adat, dan budaya, tari zapin selalu ditampilkan kepada tetamu yang hadir.

 Bahasa
Bahasa melayu Riau sendiri memiliki beraneka ragam dialek, tergantung pada daerah
masingmasing.

 Riau Pesisir

Riau pesisir atau Riau bagian hilir memiliki dialek yang hampir sama dengan bahasa melayu
Riau Kepulauan dan semenanjung melayu (Malaysia dan Singapura).

Dengan logat dan dialek kata-katanya yang berakhiran „a‟ berubah menjadi „e‟
lemah. Contoh: “Mau pergi kemana” menjadi “Nak pegi kemane”.

Penggunaan dialek ini bisa kita temui di daerah Bengkalis dan Kepulauan Meranti.

Namun di beberapa wilayah di Bengkalis, terutama daerah pasar, terdapat perbedaan dialek
melayu Bengkalis. Jika sebelumnya kata-katanya yang berakhiran „a‟ berubah menjadi „e‟
lemah, sekarang „e‟ lemah tadi berubah menjadi „o‟.
Contoh:

• Saya – disebut saye disebut juga sayo


• Apa disebut Ape disebut juga apo
• Berapa disebut Berape disebut juga berapo
• Bunga – Bunge disebut juga bungo

 Rokan Hilir
Rokan Hilir bahasa melayunya hampir sama dengan Bengkalis, selain menggunakan akhiran
„e‟ lemah, juga menggunakan akhiran „o‟.

Contoh:

• Orang – Uyang
• Tidak hendak – Tak ondak
• Berlayar – Belaya
• Beli – Boli
• Barang – Baghang
• Jemur – Jemor
• Rumah – Umah
• Cukup – Cukuik
• Lihat – Tengok
• Esok – Isok

Bahasa melayu Rokan Hilir dipengaruhi oleh bahasa melayu Riau pedalaman dan juga
dipengaruhi sedikit oleh bahasa melayu Deli, batak dan pesisir timur.
 Siak
Bahasa melayu di Siak juga mirip dengan bahasa melayu Bengkalis. Dialeknya juga
berakhiran
„e‟ lemah dan berakhiran „o‟. Salah satu yang membedakan dari bahasa melayu lainnya, di
Siak kita bisa menyebut kamu dengan “miko”.

Contoh: “Kamu mau pergi kemana” menjadi “miko nak pegi kemano”.

 Dumai
Bahasa melayu di Dumai sendiri mirip dengan bahasa melayu kepulauan. Sama seperti bahasa
melayu Siak, terdapat perbedaan dalam menyebut kamu. Di Dumai kamu disebut “mike”.

Contoh: “Kamu mau pergi kemana” menjadi “mike nak pegi kemane”.

 Pelalawan
Bahasa melayu yang ada di Pelalawan ini lebih mirip dengan bahasa melayu Kampar (Ocu).
Selain itu tradisi di Pelalawan juga turut dipengaruhi oleh tradisi dan budaya dari Kampar.
Bahasa melayu Pelalawan menggunakan akhiran „o‟.

 Indragiri Hulu
Logat dan dialek bahasa melayu yang digunakan mirip dengan Semenanjung Melayu, adapun
contoh penggunaan bahasa melayu disini sebagai berikut:

• Saya – saye – awak


• kecil – kecik – kocik
• kedai – kedai – kodai

 Indragiri Hilir
Bahasa melayu di Indragiri Hilir merupakan percampuran dari komunitas banjar dengan
melayu pesisir dan kepulauan, terutama di Tembilahan. Sedangkan jika kita pergi ke daerah
pesisir, bahasa melayu yang dipakai adalah standar bahasa melayu Riau.

 Pekanbaru
Bahasa asli Pekanbaru merupakan bahasa melayu Siak, karena Pekanbaru dulunya sempat
dijadikan pusat pemerintahan Kerajaan Siak. Selain bahasa melayu Pekanbaru, juga terdapat
bahasa melayu Kampar (Ocu). Perkembangannya saat ini, bahasa Pekanbaru banyak
dipengaruhi para pendatang.
Contoh bahasa melayu Pekanbaru:

“Kamu mau pergi kemana” menjadi “Awak tuh nak pegi kemane?” atau “Awak nak pegi
kemano?”
Saat ini sudah jarang mendengar bahasa melayu di Pekanbaru, kecuali di kantor pemerintahan
ataupun di tepian Sungai Siak.

 Riau Pedalaman
Bahasa melayu Riau pedalaman ini merupakan bahasa asli melayu Sumatera yang mirip
dengan dialek minangkabau. Bahasa melayu Riau pedalaman ini dapat kita jumpai di Kampar,
Rokan Hulu dan Kuantan Singingi.

Kedekatan wilayah menjadikan dengan minangkabau turut serta mempengaruhi kebudayaan


di tiga daerah ini. Namun sesungguhnya, bahasa melayu di Riau pedalaman ini sangat berbeda
dengan minangkabau.

 Kampar
Bahasa melayu Kampar lebih dikenal dengan bahasa Ocu. Kebudayaan suku Ocu lebih
kepada budaya hindu bukan minangkabau, terutama di daerah Muara Takus. Di daerah inilah
awal mula Kerajaan Sriwijaya.

Bahasa Ocu dalam kosa katanya memiliki banyak kemiripan dengan bahasa minangkabau,
namun dalam vokal dan dialeknya sangat kental dengan melayu. Hal ini lah yang
menjadikan bahasa Ocu sangat khas.

Contoh :

• saya – awak – deyen


• anda – kau
• pergi – poyi
• pekan – pokan
• kecil – kocik
• kedai – kodai
• mau – mo
• abang – Ochu
• air – ayu
• helikopter – helikopitiu
 Kuantan
Bahasa melayu di Kuantan lebih dikenal dengan bahasa Kuantan. Dialek dan logatnya sedikit
mirip dengan bahasa Ocu. Namun juga mirip dengan bahasa minangkabau. Di beberapa
daerah Kuantan yang berbatasan dengan daerah Indragiri juga ada percampuran bahasa
Kuantan dan bahasa melayu Indragiri.
Melayu Ocu Kuantan Minangkabau

Parit Bondau Bondar Banda

 Rokan Hulu
Bahasa melayu Rokan Hulu itu merupakan percampuran dari 3 bahasa, antara Mandailing,
Melayu, dan Minangkabau.

Contoh: “Kamu mau pergi kemana” menjadi “Awak Nak Poii Ka Mano?” atau “Kau Nak Poii
Ka Mano”

 Syair Atau Pantun


 Syair
Syair Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang
berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata Syu'ur berkembang menjadi Syi'ru
yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Pengertian yang lain, Syair adalah salah
satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama
dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kemudian berkembang menjadi kata umum.
Maka syair dalam bahasa Melayu mengarah pada pengertian puisi secara umum.
Namun berkembang dan mengalami perubahan dan modefikasi sehingga syair di desain
sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam perkembangan syair. Syair adalah bentuk
sastra klasik Melayu yang sudah mendekati kepunahan. Berbeda dengan pantun, syair
adalah bentuk puisi lama yang diungkapkan secara bersambung dan membentuk suatu
cerita yang panjang. Sedikit sekali naskah syair yang dapat diselamatkan dengan utuh.
Raja Ali Haji adalah penulis syair yang handal dalam khazanah sastra klasik Melayu.
Salah satu syair karangannya yang dicetak pertama kali dengan aksara Arab Melayu
Tahun 1847.

Contoh Syair Melayu Riau :

 SYAIR MERANTI

Dengan Bismillah kita awalkan


Negri berdamai jadi harapan
Budaya Melayu jangan tinggalkan
Adat negeri kita lestarikan

Irwan pemimpin Masrul wakilnya


Negri Meranti aman sentosa
Bulan desember hari jadinya
Hendaklah diingat sepanjang masa

Pemimpin berdaulat majukan negri


Barulah negri jadi madani
Merangkai pulau membangun negri
Itulah semboyan anak Meranti

Perahu berguna jadi pelayaran


Sagu dan karet mata pencaharian
Ikan dilaut tumbuhan didaratan
Sumber alam untuk dimakan

Merbau Rangsang dan Tebing Tinggi


Bersatu padu jadi Meranti
Berbagai pulau kecil disini
Itulah disebut Kepulauan Meranti

Sekian sudah kalam dibacakan


Untuk hiburan tuan dan puan
Serta dapat jadi pelajaran
Untuk membangun Meranti terdepan

 SYAIR PENYAMBUTAN

Dengan Bismillah kita awalkan


Acara ini kita mulaikan
Dengan tarian kami persembahkan
Untuk menyambut tuan dan puan

Zapin Melayu anak negeri


Hendak dilestarikan setiap hari
Terimalah persembahan dari kami Untuk tuan dan puan yang bijak bestari

Sekapur sirih kami berikan


Untuk dimakan tuan dan puan
Sambil menonton acara persembahan
Air diminum sirih dimakan

Pantun dan syair kami tampilkan


Warisan budaya yang harus dilestarikan
Budaya yang sudah dilupakan
Akibat dari perkembangan zaman

Sampai disini kalam dibacakan


Untuk hiburan tuan dan puan
Sekian sudah acara dipersembahkan
Semoga dapat rahmat dari Tuhan

 Pantun
Pantun Melayu sendiri memiliki berbagai macam jenis.
Berbagai jenis Pantun Melayu itu ditentukan oleh isi dari pesan yang ada di pantun tersebut.
Berdasarkan pesan di pantun itu, maka ada beberapa jenis Pantun Melayu di antaranya
pantun agama, pantun nasehat, Pantun Jenaka , pantun adat dan lain-lain.

 Pantun Agama
Burung nuri burung kenari
Hinggap di pohon sebentar saja
Teruslah ibadah setiap hari
Rajin shalat 5 waktu jangan lupa

 Pantun Nasehat
Kayu jati di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Budaya dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

 Pantun Jenaka
Pak Ujang bermain kendang
Bu Aminah membuat rendang
Ada uang abang ku sayang
Tak ada uang abang kutendang

 Pantun Adat
Adat Melayu Bersendi Syarak
Syarak Bersendi Kitabullah
Bermanfaat Ilmu Karena Dipinak
Diamalkan Menurut Ajaran Allah

Anda mungkin juga menyukai