Anda di halaman 1dari 13

Ad- dhomir

Di susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah :

Bahasa Arab 1

Dosen pengampu :

H. Wawan Kusnawan,S.S,M.Pd.I,B.A

Oleh :

Fajar Mahmudi / 1300027007

Mukhtar Pangestu/ 1300027006

Prodi :

Tafsir Hadits/1

Fakultas :

Fakultas Agama Islam

Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

Th 1434 / 2013

Daftar Isi

Kata pengantar – i

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1. latar belakang- 1

1.2. Rumusan masalah- 1

1.3. Tujuan- 1

1.4. Manfaat penulisan- 1

Bab 2

PEMBAHASAN
2.1. Pembahasan umum – 2

2.2. Pembahasan khusus – 3

2.2.1. Pengertian dhomir – 3

2.2.2. Fungsi dhomir – 3

2.2.3. Pembagian dhomir – 5

2.2.4. Penggunaan dhomir di dalam kata kerja – 6

Bab 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan - 8

3.2. Saran – 9

3.3. Penutup – 9

DAFTAR PUSTAKA – 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, banyak nikmat yang Allah berikan kepada manusia tetapi


sangatlah sedikit yang kita ingat, puji syukur kita panjatkan kehadirat-NYA, Tuhan semesta alam,
yang mana dengan rahmat, taufik, dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ad- dhomir”. Yang mana dalam penyelesaiannya, tentunya tidak lepas dari kontribusi
banyak pihak.

Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
bersangkutan, Secara khusus, dosen dan teman-teman sekalian, yang telah memberikan arahan dan
dukungan yang begitu besar sehingga dapat tersusunnya makalah ini dengan baik, meskipun dalam
pengharapan yang besar dari penulis menginginkan bahwasanya makalah ini lepas dari kesalahan,
namun pasti selalu ada yang kurang, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, agar makalah ini dapat lebih baik lagi nantinya,

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 9 november 2013

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al- Qur’an dan Sunnah,
Sebagai dua sumber utama ajaran agama Islam yang harus kita pegang teguh.

Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah kita mengetahui kaidah-
kaidah bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu sharaf. Karena keduanya merupakan kunci
dalam mempelajari Al- Qur’an dan Sunnah.

Dan pada kesempatan ini, kami akan sedikit membahas tentang beberapa kaidah yang ada di dalam
kaidah bahasa Arab. Yaitu Dhomir.

1.2. Rumusan masalah

· Pengertian Dhomir.

· Fungsi dari Dhomir.

· Jenis- jenis Dhomir.

· Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja lampau, kata kerja sekarang, dan kata kerja masa yang
akan datang.

1.3. Tujuan

· Untuk mengetahui pengertian dari Dhomir.

· Untuk mengetahui Fungsi dari Dhomir.

· Untuk mengetahui Jenis- jenis Dhomir.

· Untuk mengetahui penggunaan Dhomir di dalam berbagai macam kata kerja.

1.4. Manfaat penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:

· Manfaat teoritis, untuk mengembangkan pengetahuan tentang pengertian, fungsi, jenis- jenis,
serta pemakain dari Dhomir itu sendiri.

· Memberikan pengertian kepada mahasiswa, untuk dapat berfikir lebih luas, serta pengetahuan
yang lebih dalam tentang kaidah- kaidah bahasa Arab, agar dapat memahami tentang bahasa Arab
itu sendiri, Al- Qur’an dan Sunnah.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pembahasan umum.

Kalimat didalam bahasa Arab, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:


· ISIM ( ‫) اِسْ م‬ = setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan, atau
benda mati.

· FI'IL ( ‫) فِعْ ل‬ = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang khusus.

· HARF ( ‫) َحرْ ف‬ = setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata sambung,
kata penghubung, kata tanya tugas, dll.[1]

Secara global, kita telah mengetahui pembagian tersebut dan telah kita pelajari pembagian-
pembagiannya. Salah satunya pembagian Isim.

Isim terbagi menjadi 2, yaitu:

· MABNIY) ( ‫ = َم ْبنِي‬yang tidak bisa berubah harokatnya.

· MU’RAB ( ‫ = ) مُعْ َرب‬yang bisa berubah.

Pada pokok bahasan kali ini, kami akan membahas masalah Dhomir, yang mana, Dhomir
adalah bagian dari pada Isim yang Mabniy.

2.2. Pembahasan Khusus

2.2.1. Pengertian Dhomir

Secara bahasa,[2] ‫الضمير هو ما د ّل على متكلّم كأنا أو مخاطب كأنت أو غائب كهو‬

Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang
pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang
ketiga).

Contoh:

· Mutakallim : ‫ ( أَ َنا‬Saya) dan ُ‫ ( َنحْ ن‬Kami).

· Mukhotob : َ‫ ( أَ ْنت‬Kamu ) dan ‫ ( أَ ْن ُت ْم‬Kalian ).

· Ghaib : ‫( ه َُو‬Dia) dan ‫ ( ُه ْم‬Mereka ).

2.2.2. Fungsi Dhomir


Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam
golongan Isim Ma'rifah.

Contoh:

· ‫ = أَحْ َم ُد َيرْ َح ُم ْاألَ ْوالَ َد‬Ahmad menyayangi anak-anak.

· ‫ه َُو َيرْ َح ُم ُه ْم‬ = Dia menyayangi mereka.

Pada contoh di atas, kata ‫ أَحْ َم ُد‬diganti dengan ‫( ه َُو‬dia), sedangkan ‫( األَ ْوالَد‬anak-anak) diganti
dengan ‫( ُه ْم‬mereka).

Kata ‫ ه َُو‬dan ‫ ُه ْم‬dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:

· DHAMIR RAFA' ( ‫ض ِميْر َر ْفع‬


َ ) yang berfungsi sebagai Subjek.
· DHAMIR NASHAB ( ‫ض ِميْر َنصْ ب‬
َ ) yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat
berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.

Dalam kalimat: ‫ ( ه َُو َيرْ َح ُم ُه ْم‬Dia menyayangi mereka ):

- Kata ‫( ه َُو‬dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:

- Kata ‫( ُه ْم‬mereka) adalah Dhamir Nashab.

· DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)

Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:

1. MUTAKALLIM ( ‫ ) ُم َت َكلِّم‬atau pembicara (orang pertama).

a). Mufrad : ‫ ( أَ َنا‬aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

b). Mutsanna/Jamak : ُ‫ ( َنحْ ن‬kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

2. MUKHATHAB ( ‫ ) م َُخا َطب‬atau lawan bicara (orang kedua).

a). Mufrad : َ‫ ( أَ ْنت‬engkau) untuk Mudzakkar dan ‫ت‬


ِ ‫ أَ ْن‬untuk Muannats.

b). Mutsanna : ‫ ( أَ ْن ُت َما‬kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

c). Jamak : ‫ ( أَ ْن ُت ْم‬kalian) untuk Mudzakkar dan َّ‫ أَ ْن ُتن‬untuk Muannats.


3. GHAIB ( ‫ ) غَائِب‬atau tidak berada di tempat (orang ketiga).

a). Mufrad : ‫ ( ه َُو‬dia) untuk Mudzakkar dan ‫ِي‬


َ ‫ ه‬untuk Muannats.
b). Mutsanna : ‫ ( ُه َما‬mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

c). Jamak : ‫ ( ُه ْم‬mereka) untuk Mudzakkar dan َّ‫ هُن‬untuk Muannats.

· DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)

Dhamir Rafa'

Dhamir Nashab

Dhamir Rafa'

Dhamir Nashab

‫أَ َنا‬
‫ي‬

َّ‫أَ ْن ُتن‬
َّ‫ُكن‬
ُ‫َنحْ ن‬
‫َنا‬

‫ه َُو‬
ُ‫ه‬
َ‫أَ ْنت‬

‫ك‬
َ

‫ِي‬
َ ‫ه‬
‫َها‬
ِ ‫أَ ْن‬
‫ت‬

ِ‫ك‬

‫ُه َما‬
‫ُه َما‬
‫أَ ْن ُت َما‬
‫ُك َما‬
‫ُه ْم‬
‫ُه ْم‬
‫أَ ْن ُت ْم‬
‫ُك ْم‬

َّ‫هُن‬
َّ‫هُن‬
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:

Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain
dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.

2.2.3. Pembagian Dhomir.

Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’
ُ ُ‫ ( ق‬Aku telah berdiri ).
pada kata kerja ‫مْت‬

2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa
diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫ ( أَ ْنت‬Kamu ) dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang
meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud
adalah َ‫ أَ ْنت‬karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.

· Pembagian Dhomir Bariz

Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua:

1. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita
katakan bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:

Seperti: huruf Yaa’ pada kata ْ‫( ِا ْبنِي‬Anakku) dan huruf Kaaf pada kata ‫ك‬ َ َ‫( أ‬Ia
َ ‫كر َم‬
memuliakanmu).Dhomir-dhomir seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.

2. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa
digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf Contoh: َ ‫( أَنا‬Saya) yang bisa
digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ٌ‫( أَ َنا م ُْؤ ِمن‬Saya seorang mu’min) atau bisa juga diletakkan
setelah harf, seperti: ‫( َما َقا َم إِالَّ أَ َنا‬Tidak ada yang berdiri kecuali saya).

· Pembagian Dhomir Mustatir

Al-Mustatir terbagi menjadi dua:

1. Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang
bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.

2. Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
2.2.4. Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja.

Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut waktu terjadinya:

1. FI'IL MADHY ( ‫ ) فِعْ ل مَاضِ ي‬atau Kata Kerja Lampau.

2. FI'IL MUDHARI' ( ‫ارع‬


ِ ‫ض‬َ ‫ ) فِعْ ل ُم‬atau Kata Kerja sekarang.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai
dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( ‫ ) َفاعِ ل‬atau Pelaku pekerjaan itu.

Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari',
perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.

Dhamir

Fi'il Madhy

Fi'il Mudhari'

Tarjamah

‫أَ َنا‬
ُ ‫َف َع ْل‬
‫ت‬
‫أَ ْف َع ُل‬

saya mengerjakan

ُ‫َنحْ ن‬
‫َف َع ْل َنا‬
‫َن ْف َع ُل‬

kami mengerjakan
َ‫أَ ْنت‬
َ‫َف َع ْلت‬

‫َت ْف َع ُل‬

engkau (lk) mengerjakan

ِ ‫أَ ْن‬
‫ت‬
ِ ‫َف َع ْل‬
‫ت‬
‫َت ْف َعلِي َْن‬

engkau (pr) mengerjakan

‫أَ ْن ُت َما‬
‫َف َع ْل ُت َما‬
‫َت ْف َعالَ ِن‬

kamu berdua mengerjakan


‫أَ ْن ُت ْم‬
‫َف َع ْل ُت ْم‬
‫َت ْف َعلُ ْو َن‬

kalian (lk) mengerjakan

َّ‫أَ ْن ُتن‬
َّ‫َف َع ْل ُتن‬
‫َت ْف َع ْل َن‬

kalian (pr) mengerjakan

‫ه َُو‬
‫َف َع َل‬
‫َي ْف َع ُل‬

dia (lk) mengerjakan

‫ِي‬
َ ‫ه‬
ْ َ‫َف َعل‬
‫ت‬
‫َت ْف َع ُل‬

dia (pr) mengerjakan

‫ُه َما‬
َ‫َف َعال‬

‫َي ْف َعالَ ِن‬

mereka berdua (lk) mengerjakan

‫ُه َما‬
‫َف َعلَ َتا‬
‫َت ْف َعالَ ِن‬

mereka berdua (pr) mengerjakan

‫ُه ْم‬
‫َف َعلُ ْوا‬
‫َي ْف َعلُ ْو َن‬

mereka (lk) mengerjakan

َّ‫هُن‬
‫َف َع ْل َن‬
‫َي ْف َع ْل َن‬

mereka (pr) mengerjakan


3. FI’IL AMR (‫ ) فِعْ ل ْاأل ْمر‬atau kata kerja perintah.

Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan
bicara) sebagai orang yang diperintah.

Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah
Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: َ‫ أَ ْنت‬- ‫ت‬
ِ ‫ أَ ْن‬- ‫ أَ ْن ُت َما‬- ‫ أَ ْن ُت ْم‬- َّ‫ أَ ْن ُتن‬.

Fa'il

Fi'il Amar

Tarjamah
َ‫أَ ْنت‬

‫ِا ْف َع ْل‬

(engkau -lk) kerjakanlah!

ِ ‫أَ ْن‬
‫ت‬
ْ‫ِا ْف َعلِي‬

(engkau -pr) kerjakanlah!

‫أَ ْن ُت َما‬
َ‫ِا ْف َعال‬

(kamu berdua) kerjakanlah!

‫أَ ْن ُت ْم‬
‫ِا ْف َعلُ ْوا‬
(kalian -lk) kerjakanlah!

َّ‫أَ ْن ُتن‬
‫ِا ْف َع ْل َن‬

(kalian -pr) kerjakanlah!


[1] Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut. Hal: 2

[2] 455: ‫ الصفحة‬:‫م‬.‫م‬.‫ دا رالمشرق ش‬2007.‫بيروت‬,‫األشرفية‬.‫المنجد‬

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Kalimat didalam bahasa Arab, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

· ISIM ( ‫) اِسْ م‬ = setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan, atau
benda mati.

· FI'IL ( ‫) فِعْ ل‬ = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang khusus.

· HARF ( ‫) َحرْ ف‬ = setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata sambung,
kata penghubung, kata tanya tugas.

Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang
pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang
ketiga).

Contoh:

· Mutakallim : ‫ ( أَ َنا‬Saya) dan ُ‫ ( َنحْ ن‬Kami).

· Mukhotob : َ‫ ( أَ ْنت‬Kamu ) dan ‫ ( أَ ْن ُت ْم‬Kalian ).

· Ghaib : ‫( ه َُو‬Dia) dan ‫ ( ُه ْم‬Mereka ).

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:

· DHAMIR RAFA' ( ‫ض ِميْر َر ْفع‬


َ ) yang berfungsi sebagai Subjek.
· DHAMIR NASHAB ( ‫ض ِميْر َنصْ ب‬
َ ) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat
berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.

Dhamir Rafa'
‫‪Dhamir Nashab‬‬

‫'‪Dhamir Rafa‬‬

‫‪Dhamir Nashab‬‬

‫أَ َنا‬
‫ي‬

‫أَ ْن ُتنَّ‬
‫ُكنَّ‬
‫َنحْ نُ‬
‫َنا‬

‫ه َُو‬
‫هُ‬
‫أَ ْنتَ‬

‫ك‬
‫َ‬

‫ِي‬
‫ه َ‬
‫َها‬
‫أَ ْن ِ‬
‫ت‬

‫كِ‬

‫ُه َما‬
‫ُه َما‬
‫أَ ْن ُت َما‬
‫ُك َما‬

‫ُه ْم‬
‫ُه ْم‬
‫أَ ْن ُت ْم‬
‫ُك ْم‬
َّ‫هُن‬
َّ‫هُن‬

Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’
ُ ُ‫ ( ق‬Aku telah berdiri ).
pada kata kerja ‫مْت‬

2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa
diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫ ( أَ ْنت‬Kamu ) dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang
meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud
adalah َ‫ أَ ْنت‬karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.

Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata kerja itu
sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.

3.2. Saran

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini, hendaklah kita selalu
mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini
dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat
untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.

3.3. Penutup

Alhamdulillah, demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya. Semoga bisa berguna bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut.

‫م‬.‫م‬.‫ دا رالمشرق ش‬2007.‫بيروت‬,‫األشرفية‬.‫المنجد‬

Sumber lain :

Belajar bahasa Arab, Arab Indo.co.nr

http://www.dhod.web.id/isim+dhomir+2#sthash.8Tfg3fgJ.dpuf

http://www.dhod.web.id/isim+dhomir+4#sthash.CtBb7kHM.dpuf

Anda mungkin juga menyukai