(SSS)
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem indera adalah penghubung manusia dengan dunia luar, yang dapat menerima
keindahan, kemanisan, wewangian ataupun sebaliknya, untuk kemudian dipersepsi oleh otak. Peran
penting dari sistem indra, mencakup mata, telinga, hidung, dan tenggorokan, berikut dengan
kelainan yang bisa terjadi dan komplikasinya akan dibahas dalam blok Special Sense System ini.
Keluhan pada sistem indera adalah keluhan umum yang banyak didapatkan di perawatan
primer. Oleh karena itu, seyogianya mahasiswa kedokteran harus mengetahui dasar-dasar penyakit
pada mata dan THT, cara diagnosis, dan tatalakasana yang tepat.
Vision 2020, program WHO untuk memberantas kebutaan yang dapat dicegah di seluruh
dunia, merupakan program yang juga harus diwujudkan oleh pemerintah Indonesia dimana
Indonesia memiliki angka kebutaan yang cukup tinggi. Sehubungan dengan isu global ini,
mahasiswa kedokteran harus cepat tanggap dalam pencegahan kasus kebutaan dengan cara deteksi
dini dan penatalaksanaan yang lebih dini. Adapun penyebab dari kebutaan yaitu katarak, glukoma,
gangguan refraksi. serta penyakit degeneratif, sementara itu penyakit infeksi telah bergeser dari
perannya sebagai kausa utama. Ketulian, sebagaimana dengan kebutaan juga memiliki angka yang
tinggi di Indonesia. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan pendidikan kesehatan yang baik
kepada masyarakat. Untuk dapat mendidik masyarakat, mahasiswa harus mengetahui pengetahuan
tentang organ pendengaran. Karsinoma nasofaring, juga keganasan yang banyak didapatkan di
Indonesia, bisa muncul dengan gejala yang sering dikeluhkan oleh masyarakat pada stadium dini,
sehingga diagnosisnya sering terlewatkan dan baru terdeteksi pada stadium lanjut. Pengetahuan
akan faktor risiko, sebagaimana pengetahuan tentang patofisiologi penyakit tentu sangat krusial.
Sebagaimana dengan blok-blok sebelumnya, tutorial, skills lab, praktikum, dan kuliah pakar,
akan menjadi metode belajar mahasiswa untuk membentuk pola pikir, mengasah ketrampilan, dan
membentuk perilaku mahasiswa sehingga kelak saat berpraktek, bisa menjadi tenaga profesional
yang kompeten.
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
BAB II
TUJUAN BLOK
a. Tujuan umum
Blok Special Sense System (SSS) bertujuan agar mahasiswa memahami Sistem Indera manusia
normal dan kelainan yang dapat terjadi pada sistem ini, sehingga dapat menggunakannya untuk
mengatasi kasus penyakit Sistem Indera. Sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
diterapkan di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, maka melalui blok ini,
mahasiswa diharapkan dapat belajar/menguasai 7 area kompetensi yaitu:
1. Menguasai keterampilan komunikasi efektif
2. Menguasai keterampilan klinik dasar
3. Dapat menerapkan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku dan
ilmu kedokteran komunitas beserta cabang-cabangnya.
4. Mampu mengelola masalah-masalah individu, keluarga dan
masyarakat
5. Mampu mengakses dan mengelola informasi secara kritis
6. Dapat lebih mawas diri dan pengembangan diri dalam menghadapi
pasien maupun masyarakat.
7. Melakukan praktek dokter secara profesional, beretika dan bermoral
Setiap kompetensi ini dijabarkan lagi atas kompetensi inti, komponen kompetensi dan sasaran
penunjang
b. Tujuan khusus
Setelah menjalankan dan menyelesaikan blok Special Sense System ini, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Berkomunikasi secara efektif pada saat melakukan anamnesis terhadap penderita.
2. Menguasai ketrampilan pemeriksaan fisik pada saat menghadapi penderita penyakit sistem
indera.
3. Menerapkan ilmu biomedik, klinik, dan kedokteran komunitas untuk memecahkan masalah
kasus penyakit Sistem Indera
4. Mampu mengelola masalah kesehatan Sistem Indera yang terjadi pada tingkat komunitas
5. Menggunakan/memilih pemeriksaan penunjang yang lengkap untuk dapat menafsirkan
hasilnya dan menetapkan diagnosa pasien.
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
6. Melakukan tindakan pencegahan dan tindak lanjut dan tata laksana untuk menangani proses
penyakit penderita kelainan Sistem Indera
7. Mencari informasi dari berbagai sumber dan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk membantu diagnosa, terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan
dan lainnya.
8. Menentukan besarnya masalah kelainan/penyakit dalam masyarakat sehubungan dengan
kelainan Sistem Indera termasuk faktor resiko dan faktor penyebab.
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
BAB III
LINGKUP BAHASAN
Pada blok Special Sense System, lingkup bahasan yang perlu dicapai adalah :
1. Anatomi organ sistem indera.
2. Fisiologi sistem indera.
3. Kelainan anatomi sistem indera.
4. Kelainan fungsional sistem indera.
5. Penyakit-penyakit sistem indera termasuk penyakit mata, penyakit hidung, telinga dan
tenggorokan dan penyakit lainnya yang terkait dengan penyakit sistem indera.
6. Masalah kebutaan di Indonesia.
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
BAB IV
SASARAN PEMBELAJARAN
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
c. Karakteristik mahasiswa
Mahasiswa yang ikut adalah mahasiswa yang sudah mendapatkan mata kuliah dasar ilmu
biomedik yang telah diperoleh pada semester-semester sebelumnya. Pengetahuan tentang
metodologi ilmiah juga perlu diketahui sebelum mengikuti blok ini, agar mahasiswa sudah
terlebih dahulu memiliki sikap kritis terhadap ilmu yang diberikan dan mampu memberikan
penjelasan secara evidence based terhadap informasi yang diterimanya. Selain itu, pengetahuan
ilmu kedokteran komunitas juga memegang peranan penting dalam kaitannya dengan
pemberantasan kebutaan di Indonesia.
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
BAB V
CABANG ILMU TERKAIT
Ilmu Biomedik
1. Anatomi
2. Histologi
3. Fisiologi
4. Mikrobiologi
5. Farmakologi & Terapi
6. Patologi Anatomi
Ilmu Klinis
7. Ilmu Penyakit Mata
8. Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorokan, Kepala dan Leher
9. Radiologi
10. Ilmu Kedokteran Komunitas
11. Ilmu Gizi
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Lingkup Bahasan
Tkt.
No. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan DEPARTEMEN Jam Kemamp Kode
uan
1. Anatomi 1. Mata Anatomi 6 SSS.1
a. Tulang pembentuk orbita SSS.2
b. Lobang pada orbita serta struktur - SSS.3
struktur yang melewatinya
c. Otot – otot mata
d. Struktur dalam cavum orbita
e. Vascularisasi alat ekstra dan
intrabulbar
f. Inervasi ala tekstra dan intra bulbar
g. Glandulala crimalis
2. Telinga SSS.4
a. Telinga luar SSS.5
b. Telinga tengah SSS.6
c. Telinga dalam
3. Hidung
a. Struktur Tulang Pembentuk
b. Vascularisasi dan Inervasi
4. Lidah
a. Pembagian struktur
b. Vascularisasi dan inervasi
5. Tenggorokan
a. Struktur Anatomi
b. Vascularisasi dan Inervasi
2. Histologi Organ 1. Histologi organ penglihatan Histologi 2 - SSS.7
Sistem Indera a. Bulbus oculi atau Bola mata SSS.8
a.1 Tunica fibrosa
a.2 Tunica vasculosaatau Uvea
a.3 Tunica internaatau Retina
b. Lensa
c. Struktur tambahan :
c.1 Palpabrae
c.2 Tunica conjunctiva
c.3 Apparatus lacrimalis
2. Histologi organ audio reseptor
a. Aurisexterna (Telinga luar)
1.1 Auricula
1.2 Glandula ceruminosa
b. Auris media (Telinga tengah)
2.1 Cavitas tympanica
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
(Membrana tympani,
Ossicula Tympani)
2.2 Tuba auditori usEustachii
c. Aurisinterna (Telinga dalam)
3.1 Labirin thusvestibularis
(Utriculus, Sacculus, Ductus
Semicircularis dan Ductus
endolymphaticus)
c.2 Labiryn thuscochlearis
(Ductuscochlearis dan
Organ Corti)
3. Histologi organ umgustatorius (Kuncup
pengecap)
a. cellulagustatoria (selpengecap)
b. cellulasustentacularis (selpenopang)
c. Cellulabasalis
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Eyelid Laceration 4
Lagopthalmus 2
SSS.16
Epicanthus 2
Ptosis 2
3A
Hordeolum
(BPJS)
SSS.17
Blepharitis 3A
(BPJS)
Trichiasis 2 (BPJS)
SSS.18
Sclera/ Cornea Scleritis 2(BPJS)
Disorder Keratitis 2
Corneal Erotion 2
SSS.19
Foreign Body 2
Burn 2
KeratoconjunctivitisSicca 2 SSS.20
Corneal Oedema 2
Corneal Dystrophy 2
Keratoconus 2
Micropthalmus 2 SSS.23
Bupthalmus 2
Hypaema 2
Hypopion 2
Anterior Chamber Iritis 3A SSS.24
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Tumor Iris 3A
Iris and Choroid Chorioretinitis 3A
Vitreous Hemorrhage 2
Glaucoma Glucoma Congenital 3A
Acute Glucoma 3A
SSS.25
Simple Glucoma 3A
Secondary Glucoma 3A
Lens Cataract 3A
Aphakia 3A
SSS.26
Pseudoapakia 3A
Lens Dislokasi 3B
Refraction and Anisometropia 3A
Accomodation
disorder 3A
Miopia SSS.27
(BPJS)
3A
Hipermetropia
(BPJS)
3A SSS.28
Astigmatism
(BPJS)
3A
Presbiopia
(BPJS)
Vision and Visual
Fields
3A
Night Blindness
(BPJS)
Amblyopia 3A
Diplopia 3A SSS.29
Suppresion 3A
Scotoma 3A
Hemianopia 3A SSS.30
Retinopathy DM 2
Retinopathy Hipertensi 2
Papiledema 3A
SSS.32
Optic Disc Capping 2
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Optic Atrophy 3A
Optic Neuropathy 2
Optic Neuritis 2
6 Outer Ear Preauricular Fistula Ilmu Penyakit 16 4
Disorders THT-KL SSS.33
Herpes ZoosterAuticus 3A
SSS.34
Foreign Bodies BPJS
Wax BPJS
SSS.35
Otitis eksterna BPJS SSS.36
Middle Ear 3A
Acute Otitis Media
Disorders (BPJS) SSS.37
Otitis Media SupuratifKronika 3A
Otitis Serosa
SSS.38
Perforated Tympani 3A
Mastoiditis 3A
SSS.39
Inner Ear Otosclerosis 3A
Disorders
Tympani Sclerosis 4
SSS.40
Congenital deafness 4
Allergic Rhinitis 4
SSS.45
Vasomotor Rhinitis 4
Nose Furuncle 4
SSS.46
Deviasi septum 4
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
BAB VI
METODE PENGAJARAN
Metode pengajaran dalam Blok Special Sense Systemadalah : kuliah, tutorial, skills lab,
praktikum biomedik, belajar mandiri, dan pleno pakar.
1. Kuliah
Kuliah pada Blok Special Sense System diberikan secara terbatas, seperti umumnya pada sistem
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Materi kuliah diberikan sebagai konsep dasar. Kuliah
diberikan agar dapat membuka wawasan mahasiswa untuk mencari ilmu sendiri yang sehubungan
dengan, dengan membuka buku teks dan referensi lainnya yang dianjurkan oleh departemen terkait.
Blok Special Sense System (SSS)
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
2. Tutorial
Kegiatan ini merupakan metode pembelajaran yang memacu mahasiswa belajar mandiri dan
mampu berdiskusi didalam kelompok. Hal ini akan mengasah keterampilan mahasiswa untuk
berpikir kritis dan berkomunikasi secara efektif, baik dalam kelompok maupun dalam presentasi
(pada tutorial).
Blok Special Sense System terdiri dari 5 pemicu (skenario). Tiap pemicu akan didiskusikan
dalam 2 kali pertemuan yaitu : Tutorial I dan Tutorial II. Di antara Tutorial I dan Tutorial II
disediakan waktu ± 6 jam untuk belajar mandiri tentang learning issue yang telah disepakati pada
Tutorial I. Diskusi akan didampingi oleh seorang tutor yang berperan sebagai fasilitator, bukan
narasumber.
Metode pelaksanaan tutorial :
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Materi Pemicu
3. Belajar mandiri
Setelah Tutorial I, mahasiswa telah mendapat learning issue yang sudah disepakati. Pada belajar
mandiri mahasiswa diberikan waktu yang terjadwal untuk belajar dan memanfaatkan buku yang
ada di perpustakaan disamping sumber-sumber lain.
Mahasiswa dapat belajar di lingkungan kampus:
1. Ruang Baca Perpustakaan
2. Ruang Komputer/Internet
3. Tempat lain yang memungkinkan untuk belajar mandiri, dapat juga dipergunakan ruang
tutorial bila tidak ada yang menggunakan.
4. Pleno Pakar
Pada pleno pakar mahasiswa mempresentasikan learning issue secara berkelompok, yang
merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran tutorial dan belajar mandiri yang dilaksanakan
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
sesudah Tutorial II. Pada pleno pakar mahasiswa diberikan kesempatan kembali untuk
mendiskusikan dan mempertanyakan hal-hal yang belum terpecahkan selama masa
pembelajaran tutorial dan belajar mandiri. Pada pleno pakar, dosen/pakar yang terkait cabang
ilmu yang terkait dalam Blok Special Sense System hadir sebagai narasumber.
Tujuan dari praktikum adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa/i terhadap materi
kuliah yang telah diberikan, begitu pula bahan yang belum diperoleh pada perkuliahan.
Cabang Ilmu
No Materi Praktikum Penanggung Jawab
Biomedik
Anatomi Organ Sistem dr. Saharnauli V. Simorangkir, M.Biomed
1 Anatomi
Indera dr. Jenny N. Sitepu, M.Biomed
Histologi Organ dr. Victor M.L Tobing, DAHK
2 Histologi
Sistem Indera dr. Ervina Julien Sitanggang
dr. Simon Marpaung, DAKK, M.Kes
3 Fisiologi Penghantaran Bunyi dr. David Simangunsong, M.Kes
dr. Rebecca Rumesty Lamtiar, M.Biomed
BAB VII
EVALUASI KEBERHASILAN MAHASISWA
Metode Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dilakukan melalui 2 metode yaitu :
1. Aktivitas sehari-hari
a. Tutorial
Penilaian terhadap kegiatan tutorial (diskusi kelompok) langsung dinilai oleh tutor/
fasilitator dengan cara menggunakan daftar tilik (check list).
b. Praktikum
Penilaian terhadap praktikum dilakukan melalui laporan praktikum dan ujian praktikum di
akhir blok. Laporan praktikum memiliki standar baku untuk pembuatannya dan penilaian
dilakukan oleh departemen laboratorium yang bersangkutan.
2. Ujian, terdiri dari :
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Syarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian akhir blok adalah :
1. Mengikuti minimal 75% perkuliahan regular.
2. Mengikuti seluruh kegiatan (100%) tutorial, skills lab, praktikum, dan pleno pakar.
3. Mahasiswa yang tidak hadir/ tidak memenuhi syarat No.1 dan No.2 di atas dapat dibenarkan
dengan alasan seperti :
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Kriteria Kelulusan
Nilai standar untuk tiap evaluasi metode belajar yang berlaku di FK Nomensen adalah :
Materi Evaluasi Nilai Standar Angka Nilai Standar Huruf
Ujian Sumatif 60 C
Tutorial 70 B
Skills Lab 80 A
Praktikum 60 C
1. Lulus (L)
Mahasiswa dinyatakan lulus dari satu kegiatan blok bila nilai keseluruhan materi evaluasi
(Teori: P, Tutorial: Q, Skills Lab: R, Praktikum: S) mencapai nilai standar, yaitu:
Nilai P (teori) ≥ 60
Nilai Q (tutorial) ≥ 70
Nilai R (skills lab) ≥ 80
Nilai S (praktikum) ≥ 60
2. Tidak Lulus (TL) dan wajib mengikuti ujian remedial
Mahasiswa dinyatakan tidak lulus dari satu kegiatan blok dan harus mengikuti ujian
remedial pada akhir blok, bila nilai materi evaluasi tidak mencapai nilai standar yaitu:
Nilai P (teori) < 60 dan / atau
Nilai Q (tutorial) < 70 dan / atau
Nilai R (skills lab) < 80 dan / atau
Nilai S (praktikum) < 60
Materi evaluasi yang diulang adalah yang tidak mencapai nilai standar.
3. Tidak Lulus Remedial akhir blok (TLR)
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Mahasiswa, bila setelah ujian remedial akhir blok, nilainya masih belum mencapai nilai
standar evaluasi, wajib mengikuti kegiatan ujian ulangan akhir semester sesuai dengan materi
evaluasi yang masih belum mencapai standar.
4. Ujian mengulang blok (UMB)
Mahasiswa harus mengulang blok bila nilai setelah ujian ulangan akhir semester masih
belum mencapai nilai standar. Ujian mengulang blok yang gagal diulang setelah semester 7.
Departemen : Anatomi
Pengarang Tahun Nama Buku Edisi Penerbit
Wesner Hand Atlas of Human J.B Lippincott Company
Spalteholz Anatomy 7 th ed
Philadelphia and London
Gray Henry Lea & Febiger, Philadelphia New
2000 Anatomy of Human Body
FRS York BarHebyCom,2000
Elaine N Human Anatomy
Marieb, R.N 3 rd ed Benyamin, An Imprint of
PhD, Jon 2001 Addison Wesley Longman, Inc
Mallat PhD
Departemen : Histologi
Pengarang Tahun Nama Buku Edisi Penerbit
Luiz Carlos Junqueira & Jose
Histologi Dasar, Teks & Atlas 10 EGC Jakarta
Carneiro
Atlas Histologi di Fiore
Eroschenko, VP 9 EGC Jakarta
dengan Korelasi Fungsional
Mescher, Al 2010 Junquierq’s BASIC Mc Graw
HISTOLOGY, Text & Atlas 12 th ed Hill Medical,
New York
Eroschenko, VP 1993 Di Fiore’s ATLAS OF 7 th Lea &
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Departemen : Fisiologi
Pengarang Tahun Nama Buku Edisi Penerbit
Lauralee Sherwood 2001 Fisiologi manusia dari sel ke sistem 2 EGC Jakarta
W.F Ganong 2008 Buku ajar Fisiologi Kedokteran 22 EGC Jakarta
Guyton & Hall 2008 Buku ajar Fisiologi Kedokteran 11 EGC Jakarta
Departemen : Mikrobiologi
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Niernberg, DW
Brunton L, Parker K, Manual of Pharmacology Internationa
and Therapeutics l Mc Graw-Hill
Blumenthal D, 2008
Medcicine
Buxton I Ed
Principles of Lippincott, Williams &
Golan D.E et al 2006
Pharmacology Walkins
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Departemen : Radiologi
Pengarang Tahun Nama Buku Edisi Penerbit
Gunderman, Essensial Radiology,
Thieme Stutgart New
Richard.M.D.,PhD,MP 2006 Clinical Pathophysiology 2
York
H Imaging
Sjahriar Rasad R.G. 2006 Radiologi Diagnostik 2 FK-UI
Churchill Livingstone
Grainger & D.J Alison 2006 Diagnostic Radiology 4
Edinburg
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
LAMPIRAN
PENUNTUN PRAKTIKUM
BLOK 11
SPESIAL SENSE SYSTEM (SSS)
1. Anatomi
2. Histologi
3. Fisiologi
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
1. Praktikan datang tepat waktu dan wajib memakai jas praktikum sebelum memasuki
laboratorium .
2. Dilarang makan atau minum di dalam ruangan laboratorium.
3. Praktikan harus sudah belajar (mempersiapkan diri) sebelum praktikum.
4. Tas, buku atau alat-alat keperluan praktikum disimpan di dalam laci, jangan diletakkan di atas
meja tempat bekerja.
5. Praktikan dilarang meninggalkan laboratorium sebelum waktu praktikum berakhir.
Disusun Oleh :
A.Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui anatomi mata dan telinga
b. Mahasiswa mengerti fungsi mata dan telinga sesuai anatominya
B. Pokok Bahasan
I. MATA
1. Menjelaskan dan mempelajari tulang-tulang yang membentuk orbita
Os frontalis
Os sphenoidalis
Os zygomaticus
Os maxillaris
Os ethmoidalis
Os lacrimalis
2. Menjelaskan dan mempelajari lobang-lobang pada orbita serta alat yang melewatinya
Foramen opticum
Fissura orbitalis superior
Fissura orbitalis inferior
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
3. Menjelaskan dan mempelajari otot-otot mata : origo, insertio, fungsi serta persarafan
4. Menjelaskan alat-alat yang mengisi cavum orbitalis
5. Menjelaskan dan mempelajari struktur orbita (bentuk, ukuran, letak, lapisan, dan fungsi) :
Conjunctiva
Palpebra
Iris
Choroidea
Corpus vitreus
Aquous humor
Sclera
Retina
6. Menjelaskan dan mempelajari vaskularisasi alat ekstra dan intrabulbar
7. Menjelaskan dan mempelajari inervasi alat ekstra dan intrabulbar, sensorik dan motorik
8. Menjelaskan dan mempelajari glandula lacrimalis : struktur, lokasi, vaskularisasi, inervasi
serta aliran lacrima
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
II. Telinga
1. Menjelaskan dan mempelajari telinga luar : daun telinga dan liang telinga luar
2. Menjelaskan dan mempelajari struktur telinga tengah
3. Menjelaskan dan mempelajari struktur telinga dalam
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
III. Pengecap
1. Struktur
2. Vascularisasi/inervasi
IV. Hidung
1. Pembagian struktur
2. Vaskularisasi
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
PENGANTAR
Informasi dari luar tubuh diterima oleh susunan saraf pusat melalui unit reseptor. Rangsang
cahaya dan suara diterima oleh masing-masing reseptor cahaya (fotoreseptor) di dalam mata dan
reseptor bunyi serta keseimbangan (sistem audioreseptor) di dalam telinga.
TUJUAN
Menetapkan atau mengenal dengan menggunakan mikroskop cahayasediaan-sediaan histologik
organ-organ yang tersedia, baik dari sistem fotoreseptor maupun dari system audioreseptor.
(Catatan : Berhubung dengan keterbatasan sediaan, struktur histologik dari organ-organ tersebut
digantikan dengan gambar diagram)
A. SISTEM FOTORESEPTOR
Organ-organ untuk penglihatan terdiri dari bola mata (bulbus okuli) dan struktur tambahan dari
mata.
1.Bulbus okuli atau Bola mata
Bola mata mempunyai tiga lapisan dinding yakni :
1.1 Tunika fibrosa atau lapisan luar.
Terdiri atas kornea di bagian depan dan sklera di bagian belakang.
1.2 Tunika vaskulosa atau lapisan tengah atau uvea.
Terdiri atas koroid, korpus siliaris dan iris.
1.3 Tunika interna atau retina.
Terdiri atas yang fotosensitif di bagian posterior dan yang non-fotosensitif di bagian
anterior.
2.Lensa
3.Struktur tambahan
3.1 Palpabrae
3.2 Tunica conjunctiva
3.3 Apparatus lacrimalis
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
B. SISTEM AUDIORESEPTOR
Aparatus vestibulokoklearis terkait dengan keseimbangan atau posisi tubuh dan persepsi
pendengaran.
Organ ini terdiri dari :
1. Telinga luar (Auris eksterna)
1.1 Aurikula
1.2 Meatus auditorius eksternus
1.3 Membran timpani
2. Telinga tengah (Auris media)
2.1 Tulang-tulang kecil pendengaran : maleus, inkus
dan stapes
2.2 Tuba auditorius atau tuba eustachii
3. Telinga dalam (Auris interna)
3.1 Utrikulus dengan alat sensorik makula
3.2 Sakulus dengan alat sensorik juga makula
3.3 Duktus semisirkularis dengan alat sensorik Krista
3.4 Duktus koklearis dengan alat pendengaran organ
Corti
TUGAS
Mengamati struktur histologik dari sediaan yang tersedia.
Menggambarkan dan menamai (label) dari diagram atau gambar organ-organ terkait. Untuk setiap
gambar atau diagram di bawah ini, buatlah di dalam lembaran tersendiri.
Rujukan : Junqueira, L C dan Carneiro, J : Histologi Dasar, edisi X, EGC Jakarta
Gambar 2. KORNEA
Gambar 24 – 4, hal. 454
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Gambar 5. MAKULA
Gambar 24 – 21, hal. 466
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
A. PENDAHULUAN
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah
menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan untuk
memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sensoris yang
berbeda: koklea yang mengandung reseptor-reseoptor untuk mengubah gelombang suara
menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar dan aparatus vestibularis yang
penting untuk sensasi keseimbangan.
Pada praktikum kali ini akan mempelajari mengenai pemeriksaan fisiologis dari
pendengaran dan ketajaman pendengaran.
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Menggetarkan penala berfrekuensi 512 Hz dengan cara memukul ujung jari penala ke
telapak tangan dan menekan ujung tangkai penala pada dahi praktikan di garis median.
Menanyakan praktikan apakah mendengar bunyi dengungan penala sama kuat pada kedua
telinga atau terjadi lateralisasi.
c. Pemeriksaan dengan cara Schawabach
Menggetarkan penala berfrekuensi 512 Hz dengan cara memukul ujung jari penala ke
telapak tangan dan menekan ujung tangkai penala pada prosesus mastoideus salah satu
telinga praktikan. Menyuruh praktikan mengacungkan jari jika mendengar bunyi
dengungan penala lagi, kemudian memindahkan penala ke prosesus mastoideus pemeriksa
sendiri. Pada pemeriksaan schwabach telinga pemeriksa dianggap normal. Mencatat hasil
pemeriksaan yaitu schawabach memanjang, schawabach normal atau schwabach
memendek dan untuk memastikan ulangi cara yang sama pada pemeriksa terlebih dahulu
lalu ke praktikan.
2. Pemeriksaan ketajaman pendengaran/ambang pendengaran
Alat dan bahan: headphone, laptop → program audiometri, kertas grafik
Cara kerja:
1. Persiapkan program audiometer pada laptop
2. Suruh praktikan duduk dan pasanglah headphone
3. Praktikan melakukan pemeriksaan ambang pendengaran secara mandiri dan
konsentrasi
4. Setelah selesai masukkan data hasil ke dalam kertas grafik
B. Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fungsi pendengaran
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Dari tiap hasil pada frekuensi tersebut diambil hasil yang terkecil (ambang pendengaran
yang didapat dari hasil pengukuran dan dimasukkan dalam kertas grafik
Tugas
JADWAL KEGIATAN
Minggu I
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
/zoom
10.00 – 10.50 SSS.5 Google
Anatomi SVS classroom
11.00 – 11.50 SSS.6 /zoom
12.00 – 12.50 Istirahat
13.00 – 14.50 BELAJAR MANDIRI
Minggu II
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
12.00 – 12.50
ISTIRAHAT
Temu Pakar Pemicu 1
10.00 – 10.30 Ilmu Penyakit Mata
Mata merah visus normal
MS Zoom/WAG
Temu Pakar Pemicu 2
11.00 – 11.30 Ilmu Penyakit Mata
Penglihatan kabur
23 – 05
Sabtu
2020
NB: Temu Pakar : untuk seluruh dosen tetap dan dosen luar biasa yang terlibat dalam penyusunan skenario.
Minggu III
30 – 05 Tutorial II
Sabtu 10.00 – 11.50 Zoom
2020 Pemicu 2 : Penglihatan Kabur
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
NB: Temu Pakar : untuk seluruh dosen tetap dan dosen luar biasa yang terlibat dalam penyusunan skenario.
Minggu IV
01– 06
Senin LIBUR HARI LAHIR PANCASILA
2020
Tutorial I
10.00 – 11.50 Zoom
Pemicu 3: Sakit pada Telinga
02 - 06 12.00 – 12.50 ISTIRAHAT
Selasa
2020 13.00 – 13.50 SSS.29 Google
Ilmu Penyakit Mata MS classroom/zo
14.00 – 14.50 SSS.30 om
08.00 – 09.50 BELAJAR MANDIRI
Tutorial I
10.00 – 11.50 Zoom
Pemicu 4: Hidung Berdarah
03 - 06 12.00 – 12.50 ISTIRAHAT
Rabu
2020
13.00 – 13.50 SSS.31 Google
Ilmu Penyakit Mata MS classroom/zo
14.00 – 14.50 SSS.32 om
08.00 – 09.50 BELAJAR MANDIRI
10.00 – 10.50 SSS.39 Google
04 - 06 Ilmu Penyakit THT-KL IRT classroom/zoo
Kamis
2020 11.00 – 11.50 SSS.40 m
12.00 – 12.50 ISTIRAHAT
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
NB :Temu Pakar : untuk seluruh dosen tetap dan dosen luar biasa yang terlibat dalam penyusunan skenario.
Minggu V
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
13 – 06
Sabtu
2020
Minggu VI
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
Minggu VII
24 – 06
Rabu -
2020
Google
25 – 06
Kamis 10.00 – 12.50 UJIAN AKHIR BLOK classroom/zoo
2020
m
26 – 06
Jumat -
2020
27 – 06
Sabtu -
2020
Minggu VIII
UJIAN
Hal.38
Medical Faculty of UHKBPN 2020 Special Sense System
(SSS)
2020
04 - 07
Sabtu 10.00 Pengumuman Divisi Assessment
2020
KEPUSTAKAAN
Hal.38