Npm : 2010070100064
Fasilitator : dr. Ade Teti Vani M.Biomed
Logbook : 1
Trigger 1
Ingin punya Anak Andi dan Susan, telah menikah selama 2 tahun, saat sedang di RSIA untuk
konsultasi perencanaan kehamilan. Setelah bertemu dengan dr. SpOG. Dokter bertanya pada
Andi dan Susan perkembangan seksual primer pada masing-masing mereka pada saat remaja
dulu. Dokter bertanya juga pada Susan tentang menarche, siklus haid dan riwayat nyeri haid
berlebihan. Dokter juga menanyakan mimpi basah pertama kali, intesitas “coitus”, ereksi pagi
hari, riwayat ejakulasi dini pada Andi. Berdasarkan hasil anamnesis diketahui siklus haid
Susan teratur tiap bulan namun terlambat 2-3 hari dengan intensitas coitus 2-3 x/bulan.
Dokter juga menjelaskan pada pasangan muda tersebut agar melakukan coitus teratur
terutama pada masa subur karena hormon sexual akan meningkat pada masa subur sehingga
fertilisasi lebih mudah terjadi. Kehamilan akan terdeteksi setelah 2 minggu terlambat haid,
karena telah terjadi proses implantasi atau nidasi dan pembentukan embrio cikal bakal
kehidupan. Setelah mendengarkan penjelasan dokter, Susan dan Andi mulai menghitung
masa subur, melakukan coitus teratur, cukup istirahat dan berakhir dengan hasil test pack 2
garis lurus.
Sistem reproduksi
Perkembangan
Embriogenesis
seksual
fisiologi
15
STEP 5. DEFINE LEARNING OBJECTIVE
MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN DAN MEMAHAMI:
LO 1. SIKLUS HAID
LO 2. EMBRIOGENESIS DAN ORGAN REPRODUKSI PRIA DAN WANITA
LO 3. FISIOLOGI FERTILISASI
LO 4 FISIOLOGI IMPLANTASI
LO 5. FISIOLOGI EREKSI
LO 6. PERKEMBANGAN SEKSUAL PRIMER DAN SEKUNDER BAGI PRIA
DAN WANITA
LO 7. HORMON SEKSUAL PRIA DAN WANITA.
Menstruasi merupakan pendarahan secara periodik dan siklis dari uterus yang disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. (Wiknjosastro, 2005).
Menurut Mulastin (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi
- faktor hormon,
- psikis,
- aktivitas,
- gizi dan pola makan.
Begitu juga menurut Isnaeni (2010), bahwa panjang siklus menstruasi dipengaruhi
oleh usia, berat badan, tingkat stres, genetik dan gizi.
• Siklus menstruasi adalah waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya
menstruasi periode berikutnya,
• sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya.
• Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar 21-35 hari dan hanya 10-15% yang
memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang
mencapai 7-8 hari (Proverawati & Misaroh, 2009)
Fase menstruasi
Siklus menstruasi yang tidak teratur adalah suatu penyimpangan dari siklus yang
normal.
Lamanya siklus menstruasi merupakan suatu indikator klinis noninvasif, yang penting
untuk menilai fungsi reproduksi.
Gangguan siklus menstruasi dapat dihubungkan dengan meningkatnya risiko
penurunan fertilitas pada wanita usia subur
EMBRIOGENESIS
• Proses embriogenesis adalah rangkaian proses yang terjadi sesaat setelah terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma.
• Proses embriogenesis meliputi;
- Fase cleavage (pembelahan) zigot,
- Fase morula,
- Blastula,
- Gastrula dan Diferensisai sel
1. Fase Cleavage
Sel telur terbagi menjadi dua belahan yang berbeda :
- Animal hemisphere
- vegetal hemisphere
(yang dipisahkan oleh gray crescent).
Animal hemisphere akan terfertilisasi oleh sperma dan biasanya akan tampak lebih gelap
dibandingkan vegetal hemisphere
• Fase cleavage merupakan pembelahan sel secara mitosis menghasilkan 2, 4, 8 dan 16
blastomere
• Tahap 16 blastomer disebut dengan tahapan cleavage (pembelahan).
• Pada tahap pembelahan ini, zigot masih diselubungi oleh zona pelusida.
2. Fase morula
• Terjadi setelah pembelahan zigot menjadi 16 sel,
• Pembelahan menjadi 32 sel yang disebut morula
• Merupakan bola padat yang penuh dengan sel-sel hasil pembelahan dan masih
diselimuti oleh zona pelusida
• Blastomer terus mengalami pembelahan, menjadi 64
• Pembelahan terus berlangsung sepanjang saluran ovidukV
3. Fase blastula
• Setelah 4-5 hari zigot berubah menjadi bola padat yang diikuti dengan migrasi sel-sel
blastomer menuju vegetal pore, sehingga terbentuk rongga di bagian animal pore yang
disebut blastocoel.
• Tahapan menghasilkan blastosit.
• Pada hari ke 6 atau 7 setelah fertilisasi, blastocyt siap berimplantasi di dalam dinding
rahim (uterus).
4. Fase gastrula
• Setelah blastosit berimplantasi, sel-sel trophoblast dari blastosit berinvaginasi ke
dinding endometrium
• Blastosit berkembang membentuk lapisan dari dalam ke luar yaitu; hipoblast, epiblast
dan trophoblast
• Selanjutnya zigot memasuki fase gastrula
• Ke tiga lapisan emberionik akan berdiferensiasi menjadi sel yang lebih spesifik
dengan fungsi tertentu
• Selain adanya pemetaan nasib dari embrio, pada proses embriogenesis juga terjadi
induksi diferensiasi sel pada fase gastrula
• Induksi pada fase embriogenesis terjadi karena adanya zat induktor berupa materi
genetik RNA (Ribo Nucleid Acid) dalam sel embrio yang akan menginduksi
terjadinya perlekukan dan migrasi sel.
LO 3. FISIOLOGI FERTILISASI
Fertilisasi adalah peleburan antara nucleus sel telur dengan nucleus spermatozoa
sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot.
Sel gamet (sperma dan ovum) yang menyatu selama fertilisasi merupakan jenis sel
yang sangat terspesialisasi yang dihasilkan melalui serangkaian peristiwa
perkembangan yang. Kompleks dalam testis dan ovarium induk.
Struktur sperma
1. Kepala
2. Badan sperma
3. Ekor
LO 4 FISIOLOGI IMPLANTASI
• Implantasi Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan.
• Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya embrio
yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium) untuk
selanjutnya mengalami perkembangan.
Proses implantasi
• Setelah proses fertilisasi dan proses claveage (pembelahan).
• Tepat saat berbentuk morula (mengalami pembelahan menjadi 32 sel), embrio mulai
memasuki uterus.
• Proses pembelahan masih tetap terjadi. Ketika akan mengalami implantasi, embrio
yang berupa blastosit.
• Pertama, zona pellucida akan terlepas sebagai aktivitas dari enzim proteolitik dari
cairan uterus disebut proses hatching.
• Lalu bagian dari blastosit, yaitu tropoblast akan menempel pada endometrium dan
berkembang menjadi plasenta yang berfungsi sebagai penyuplai zat-zat makanan
kepada fetus.
LO 5. FISIOLOGI EREKSI
v Ereksi merupakan persyaratan utama bagi pria untuk dapat melakukan hubungan
seksual.
v Setelah mendapat rangsangan yang cukup melalui berbagai mekanisme maka penis
akan mengalami ereksi melalui berbagai tahapan sehingga dapat dipergunakan untuk
penetrasi vagina dalam suatu hubungan seksual yang normal.
FISIOLOGI EREKSI
Fisiologi ereksi sebenarnya sangatlah rumit. Sampai sekarang fisiologi ereksi masih
terus berkembang dan terus diteliti
Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa penyampaian rangsang dari otak ke
penis juga tergantung pada :
- kadar testosterone
- normalitas metabolisme dan
- kadar obat-obatan yang mempengaruhinya.
0. Flaccid phase
• Terjadi pada kondisi istirahat, dominan pengaruh system syaraf simpatik.
• Dimana otot polos trabekular kon-traksi sehingga aliran darah arteri mini mal dan
aliran darah vena ke luar lebih cepat. Tekanan korpus cavernosum seta- ra dengan
tekanan vena yaitu sekitar 4-6 mmHg.
2. Tumescence phase
• Volume meningkat dan tekanan dalam korpora juga meningkat.
• Penutupan vena meningkat seiring dengan kompresi tekanan pada venula subtunika.
Aliran arteri mulai berkurang.
5. fase transisi.
• Terjadi peningkatan kegiatan sistem saraf simpatik, yang mengakibatkan
meningkatnya tonus otot polos pembuluh helisin dan kontraksi otot polos trabekula.
• Arus darah arteri kembali menurun dan mekanisme venoklusi masih tetap diaktifkan.
6. fase awal detumesens.
Karakteristik seks primer (primary sex characteristics) adalah perubahan biologis yang
secara langsung melibatkan organ-organ yang diperlukan untuk melakukan reproduksi. Pada
perempuan, organ-organ ini adalah indung telur, tuba falopi, dan vagina.
Pada laki-laki adalah testi, penis, skrotum, vesikula seminalis (seminal vesicles), dan kelenjar
prosat.
Selama pubertas, organ-organ ini menjadi lebih besar dan matang. Pada anak laki-laki, tanda
pertama pubertas adalah tumbuhnya testis dan krotum. Pada anak perempuan, tumbuhnya
karakteristik seks primer tidak secara jelas tampak karena organ-organnya berada di dalam
tubuh.
Tanda seks primer merupakan tanda yang berhubungan secara langsung dengan organ seks.
Pada wanita ditandai dengan datangnya menstruasi pertama (menarche). Menstruasi adalah
proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah
dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause
yaitu ketika seseorang berumur sekitar 40-50 tahun.
Pada anak laki-laki, perubahan seks primer masa pubertas ditandai dengan mimpi basah,
sedangkan perubahan sekunder berupa suara mulai berubah, tumbuh rambut di daerah ketiak,
kumis, jenggot, alat kelamin.
a. Pada Wanita
1) Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.
Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang.
Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut
wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar,
lebih gelap dan agak keriting.
2) Pinggul
Panggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit.
3) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini
terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembangnya dan makin membesarnya kelenjar
susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
4) Kulit
Kelenjar lemak dan kelenajar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa
haid.
6) Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan membentuk
bahu, lengan dan tungkai kaki.
7) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
a. Pada Laki-laki
1) Rambut
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar
satu tahun setelah testis dan penis mulai membesar. Ketika rambut kemaluan hampir selesai
tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut wajah, seperti halnya kumis dan
cambang.
2) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pri-pori membesar.
4) Otot
Otot-otot pada tubuh remaja semakin besar dan kuat. Lebih-lebih bila dilakukan latihan otot,
maka akan tampak membentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki
5) Suara
Seirama tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara. Mula-mula agak
serak, kemudian volumenya juga meningkat
6) Benjolan di dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil disekitar kelenjar susu.
Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun (Widyastuti, 200
3. Hormon testosteron
Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hormon ini akan
mengalami peningkatan selama masa pubertas, kemudian mulai menurun sejak memasuki
usia 30 tahun.
• Fungsi hormon testosteron pada pria antara lain mengendalikan gairah seksual,
produksi sperma, kepadatan tulang, dan juga massa otot, sehingga hormon ini mampu
memengaruhi perubahan fisik dan emosional pria secara signifikan.
• Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah mengontrol suasana hati
dan gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, membantu membantu, dan menjaga
kemampuan berpikir.
4. Hormon estrogen
• Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.
• Hormon estrogen pada wanita memiliki peran penting dalam perkembangan seksual
saat masa pubertas. Selain itu, hormon ini juga berperan mengendalikan pertumbuhan
dinding rahim selama siklus menstruasi dan masa awal kehamilan, serta mengatur
berbagai proses metabolisme, termasuk pertumbuhan tulang dan kolesterol.
STEP 7. Synthesize the Result of Information
Gathering and Private Study
MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN DAN MEMAHAMI:
LO 1. SIKLUS HAID
• siklus mentruasi dibagi menjadi empat fase di antaranya
• Fase Menstruasi Fase mesntruasi
• Fase ini ditandai dengan peluruhan dinding rahim yang berisi banyak pembuluh darah
dan lendir dengan presentase 2/3 darah kotor dan 1/3 berupa lendir.
Fase Luteal
• Fase ini terjadi ketika folikel yang telah mengeluarkan sel telur matang
berubah menjadi jaringan korpus luteum. Korpus luteum akan mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga dinding rahim tetap dalam
keadaan tebal.
Sehingga, uterus tetap kuat untuk menampung sel telur jika dibuahi. Jika terjadi
pembuahan, tubuh akan memproduksi hormon HCG (Hormon Chorionic
Gonadotropin) yang bertugas untuk mencegah terjadinya peluruhan korpus luteum
pada dinding rahim. Namun, apabila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
meluruh. Akibatnya, kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh mengalami
penurunan. Penurunan kedua kadar tersebut akan menyebabkan dinding uterus
mengalami peluruhan dan terjadilah menstruasi. Fase luteal biasanya terjadi dalam
kurun waktu 11- 17 hari dengan rata-rata 14 hari lamanya. Maka masa menstruasi
normal berkisar dalam kurun waktu 3-7 hari. Akan tetapi, siklus menstruasi antara
satu dengan lainnya berbeda. Siklus menstruasi dapat datang lebuh cepat atau lebih
lambat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor umur, gaya hidup (lifestyle), hormon dan pola
makan.
LO 2. EMBRIOGENESIS DAN ORGAN REPRODUKSI PRIA DAN WANITA
• EMBRIOGENESIS
• • Proses embriogenesis adalah rangkaian proses yang terjadi sesaat setelah terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma.
• • Proses embriogenesis meliputi;
- Fase cleavage (pembelahan) zigot,
- Fase morula,
- Blastula,
- Gastrula dan Diferensisai sel
1. Fase Cleavage
• Sel telur terbagi menjadi dua belahan yang berbeda :
- Animal hemisphere
- vegetal hemisphere
• (yang dipisahkan oleh gray crescent).
• Animal hemisphere akan terfertilisasi oleh sperma dan biasanya akan tampak lebih
gelap dibandingkan vegetal hemisphere
3. Fase blastula
• Setelah 4-5 hari zigot berubah menjadi bola padat yang diikuti dengan migrasi sel-sel
blastomer menuju vegetal pore, sehingga terbentuk rongga di bagian animal pore yang
disebut blastocoel.
• Tahapan menghasilkan blastosit.
• Pada hari ke 6 atau 7 setelah fertilisasi, blastocyt siap berimplantasi di dalam dinding
rahim (uterus).
4. Fase gastrula
• Setelah blastosit berimplantasi, sel-sel trophoblast dari blastosit berinvaginasi ke
dinding endometrium
• Blastosit berkembang membentuk lapisan dari dalam ke luar yaitu; hipoblast, epiblast
dan trophoblast
• Selanjutnya zigot memasuki fase gastrula
LO 3 FISIOLOGI FERTILISASI
• Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat
berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau
peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan
penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri
fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-
gamet yang melebur adalah haploid.
• Proses Fertilisasi
• Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat
membuahi ovum di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa
diejakulasikan ke dalam saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang
melalui serviks, ratusan yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat
membuahi sel telur. Sel spermatozoa mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam
(Cambridge, 1998).
Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahap kapasitasi dan reksi
akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian di dalam
saluran reproduksi wanita, berlangsung sekitar 7 jam. Selama itu suatu selubung
glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus
daerah akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi akrosom terjadi setelah penempelan
spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi tersebut membuat pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelusida yang terdapat pada akrosom (Sadler, 1996)
Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih setelah diovulasikan. Ovum ini
dikelilingi oleh korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang nantinya akan
menyaring sel spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel yang dapat menembus
ovum.
LO 4 FISIOLOGI IMPLANTASI
LO 5. FISIOLOGI EREKSI
Fase flasid
Fase pengisian lambat
Fase tumescent (pengisian cepat)
Fase ereksi maksimal
Fase ereksi rigid atau skeletal
Fase detumescent (pengosongan)
LO 6. PERKEMBANGAN SEKSUAL PRIMER DAN SEKUNDER BAGI
PRIA DAN WANITA
• Pada anak laki-laki, perubahan seks primer masa pubertas ditandai dengan mimpi
basah, sedangkan perubahan sekunder berupa suara mulai berubah, tumbuh rambut di
daerah ketiak, kumis, jenggot, alat kelamin.
• Pada pria terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat, tumbuh jakun, tumbuh
rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan, penis dan buah zakar
membesar, suara menjadi besar; keringat bertambah banyak, kulit dan rambut mulai
berminyak (Guyton, 2006).
Perubahan seks primer anak perempuan ditandai dengan menstruasi pertama kali (menarche)
dan biasanya diikuti dengan perubahan organ seksual sekunder yaitu memiliki payudara dan
pinggul yang membesar (Soetjiningsih, 2004).
Ternyata semua remaja perempuan mengalami menarche pada usia 12 tahun. Remaja
perempuan lebih awal mengalami tanda seks primer pubertas dibanding laki-laki. Hal ini
dikaitkan dengan kenyataan bahwa proses fisiologis pada remaja laki-laki, testis yang terletak
di skrotum baru mengalami kematangan saat usia 14 tahun.
Perempuan tampak pertumbuhan payudara, tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan
vagina, pinggul melebar; keringat bertambah banyak, kulit mulai berminyak, pantat
bertambah lebih besar dan pertumbuhan tinggi badan yang pesat.
LO 7. HORMON SEKSUAL PRIA DAN WANITA.
Hormon Hormon
pada Pria pada wanita
Hormon Hormon
testosterone testosteron
Hormon Hormon
gonadotropin progesteron
Foliclle
Hormon
stimulation
esterogen
hormone (FSH)
Hormon Lutein
pertumbuhan hormone (LH)
Prolaktin/
luteotropin
hormone (LTH)
A. Hormon testosterone
• Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk
perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor
keturunan.
B. Hormon gonadotropin
• Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein hormone
(LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).
C.Hormon estrogen
• Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk
mengikat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen
tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
A.Hormon estrogen
• Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH,
dimana pada beberapa keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada
keadaan lain meningkatkan LH. Pengaruh terhadap organ seksual antara lain
pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina, pengendapan lemak pada
mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali pertumbuhan mammae.
Pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae berkembang dan menghasilkan
susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksilla,
serta kulit menjadi lembut.
B.Hormon progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas perubahan
endometrium dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron berpengaruh
sebagai anti estrogenic pada sel-sel miometrium. Efek progesterone terhadap tuba falopii
adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mammae akan meningkatkan
perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mammae, kelenjar elektrolit serta peningkatan
sekresi air dan natrium.
REFERENSI
Prayuni ED, Imandiri A, Adianti M, 2018,Terapi Menstruasi Tidak Teratur Dengan
Akupunktur dan Herbal Pegagan (Centella Asiatica (L.)), Journal of Vocational Health
Studies. vol. 02, pp.86–91. Tersedia https://e-
journal.unair.ac.id/JVHS/article/download/11468/6486
Hall, OJ. Klein, SL. (2017). Progesterone-Based Compunds Affect Immune Responses and
Susceptibilty to Infections at Diverse Mucosal Sites. Mucosalimmunology, 10(5), pp. 1097–
1107.