Anda di halaman 1dari 12

FR EPIDEMIOLOGI DAN KESEHATAN UMUM

1. Nawacita Presiden:

1. Melindungi segenap bangsa


2. Tata kelola Pemerintah
3. Membangun Indonesia dari pinggiran
4. Reformasi system dan penegakan hukum
5. Kualitas hidup manusia  Bidang Kesehatan
6. Produktivitas rakyat
7. Kemandirian ekonomi
8. Revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebinekaan

2. Kemenkes dan RPJMN:


2014- 2020-2024
VIsi Terwujudnya 2019
Indonesia
yang “Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif,
Kemenkes berdaulat, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju
mandiri, dan berkepribadian Indonesia
berlandasakan Maju yang
gotong-royong-BMKG Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Misi 1. Keamanan nasional berlandaskan
1. Gotong
Memperkuat upayaRoyong”
kesehatan(SPMB-BMKG)
yang bermutu
Kemenkes 2. Masyarakat maju dan menjangkau seluruh penduduk
3. Politik luar negeri bebas aktif Indonesia
4. Kualitas hidup manusia 2. Memberdayakan masyarakat dan
5. Berdaya saing mengarusutamakan pembangunan
6. Negara maritime yang mandiri kesehatan
7. Berkepribadian dan kebudayaan 3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan
dan
Arah 1. Penguatan pelayanan kesehatan mutu sumberdaya
Meningkatkan pelayanankesehatan
kesehatan menuji
kebjakan primer cakupan kesehatan semesta terutama
RPJMN di Puskesmas penguatan pelayanan kesehatan dasar
2. Penerapan berkelanjutan dengan mendorong peningkatan upaya
pelayanan mengikuti siklus hidup promotif dan preventif di dukung inovasi dan
Sasaran 1. manusia
Meningkatnya status kesehatan dan pemanfaatan teknologi.
Pokok gizi
RPJMN ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan
4. Meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan melalui
KIS
5. Terpenuhinya kebutuhan
tenaga kesehatan, obat dan

Program Teknis Program Generik


1. Bina gizi dan KIA 1. Program dukungan manajemen dan
2. P2PL pelaksanaan
3. Kefarmasian dan alat kesehatan tugas teknis lainnya.
4. Upaya kesehatan 2. Program penguatan pelaksanaan JKN/KIS
5. Pengembangan dan pemberdayaan Sumber 3. Program peningkatan pengawasan
daya manusia dan

3. Kelebihan dan kekurangan desain penelitian


Jenis Desain + -
Studi - Langkah awal mempelajari masalah kes - Distribusi frekuensi tidak mewakili
Laporan kasus
- Jembatan antara penelitian klinis dan populasi
(case-report)
penelitian epidemilogi - Hanya berdasar kasus yg dilaporkan
Serial kasus Sama dengan case-report Sama dengan case-report
(case-series)
- Gak bisa lihat hubungan ditingkat
Korelasi/ individu
ekologi - Ada ecologic fallacy (bias
(correlation interpretasi, jadi hubungan tingkat
study) agregat disamain sama individu)
Potong - Dapat melihat distribusi frek penyakit di - Gak bisa liat sekuens mana yg duluan
lintang populasi terjadi (variabel indep atau
(cross-sectional) - Dapat melihat hubungan antara dep)
atau studi exposure dan outcome - Jadi gak bisa liat hubungan sebab-
prevalensi, survey - Hasil analisis bisa buat hipotesis baru akibat
- Dapat melihat sekuens (urutan) sebab- - membutuhkan sampel yang besar
akibat - tidak realistik /feasible untuk “outcome”
- Dapat menghindari terjadinya bias dalam yang jarang
Kohor pengukuran variabel-variabel E - Membutuhkan waktu yang lama
t - dapat meneliti beberapa “outcome” - Mahal
(cohort sekaligus
study) - dapat untuk menghitung insidens, RR
and
-AR Sampel yg dibutuhkan tidak begitu - Bisa terjadi bias akibat pengambilan
besar sampel kasus and kontrol dari
- Waktunya relatif singkat populasi yg berbeda
- Relatif murah - Berpotensi terjadinya bias dalam
Kasus- pengukuran variabel “exposure”
control
- Hanya bisa mengukur satu
(case-control
variabel
study) “outcome”
- Tidak dapat menghasilkan :
prevalens, insidens, RR ataupun
Dapat memberikan bukti kuat adanya - Mahal dan memakan waktu
sebab-akibat - tidak semua pertanyaan penelitian
Lebih murah dan cepat dapat
Intervens
dibanding penelitian dijawab dengan disain experimen
i
observasional karena masalah etika atau frekwensi
(intervention
“outcome” yang jarang
study)
- standar intervensi “exposure” mungkin
dapat berbeda dengan
kondisi

4. Teori Penyakit

Multikausa Penyakit akibat interaksi berbagai faktor


Hipocrates theory Kausa penyakit berasal dari suatu faktor lingkungan tertentu, misalnya cuaca,
Contagion theory lingkungan
Terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu person ke person lainnya
Miasmatic theory Gas-gas busuk dari perut bumi menjadi kausa penyakit
Germ (Kuman) Mikroorganisme sebagai kausa penyakit
Epidemic Terjadinya penyakit akibat cuaca atau fakor geografi, suatu zat organic dari
lingkungan
dianggap pembawa penyakit

5. UU Kesehatan dan Tenaga Kesehatan (yang sering muncul di soal)

UU 36 tahun 2009 tentang Pasal 75 Larangan aborsi


Kesehatan Pasal 76 Aborsi hanya dapat dilakukan
21-28 tentang tenaga
kesehatan
21 Perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan,
22 pembinaanminimum
Kualifikasi dan pengawasan mutu
23 Wewenang dalam menyelenggarakan kesehatan
(dilarang mengutamakan materi)
24 Kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan
25 kesehatan sesuai
Pendidikan standar prosedur operasional
dan pelatihan
26 Penempatan
27 Hak dan kewajiban
28 Wajib melakukan pemeriksaan kesehatan
66 Transplantasi sel
UU 36 tahun 2014 24 Penempatan tenaga kesehatan
tentang 44 STR
tenaga Kesehatan 46 SIP
57 dan 75 Hak memperoleh perlindungan hukum
66 Standar profesi
68 Persetujuan tindakan tenaga kesehatan

6. Hari-hari Kesehatan (yang sering muncul di soal)

12 November Hari Kesehatan Nasional Pertama kali diperingati tahun 1964, karena keberhasilan
eliminasi
penyakit malaria karena penyemprotan DDT oleh Presiden
Soekarno
Tema tahun 2015: Generasi cinta sehat, siap membangun negeri
Tahun 2016: Indonesia cinta sehat
Tahun 2017: Keluarga sehat, Indonesia kuat
15 Oktober Hari Cuci Tangan Tahun 2018:global
Kampanye Aku cinta sehat
yang dirancang oleh PBB bekerjasama
Sedunia dengan
organisasi-organisasi lainya baik pemerintah maupun swasta
untuk
menggalakkan perilaku mencuci tangan pakai sabun oleh
01 Desember Hari AIDS sedunia masyarakat sebagai upaya menurunkan tingkat kematian balita
26 Juni Hari anti narkoba
29 Juni Hari Keluarga
25 Januari Hari gizi
24 Maret Hari Tuberculosis
31 Mei sedunia
Hari Tembakau sedunia
4 Februari Hari kanker sedunia
7. SSJN, BPJS dan SKN

SJS BPJ SK
Peraturan N 2004
UU No 40 tahun S 2011
UU no 24 tahun N tahun 2013
Perpres no 12
Kepanjangan Sistem Jaminan Sosial Badan Penyelenggara Sistem Kesehatan
Nasional Jaminan Nasional
Sosial
BPJS Kesehatan mulai 1
Peserta Jan PBI dan bukan PBI
Dewan/Pengawa
s
Jampersal Jaminan Persalinan
Iuran I: 150rb, II: 100rb, III:
BPJS
Kesehatan
PBI Penerima bantuan iuran (fakir miskin dan orang tidak mampu)
BPJS Ditanggung Tidak ditanggung
Tidak sesuai dengan ketentuan
perundang-
undangan (rujukan atas permintaan
sendiri,
pelayanan kesehatan lain yang tidak
sesuai
undang-undang)
Fasilitas yang tidak berkerjasama dengan BPJS
8. Puskesmas Penyakit atau cedera akibat kecelakaan,

Arah kebijakan PJMN a. peningkatan SDM


yang b. Peningkatan kemampuan teknis dan manajemenen
berhubungan puskesmas c. Peningkatan pembiayaan
dengan d. Peningkatan informasi PKM
Revitalisasi Puskesmas e. Pembinaan akreditasi PKM
Sistem Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab
Nasional menyelenggarakan Upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
oleh Puskesmas masyarakat di
SKN Kabupaten/Kota wilayah
Unit kerjanyateknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
pelaksana
bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Sistem Pemerintah Daerah kabupaten/kota di wilayah
Unit pelaksana teknis kerjanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
structural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
Kecamatan.
Tenaga/Profesi yang Tenaga kesehatan (dokter/dokter layanan primer; dokter gigi; perawat; bidan;
harus tenaga
ada di PKM kesmas; tenaga kesling; ahli laboratorium medic; tenaga gizi; tenaga
kefarmasian) Tenaga non kesehatan (kegiatan ketatausahaan;
Peran masyarakat administrasi
Posbindu PTM,keuangan;
Polindessystem informasi;
(Pondok Bersalinkegiatan
Desa) operasional lain)
Posyandu
Posbindu PTM

9. Narkoba

Tahap-tahap rehabilitasi 1. Tahap Pemeriksaaan


2. Tahap Detoksifikasi
3. Tahap Stabilisasi
4. Tahap Pengeloaan aktivitas
Penanggulangan narkoba Remaja
Pemeritah
Tempat Kerja
Efek narkoba Mata merah ganja
Gigi rusak metafetamin (sabu-sabu)
Dampak jangka
panjang
narkoba
Pencegahan o Pencegahan primer belum mengenal narkoba (penyuluhan)
o Sekunder tahap coba-coba (skrining, konseling, bimbingan)
o Tersier menggunakan narkoba/mantan (konseling dan lingkungan dan
Metode terapi kondusif)
- Cold turkey
- Terapi komunitas
- Subtitusi opioda
- Metode 12 langkah
10. KB

Manfaat/Tujuan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera


Jenis alat kontrasepsi Hormonalpil, suntikan, implant,
Non Hormonal kondom, IUD
KB hormonal akan menyebabkan mual dan tidak cocok untuk hipertensi dan
Konseling varisesMotivasi – Bimbingan – Rujukan - KIP/K - Pelayanan
KIE Kontrasepsi -
Tindak Lanjut (

11. Imunisasi

Manfaat jangka panjang Eliminasi dan eradikasi penyakit menular


Efek-efek DTP, DT demam tinggi, kemrahan nyeri dan bengkak di tempat suntik
pemberian Hbdemam ringan, nyeri pembengkakakn di bekas suntikan, mual dan nyeri
imunisasi sendi
Jadwal imunisasi Campak
0-24 jam demam tidak tinggipemberian vitamin K
Hbo, sebelumnya

Kekebalan artifisial kekebalan buatan yang didapat dari luar tubuh secara artifisial kemudian
dimasukkan
ke dalam tubuh.

12. SDGs
SDGs di bidang kesehatan 2,3,5,6
Aspek fundamental People 1, 2, 3, 4, 5
Planet 6, 12, 13, 14, 15
Prosperity 7, 8, 9, 10, 11
Peace  16
Partnership 17
Sektor Asas SDGs PAFO (Pemerintah dan parlemen; akademis dan pakar; filantropi dan bisnis;
di ormas
Indonesia
P2PL dan media) lingkungan; pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan
Penyehatan
kesehatan
matra; pengendalian penyakit bersumber binatang; pengendalian penyakit
Nawacita menular
Implementasi
17 Tujuan Global 1. Menghapus Kemiskinan
2. Mengakhiri kelaparan
3. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan
4. Pendidikan bermutu
5. Kesetaraan gender
6. Akses air besih dan sanitasi
7. Energy bersih dan terjangkau
8. Kerja layak dan petumbuhan ekonomi
9. Industry, inovasi dan infrastruktur
10. Pengurangan kesenjangan
11. Kota dan masyrakat berkelanjutan
12. Konsumsi yang bertanggung jawab
13. Aksi perubahan iklim
14. Kehidupan laut
15. Kehidupan di darat
16. Perdamaian dan keadilan
17. Kemitraan demi mencapai tujian

13. Desa Siaga

Indikator 1. Presentase ibu maternal yang selamat


dampak 2. Presentase bayi baru lahir yang selamat
(outcome) 3. Presentase balita yang bergizi baik
4. Presentase Penduduk yang tidak menderita penyakit
Indicator masukan (input) 1. Ada/tidaknya forum kesehatan desa
2. Ada/tidaknya polkesdes dan sarana bangunannya
3. Rasio kader dan tenaga sukarela lain terhadap penduduk
4. Rasio masing-masing tenaga kesehatan (bidan, tenaga

14. Cerdik

Metode Cek Kesehatan Berkala


Enyahkan Asap Rokok
Rajin olahraga
Diet sehat dan
seimbang Istirahat
yang cukup Kelola
Mengatasi penyakit stress
PTM (diabetes, kanker serviks dan payudara, hipertensi (jantung dan
pembuluh

15. Indikator PHBS

Keluarga 1. Persalinan ditolong tenaga kesehatan


2. Pemberian ASI-Ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk
8. Konsumsi buah dan sayur
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
Institusi pendidikan Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari,
padepokan,
dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang
mencakup antara lain
mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan
minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di
Tempat kerja tempat sampah,
Di tempat tidak merokok,
kerja (kantor, pabrik, tidak mengonsumsi
dan lain-lain), napza,
sasaran tidakharus
primer
mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber- PHBS,
yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan
dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di
tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi napza, tidak meludah sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk, dan lain-lain.
Instansi Kesehatan Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah
sakit, dan
lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat
menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban
sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
Tempat umum merokok, tidak mengonsumsi napza, tidak meludah
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, di
dermaga,
dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup
mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
Langkah-langkah mengonsumsi
1. napza, tidak meludah di sembarang tempat,
cuci
tangan
5 waktu penting cuci 1. Sebelum makan
tangan 2. Sesudah BAB, BAK, menceboki anak
pakai sabun 3. Sebelum mengolah makanan/minuman
4. Sebelum menyususi/memegang bayi
5. Setelah beraktifitas atau memegang benda kotor

16. Penelitian Epidemiologi

Langkah-langkah metil 1. Memilih dan mengindentifikasi masalah


2. Menetapkan tujuan penelitian
3. Studi literatur
4. Merumuskan kerangka konsep penelitian
5. Rumusan hipotesis
6. Merumuskan metil
7. Pengumpulan data
8. Mengolah dan menganalis data
9. Membuat laporan
Jenis-jenis hipotesis 1. Hipotesis kerja/alternative: jika….maka….; ada hubungan
antara….dengan….
2. Hipotesis nol: tidak ada perbedaan antara…..dengan…..
Hipotesis memuat 3. Hipotesi
Populasi hubungan
(ciri-ciri dan hipotesis
individu); penyebabperbedaan
(factor risiko); akibat yang
diharapkan;
hubungan antara besarnya dosis pemaparan dengan responnya;
Bias hubungan
1. antara waktu
Bias seleksi prosesdengan
seleksi terjadinya respon
atau partisipasi tersebut.
subyek penelitian
2. Bias informasipengumpulan data, alat/ kuesioner tidak cocok
3. Bias confounding tercampurnya efek pajanan utama dengan efek FR
Penyajian data eksternal
Table
Grafik: pictogram
Variabel
Pengumpulan data Aktif  secara langsung dari fasillitas pelayanan kesehatan, masyarakat atau
sumber
data lain melalui penyelidikan epidemiologi, surveilans aktif
puskesmas/RD, survei khusus dan kegiatan lainnya
Pasif  menerima data dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau
sumber data lainnya, dalam bentuk rekam medis, buku register pasien, laporan
Jenis data data
Primerkesakitan/kematian, laporan
 Survey epidemiologi; kegiatan,epidemiologi;
Pengamatan laporan masyarakat dan bentuk
Penyaringan
(Screening)
Sekunder Dinas kesehatan; Biro Pusat Statistik; Rumah Sakit;
Puskesmas; Balai pengobatan, dll
Faktor predisposisi Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain
pengetahuan,
sikap, keyakinanan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.
17. Perbedaan epidemiologi deskriptif dengan epidemiologi analitik

Deskriptif Analitik
1. Pemaparan data tentang mortalitas 1. Pemaparan data tentang mortalitas dan
dan morbiditas
morbiditas penyakit dan data kondisi penyakit dan data kondisi kesehatan lain, meliputi
kesehatan lain keselurahan data karakteristik deskriptif, ditambah
2. Pemaparan data dalam bentuk karakteristik analitik pada pada butir-butir tertentu
tabulasi yang tersusun secara 2. Mengadakan berbagai penelitian menurut metode
statistic epidemiologi sepeti kohort, case control, screening
3. Kompilasi data tabulasi menurut test, dan lain-lain.
berbagai variabel : 3. Mengadakan analisis dan uji inferensial dari
a)Man (groups of men) data yang diteliti
b)Place 4. Melakukan analisis untuk mencari korelasi
c) Time sebab-akibat
4. Mengadakan anlisis tabulasi tanpa uji 5. Mengembangkan pengetahuan dan
inferensial dan tanpa membahas prosedur penanganan masalah letupan dan
hubungan endemisitas penyakit dengan cara-cara baru yang
sebab-akibat lebih operasional

18. Rumus-rumus Epidemiologi


Ratio Mencerminkan hubungan antara dua bilangan
dalam
Proporsi bentuk hasil bagi dari ratio, dmana
khusus
denominator
(penyebut) termasuk juga dalam
numerator
Rate (pembilang) dan
Merupakan hasilnyafrekuensi
hitungan adalah nilai dalam
kejadian
suatu
CMR penyakit
Total selama
jumlah periodeyang
populasi waktumeninggal
tertentu. dibagi
(crude total
mortality rate)
IMR jumlah populasi
(Infant
mortality rate)
Insiden Angka kasus baru dari suatu penyakit dari
populasi
Prevalensi yang
Semua berisiko selama
populasi yangperiode waktu
menderita tertentu
penyakit (kasus
baru
dan lama) dari populasi yang berisiko
menderita penyakit
OR (Odd Ratio) Perbandingan tersebut
antara dalam
kasus periode
yang waktu
menderita
sakit
dengan control
OR>1 ada hubungan
OR<1 faktor protektif
OR=1 tidak
AR (Attact Rate) Jumlah kasusadabaru
hubungan
penyakit tertentu yang
dilaporkan
SAR pada periode
jumlah waktu
penderita terjadiya
baru epidemic yang
suatu penyakit dari
(Secondary terjangkit
Attact Rate) pada serangan kedua dibandingkan dengan
jumlah
RR penduduk
Derajat dikurangi
risiko populasiorang/penduduk yang
yang terkena penyakit
(Risiko karena
Relatif) terpapar factor risiko terhadap populasi yang
terkena
penyakit tetapi tidak terpapar suatu factor risiko
RR>1risiko kejadian penyakit
RR<1 pengaruh positif
Attributable Risk Selisih antara populasi yang terkena penyakit
karena
terpapar factor risiko dengan populasi yang
Sensifitas terkena
Kemampuan yang dimiliki teknik uji
untuk
menunjukkan secara tepat individu yang
Spesifitas menderita
Kemampuan yang dimiliki teknik uji
untuk
menunjukkan secara tepat individu yang
Nilai tidak menderita
Probabilitas penyakit
adanya penyakit pada seseorang
Prediktif yang
Positif
Nilai hasil testnya positif
Probabilitas seseorang bebas dari penyakit
Prediktif karena
Negatif hasil testnya negative

19. KLB dan Wabah

Laporan KLB Isi: no, tujuan surat, tanggal, tempat kejadian (desa/kelurahan, kecamatan) jumlah
penderita,
Transmisi jumlah kematian,
Common sourcetersangka penyakit,
sumber yang samadengan gejala, tindakan yang telah diambil.
wabah/KLB Propagated orang ke orang

Common source Propagate


Oset Cepat, kenaikan insiden tajam d landau
Lambat, kenaikan insiden
Kurun waktu Selesai dalam satu masa inkubasi Beberapa masa inkubasi
(batas
Penurunan waktu tegas)
Cepat, bila sumber dihilangkan, kasus Lambat, penularan menjadi terbatas
insiden hilang karena
dalam satu masa inkubasi proporsi susceptible menjadi lebih kecil
Periode Berkaitan dengan aktifitas yang untuk menjaminberlangsung
Terus-menerus penularan lebih lanjut
di masyarakat
infektif jangka
dari agent
Masa inkubasi waktunya pendek
Sebagian besar kasus lebih pendek Lebih panjang
dari
rata-ratanya
Dosis dari agent Yang ditularkan banyak Sedikit
Berlangsungnya Penderita dakit dalam waktu Penderita sakit berturut-turut dengan beda
kejadian sama/hampir waktu
sama (satu penderita
penangggulanga Penemuan kejadian dan hilangkan yang jelas
Isolasi penderita aktif dan sumber, bila
n mungkin
Contoh Keracunan makanan, kontaminasi imunasasi
TBC
bahan Penyalahgunaan obat bius
kimiawi pada air, udara
Penyakit infektif lainnya

20. Penyakit-penyakit yang sering ditanyakan

Black death Pes (kutu tikus), salah satu pandemic yang pernah terjadi yang membunuh
puluhan
Necator americanus juta orang.
Infeksi cacing tambang CLM
Diabetes
TB
DBD
Shigelo Infeksi Shigella atau shigellosis adalah infeksi yang terjadi di saluran cerna.
Infeksi ini
yang terkontaminasi, atau melalui kontak dengan feses.
Flu
PTM
PM
Parasit (vector nyamuk)
Japanese Encephalitis Kandang kuda dan babi
Rabies

21. Epidemiologi Dasar

Distribusi
Frekuensi
Determinan Determinan adalah faktor penyebab/masalah kesehatan, baik yang
menjelaskan
Epidemi frekuensi, penyebaran ataupun penyebab masalah kesehatan itu sendiri.
Endemi
Pandemi
Sporadic Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit )
yang ada di
Variabel Orang, Tempat suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan
dan
waktu
Daftar Pustaka Nama dibalik. (tahun)Judul buku. Kota: Penerbit
Riwayat alamiah penyakit
Agen - Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari,
tanah,
topografi, dan
iklim.
- Komponen biotik adalah komponen yang meliputi semua jenis makhluk
hidup yang ada pada suatu ekosistem. Contoh komponen biotik adalah
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
Kemampuan Agent:
a. Infektivitas: kesanggupan dari organisma untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan
berkembangbiak (multiply) dalam jaringan penjamu. Umumnya
diperlukan jumlah tertentu dari suatu mikroorganisma untuk mampu
menimbulkan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektivitas minimum
(minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang
dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. Jumlah ini berbeda antara
berbagai spesies mikroba dan antara individu.
b. Patogenensis: kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu
reaksi klinik
khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang
diserang. Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah
orang yang terinfeksi.hampir semua orang yang terinfeksi dengan virus
smaalpox menderita
penyakit (high pathogenenicity), sedangkan orang yang terinfeksi
polivirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenenicity).
c. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan
reaksi patologis yang berat yang selanjutnya mungkin
menyebabkan kematian.
Virulensi kuman menunjukkan beratnya (suverity)
penyakit.
d. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia
yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya
merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit berbagai kuman
mengeluarkan zat toksis.
Penjamu a. Resistensi: kemampuan dari penjamu untuk bertahan terhadap suatu
Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai
mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
b. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon
imunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non-ilmiah),
sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain
mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme
pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya
campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat imunitas
yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali
maka akan kebal seumur hidup.

22. Screening

Validitas
Reabilitas
Derajat yield

Tujuan dilakukannya penyaringan adalah:

1. Untuk mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin


sehingga dapat dengan segera memperoleh pengobatan.

2. Untuk mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat.


3. Untuk mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin

Anda mungkin juga menyukai