Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN KADAR BUTIL HIDROKSI ANISOL (BHA)

DALAM MARGARIN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI


MA PPOMN 69/PA/11

I. RUANG LINGKUP
Metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar Butil Hidroksi Anisol (BHA) dalam
margarin.

II. PRINSIP
Analisa kuantitatif Butil Hidroksi Annisol (BHA) dalam margarine secara kromatografi cair
kinerja tinggi dengan detector UV (λ=280 nm).

III. BAHAN/ BAKU PEMBANDING


1. Baku Pembanding Butil Hidroksi Anisol (BHA)
2. Sampel Minyak goreng ”Sania”

IV. PEREAKSI
 Metanol (derajat KCKT)
 Asetonitril
 Asam asetat glasial

V. PERALATAN
Seperangkat alat KCKT yang dilengkapi dengan kolom shimpack rp 18 (25 cm x 4,6 mm),
ukuran partikel 4.6 µm, detector visible, λ = 280 nm

VI. PROSEDUR
1. Larutan Uji
Presisi
Sampel yang telah dihomogenkan ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 2 gram,
dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 10 ml, kemudian ditambahkan 4 ml
metanol dan dihomogenkan dengan alat vortex 30 detik, kemudian disentrifuga
selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm (ekstraksi dua kali), larutan supernatan
dikumpulkan ke labu tentukur 25 ml dan diencerkan dengan metanol hingga tanda,
disaring dengan millipore 0.45 µm (A).
Akurasi
Sampel yang telah dihomogenkan ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 2 gram,
dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 10 ml, tambahkan 1 ml dari baku antara
(spike) kemudian ditambahkan 4 ml metanol dan dihomogenkan dengan alat vortex
30 detik, kemudian disentrifuga selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm
(ekstraksi dua kali), larutan supernatan dikumpulkan ke labu tentukur 25 ml dan
diencerkan dengan metanol hingga tanda, disaring dengan millipore 0.45 µm (A).

2. Larutan Baku
- Larutan baku induk
Ditimbang saksama masing-masing sejumlah lebih kurang 10 mg baku Butil
Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluene (BHT),dimasukkan ke dalam
labu tentukur 10 mL, diencerkan hingga tanda dengan metanol.
- Larutan Baku Antara
Dipipet masing-masing 5,0 mL larutan baku induk Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan
Butil Hidroksi Toluene (BHT),dimasukkan dalam labu tentukur 50 mL, kemudian
diencerkan dengan metanol sampai dengan tanda.

Lembar……..dari……halaman
- Larutan Baku Kerja
Dibuat seri larutan baku kerja Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi
Toluene (BHT) dengan cara dipipet 0,5; 1.0; 2,0;4,0;6,0;8,0 mL, dan dimasukkan
dalam labu tentukur 10 mL, kemudian diencerkan dengan metanol sampai
dengan tanda (B)

VII. CARA PENETAPAN


Larutan A dan B disuntikkan secara terpisah ke dalam alat KCKT, dengan kondisi
sebagai berikut:
Kolom : Shim-Pac CLC-ODS (M)
10µm (250 mm x 4,6 mm)
Detektor : Vis (λ = 280)
Laju Aliran : 1,2 mL/menit
Fase Gerak : Asam asetat 5% dlm acetonitril – Asam asetat 5%
dalam aquabidest (70:30)
Volume Penyuntikan : 20 µL

VIII. INTERPRETASI HASIL

Kadar BHA (µg/g) dalam sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Csp x F
Kadar BHA (µg/g) =
w
Keterangan:
Csp: Kadar BHA yang diperoleh dari perhitungan kurva kalibrasi
(µg/mL)
F : Faktor Pengenceran (mL)
W : Bobot (g)

IX. HASIL PENGUJIAN


Kromatogram dan hasil perhitungan terlampir

Lembar……..dari……halaman
PENETAPAN KADAR BUTIL HIDROKSI TOLUENE (BHT)
DALAM MARGARIN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
MA PPOMN 69/PA/11

I. RUANG LINGKUP
Metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar Butil Hidroksi Toluene (BHT)dalam
margarin.

II. PRINSIP
Analisa kuantitatif Butil Hidroksi Toluene (BHT)dalam margarine secara kromatografi cair
kinerja tinggi dengan detector UV (λ=280 nm).

III. BAHAN/ BAKU PEMBANDING


1. Baku Pembanding Butil Hidroksi Toluene (BHT)
2. Sampel Minyak goreng ”Sania”

IV. PEREAKSI
 Metanol (derajat KCKT)
 Asetonitril
 Asam asetat glasial

V. PERALATAN
Seperangkat alat KCKT yang dilengkapi dengan kolom shimpack rp 18 (25 cm x 4,6 mm),
ukuran partikel 4.6 µm, detector visible, λ = 280 nm

VI. PROSEDUR
1. Larutan Uji
Presisi
Sampel yang telah dihomogenkan ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 2 gram,
dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 10 ml, kemudian ditambahkan 4 ml
metanol dan dihomogenkan dengan alat vortex 30 detik, kemudian disentrifuga
selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm (ekstraksi dua kali), larutan supernatan
dikumpulkan ke labu tentukur 25 ml dan diencerkan dengan metanol hingga tanda,
disaring dengan millipore 0.45 µm (A).
Akurasi
Sampel yang telah dihomogenkan ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 2 gram,
dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 10 ml, tambahkan 1 ml dari baku antara
(spike) kemudian ditambahkan 4 ml metanol dan dihomogenkan dengan alat vortex
30 detik, kemudian disentrifuga selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm
(ekstraksi dua kali), larutan supernatan dikumpulkan ke labu tentukur 25 ml dan
diencerkan dengan metanol hingga tanda, disaring dengan millipore 0.45 µm (A).

2. Larutan Baku
- Larutan baku induk
Ditimbang saksama masing-masing sejumlah lebih kurang 10 mg baku Butil
Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluene (BHT),dimasukkan ke dalam
labu tentukur 10 mL, diencerkan hingga tanda dengan metanol.
- Larutan Baku Antara
Dipipet masing-masing 5,0 mL larutan baku induk Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan
Butil Hidroksi Toluene (BHT),dimasukkan dalam labu tentukur 50 mL, kemudian
diencerkan dengan metanol sampai dengan tanda.

Lembar……..dari……halaman
- Larutan Baku Kerja
Dibuat seri larutan baku kerja Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi
Toluene (BHT) dengan cara dipipet 0,5; 1.0; 2,0;4,0;6,0;8,0 mL, dan dimasukkan
dalam labu tentukur 10 mL, kemudian diencerkan dengan metanol sampai
dengan tanda (B)

VII. CARA PENETAPAN


Larutan A dan B disuntikkan secara terpisah ke dalam alat KCKT, dengan kondisi sebagai
berikut:
Kolom : Shim-Pac CLC-ODS (M)
10µm (250 mm x 4,6 mm)
Detektor : Vis (λ = 280)
Laju Aliran : 1,2 mL/menit
Fase Gerak : Asam asetat 5% dlm acetonitril – Asam asetat 5% dalam
aquabidest (70:30)
Volume Penyuntikan : 20 µL

VIII. INTERPRETASI HASIL

Kadar BHT (µg/g) dalam sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Csp x F
Kadar BHT (µg/g) =
w
Keterangan:
Csp: Kadar BHT yang diperoleh dari perhitungan kurva kalibrasi
(µg/mL)
F : Faktor Pengenceran (mL)
W : Bobot (g)

IX. HASIL PENGUJIAN


Kromatogram dan hasil perhitungan terlampir

Lembar……..dari……halaman
PEMBAHASAN

Penentuan Kadar BHA & BHT dalam minyak goreng secara KCKT. Tipe KCKT yang digunakan
adalah Shimadzu LC 20AD.

Shimadzu LC 20 AD
Kolom yang digunakan adalah kolom rp18, dengan fase gerak Asam asetat 5% dlm acetonitril
– Asam asetat 5% dalam aquabidest (70:30). Laju alir fase gerak yang digunakan 1,2 ml/menit
dengan λ = 280 nm.
 BHA
Linieritas
Nilai r yang diperoleh adalah 0,9995, dengan intercept 5102,3220, Slope 6667,9207

 BHT
Linieritas
Nilai r yang diperoleh adalah 0,9999, dengan intercept -984,8084, Slope 4962,3544.

Penetapan kadar sampel menghasilkan absorbansi negative, sehingga tidak terdeteksi. Karena
waktu tidak mencukupi (karena materi ini adalah materi tambahan), maka tidak dilakukan LOD
& LOQ hanya presisi dan linearitas.

KESIMPULAN

Penentuan kadar BHA & BHT pada minyak goreng memiliki Linearitas yang memenuhi syarat.

Lembar……..dari……halaman

Anda mungkin juga menyukai