Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KALA II

Dosen pengampu : Ibu Dwi Sulistyowati S.S.T.,M.Tr.Keb

Disusun Kelompok 2 :

1. Alfiatulqadariyah ( 202001001 )
2. Diah ayu Istiqomah ( 202001004 )
3. Fitriana Susanti ( 202001006 )
4. Lisa Awalimatus S. ( 202001008 )
5. Ummi Salamah ( 202001012 )

PROGRAM SRUDI DILUAR KAMPUS UTAMA PSDKU UNIVERSITAS


KARYA HUSADA SEMARANG

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
diberi nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kebidanan l “Asuhan
Kebidanan Pada Persalinan Kala II”. Tidak lupa kita kirimkan sholawat beriring salam
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita
dapat merasakan alam yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini. Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. 

Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh


karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah selanjutnya

Pati, 09 November 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................5
C. TUJUAN MASALAH................................................................................................5

 BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI KALA II PERSALINAN..........................................................................6


B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA II PERSALINAN...............................9
C. MEKANISME PERSALINAN NORMAL..............................................................12
D. MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN.........................................................15
E. ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN KALA II...................................21

 BAB III PENUTUP.................................................................................................................

A. KESIMPULAN........................................................................................................27
B. SARAN....................................................................................................................27

 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan, melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO )
penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk
target tujuan pembangunan millenium ( Milenium Development Goals / MDGs ) dalam
rangka mengurangi tiga perempat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan
melahirkan pada tahun 2015,untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu
antara 1990 dan 2015seharusnya 5,5%/tahun. Namun data WHO, UNICEF,UNFPA dan Bank
Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari 1%/tahun. Pada
2005, sebanyak536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah
dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. menurut data WHO, sebanyak
99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara –  negara
berkembang. Rasio kematian ibu di negara–  negara berkembang merupakan yang tertinggi
dengan 450 kematian ibu /100rbu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya
penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan
angka kematian ibu secara bermakna di negara –  negara yang angka kematian ibunya rendah.
Artinya negara – negara dengan angka kematian ibu tinggi belum menunjukkan kemajuan
berarti dalam 15 tahun terakhir ini ( Antaranews.com,2009 ).

Pada survey Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2008, angka kematian
ibu ( AKI ) saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi ( AKB )
31,4 per 1.000 kelahiran hidup. Target tahun 2015 angka kematian ibu ( AKI ) menjadi 125
per100.000 kelahiran hidup dan target angka kematian bayi ( AKB ) menjadi 17 per
1.000kelahiran hidup ( Depkes, 2009 ).

Persalinan kala II adalah dimulai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh janin. Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira - kira 2 - 3menit sekali,
kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, sehingga terjadilah

4
tekanan pada otot otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan
Karena tekanan pada rectum ibu merasa dapat mau buang air besar dengan tanda anus
membuka, pada waktu His, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum mere
gang danhis mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
Pada primigravida kala II berlangsung rata - rata 45–  60 menit, dan multipara 15 - 30 menit.
(Mitayani, 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Tentang Persalinan Kala II2. Menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Persalinan Kala II
C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan dan Mengetahui Tentang Persalinan Kala II2. Menjelaskan Tentang
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Persalinan Kala II

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KALA II PERSALINAN

Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai


hasil pengenalan prosesdan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai ketika 
pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga
di sebut sebagai kala pengeluaran bayi.Lamanya (durasi) kala II pada persalinan spontan
tanpa komplikasi adalah sekitar 40menit pada primi –  gravida dan 15 menit pada multipara.
Kontraksi selama kala duaadalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit
yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.

Tanda-tanda bahwa kala 2 persalinan sudah dekat :

a. Ibu merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran) 


b. Perineum menonjol (perjol)
c. Vulva vagina membuka (vulka)
d. Adanya tekanan pada spincter anus (teknus) sehingga ibu merasa ingin BAB
e. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
f. Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir 

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan:

a. Pendataran dan pembukaan 


b. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas
c. Terjadi perdarahan karena kappiler pembuluh darah pecah

Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengantanda-
tanda sebagai berikut :

a. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang


b. Di bagian bawah terasa penuh dan menganjal
c. Kesulitan saat berjalan

6
d. Sering berkemih

Diagnosis pasti :

a. Telah terjadi pembukaan lengkap


b. Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kala II :

1) Pemantauan Ibu
a. Periksa nadi ibu setiap 30 menit 
b. Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
c. Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada ibu secara langsungs
ekaligus dengan melakukan palpasi
d. Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu. 
e. Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen (pemeriksaan luar)
setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
f. Upaya meneran ibu
g. Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping kepala
h. Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir
i. Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir

2) Pemantauan janin
a. Saat bayi belum lahir

1) Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau setiap 5-10 menit

2) Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah

3) Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding 

b. Saat bayi lahir

Nilai kondisi bayi (030 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayimenangis
kuat dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas.

7
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala 2 :

a. Syok
b. Dehidrasi
c. Infeksi
d. Preeklampsia/eklampsia
e. Inersia uteri
f.Gawat janin
g. Penurunan kepala terhenti
h. Adanya gejala dan tanda distosia bahu
i. Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban 
j.Kehamilan ganda/kembar

Persiapan penolong persalinan :

a. Sarung tangan dan barier protektif lainnya 


b. Tempat persalinan yang bersih dan steril
c. Peralatan dan bahan yang diperlukan
d. Tempat meletakkan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi
e. Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan sayang ibu, bersihkan perineum dan lipat
paha,kosongkan kandung kemih, amniotomi dan menjelaskan peran
suami/pendamping)

Penatalaksanaan kala 2 :

a. Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul


doronganspontan untuk melakukan hal itu
b. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontrkasi
c. Berikan pilihan posisi yang nyaman bagi ibu
d. Pantau kondisi janin
e. Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan ibu untuk bernafas
cepatatau biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk tidak meneran hingga
pembukaan lengkap

8
B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA II PERSALINAN

1. Kontraksi Uterus

Dimana kontraksi ini bersifat nyeri yang disebabkan oleh anoxia dari sel – sel otot
tekanan pada genetalia dalam serviks dan Segmen Bawah Rahim ( SBR ), regangan
dariserviks, regangan dan tarikan pada peritoneum, itu semua terjadi pada saat
kontraksi.Adapun kontraksi yang bersifat berkala dan yang harus di perhatikan adalah
lamanyakontraksi berlangsung 60–90 detik, kekuatan kontraksi, kekuatan kontraksi secara
klinisditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke
dalam,interfal antara kedua kontraksi pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.

2. Perubaha–perubahan Uterus Keadaan Seggmen Atas Rahim ( SAR ) dan Segmen


Bawah Rahim ( SBR )

Dalam persalinan perbedaan SAR dan SBR akan tampak lebih jelas, dimana SAR
dibentuk olehkorpus uteri dan bersifat memegang peranan aktif ( berkontraksi ) dan
dindingnya bertambah tebal debgan majunya persalinan, dengan kata lain SAR mengadakan
suatukontraksi menjadi tebal dan mendorong anak keluar. Sedangkan SBR dibentuk
olehisthimus uteri yan sifatnya memegang peranan pasif dan makin tipis dengan
majunyapersalinan ( disebabkan karena regangan ), dengan kata lain SBR dan
serviksmenngadakan relaksasi dan dilatasi

3. Perubahan pada Serviks

Perubahan pada serviks pada kala II ditandai dengan pembukaan lengkap, pada
pemeriksaan dalam tidak teraba lagi bibir portio, Segneb Bawah Rahim ( SBR ), danserviks

4. Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul

9
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban telah pecah terjadi perubahan, terutama
padadasar panggul yang diregangkan oleh bagian depan janin sehingga menjadi saluran yang
dinding – dindingnya tipis karena suatu regangan dan kepala sampai di vulva, lubangvulva
menghadap ke depan atas dan anus, menjadi terbuka, perineum menonjol dan tidaklama
kemudian kepala janin tampak pada vulva.

5. Perubahan Fisik Lain yan Mengalami Perubahan

a. Perubahan Sistem Reproduksi

Kontraksi uterus pada persalinan bersifat unik mengingat kontraksi ini


merupakankontraksi otot fisiologisyang menimbulkan nyeri pada tubuh. Selama kehamilan
terjadikeseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadarestrogen dan progesterone menurun kira kira 1 sampai 2 minggu sebelum
partus dimulaisehingga menimbulkan kontraksi uterus. Kontraksi utrus mula mula jarang dan
tidakteratur dengan intensitasnya ringan, kemudian menjadi lebih sering, lebih lama
danintensitasnya semakin kuat seiring kemajuan persalinan.

b. Perubahan Tekanan Darah

Tekanan drah akan meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata rata
10-20 mmHg. Pada waktu diantara kontraksi tekanan darah kembalike tingkat sebelum
persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dari telentang ke posisimiring, perubahan tekanan
darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takutdan kekhawatiran dapat semakin
meningkatkan tekanan darah.

c. Perubahan Metabolisme

Selama persalinan, metabolisme karbohidratt meningkat dengan kecepatan


tetap.Peningkatan ini terutama disebabkan oleh aktifitas otot. Peningkatan aktifitas metabolic
telihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, denyut jantung dan cairan yang
hilang.

10
c. Perubahan Suhu

Perubahan suhu sedikit meningkat selama persalinan dan tertinggi selama dansegera
setelah melahirkan. Perubahan suhu di anggap normalbila peningkatan suhuyang tidak lebih
dari 0,5 – 1o C yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan.

d. Perubahan Denyut Nadi

Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase


peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendahdaripada
frekuensi diantarakontraksi dan peningkatan selamafase penurunan hinggamencapai
frekuensi lazim diantara kontraksi. Penurunan yang mencolok selamakontraksi uterus tidak
terjadi jika wanita berada pada posisi miring bukan telentang.Frekuensi denyut nadi diantara
kontraksi sedikit lebih meningkat disbanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yangterjadi selama persalinan.

e. Perubahan Pernafasan

Peningkatan frekuensi pernapasan normal selama persalinan dan mencerminkan


peningkatan metabolisme yang terjadi. Hiperventelasi yang menunjang adalah
temuanabnormal dan dapat menyebabkan alkalosis ( rasa kesemutan pada ekstremitas dan
perasaan pusing ).

f. Perubahan pada Ginjal

Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat di akibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi
glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliura menjadikurangjelas pada posisi telentang karena
posisi ini membuat aliran urine berkurangselama persalinan.

11
g. Perubahan pada Saluran Cerna

Absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh lebih berkurang. Apabila kondisi ini
diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan,maka
saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu penosongan lambung menjadi lebih
lama. Cairan tidak di pengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan di lambung
tetap seperti biasa. Lambung yan penuh dapat menimbulkanketidaknyamanan dan
penderitaan umum selama masa tansisi. Oleh karena itu, wanitaharus di anjurkan untuk tidak
makan dalam porsi besar atau minum berlebihan, tetapimakan dan minum ketika keinginan
timbulguna mempertahankan energi dan hidrasi.Mual dan muntah umum terjadiselama fase
transisiyang menandai akhir fase pertama persalinan.

h. Perubahan Hematologi

Hemoglobin meningkat rata rata 1,2 gr / 100 ml selama persalinan dan kembalike
kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak ada kehilangandarah yang
abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatanfibrinogen plasma lebih
lanjut selama persalinan.

6. Perubahan Psikologis pada ibu Bersalin

Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami


persalinansangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia
terimaselama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang di terima wanita darri
pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberiperawatan, lingkungan tempatwanita
tersebut berada dan apakah bayi yang di kandungnya merupakan bayi yang diinginkan atau
tidak . Dukungan yang di terima atau tidak di terimaoleh seorang wanita di
lingkungantempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya,
sangatmempengaruhi aspek psikologinya pada saat kondisinya sangat rentan setiap
kalikontraksi timbul juga pada saat nyerinya timbul secaraberkelanjutan.

C. MEKANISME PERSALINAN NORMAL

12
i. Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu masuknya kepala dalam pintu atas panggul,
danmajunya kepala
ii. Pembagian ini terutama berlaku pada primigravida. Masuknya kedalam pintu atas
panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terkahir kehamilan tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
iii. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis,
melintangdan dengan fleksi yang ringan
iv. Masuknya sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantara
simpisisdan promontorium, maka kepala dikatakan dalam synclitismus dan
synclitismus os parietaldepan dan belakang sama tingginya
v. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak kebelakang
mendekati promontorium maka posisi ini disebut asynclitismus. Pada pintu atas
panggul biasanyakepala dalam asynclitismus posterior yang ringan. Asynclitismus
posterior ialah jika suturasagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan.Asynclitismus anterior ialah jika sutura sagitalis
mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal
belakang
vi. Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga
pangguldan biasanya baru dimulai pada kala 2. Pada multigravida sebaiknya majunya
kepala danmasuknya kepala kedalam rongga panggul terjadi bersamaan. Yang
menyebabkan majunyakepala : Tekanan cairan intrauterin, tekanan langsung oleh
fundus pada bokong, kekuatanmeneran, melurusnya badan janin oleh perubahan
bentuk rahim
vii. Penurunan terjadi selama persalinan oleh karena daya dorong dari kontraksi dan
posisi,serta peneranan selama kala 2 oleh ibu
viii. Fiksasi (engagement) merupakan tahap penurunan pada waktu diameter biparietal
darikepala janin telah masuk panggul ibu
ix. Desensus merupakan syarat utama kelahiran kepala, terjadi karena adanya tekanan
cairanamnion, tekanan langsung pada bokong saat kontraksi, usaha meneran, ekstensi
dan pelurusan badan janin
x. Fleksi, sangat penting bagi penurunan kepala selama kala 2 agar bagian terkecil
masuk panggul dan terus turun. Dengan majunya kepala, fleksi bertambah hingga
ubun-ubun besar.Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih
kecil melalui jalanlahir yaitu diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan

13
diameter suboccipitofrontalis (11,5 cm). Fleksi disebabkan karena janin didorong
maju, dan sebaliknya mendapattahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Akibatdari kekuatan dorongan dan tahanan ini
terjadilah fleksi, karena moment yang menimbulkanfleksi lebih besar dari moment
yang menimbulkan defleksi.
xi. Putaran paksi dalam/rotasi internal, pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah sympisis.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yangakan memutar kedepan kebawah simpisis. Putaran paksi dalam
mutlak perlu untukkelahiran kepala karena putara paksi merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisikepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah
dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu
kepala sampai ke hodgeIII, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasa
panggul.
Sebab-sebab putaran paksidalam : Pada letak fleksi, bagian belakang kepala
merupakan bagian terendah dari kepala.Pada bagian terendah dari kepala ini mencari
tahanan yang paling sedikit yaitu pada sebelah depan atas dimana terdapat hiatus
genetalis antara Levator ani kiri dan kanan.Pada ukuran terbesar dari bidang tengah
panggul ialah diameter anteroposterior
xii. Rotasi internal dari kepala janin akan membuat diameter enteroposterior (yang lebih
panjang) dari kepala akan menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari
panggul.Ekstensi, setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilahekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini terjadi pada saat lahir kepala,
terjadi karena gayatahanan dari dasar panggul dimana gaya tersebut membentuk
lengkungan Carrus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lubang vulva sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Bagian leher belakang dibawah
occiputnya akan bergeser dibawah simpisis pubis dan bekerja sebagai titik poros.
Uterus yang berkontraksi kemudianmemberi tekanan tambahan atas kepala yang
menyebabkan ekstensi kepala lebih lanjut saatlubang vulva-vagina membuka lebar.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satumendesaknay ekbawah dan satunya
kerena disebabkan tahanan dasar panggul yangmenolaknya keatas. Resultantenya
ialah kekuatan kearah depan atas
xiii. Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis maka yang dapat maju
karenakekuatan tersebut diatas adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput,

14
maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi hidung
dan mulut danakhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat
pemutaran disebuthypomoclion
xiv. Rotasi eksternal/putaran paksi luar, terjadi bersamaan dengan perputaran interior
bahu.Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang etrjadi karena putaran paksi dalam.
Gerakan ini disebut putaran restitusi. Restitusi adalah perputaran kepala sejauh 45ᴼ
baik kearah kiri atau kanan bergantung pada arah dimana ia mengikuti perputaran
menuju posisi oksiput anterior. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischidicum. Gerakan yang terakhir ini adalah gerakan
paksi luar yang sebenarnya dandisebabkan karena ukuran bahu, menempatkan diri
dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
xv. Ekspulsi, setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah sympisis dan
menjadihypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul danselanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahi
mengikuti lengkungcarrus (kurva jalan lahir)

D. MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN

1. Melihat tanda dan gejala kala II . Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :

a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan vaginanya

c. Perineum menonjol

d. Vulva vagina dan sfingter ani membukae.

e. Meningkatkan pengeluaran lender bercampur darah

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yanghasilnya
adalah :

15
a.Pembukaan serviks telah lengkap, atau

b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

2. Menyiapkan peralatan pertolongan persalinan.

a) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial yang siap


digunakan.Mematahkan mapul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik
steril sekali pakai didalam partus set
b) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik
c) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku. Mencuci kedua
tangandengan sabun dan air bersih yang megalir dan mengeringkan tangan dengan
handuk 1x pakai/handuk pribadi yang bersih
d) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi
e) Menyiapkan oksitosin 10 unit kedalam spuit (dengan memakai sarung tangan)
danmeletakannya kembali di partus set tanpa dekontaminasi spuit

3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

a) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke


belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT
b) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untukmemastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap (bila ketuban belum
pecahmaka lakukan amniotomi)
c) Mendekontaminasi sarung tangand. Memeriksa DJJ setelah berakhir setiap kontraksi
(batas normal 120-160x/menit)

4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran.

a) Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin


baik,membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
b) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
c) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

5. Persiapan pertolongan kelahiran

16
a) Jika kepala telah membuka vulva dengan diameter 4-5 cm, meletakan handuk
bersihdiatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
b) Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
c) Membuka partus setd. Memakai sarung tangan steril

6. Memulai meneran

a) Jika pembukaan belum lengkap, tenteramkan ibu dan bantu pilihkan posisi
yangnyaman
b) Jika ibu merasa ingin meneran namun pembukaan belum lengkap, berikan
semangatdan anjurkan ibu untuk bernafas cepat dan bersabar agar jangan meneran
dulu
c) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantulah ibu memilih
posisi yang nyaman untuk meneran dan pastikan ibu untuk beristirahat
diantarakontraksi
d) Jika pembukaan sudah lengkap namun belum ada dorongan untuk meneran, bantu
ibumemilih posisi yang nyaman dan biarkan berjalan-jalan
e) Jika ibu tidak merasa ingin meneran setelah pembukaan lengkap selama 60
menit,anjurkan ibu untuk memulai meneran pada saat puncak kontraksi, dan
lakukanstimulasi puting susu serta berikan asupan gizi yang cukup
f) Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit, lakukan rujukan (kemungkinan CPD, tali pusat
pendek)

Adapun untuk cara meneran, antara lain :

a. Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi
b. Jangan menganjurkan untuk menahan nafas selama meneran
c. Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan segera beristirahat diantara kontraksi
d. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah
untukmeneran jika ibu menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada
e. Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saay meneran
f. Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan
pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan ruptur uteri

7. Menolong kelahiran bayi

17
a) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengansatu tangan yang dilapisi kain, letakan tangan yang lain di kepala bayi dan
lakukantekanan yang lembut dan tidak mengahmbat pada kepala bayi, membiarkan
kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernafas cepatsaat kepala lahir
b) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa bersih
c) Memeriksa lilian tali pusat dan jika kendurkan lilitan jika memang terdapat lilitan
dankemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
d) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
e) Tempatkan kedua tangan dimasing-masing sisi kedua muka bayi
f) Menelusurkan tangan mulai dari kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah
perienum tangan membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut
g) Menelusurkan tangan yang berada diatas anterior dari punggung ke arah kaki
bayiuntuk menyangga saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki
bayidengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

8. Penanganan bayi baru lahir

a) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu dengan
posisikepala bayi lebih rendah dari tubuhnya
b) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali
pusat
c) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat/umbilical bayi
d) Memegang tali pusat dengan satu tangan smabil melindungi bayi dari gunting,
dantangan yang lain memotong tali pusat diantara dua klem tersebut
e) Mengganti handuk basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih,menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka
f) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya

9. Yang harus diperhatikan pada saat pengeluaran bayi

a) Posisi ibu saat melahirkan bayi


b) Cegah terjadinya laserasi atau trauma
c) Proses melahirkan kepala

18
d) Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayie. Proses melahirkan bahu
e) Proses melahirkan tubuh bayi
f) Mengusap muka, mengeringkan dan rangsang taktil pada bayi
g) Memotong tali pusat

Gejala dan tanda distosia bahu.

a) Turtle sign adalah kepala terdorong keluar tetapi kembali kedalam vagina
setelahkontraksi atau ibu berhenti meneran
b) Tidak terjadi puataran paksi luar apabila kepala telah lahir
c) Kepala tetap pada posisinya (dalam vagina) walau ibu meneran sekuat mungkin
Manuver tangan dan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan

MANUVER ALASAN

1. Letakkan telapak tangan pada bagianvertex yang terlihat, sambil hati-hatiagar jangan
membiarkan tangan masukkedalam vagina.
2. Lakukan penekananterkendali dan tidak menghambatkepala janin untuk keluar
3. Jari-jari tangan didalam vagina bisamembawa masuk organisme danmeningkatkan
resiko robekan perineum.Tekanan yang dilakukan terhadap kepala pada saat ini akan
membantu kepala agarfleksi sehingga daerah subocciputmenyentuh pinggir bawah
simpisis pubisdan proses pengekstensian dimulai. Dengan tangan lainnya,
supportperineum untuk mencegah kepalaterdorong keluar terlalu cepat
sehinggamerusak perineum. Tutupilah tanganyang mensupport perineum
denganhanduk. Letakkan ibu jaridipertengahan pada salah satu sisiperineum dan
letakkan jari telunjukdipertengahan sisi perineum yangberlawanan. Secara perlahan
tekanlahibu jari dan jari telunjuk kebawah dankearah satu sama lain
untukmengendalikan peregangan perineum.

19
4. Gerakan kebawah dan kedalam inimelibatkan jaringan yang cukup dalamaksi tersebut
dan mendistribusikan jaringan tambahan kearah bagian tengahdan perineum yaitu
daerah yang paling besar kemungkinannya mengalamilaserasi. Handuk akan
mencegah tanganyang bersarung tangan terkenakontaminasi secara tidak sengaja
5. Dengan cermat dan hati-hati perhatikan perineum saat kepala janin terusmuncul dan
lahir, usaplah mulut bayidengan jari yang dibungkus kain kasa
6. Garis-garis putih yang tipis akan segeratampak sebelum terjadinya perobekan pada
perineum. Gunakan kain kasa untukmenghapus lendir yang mungkin terhisap pada
saat bayi mulai bernafas untuk pertama kali Pada waktu kepala sudah lahir,luncurkan
salah satu jari tangan darisalah satu tangan ke leher bayi untukmemeriksa apakah ada
lilitan tali pusatdisekeliling leher janin, biasanya talipusat tersebut hanya
perludilonggarkan sedikit agar kepala janinbisa dilahirkan tanpa kesulitan
7. Meluncurkan jari tangan ke leher bayisampai ke puncak punggungnya
akanmemungkinkan penolong untukmengetahui dimana letak tali pusatnya
8. Jika tali pusat melilit leher bayi denganlonggar, upayakan agar tali pusattersebut dapat
dilonggarkan lewatkepalanya. Jika lilitan tali pusattersebut terlalu ketat untuk bisa
dilepaslewat kepala bayi, tetapi tidak terlaluketat melilit leher bayi, lepaskan
melaluibahunya saat bayi lahir.Jika tali pusat tersebut melilit leher bayidengan ketat,
pasanglah dua buah klempada tali pusat tersebut dengan segera.Pastikan ibu
mendapatkan penjelasantentang apa yang penolong lakukan, dansebaiknya ibu hanya
bernafas pendeksaja dan tidak meneran.
9. Tali pusat yang ketat bisa menyebabkanterjadinya hipoksia bayi. Menaganjurkanibu
bernafas pendek-pendek akanmencegah meneran dan mencegahlilitannya menjadi
lebih ketat.
10. Tunggulah sampai terjadi rotasieksternal pada kepala bayi. Setelahkepala bayi
berputar menghadap kepaha ibu, letakkan tangan pada keduasisi kepala bayi, tangan
kebawah untukmelahirkan bahu anterio, kemudiantangan mengarah keatas lagi
untukmelahirkan bahu posterior
11. Menunggu, dan tidak melakukan manuvertangan hingga restitusi kepala selesaiadalah
penting untuk keselamatankelahiran tersebut. Dalam kelahiran yangnormal perlu
melakukan intervensi agarkepala bayi berputar, sambil menunggu beri dukungan pada
ibu
12. Setelah bahu dilahirkan, letakan salahsatu tangan dibawah leher bayi untukmenopang
kepala, leher dan bahunya,sedangkan 4 jari tangan yang satu lagimenopang lengan

20
dan bahu anterior.(sementara melakukan hal tersebut,bungkukan badan secukupnya
untukmengamati perineum dan memastikanbahwa tidak ada tekanan berlebihanpada
perineum)
13. Badan bayi haruslah meluncur keluardengan dituntun oleh tangan sepanjangkurva
jalan lahir (Carus) danmenopangnya dari tekanan yang berlebihan oleh perineum
ibu.Pemegangan yang seperti ini akanmemungkinakan penolong untukmengendalikan
kelahiran tubuh bayi Pada saat badan bayi dilahirkan,luncurkan tangan atas kebawah
badanbayi, dan selipkan jari telunjuk diantarakaki bayi dan terus ke bawah
hinggamenggenggam kedua pergelangan kakibayi
14. Bagaimana licinnya bayi, cara seperti iniakan menghasilkan pegangan yang aman
Lahirkan tubuh bayi dalam geraklengkung yang rata (ingat kurva carus)keluar supaya
kepalanya sekarangditopang oleh permukaan telapaktangan yang satu lagi. Tangan
yangmenopang kepala hendaknya lebihrendah dari tubuh bayi.
15. Hal ini akan membuat bayi berada dalamketinggian yang sama dengan plasentadan
mencegah bayi terlepas atau terkenatekanan yang berlebihan terhadap jaringan bayi.
Merendahkan posisi kepala bayiakan mendorong pengeluaran lendirsementara bayi
dikeringkan
16. Sementara mengevaluasi kondisi bayi,keringkanlah lalu letakkan bayi diatas abdomen
ibu
17. Bayi saat ini harus sudah mulai bernafas,kering, dan kontak dengan kulit ibusedapat
mungkin untuk mencegahhipotermia, untuk mendorong terciptanyaikatan batin serta
pemberian ASI

E. ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN KALA II

Langkah I : Riwayat Kesehatan Keluhan Utama : ibu tidak kuat mengejan dalam
persalinan
Langkah II : Pemeriksaan Fisik
a. Tanda - tanda vital :
1) Tekanan darah : Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah
anakdilahirkan, biasanya tekanan darah akan naik kira - kira 10 mmhg.
2) Suhu, Nadi, dan Pernafasan : Suhu dalam batas normal 36,5 - 37,5derajat
.Bila suhutubuh lebih dari 37,5 dianggap ada kelainan kecuali bagi klien
setelah melahirkansuhu badan 35,5 oC – 37,8 oC masih dianggap normal

21
karena perlahan keadaannadi biasanya mengikuti keadaan suhu, bila suhu
naik, keadaan nadi akan bertambah pula, dapat disebabkan karena adanya
perdarahan. Pada klien yangdalam persalinan pernafasannya agak pendek
karena kelelahan. Dan akan kembalinormal setelah persalinan dan periksa
tiap 4 jam. peningkatan RR, nadi kurang dari100, suhu tubuh dan
diaphoresis.
b. Berat Badan dan Tinggi Badan : Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari
145 cmterlebih pada kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena
kemungkinan besarmemiliki panggul sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol
secara teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10-12 kg.

c. Tanda yang menyertai kala II :


1) Keringat terlihat tiba - tiba diatas bibir
2) adanya mual
3) bertambahnya perdarahan
4) gerakan ekstremitas
5) pembukaan serviks
6) his lebih kuat dansering
7) ibu merasakan tekanan pada rektum
8) merasa ingin BAB
9) ketuban +/-
10) perineummenonjol
11) anus dan vulva membuka
12) gelisah mengatakan saya ingin BAB usaha kerastanpa disadari
13) pada waktu his kepala janin tampak di vulva
14) meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
15) kepala turun di dasar panggul
16) meneran
17) amnesia
18) perasaan panas dan tegang pada perineum
19) tremor
20) kelelahan
21) emosi labil
22) takut

22
23) gelisah
24) ketidakpercayaan dan merintih
d. Melakukan monitoring terhadap :

His ( Kontraksi 2 - 3 menit, intensitas kuat, lamanya50 - 70 detik pembukaan servik


10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluarandarah dan lendir, cairan amnion,
perineum menonjol, keluar feses pada saatmelahirkan dan distensi kandung kemih,
keadaan janin ( penurunan janin melaluivagina).

e. Posisi yang paling aman saat ibu mengejan :

1. Posisi Alasan / RasionalisasiDuduk atauSemi Duduk

Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahirankepala bayi dan


mengamati/men-support perineum.

2. PosisiMerangkak

Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit,membantu bayi melakukan


rotasi, peregangan minimal pada perineum.
3. Berjongkok atauBerdiri
Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul,
memperbesar dorongan untun meneran.
4. Berbaringmiring kekiri
Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberioksigenisasi yang baik bagi
bayi, membantu mencegahterjadinya laserasi.
f. Durasi kala II → kemajuan pada kala II :
Primigravida berlangsung 45 – 60 menit,multipara berlangsung 15 – 30
menit.
g. Nyeri / ketidaknyamanan
1) Dapat merintih / menangis selama kontraksi
2) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum

23
3) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
4) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menith.
h. Seksualitas
1) Servik dilatasi penuh ( 10 cm ) dan penonjolan 100%
2) Peningkatan perdarahan vagina
3) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
4) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
5) Penonjolan rectal / perineal dengan turunnya janin.

Langkah III :
Kebutuhan Pola Kehidupan Sehari - hari pada ibu persalinan kala II
Pola nutrisiSaat inpartu : makan : nasi, sayur, lauk, Minum : satu gelas teh,
satu gelas susu,segelas air putih. b. Pola eleminasiSaat inpartu : BAK: 1x/ hari
warna kuning, bau khas, banyaknya. 250cc.
Diagnosa keperawatan, Intervensi dan Rasional :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri mengedan dan meregangnya perineum.
b. Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan
rasanyaman.
Intervensi Rasional
 Anjurkan sebaiknya posisi miringkiri.
 Pertahankan kiandung kemih tetapdalam keadaan kosong.
 Pertahankan alat tenun dalamkeadaan bersih, rapi dan kering.
 Anjurkan ibu untuk kumur - kumuratau basahi bibir dengan lemongliserin.
 Jelaskan pada ibu bahwa relaksasiselama kontraksi sangat penting.
 Anjurkan teknik nafas dalam danekspirasi melaui hidung.-. Lakukan masase
(eufflerage/deep
 Menghidari penekanan pada vena cava,sehingga meningkatkan sirkulasi ke
ibumaupun janin.
 Kandung kemih yang kosong akanmemperlancar penurunan bagian terendah
janin dan mengurangi tekanan sehinggasirkulasi lancar.
 Meningkatkan rasa nyaman ibu-. Ibu merasa segar dan nyaman-. Ibu mengerti
dan kooperatif
 Nafas dalam untuk mengisi paru-paru

24
 Impuls rasa sakit diblok dengan back massage/firm counterpressure/abdominal
lifting)
 Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong htubuh
memberikan rangsangan pada syaraf berdiameter besar sehingga gate kontrol
tertutup dan rangsangan sakit tidak diteruskan kekorteks cerebral
 Memberikan posisi yang nyaman padaibu dan mengurangi tekanan pada
daerah punggung yang dapat menghambatsirkulasi kejaringan.

c. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB Tujuan :


1. · Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
2. Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan bab selama melahirkan
3. Ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang
normal.

Intervensi Rasional

 Memberitahukan pada ibu, bahwabukan merupakan suatu hal yangbiasa bagi


ibu untuk memilikipergerakan bowel selama melahirkan.
 Bila tinja keluar, bersihkansecepatnya dan menyumbat bilamungkin,
sementara ubumemberikan timbal balik yang positif dalam usaha mengedan
 Motilitas gastro intestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang ekspulsif,
Diiringi penurunan bagian terendah janinmenyebabkan pengeluaran tinja.
 Jika perawat tidak beraksi secara negatif,atensi ibu akan teralihkan dari
pergerakan bowelnya ke usaha mengedan.
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap
manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : Tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
 Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu
 Memperlancar aliran darah dari posisi setengah duduk dengan bahu
danpungung yang ditopang oleh seorang anggotakeluarga.
 Periksa denyut nadi setiap 15 menit danukur tekanan darah.
 Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi.

25
 Yakinkan ibu dengan kata-kata langsungdan dengan cara yang menyenangkan
danrileks.
 Bila perinium menonjol, anus membukakepal anak mterlihat didepoan vulva
satkontraksi dan tidak masuk maka penolongakan mulai memimpin
persalinan.
 Penolong cuci tangan dan menggunakansarung tangan steril.
 Jika ada dorongan untuk mengedanbantulah persalinan dengan:
a . Melahirkan kepala
b. Periksa lilitan tali pusat pada leher
c. Melahirkan bahu depan dan belakang
d . Melahirkan badan bayi
e . Menjepit tali pusat dengan 2 klemdan gunting diantara kedua klemtersebut.
f. Menaikan bayi lebih tinggi dari perutibu dan menaruh diatas perut ibu.
g. Melakukan palpasi abdomen untukmengetahui kemungkinan adanya
ibu ke janin dan memudahkan penolong untuk membantumelahirkan.
 Untuk mengetahui keadaanumum ibu.
 Meningkatkan identifikasi awal bahaya pada fetal.
 Ibu tenang dan tetap koopretif
 Merupakan tanda-tanda yangtepat untuk memimpin danmenolong persalinan.
 Mencegah kontaminasi dantransmisi dari mikroorganisme janin yang lain.
 Injeksi oksitoksin

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Persalinan Kala II ( Kala Pengeluaran Janin ) adalah dimulai ketika pembukaanlengkap


dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin. Pada kala II his menjadi lebih kuatdan lebih
cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul,
sehingga terjadilah tekanan pada otot - otot dasar panggul, yang secarareflektoris
menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum ibu merasa dapatmau buang air
besar dengan tanda anus membuka, pada waktu His, kepala janin mulaikelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang dan his mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Tanda dan Gejala Persalinan Kala II: Ibu ingin mengedan
bersamaan dengan terjadinya kontraksi atau his. His atau kontraksiuterus yang semakin kuat
dengan interval 2 - 3 menit, durasi 50 - 100 detik, Pemeriksaanvaginal serviks sudah dilatasi
penuh, Perineum terlihat menonjol, Selaput amnion biasanya sudah pecah, Vulva - vagina
dan sfingter terlihat membuka, Peningkatan pengeluaran lendir dan darah, Kepala telah turun
didasar panggul, Meningkatnya tekanan pada rectum dan vaginanya, Ibu mengalami desakan
kuat untuk mengejan akan mungkinterdapat tetesan darah dari vagina. Gerakan Utama Dari
Mekanisme PersalinanKala II .

27
Penurunan Kepala, Fleksi, Rotasi Dalam ( Putaran Paksi Dalam ), Ekstensi,Rotasi Luar
( Putaran Paksi Luar ), Ekspulsi.

Penatalaksanaan Persalinan Kala II :

Mulai Mengejan, Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan, Posisi Ibu saat
Mengejan, Melahirkan kepala, Memeriksa Tali Pusat, Melahirkan Bahu, Melahirkan
SisaTubuh Bayi, Memotong tali pusat.

B. SARAN

Sebagai seorang tenaga kesehatan yang memiliki akontabilitas sudah seharusnyadapat


melakukan tindakan perawatan dan persiapan bedah khususnya dalam kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Dep.Kes. RI, 2009. Asuhan Persalinan Normal.


Jakarta.https://icoel.wordpress.com/kebidanan/kala-ii-persalinan/Mitayani. (2009 ).
Asuhan Keperawatan Maternitas
. Jakarta: EGChttp://afifa08afa.blogspot.co.id/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Doenges E. M., 2001.
Rencana Keperawatan Maternal/Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi
Keperawatan Klien Edisi 2
. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

28

Anda mungkin juga menyukai