Anda di halaman 1dari 10

Contoh hipordemic needle teory

Contoh yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah, pada iklan air mineral yang
bermerek Aqua. Dimana pada saat produk air mineral ini dipublikasikan, secara
langsung bisa mempengaruhi asumsi khalayak bahwasanya air mineral itu adalah
aqua. Sehingga sampai saat ini aqua sudah terdoktrin di ingatan khalayak. Walaupun
sudah banyak merek-merek air mineral yang bermunculan akan tetapi masyarakat
akan hanya mengenal aqua sebagai air mineral . Dan juga banyak contoh merk atau
brand lain yang melekat pada masyarakat seperti tipe-x yaitu berupa cairan
menghapus tulisan dari balpoint yang bermerk tipe-x , sekarang walaupun banyak
produk serupa yang berbeda merk dan brand masyarakat hanya mengenal dengan
nama tipe-x

Contoh Kasus yang terkait Teori Kultivasi


1.      Sinetron dan Reality Show
Sekarang ini banyak sekali program sinetron dan reality show yang yang ada di TV yang setiap malam
ditampilkan dan di tonton oleh semua masyarakat indonesia karena masyarakat indonesia rata-rata semuanya
suka akan program sinetron dan reality show yang ada di RCTI, SCTV, INDOSIAR dan stasiun TV lainnya.
Tontonan seperti seperti acara sinetron maupun reality show yang sering menunjukkan
kekerasan,perselingkuhan ,kriminal,dll  akan dianggap sebagai Gambaran bahwa itu lah yang sering terjadi
di kehidupan realita padahal belum tentu semua yang terdapat pada tayangan itu adalah kejadian-kejadian
yang sering terjadi  di kehidupan kita atau pun di mayarakat. Semua yang terdapat pada reality show atau
sinetron adalah hasil dari skenario belaka.
Di dalam teori kultivasi bahwa di jelaskan pada dasar nya ada 2 tipe penonton televisi yang mempunyai
karateristik saling bertentangan /bertolak belakang, yaitu pecandu/penonton fanatik adalah mereka yang
menonton televisi lebih dari 4 (empat) jam setiap harinya. Kelompok penonton televisi ini sering juga di
sebut khalayak penonton/pecandu televisi, serta  2(dua) adalah penonton biasa yaitu mereka yang menonton
televisi@ jam atau kuarang dalam setiap harinya dan di dalamnya teori kultivasi ini berlaku terhadap
pecandu/penonton fanastik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan
menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya /fikti belakang dan televisi memang
sudah melekat  di kehgidupan kita sehari-hari. Dari televisi lah kita belajar tentang kehidupan dan budaya
masyarakt di mana pun.
Semua tayangan televisi memiliki bahasa sendiri, yang dapat di pahami dengan menganalisis secara seksama
terhadap suara atau gambar, yang di gunakaan  untuk menympaikan pesan. Setiap penonton memiliki latar
belakang pendidikan, usia, pekerjaan , ras agama, suku, jenis kelamin dll yang berbeda. Mereka juga
mempunyai pengalaman hidup yang berbeda. Maka mereka menafsirkan tayangan tv dengan cara yang
berbeda. Meskipun munkin tayangan itu persis sama. Perkembangan di bidang pertelevisian tersebut
memungkinkan timbulnya persaingan yang cukup ketat di antara stasiun-stasiun televisi untuk menarik
perhatian pemirsa. Sebagai akibatnya, dapat kita lihat dari banyaknya jenis acara yang menarik, mulai dari
film, sinetron, kuis, acara musik dan sebagainya. Dengan adanya program-program yang menarik tersebut,
pemirsa seperti dimanjakan, karena pemirsa tinggal memilih acara apa yang ingin ditontonnya, dan pada
saluran televisi yang aman. Dengan banyaknya pilihan acara tersebut tidaklah mengherankan apabila hampir
setiap orang berada di depan pesawat televisi. Mulai dari bangun tidur, pulang sekolah bahkan menjelang
tidur kembali. Tingkat mengkonsumsi media khususnya televisi pada masyarakat dan dalam melihat televisi
terdapat pengaruh antara intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan anak dalam mentaati waktu
belajar.  Karena koefesien negatif artinya semakin tinggi intensitas menonton televisi maka semakin
berkurangnya kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar.
2.      KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) 
KDRT (kekerasan dalam  rumah tangga) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan
yang berkibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secarafisik, seksual, psikologi dan atau perbuatan
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara paksa.
KDRT terhadap istri adalah segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri yang
berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi, termasuk ancaman, perampasan kebebasan
yang terjadi dalam rumah tangga atau keluarga. Selain itu, hubungan antara suami dan istri diwarnai dengan
penyiksaan secara verbal, tidak adanya kehangatan emosional, ketidaksetiaan dan menggunakan kekuasaan
untuk mengendalikan istri. namun juga penyiksaan verbal yang sering dianggap remeh namun akan
berakibat lebih fatal dimasa yang akan datang.

Akibat dari KDRT adalah merasa rendah diri, cemas, penuh rasa takut, sedih, putus asa, terlihat lebih tua
dari usianya, sering merasa sakit kepala, mengalami kesulitan tidur, mengeluh nyeri yang tidak jelas
penyebabnya, kesemutan, nyeri perut, dan bersikap agresif tanpa penyebab yang jelas. Jika anda membaca
gejala-gejala di atas, tentu anda akan menyadari bahwa akibat kekerasan yang paling fatal adalah merusak
kondisi psikologis yang waktu penyembuhannya tidak pernah dapat dipastikan.

Adapun faktor yang mendorong terjadinya kekerasan dalam rumah tangga adalah
- Pembelaan atas kekuasaan laki-laki Laki-laki dianggap sebagai prioritas utama sumber daya dibandingkan
dengan wanita, sehingga mampu mengatur dan mengendalikan wanita.
- Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomi
Diskriminasi dan pembatasan kesempatan bagi wanita untuk bekerja mengakibatkan wanita (istri)
ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami kehilangan pekerjaan maka istri mengalami tindakan
kekerasan.
- Beban pengasuhan anak
Istri yang tidak bekerja, menjadikannya menanggung beban sebagai pengasuh anak.  Ketika terjadi hal yang
tidak diharapkan terhadap anak, maka suami akan menyalah-kan istri sehingga tejadi kekerasan dalam
rumah tangga.
-. Wanita sebagai anak-anak
konsep wanita sebagai hak milik bagi laki-laki menurut hukum, mengakibatkan kele-luasaan laki-laki untuk
mengatur dan mengendalikan segala hak dan kewajiban wanita.  Laki-laki merasa punya hak untuk
melakukan kekerasan sebagai seorang bapak melakukan kekerasan terhadap anaknya agar menjadi tertib.

1.      Smackdown
Salah satu program Televisi yang banyak menyedot perhatian penonton ialah SmackDown yang penuh
dengan kekerasan, ejekan dan hal yang berbau permusuhan. Program ini berasal dari belahan eropa yang
mana didalamnya terdapat banyak petarung-petarung lelaki dan perempuan yang memperlihatkan
perkelahian atau pertarungan diantara mereka untuk merebut sabuk WWE. 
McLuhan seorang ahli psikologi komunikasi berpendapat bahwa manusia berhubungan dengan televisi
sudah tidak hanya melihat atau menonton lagi, tapi sudah terlibat didalamnya. Ditambah dengan kemajuan
teknologi sekarang dan berbagai permainan yang berbau kekerasan. Perilaku anak dapat terjerumus dalam
tayangan atau game yang melibatkan imajinasi, ilusi, dan impresi anak secara langsung.
Prilaku imitative (meniru) sangat menonjol pada anak-anak. Permasalahan ini diakibatkan karena
kemampuan berpikir anak-anak yang masih sederhana. Maka mereka cenderung berfikir apa yang ada di
televisi adalah yang sebenarnya. Anak-anak masih sulit membedakan antara yang mana fiktif
dan yang nyata. Anak-anak juga masih sulit membedakan antara yang baik sesuai norma dan etika yang
berlaku dan diterima oleh masyarakat, agama dan hukum.
Dampak lainnya anak menjadi penakut dan semakin sulit mempercayai orang lain. Dampak pemerhati, anak
kurang peduli terhadap kesulitan orang lain. Dampak nafsu adalah meningkatnya keinginan anak untuk
melihat atau melakukan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan.
Menurut Aletha Huston, Ph.D dari University of Kansas, anak-anak yang menonton kekerasan di TV lebih
mudah dan lebih sering memukul teman-temannya. Tidak mematuhi aturan-aturan dalam kelas, membiarkan
tugas sekolahnya tidak selesai, dan cenderung lebih tidak sabar dibanding teman-temannya yang tidak
menonton kekerasan di TV.
Dari berbagai pernyataan diatas jelaslah bahwa smackdown merupakan sebuah tontonan yang dapat
mempengaruhi kejiwaan anak-anak. Karena smackdown merupakan adegan yang mempertontonkan
kekerasan. Dan juga diperparah lagi karena dalam adegan smackdown tidak jarang ditemui adegan saling
umpat dan ejek. Karena pada dasarnya tontonan ini merupakan tontonan yang paling banyak adegan
mengumpat, mengejek dan saling pukul. Maka jikalau anak-anak menonton adegan ini maka secara lambat
laun rusaklah moral anak tersebut.
Faktor Pendorong Smackdown
Seorang ahli Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr Mohammad Chotib menyebutkan
tayangan televisi memang bukan faktor utama tetapi sangat memegang peranan penting sehingga anak-anak
selalu meniru jika dalam kondiei tertekan. Televisi sering kali menayangkan korban bunuh diri secara jelas.
Menurut Kuncoro, faktor penyebab bunuh diri pada anak itu karena dipengaruhi modeling (ada model yang
ditiru) dan kurangnya perhatian orang tua. Mujiran menambahkan bahwa faktor kerapuhan emosional anak
juga mempengaruhi. Mereka terinspirasi tayangan di media elektronik yang menginternalisasi pola pikiran
anak. Cara berpikir anak masih lugu, mereka hanya bisa melihat, mendengar, tanpa mempertimbangkan
dampaknya. Anak-anak merupakan bakal awal sehingga lingkungan berpengaruh dalam menentukan
kepribadian seseorang

Contoh Kasus Agenda Setting

Contoh yang paling nyata adalah tayangan berita di televisi. Ketika marak kasus kekerasan seksual
pada anak, masyarakat menerima informasi tersebut sebagai gambaran dari realitas yang terjadi
sesungguhnya meski sebenarnya mereka tidak mengalami langsung.  

Informasi ini membuat masyarakat menyadari akan urgensi dari perkara tersebut dan lebih peka
akan indikasi yang mengarah pada kasus itu. Tak jarang setelah ada satu kasus kekerasan seksual
anak yang muncul dari satu daerah, kasus serupa pun terbongkar dari daerah lain. 

Hal ini menunjukkan bahwa media mempengaruhi pola pikir manusia, termasuk terhadap apa yang
dianggap penting dan tidak. Informasi yang diangkat dalam media membuat manusia menganggap
bahwa itu adalah hal yang penting dan layak untuk diperhatikan. Media dapat membuat apa yang
tidak sebelumnya tidak begitu terlihat menjadi sorotan publik, baik hal itu memang benar-benar
penting atau tidak. 

Contoh lainnya adalah fenomena telolet yang cukup ramai beberapa bulan yang lalu. Berbeda
dengan contoh sebelumnya, fenomena ini terjadi melalui media yang cukup baru yaitu media sosial.
Telolet sebenarnya hanya suara klakson bus antar kota yang khas dan nyaring, namun jadi melejit
karena viral di media sosial. Saking viral-nya, orang-orang dari luar negeri turut memperlihatkan
ketertarikan mereka terhadap fenomena telolet ini
Fenomena telolet adalah keceriaan dan kesenangan sederhana yang tadinya tidak begitu
diperhatikan menjadi sesuatu yang besar dan tampak penting. Sebelum fenomena ini melejit,
mungkin kita bahkan tidak peduli dengan suara klakson bus yang terdengar nyaring itu. Media
sosial membuat kita menganggap bahwa itu adalah sebuah fenomena yang “wah” dan tidak biasa. 
Pengaruh terpaan media ini membuat munculnya opini yang beredar dalam masyarakat dan
membentuk opini umum. Mengacu dari contoh sebelumnya, yaitu berita kekerasan seksual anak
yang kemudian menciptakan opini bahwa kekerasan seksual anak merupakan kasus kejahatan
serius. Juga telolet yang membentuk opini masyarakat sebagai sebuah fenomena besar.

Sebagian besar penelitian telah melibatkan inokulasi yang diterapkan pada komunikasi antarpribadi (persuasi),
pemasaran, kesehatan, dan perpesanan politik. Baru-baru ini, strategi inokulasi mulai menunjukkan potensi sebagai
kontra terhadap penyangkalan sains dan pelanggaran keamanan dunia maya.

contoh inoculation theory

Penyangkalan sainsSunting
Penyangkalan sains telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Faktor utamanya adalah penyebaran
informasi yang salah dan berita palsu yang cepat melalui media sosial (seperti Facebook), serta penempatan informasi
yang salah seperti itu secara mencolok dalam pencarian Google. [10] Penyangkalan perubahan iklim adalah masalah
khusus karena sifat globalnya dan jangka waktu yang panjang secara unik sulit dipahami oleh pikiran individu, karena
otak manusia telah berevolusi untuk menghadapi bahaya jangka pendek dan langsung. Namun, John Cook dan
rekannya telah menunjukkan bahwa teori inokulasi menjanjikan dalam melawan penyangkalan. [28] [29]Ini melibatkan
proses dua langkah. Pertama, buat daftar dan dekonstruksi 50 atau lebih mitos paling umum tentang perubahan iklim,
dengan mengidentifikasi kesalahan penalaran dan kesalahan logika masing-masing. [30] Kedua, gunakan konsep
argumentasi paralel untuk menjelaskan kekurangan dalam argumen dengan mentransplantasikan logika yang sama ke
dalam situasi paralel, seringkali ekstrim atau tidak masuk akal. Menambahkan humor yang sesuai bisa sangat efektif.
Keamanan cyberSunting
Treglia dan Delia (2017) menerapkan teori inokulasi pada keamanan siber (keamanan internet, kejahatan siber ). Orang-
orang rentan terhadap trik elektronik atau fisik, penipuan, atau kesalahan penyajian yang dapat menyebabkan
penyimpangan dari prosedur dan praktik keamanan, membuka operator, organisasi, atau sistem untuk
mengeksploitasi, malware, pencurian data, atau gangguan sistem dan layanan. Inokulasi di area ini meningkatkan
ketahanan masyarakat terhadap serangan semacam itu. [31] manipulasi psikologis dari orang lain untuk melakukan
tindakan atau membocorkan informasi rahasia melalui internet dan media sosial merupakan salah satu bagian dari
konstruk yang lebih luas dari rekayasa sosial .
Kampanye politikSunting
Compton dan Ivanov (2013) menawarkan tinjauan komprehensif tentang beasiswa inokulasi politik dan menguraikan
arah baru untuk pekerjaan masa depan. [6]
Pada tahun 1990, Pfau dan rekan-rekannya memeriksa inokulasi melalui penggunaan surat langsung selama
kampanye presiden Amerika Serikat tahun 1988. [5] Para peneliti secara khusus tertarik untuk membandingkan
inokulasi dan sanggahan post hoc. Sanggahan post hoc adalah bentuk lain dari membangun penolakan terhadap
argumen; Namun, alih-alih membangun perlawanan sebelum argumen di masa depan, seperti inokulasi, ia mencoba
memulihkan keyakinan dan sikap asli setelah argumen tandingan dibuat. Hasil penelitian memperkuat kesimpulan
sebelumnya bahwa perlakuan yang sama dan berbeda refutasional keduanya meningkatkan ketahanan terhadap
serangan. Lebih penting lagi, hasil juga menunjukkan inokulasi lebih unggul dari sanggahan post hoc ketika mencoba
untuk melindungi keyakinan dan sikap asli.
Contoh lain adalah studi yang menunjukkan kemungkinan untuk menyuntik pendukung politik seorang kandidat
dalam kampanye melawan pengaruh iklan serangan lawan; [32] dan mendorong warga negara dari negara demokrasi
yang masih muda melawan spiral keheningan (ketakutan akan isolasi) yang dapat menggagalkan ekspresi pandangan
minoritas. [33]
KesehatanSunting
Banyak penelitian yang dilakukan di bidang kesehatan berusaha untuk membuat kampanye yang akan mendorong
orang untuk menghentikan perilaku tidak sehat (misalnya membuat orang berhenti merokok atau mencegah
alkoholisme remaja). [34] Compton, Jackson dan Dimmock (2016) [8] meninjau studi di mana teori inokulasi diterapkan
pada pesan yang berhubungan dengan kesehatan. Ada banyak penelitian inokulasi yang bertujuan untuk menyuntik
anak-anak dan remaja untuk mencegah mereka dari merokok, menggunakan narkoba atau minum alkohol. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa penargetan pada usia muda dapat membantu mereka menolak tekanan teman sebaya
di sekolah menengah atau perguruan tinggi. Contoh penting penggunaan teori inokulasi adalah melindungi remaja
muda dari pengaruh tekanan teman sebaya, yang dapat menyebabkan merokok, minum alkohol di bawah umur, dan
perilaku berbahaya lainnya.[35]
Godbold dan Pfau (2000) menggunakan siswa kelas enam dari dua sekolah yang berbeda dan menerapkan teori
inokulasi sebagai pertahanan terhadap tekanan teman sebaya untuk meminum alkohol. [35]Mereka berhipotesis
bahwa pesan normatif (pesan yang disesuaikan dengan norma sosial saat ini) akan lebih efektif daripada pesan
informatif. Pesan informatif adalah pesan yang disesuaikan dengan pemberian informasi kepada individu. Dalam hal
ini, informasinya adalah mengapa meminum alkohol itu buruk. Hipotesis kedua adalah subjek yang menerima
ancaman dua minggu kemudian akan lebih resisten daripada mereka yang menerima serangan langsung. Hasil
tersebut mendukung hipotesis pertama secara parsial. Pesan normatif menciptakan perlawanan yang lebih tinggi dari
serangan itu, tetapi belum tentu lebih efektif. Hipotesis kedua juga tidak didukung; Oleh karena itu, selang waktu tidak
menciptakan resistensi lebih lanjut bagi remaja untuk tidak minum alkohol. Salah satu hasil utama dari studi ini adalah
resistensi yang diciptakan dengan memanfaatkan pesan normatif.
Dalam studi lain yang dilakukan oleh Duryea (1983), hasilnya jauh lebih mendukung teori tersebut. [36] Studi ini juga
berusaha menemukan pesan yang akan digunakan untuk pelatihan pendidikan guna membantu mencegah remaja
minum dan mengemudi. Subjek remaja diberi sumber daya untuk memerangi upaya membujuk mereka untuk minum
dan mengemudi atau masuk ke kendaraan dengan pengemudi mabuk. Subjeknya adalah: 1) memutar film; 2)
berpartisipasi dalam tanya jawab; 3) latihan bermain peran; dan 4) pertunjukan slide. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi keempat metode pelatihan efektif dalam memerangi persuasi untuk minum dan mengemudi atau
naik kendaraan dengan pengemudi mabuk. Kelompok yang terlatih jauh lebih siap untuk melawan argumen persuasif.
Selain itu, Parker, Ivanov, dan Compton (2012) menemukan bahwa pesan inokulasi dapat menjadi pencegah yang
efektif terhadap tekanan untuk melakukan hubungan seks tanpa kondom dan pesta minuman keras — bahkan ketika
hanya satu dari masalah ini yang disebutkan dalam pesan kesehatan. [37]
Compton, Jackson dan Dimmock (2016) [8] membahas penelitian penting di masa depan, seperti mempersiapkan ibu
baru untuk mengatasi masalah kesehatan mereka (misalnya, tentang menyusui, kurang tidur, dan depresi pasca
melahirkan).
Teori inokulasi yang diterapkan untuk pencegahan merokok telah banyak dipelajari. Penelitian ini terutama difokuskan
pada pencegahan perokok muda - inokulasi tampaknya paling efektif pada anak-anak. Misalnya, Pfau, dkk. (1992)
meneliti peran inokulasi ketika mencoba mencegah remaja dari merokok. [38] Salah satu tujuan utama penelitian ini
adalah untuk memeriksa umur panjang dan persistensi inokulasi. Siswa sekolah dasar menonton video yang
memperingatkan mereka tentang tekanan untuk merokok di masa depan. Pada tahun pertama, resistensi tertinggi di
antara mereka yang memiliki harga diri rendah . [38] Pada akhir tahun kedua, siswa dalam kelompok tersebut
menunjukkan lebih banyak sikap penolakan terhadap merokok daripada yang mereka lakukan sebelumnya (Pfau &
Van Bockern 1994). [7] Yang penting, penelitian dan tindak lanjutnya menunjukkan efek jangka panjang dari perawatan
inokulasi.
Grover (2011) meneliti efektivitas kampanye anti-merokok "kebenaran" pada perokok dan non-perokok. [39]Iklan
kebenaran bertujuan untuk menunjukkan kepada kaum muda bahwa merokok itu tidak sehat, dan untuk mengungkap
taktik manipulatif perusahaan tembakau. Grover menunjukkan bahwa inokulasi bekerja secara berbeda untuk perokok
dan non-perokok (yaitu, calon perokok). Untuk kedua kelompok, iklan kebenaran meningkatkan sikap anti-merokok
dan anti-industri-tembakau, tetapi pengaruhnya lebih besar bagi perokok. Kekuatan perubahan sikap ini sebagian
dimediasi (dikendalikan) oleh keengganan terhadap produk industri tembakau bermerek. Namun, berlawanan dengan
intuisi, paparan iklan pro-merokok meningkatkan keengganan terhadap produk industri tembakau bermerek
(setidaknya dalam sampel ini). Secara umum, Grover mendemonstrasikan bahwa sikap awal memainkan peran utama
dalam kemampuan menyuntik seseorang.
Studi terkait kesehatan di masa depan bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa bidang penelitian mencakup
masalah saat ini (misalnya, strategi berbasis inokulasi untuk intervensi kecanduan untuk membantu individu yang
sadar agar tidak kambuh), serta mempromosikan kebiasaan makan yang sehat, berolahraga, menyusui, dan
menciptakan sikap positif terhadap mamogram. [34] Bidang yang belum berkembang adalah kesadaran kesehatan
mental. Karena banyaknya orang dewasa muda dan remaja yang melakukan bunuh diri karena penindasan, pesan
penyuntikan bisa menjadi efektif.
Contoh Kasus Sosial Learning Theory

Ada seorang pemuda tempramental yang sering menyiksa pasangannya jika ia merasa marah atau emosi. Tak
hanya pada pasangan, pada teman atau saudaranyapun ia melakukan tindakan kekerasan jika ia merasa tidak
senang atas perlakuan orang disekitarnya. Hal tersebut terjadi karena pada saat pemuda itu masih kecil, ia sering
diperlakukan seperti itu oleh ayahnya. Ia sering dipukuli jika ayahnya merasa tidak senang padanya. Ia juga
sering melihat ibunya yang disiksa, hal tersebut memicu sikap pemuda itu sehingga ia melakukan hal yang sama
pada orang lain.
Social Learning Theori adalah sebuah proses belajar dengan mengamati lalu meniru. Manusia pada dasanya tak
bisa lepas dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, manusia bisa belajar dengan mengamati lawannya lalu
terkadang ia bisa meniru atau bertindak sesuai dengan apa yang telah ia pelajari. Terdapat beberapa jenis
peniruan atau modelling yaitu:
a. Peniruan Langsung : Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian.
b. Peniruan Tak Langsung : Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak
langsung.
c. Peniruan Gabungan : Menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak
langsung.
d. Peniruan Seketika/Sesaat : ingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
e. Peniruan Berkelanjutan : Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Kasus diatas termasuk pada jenis peniruan atau modelling berkelanjutan. Dimana pemuda tersebut telah
mengamati sejak ia kecil dan ia meniru tindakan-tindakan yang ia alami kepada orang disekitarnya. Pada tahun
1941, Neil Miller dan John Dollard dalam laporan hasil eksperimennya mengatakan bahwa peniruan (imitation)
merupakan hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain. Seorang anak kecil yang masih polos ketika
melihat orangtuanya saling menyakiti fisik satu sama lain maka ia tidak akan
mengerti bahwa itu adalah tindakan yang buruk. Semakin lama ia melihat dan merasakan maka iapun akan
terbiasa dengan kejadian tersebut dan menimbulkan sifat yang sama dengan orangtuanya.
Contoh kasus use & gratification theory

1. Dalam situasi seperti menonton film dan mendengarkan musik pilihan

Anda sendiri, teori ini dapat diterapkan. Orang memilih dari pilihan dan

suasana hati mereka sendiri. Kebutuhan orang tertentu dipenuhi melalui

media yang digunakan.

Beberapa orang mungkin menonton berita untuk mendapatkan informasi,

beberapa untuk hiburan, dan beberapa untuk meyakinkan diri sendiri.

Beberapa orang menonton sesuai dengan suasana hati mereka. Berbagai

kebutuhan dapat dipenuhi oleh media.

Begitu pula internet dan telepon genggam telah menjadi salah satu sumber

media yang berusaha memenuhi tidak hanya kebutuhan komunikasi massa,

tetapi juga kebutuhan interpersonal seperti interaksi dan keterlibatan

emosional. Orang dapat menggunakan internet, teks, panggilan, berbicara


dengan foto atau dengan video. Ini portabel dan dapat diakses. Itu telah

menjadi berguna bagi banyak orang dan melayani banyak tujuan

1. CONTOH KASUS
 

Contoh 1:

Misal ketika saya sedang lelah setelah kegiatan seharian saya membutuhkan hiburan dengan cara menonton TV,acara TV yang saya pilih tentu
acara yang menghibur contoh “The East” salah satu acara televisi di stasiun TV swasta yang isi pesannya memberikan hiburan
berupa komedi.Tiba-tiba muncul iklan sabun mandi yang menawarkan produk menggiurkan,tapi saya sebagai pengguna aktif tidak akan menonton
iklan sampai acara TV tersebut mulai kembali,karena saya menganggapnya tidak penting sehingga saya biasanya akan memindahkan chanel yang
pada saat itu tidak menayangkan iklan dan saya anggap menarik.
 

Contoh kasus Parasocial Relationship :

Bibi saya adalah pecinta sinetron,sinetron yang saat ini ia sering tonton adalah sinetron India “Utaran “ ia sampai hafal nama-nama tokoh yang ada
didalam sinetron tersebut,sampai-sampai ia sering terlihat kesal ketika ada tokoh yang tidak ia sukai muncul di layar televisinya.Ia sering marah-
marah sendiri ketika tokoh yang ia benci melakukan kejahatan terhadap tokoh yang ia sukai.Terkadang juga ia ikut menangis ketika ada adegan-
adegan mengharukan dalam sinetron tersebut.

  Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Model)


Teori ini menjelaskan bahwa pesan disampaikan kepada masyarakat kecil yang kemudian menyebar ke
masyarakat yang lebih luas. Sebagai contohnya, pada kasus Basuki Tjahaja Purnama tentang penistaan
agama. Pada awalnya, video hasil editan Buni Yani yang disebarkan melalui facebook ingin mempengaruhi
khalayak muda sebagai target utama, namun ternyata mempengaruhi khalayak lainnya (para ulama dan
masyarakat awam lainnya).
2.      Teori Kegunaan dan Gratifikasi (Uses and Gratification Theory)
Setiap orang yang mencari media (menonton televisi atau media lainnya), mereka memiliki harapan
mendapatkan kepuasan dari sana. Contoh kasusnya adalah ketika kita menonton televisi, kita ingin tahu
bukan untuk apa kita menonton televisi, tetapi bagaimana televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap,
atau menggerakkan perilaku kita.
3.      Teori Agenda Setting
Teori Agenda setting beroperasi pada tiga tahap. Yang pertama yaitu adanya agenda media yang
mempengaruhi agenda publik dan agenda kebijakan. Dalam kasus Prita Mulyasari, hal ini dapat kita lihat
melalui peristiwa yang diekpos oleh media mengenai kasus Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit Omni
Internasional Agenda media, adalah saat curhatan Prita Mulyasari  mengenai kinerja dan pelayanan yang
buruk mengenai RS Omni International di jejaring media sosial yang mengakibatkan Prita dituntut dan
ditahan. Karena dianggap telah melanggar undang-undang informasi elektronik (ITE). Banyak media massa
yang mem-viralkan dan mebesar-besarkan peristiwa ini, dengan cara mengekpos sisi penderitaan dan
ketidakadilan yang dialaminya. Agenda publik, banyaknya pemberitaan mengenai peristiwa tersebut,
sehingga menimbulkan simpati banyak masyarakat terhadap penderitaan Prita Mulyasari. Dan pemberitaan
terhadap peristiwa inipun menimbulkan pro dan kontra menyangkut sikap RS Omni Internasional. Agenda
kebijakan, disaat yang bersamaan sedang dilakukannya pencalonan presiden dan banyak pejabat terkemuka.
Dan beberapa pejabat terkemuka dan calon presiden yang bersimpati terhadap Prita Mulyasari. Dan banyak
tokoh-tokoh penting mengunjungi Prita Mulyasari dan memberikan komentar terhadap peristiwa tersebut.
Hal ini juga tidak luput dari mata media  dan memepulikasikannya. Dampaknya cukup berpengaruh, Prita
Mulyasari dibebaskan dan persidangannya dilakukan relatif cepat.

4.      Teori Analisis Kultivasi (Cultivation Analysis Theory)


Teori ini ingin melihat jangka panjang ketika seseorang mengkonsumsi televisi. Sebagai contohnya para
pecandu berat televisi (heavy viewers) akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia
senyatanya. Misalnya, tentang perilaku kekerasan yang terjadi di masyarakat. Para pecandu berat televisi
akan mengatakan sebab utama munculnya kekerasan karena masalah sosial (karena televisi yang ditonton
sering menyuguhkan berita dan kejadian dengan motif sosial sebagai alasan melakukan kekerasan). Padahal
bisa jadi sebab utama itu lebih karena keterkejutan budaya (cultural shock) dari tradisional ke kehidupan
modern. Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu realitas yang tidak
konsisten dengan kenyataan.
5.      Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)
Seorang anak kecil, masih berada dalam tahap pembelajaran dengan mencontoh atau mengamati dari
modelnya lalu diproses dan direproduksi ulang oleh si anak. Sama halnya dalam kehidupan keluarga; ketika
ada anak yang sejak kecil tumbuh dengan melihat ayahnya sering memukul ibunya (hal tersebut dilihatnya
terus-menerus dan dalam jangka waktu lama), maka ia akan membentuk pola pikir bahwa memukul
perempuan itu hal yang diperbolehkan. Seiring dengan pertumbuhan sang anak, ia bisa saja memukul teman
perempuannya di sekolah atau bahkan sama seperti ayahnya yaitu memukul istrinya kelak.
6.      Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence Theory)
Teori Spiral Keheningan erat sekali kaitannya dengan kehidupan nyata, sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya. Kondisi keheningan melalui pembungkaman masyarakat yang memiliki pendapat bertentangan
dengan opini penguasa juga kerap dikonstruksikan oleh pihak yang berkuasa. Misalnya, terlihat dalam
berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi selama Orde Baru. Beberapa peristiwa
Pelanggaran HAM seperti Tanjung Priok, Petrus, Penyerangan Kantor Pusat PDI di Jakarta, Tragedi
Trisakti, Tragedi Semanggi 1 dan 2 oleh kalangan militer atas perintah penguasa saat itu merupakan
sebagian contoh pengonstruksian kondisi keheningan yang membungkam masyarakat. 

Iklim demokrasi di Indonesia pada masa itu belum berkembang baik, dimana pemerintah pada masas
Orde Baru memakai istilah demokrasi terpimpin, yang dianggap sebagian pengamat tetap digolongkan
demokrasi otoriter. Seseorang menolak untuk mengutarakan pandangan yang bertentangan dengan opini
yang dikembangkan oleh pemerintah yang berkuasa, karena disebabkan oleh risiko bahaya yang mengancam
keselamatan pribadi. Hal ini merupakan akibat dari demokrasi terpimpin yang tidak berjalan dengan baik,
tidak adanya kebebasan berpendapat, serta tekanan dari penguasa negara. Apalagi mayoritas opini
dimunculkan dan didominasi oleh penguasa negara yang juga memiliki kekuatan dan kekuasan terhadap
pemberitaan di media-media massa pada kala itu. Sehingga pemberitaan atas isu-isu yang diangkat oleh
media-media massa pada saat itu dapat dikatakan seragam dengan opini dominan dari pihak penguasa
negara. 

Kenyataan para hardcore (kalangan minoritas yang mengutarakan pendapat) yang selalu mendapat


tekanan dan ancaman dari penguasa negara. Bahkan sebagian dari mereka hingga diculik dan tidak jelas
nasibnya hingga kini. Seperti kasus penyair Wiji Tukul (mengritisi sikap dan kebijakan pemerintah melalui
pusi-pusinya) maupun peristiwa yang menimpa Munir (aktivis Hak Asasi Manusia). Hal ini menimbulkan
rasa kekhawatiran yang besar pada mereka yang memiliki pandangan berbeda dengan opini mayoritas. Hal
ini juga membuat tidak munculnya pendapat yang berbeda dengan pandangan penguasa pada masa itu.

7.      Teori Efek Media Terbatas (Limited Effect Media Theory)


Efek media terbatas terjadi karena perbedaan individu, persepsi, karakter dari audiens. Contoh kasus
dari teori ini dalam suatu kampanye pemilihan presiden yaitu Jokowi vs Prabowo disetiap 2 stasiun TV
Jokowi ( Metro TV ) dan Prabowo ( TV One ) mempunyai pemberitaan masing masing kekuatan pihak
sendiri, dan mengumbar setiap kelemahan lawan, karena media massa tersebut banyak masyarakat yang juga
ikut dalam angkat bicara bahkan sampai beradu dengan pihak lawan.
8.      Teori Komunikais Dua Tahap (Two-Step Flow Theory)
Dalam teori ini ditekankan pada peran opinion leader atau pemimpin pendapat. Kasus yang menjerat
Basuki Tjahaja Purnama mengenai penistaan agama merupakan salah satu contoh kasus dari teori ini.
Setelah video orasi Ahok di kepulauan Seribu yang diedit oleh Buni Yani dan beredar di masyarakat,
awalnya tidak begitu dihiraukan oleh masyarakat. Kemudian, setelah hal tersebut direspon oleh Habib
Rizieq sebagai opinion leader dan menganggapnya sebagai penistaan agama, maka ia berusaha mengajak
semua kaum muslim di Indonesia untuk mengadakan aksi bela di Jakarta. Sebelum pesan sampai kepada
masyarakat, pesan tersebut melewati opinion leader terlebih dahulu.
9.      Teori Perubahan Sikap (Attitude Change Theory)
Dalam teori ini dijelaskan bahwa sikap seseorang dalam berkomunikasi dapat berubah tergantung pada
kondisi lingkungan komunikasinya. Ketika youtuber yang terkenal dengan nama Bayu Skak, dia membuat
video menggunakan bahasa yang kasar, tetapi saat dia mendapatkan  kesempatan untuk ‘berjalan – jalan’
bersama RI Satu, pola komunikasi dalam videonya berubah drastis.
10.  Teori Ketergantungan (Dependeny Theory)
Contoh kasus dari teori ini adalah ketergantungan antara negara berkembang dan negara maju, di mana
negara berkembang mengekspor barang mentah yang dikelola oleh negara maju dan kemudian diimpor
kembali oleh negara berkembang dan diperjualbelikan kembali. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor
karet ke negara Jepang yang kemudian akan diolah menjadi ban dan diimpor lagi oleh Indonesia lalu dijual
kepada warga negaranya.
11.  Teori Kritis
Teori Kritis adalah sebuah gerakan, yakni gerakan pemikiran baru yang menentangan terhadap
determinisme tunggal teori sosial Marxian, yang padanya menjadi titik tolak selanjutnya terhadap
positivisme, kritik terhadap masyarakat modern yang disebutnya “dominasi oleh elemen kultural” dan
mengalami “penindasan kultural atas individu” dan kemudian kritik pada kultur.

Anda mungkin juga menyukai