Anda di halaman 1dari 4

Enam Nasihat Al-Ghazali

Abu hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghozali (Persia), beliau lahir di Tus, Iran
1058 M / 505 H, dikenal Imam al-Gazali (wafat 19 Des 1111 M / 53 H) adalah ulama
terkemuka dan termasyhur dalam dunia Islam memberi petuah lewat pertanyaan.
Ia sangat mumpuni dalam bidang syariah (fikih, kalam, filsafat, dan tasawuf). Karya-
karyanya begitu banyak dijadikan rujukan dan memberi inspirasi bagi generasi
berikutnya.

Imam al-Ghazali bertanya kepada murid-muridnya akan enam hal biasa, tapi
kemudian dijawab dengan luar biasa sebagai sebuah petuah.

Pertama, "Apakah yang paling dekat dengan diri kita?" Murid-muridnya menjawab:
"Orang tua, guru, teman dan kerabat." Sang Imam menghargai jawaban itu meski
tidak sesuai harapan. Lalu beliau berkata: "Yang paling dekat adalah kematian."
Sebab, setiap yang bernyawa pasti mati (QS [3]:185, [29]: 57, [21]: 35), tanpa diduga
(QS [21]: 34), sudah pasti dan tak bisa dipercepat atau diperlambat (QS [10]: 49,
[63]: 11), dan tak bisa dihindari (QS [4]: 78, [62]: 8).

Surat Ali Imran Ayat 185


‫ار َوأ ُ ْد ِخ َل ْال َج َّن َة َف َق ْد‬ َ ‫ت ۗ َوإِ َّن َما ُت َو َّف ْو َن أُج‬
ِ ‫ُور ُك ْم َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ۖ َف َمنْ ُزحْ ِز َح َع ِن ال َّن‬ ِ ‫س َذا ِئ َق ُة ْال َم ْو‬
ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬
ِ ‫از ۗ َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا إِاَّل َم َتا ُع ْال ُغر‬
‫ُور‬ َ ‫َف‬
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdaya."
Kandungan utama dalam ayat ini telah dirangkum dalam tafsir Al Quran Kementerian Agama
(Kemenag). Beberapa di antaranya yakni,

1. Setiap makhluk yang bernyawa akan merasakan kematian. Pada Hari Kiamat nanti, tiap
perbuatan yang dikerjakan makhluk ciptaanNya selama di dunia akan diberikan pembalasan
yang adil.
Penjelasan mengenai poin pertama isi kandungan surat Ali Imran ayat 185 juga dijelaskan
dalam tafsir Ibnu Katsir. Dikatakan bahwa tiap manusia memiliki masa dan nutfah yang telah
ditakdirkan masing-masing. Takdir kematian tersebut tidak mengenal usia muda atau pun tua.
2. Balasan dari perbuatan amal baik dan buruk tersebut berupa keputusan akhir di akhirat,
yakni surga dan neraka. Mereka yang terpilih sebagai penghuni surga dan dijauhkan dari
neraka disebut sebagai orang yang mendapat kemenangan dan kebahagiaan yang hakiki.
"Kebahagiaan hakiki bukanlah berupa kedudukan dan pangkat yang tinggi, harta yang
melimpah, rumah dan istana yang mewah. Semua itu akan musnah." tulis Kemenag.
Rasulullah SAW pernah menerangkan bagaimana cara menjadi bagian orang yang berbahagia
tersebut. Ia bersabda,
"Siapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah ia mati di dalam
keadaan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan agar ia berbuat kepada manusia seperti
yang ia sukai diperbuat orang kepadanya." (HR Imam Ahmad).

Kedua, "Apakah yang paling jauh dari diri kita?" Murid-muridnya menjawab: "Negeri
Cina, Bulan, Matahari, dan Bintang." Sang Imam berkata: "Yang paling jauh adalah
waktu yang telah berlalu." Waktu tak pernah berhenti hingga akhir masa (kiamat).
Jika berlalu, tak pernah kembali. Semenit yang berlalu, lebih jauh dari seribu tahun
yang akan datang. Dalam Alquran sedikitnya ada 224 kali dijelaskan tentang waktu,
termasuk Allah bersumpah atasnya.

Imam Al-Ghazali mengutip Surat Al-Hasyr ayat 18 yang mengandung keutamaan muhasabah.
mengisyaratkan manusia untuk melakukan muhasabah atas perbuatan yang telah dilakukan.
َ ُ‫تَ ْع َمل‬
‫ون‬ ‫َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما‬ ۖ ‫قَ َدَّمتْ لِ َغ ٍد‬ ٌ ‫َو ْلت َْن ُ ْظر نَ ْف‬
‫س َما‬ َ ‫الَّ ِذ َين آ َم ُنوا اتَّقُوا هَّللا‬ ‫يَا َأيُّ َها‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sayyidina Umar RA, kata Imam Al-Ghazali, menganjurkan kita untuk melakukan muhasabah.
“Hendaklah kalian lakukan muhasabah atas diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah
perbuatan kalian sebelum ia kelak ditimbang.”
Dalam sebuah riwayat, seorang sahabat menemui Rasulullah SAW untuk meminta wejangan
kepadanya. “Wahai Rasulullah, berilah aku wejangan.” “Apakah kau meminta wejanganku?”
“Benar,” jawabnya dengan bahagia. “Bila kau bermaksud untuk melakukan sesuatu,
pikirkanlah dampaknya. Jika ia baik, lakukanlah. Tetapi jika itu buruk, tahanlah,”

Terkait muhasabah, sebuah hadits menyebutkan, “Orang yang (bijak) berakal hendaknya
mengalokasikan seperempat waktunya untuk bermuhasabah,”

Ketiga, "Apakah yang paling besar di dunia ini?" Ada yang menjawab dengan
gunung, Matahari, Bumi, dan lainnya. Al-Ghazali menjawab: "Yang paling besar
adalah hawa nafsu." Manusia bisa bertindak seperti binatang atau bahkan lebih
hina karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. (QS [7]: 179). Kita lihat,
pejabat negara, politikus, birokrat, orang tua, guru dan siapa saja tertunduk malu
karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, baik syahwat, kekuasaan,
maupun harta benda (korupsi). Surat Al-A’raf Ayat 179

‫وب اَّل َي ْف َق ُهونَ ِب َها َو َل ُه ْم أَ ْع ُينٌ اَّل ُي ْبصِ ُرونَ ِب َها‬ ٌ ُ‫نس ۖ َل ُه ْم قُل‬ ِ ِ ‫ِيرا ِّمنَ ٱ ْل ِجنِّ َوٱإْل‬ ً ‫َو َل َقدْ َذ َر ْأ َنا ل َِج َه َّن َم َكث‬
ٓ ٓ
َ‫ضل ُّ ۚ أ ُ ۟و ٰ َل ِئ َك ُه ُم ٱ ْل ٰ َغفِلُون‬
َ َ‫َو َل ُه ْم َء َاذانٌ اَّل َي ْس َم ُعونَ ِب َهٓا ۚ أ ُ ۟و ٰ َل ِئ َك َكٱأْل َ ْن ٰ َع ِم َبلْ ُه ْم أ‬

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

Keempat, "Apakah yang paling berat di muka bumi ini?" Muridnya menjawab: "Baja,
gulungan besi, gajah, dan lain-lain. Beliau melanjutkan: "Yang paling berat adalah
amanah." Manusia diutus ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah (QS [2]: 30) dan
diberi amanah memakmurkan alam semesta (QS [11]:61)

ٰۤ ْ
‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن‬ ِ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ ‫ل‬
ٌ ‫اع‬
ِ ‫ج‬
َ ‫ي‬
ْ ِّ ‫ن‬ ‫ِا‬ ‫ة‬
ِ َ
‫ك‬ ِ ‫ٕى‬
ِٕ ‫ال َرب َُّك لِل َم‬
‫ل‬ َ َ‫ َواِ ْذ ق‬
‫ال اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم‬ َ َ‫ك َونُقَ ِّدسُ ل‬
َ َ‫ك ۗ ق‬ َ ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬ ُ ِ‫يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬
‫َما اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa
”.yang tidak kamu ketahui

Surat Hud ; 61

‫صلِحًا ۘ قَا َل ٰيقَ ْو ِم ا ْعبُ ُدوا هّٰللا َ َما لَ ُك ْم‬ ٰ ‫۞ َواِ ٰلى ثَ ُم ْو َد اَ َخاهُ ْم‬
ٰ
ِ ْ‫ِّم ْن اِل ٍه َغ ْير ُٗه ۗهُ َو اَ ْن َشا َ ُك ْم ِّم َن ااْل َر‬
‫ض َوا ْستَ ْع َم َر ُك ْم فِ ْيهَا‬
ٌ‫فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ ثُ َّم تُ ْوب ُْٓوا اِلَ ْي ِه ۗاِ َّن َرب ِّْي قَ ِريْبٌ ُّم ِجيْب‬
dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai
kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”

Kelima, "Apakah yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab, yang paling
ringan adalah kapas, angin, debu dan dedaunan kering. Al-Ghazali menjawab:
"Yang paling ringan adalah meninggalkan shalat." Shalat adalah tiang agama, siapa
yang mendirikannya berarti menegakkan agama dan siapa meninggalkan sama
dengan ia meruntuhkan agama. (HR Tabrani). Ringan dan mudah
meninggalkannya, tapi tidak semudah menjalankannya.

Keenam, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?" Dijawab oleh murid-muridnya
dengan pedang. Al-Ghazai berkata: "Yang paling tajam adalah lidah." Pepatah Arab
menyebutkan, "Kalau pisau melukai badan, masih ada harapan sembuh. Tapi, jika
lidah melukai hati, ke mana obat akan dicari." Pepatah lain mengatakan: "Seorang
bisa mati karena terpeleset lidahnya, tapi tidak akan mati karena terpeleset
kakinya." (Khuluqul Muslim, al-Ghazali, hlm 163). Wallahu a'lam bish-shawab.

Anda mungkin juga menyukai