Anda di halaman 1dari 2

Sesi 4 Hukum

Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat


aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT)  yang berhubungan
dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah
atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara
mengerjakan atau meninggalkan.

Secara garis besar hukum Islam terbagi menjadi lima macam: Pertama,


Wajib; yaitu suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang, maka orang
yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila perbuatan itu
ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Kedua, Sunnah (mandub), yaitu
perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat
pahala dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkan tersebut
tidak mendapat siksa.

Hukum yang ketiga adalah haram, yaitu segala perbuatan yang apabila


perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat pahala sementara apabila
dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa. Yang keempat adalah
makruh, yaitu satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut
ditinggalkan maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapat siksa. Yang kelima adalah
mubah yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang
mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

Sementara prinsip-prinsip hukum dalam Islam oleh para ulama dijelaskan


sebanyak tujuh prinsip. Ketujuh prinsip tersebut adalah Prinsip Tauhid, Prinsip
Keadilan, Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar, Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan
dan Kemerdekaan), Prinsip Musawah (Persamaan/Egaliter),
Prinsip ta’awun (Tolong-menolong), Prinsip Tasamuh (Toleransi).

Fungsi Profetik Agama (Kerasulan Nabi Muhammad SAW) dalam Hukum


Islam

Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan


syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut
dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan
segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.

Urgensi sunnah Nabi SAW dalam hukum Islam ditegaskan dengan beberapa
argumen, di antaranya adalah:
1. Iman. Salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah
menerima segala sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya
(khususnya Nabi Muhammad SAW).

1. Al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban


taat kepada Rasulullah SAW.
2. Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam
Islam dijelaskan sendiri oleh Nabi

     Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya.

1. Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam


adalah berdasarkan konsensus umat Islam.

1. Al-Qur’an yang berisi petunjuk dari Allah secara umum masih bersifat
global, sehingga perlu ada penjelasan.

     Sekiranya tidak ada Hadits Nabi SAW maka ajaran al-Qur’an tidak dapat
dilaksanakan secara baik.

Posisi sunnah Nabi SAW terhadap al-Qur’an sangat penting di antaranya


adalah untuk menguatkan hukum yang terdapat dalam al-Qur’an,
menjelaskan apa yang masih global dalam al-Qur’an, bahkan menetapkan
hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung dengan al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai