Anda di halaman 1dari 12

METODE STUDY ISLAM

Berbagai pendekatan : teologis, normatif, historis

DOSEN

AHMAD BULYAN NST M.pem.1

Disusun oleh:

 Muhammad Wildan Nasution


 Radha Clesya Chanan Khan
 Widya Astuti

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
Universitas Univa Al-Washliyah
TP.2021-2022
KATA PENGANTAR

‫ِبسْ ِم هَّللا ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ حِيم‬

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT telah memberikan rahmat an hidayahNya
sehingga kami kelompok 3 dapat menyelesaikan makala yang bejudul BERBAGAI PENDEKATAN ,
TEOLOGIS, NORMATIF Dan HISTORIS ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makala ini adalah untuk memenuhi tugas dari pak Ahmad Bulyan Nst
M.pem.l pada mata kuliah Metode Study islam . Selain itu , makala ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Metode study islam bagi para pembaca juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makala ini. Saya menyadari , makala yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna . Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makala ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................
B. Rumusan masalah .............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................

PEMBAHASAN
Berbagai Pendekatan dalam metode study islam
A. Berbagai pendekekatan dari Teologis ...............................................................
B. Berbagai pendekatan dari Normatif .................................................................
C. Berbagai pendekatan dari Historis ...................................................................

PENUTUP ..................................................................................................................
D. Kesimpulan ............................................................................................................
E.Saran ........................................................................................................................
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode studi islam merupakan salah satu mata kuliah dasar pada program strata satu (S- 1) Universitas
Al Washliyah UNIVA MEDAN. Mata kuliah ini berusaha mengkaji metodologi dan pendekatan kajian
Islam, baik kronologi maupun dinamika social dan intelektual yang mengitarinya.

B. Rumusan masalah

1. Metode study islam dari teologis


2. Metode study islam dari normatif
3. Metode study islam dari historis
PEMBAHAS

PENGERTIAN PENDEKATAN STUDY ISALAM

Pengertian Pendekatan Studi Islam Kata “pendekatan”, termasuk dalam konteks studi Islam, pada
umumnya secara bahasa dinamakan dengan madkhal dalam istilah Arab dan approach dalam bahasa Inggris.
Di luar dua term tersebut, sebenarnya ada sejumlah istilah lain, yang juga sudah begitu popular dalam tradisi
ilmiah, yang bermakna relatif sama (mirip) dan menunjuk pada tujuan yang hampir sama pula dengan
pendekatan, yaitu: theoretical framework, conceptual framework, perspective, point of view (sudut
pandang) dan paradigm (paradigma). Tegasnya, semua istilah itu dapat diartikan sebagai “cara memandang
dan cara menjelaskan suatu gejala atau peristiwa”.1 Lebih jauh dijelaskan oleh Khoiruddin Nasution bahwa
menyangkut makna pendekatan masih diperdebatkan dan melahirkan dua kategori lagi.

Pertama, dan masih dibagi pula atas dua hal: pendekatan diartikan sebagai “dipandang
atau dihampiri dengan” dan “cara menghampiri atau memandang fenomena (budaya dan atau sosial)”. Jika
diartikan sebagai “dipandang dengan” maka keberadaan pendekatan itu lebih merupakan suatu “paradigma”,
dan kalau dimaknai sebagai “cara memandang atau
menghampiri” maka keberadaan pendekatan lebih merupakan suatu “perspektif” atau “sudut pandang”.
Kedua, pendekatan dapat pula bermakna sebagai suatu “disiplin ilmu”, sehingga ketika dikatakan “studi
Islam dengan pendekatan sosiologi, misalnya, maka maknanya adalah menstudi atau mengkaji Islam
dengan menggunakan disiplin ilmu sosiologi itu, dan implikasinya mestilah pendekatan di sini
menggunakan teori atau teori-teori dari disiplin ilmu sosiologi yang dijadikan sebagai sebuah pendekatan
itu. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi tersebut berarti fenomena sosial studi Islam didekati
dengan sebuah teori atau teori-teori sosiologi. 2 Dan ditegaskan oleh Khoiruddin Nasution,3 pendekatan
(approach).
Tentu terutama dalam konteks studi Islam, mempunyai pengertian yang sangat kompleks mencakup
semua pengertian yang disampaikan di atas. Berdasarkan uraian di atas, pendekatan dapat dimaknai sebagai
suatu perspektif atau paradigma dengan mempergunakan disiplin ilmu tertentu, sesuai dengan fenomena
yang menjadi fokus kajian atau studinya.
Dikatakan oleh Sartono Kartodirdjo,4 penggambaran mengenai sesuatu sangat tergantung pada pendekatan,
ialah dari segi mana kita memandangnya, dimensi apa yang diperhatikan, unsure-unsur mana yang
diungkapkan dan lain sebagainya. Hasil penggambarannya akan sangat ditentukan oleh jenis pendekatan
yang dipakai. Sejalan dengan pemaknaan pendekatan sebagai sebuah disiplin ilmu, Jamali memberikan
keterangan sebagai berikut ini: Istilah pendekatan merupakan kata terjemahan dari bahasa Inggris approach.
Maksudnya, adalah suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan kajian
sebuah studi atau penelitian. Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati disiplin ilmu karena tujuan
utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai
dalam pengkajian atau penelitian itu sendiri. Setiap disiplin ilmu memiliki kekhususan metodologi sebab
tidak ada sebuah metode yang dapat digunakan dalam semua disiplin ilmu. Jika seorang pengkaji telah
menentukan pendekatan yang digunakannya, akan dengan mudah terbaca langkah-langkah metodologis
yang digunakannya.5 Berkaitan dengan tema kajian ini, sebelumnya perlu dijelaskan kata metode dan
metodologi, karena tidak jarang dua istilah ini dibiaskan dengan istilah pendekatan.
Sesuai dengan asal kata metode, maka secara sederhana dapat dikatakan metode merupakan jalan atau cara
yang harus dilalui untuk menuju sesuatu. Metode merupakan langkah-langkah praktis dan sistematis yang
ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif. 6 Ketika metode
digabungkan dengan logos, sehingga menjadi metodologi, yang berasal dari bahasa Yunani methodos (cara,
kiat dan seluk-beluk).
A. Metode study islam dari pendekatan teologis

Istilah teologi, dalam bahasa Yunani adalah "theologia". Istilah yang berasal dari gabungan dua kata
"theos, Allah" dan "logos, logika". Arti dasarnya adalah suatu catatan atau wacana tentang, para dewa atau
Allah. Bagi beberapa orang Yunani, syair-syair seperti karya Homer dan Hesiod disebut "theologoi". Syair
mereka yang menceritakan tentang para dewa yang dikategorikan oleh para penulis aliran Stoa (Stoic) ke
dalam "teologi mistis". Aliran pemikiran Stois yang didirikan oleh Zeno (kira-kira 335-263 sM.) memiliki
pandangan "teologi natural atau rasional", yang disebut oleh Aristoteles, dengan istilah "filsafat teologi",
sebutan yang merujuk kepada filsafat teologi secara umum atau metafisika.
Teologi dalam islam disebut juga ‘ilm al-tauhid. Kata Tauhid mengandung arti satu atau esa dan
keesaan dalam pandangan islam, sebagai agama monteisme, merupakan sifat yang terpenting di antara sifat-
sifat Tuhan. Selanjutnya Teologi Islam disebut juga ‘ilm al-kalam’. Kalam adalah kata-kata. Teologi Islam
yang di ajarkan di Indonesia umumnya, adalah Teologi dalam bentuk Ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid biasanya
memberi pembahasan sepihak dan tidak mengemukakan pendapat dan paham dari aliran-aliran atau
golongan-golongan lain yang ada dalam Teologi Islam.
Teologi berasal dari kata “ology” dan “theos” dan dijadikan Bahasa Indonesia maka menjadi teologi.
“ology” berakar dari kata Greek yang kemudian menjadi “logos” berarti “percakapan”, “pengkajian” dan
“penelitian”. Tujuan yang terpenting penelitian adalah logos itu sendiri dari pada benda-benda yang menjadi
subjeknya. Sedangkan theos dalam bahasa greek berarti “Tuhan” dan atau sesuatu yang berkenaan dengan
Tuhan. Jadi Teologi dalam bahasa greek adalah penelitian secara rasional segala sesuatu yang berkenaan
dengan ke- Tuhanan. Jadi, Teologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan
tentang hakekat Tuhan serta keberadaan-Nya.
Oleh sebab itu berbicara tentang teologi, maka dengan sendirinya kita membicarakan tentang Tuhan
yang dari dahulu sampai sekarang selalu aktual untuk dibicarakan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
memerlukan Tuhan dalam menjawab dan memaknai segala aspek kehidupannya, terutama sekali yang
berhubungan dengan moral dan imu pengetahuan.
Maka pendekatan teologi adalah pembahasan eksistensi Tuhan dan Tuhan-tuhan dalam konsep nilai-
nilai keTuhanan yang terkonstruksi dengan baik, sehingga pada akhirnya menjadi sebuah agama atau aliran
kepercayaan.
Pendekatan teologi dalam penelitian agama yang dimaksud disini adalah pembahasan materi tentang
ekisistensi Tuhan. Tidak ada arti sederhana dan monolitik untuk mendefinisikan kata theologi, theologi telah
ada sejak bangsa Sumeria yang mulai menjadi perkataan dalam istilah yunani yaitu theologia dan istilah ini
mengacu pada tuhan-tuhan atau tuhan, theologi bukan merupakan hak prioritas suatu komunitas tertentu
namun theologi merupakan bagian dari pendidikan yang umum. Dalam sejarahnya theologi mengacu pada
sebuah candi yang dipersembahkan untuk dewa atau tuhan bangsa romawi dan yunani saat itu yang
kemudian dalam perkembangannya theologi dapat disimpulkan sebagai ilmu yang selalu berkaitan dengan
ketuhanan atau transedensi baik secara mitologis, filosofis maupun dogmatis, kesimpulan yang kedua
meskipun theologi memiliki banyak nuansa, namun doktrin tetap menjadi elemen yang signifikan dalam
memaknainya dan kesimpulan yang ketiga adalah theologi sesungguhnya adalah sebuah aktifitas yang
muncul dari keimanan dan penafsiran atas keimanan.
Pendekatan teologi merupakan pendekatan yang cenderung normatif dan subjektif terhadap agama.
Pendekatan ini umumnya dilakukan dari dan oleh suatu penganut agama dalam upaya menyelidiki agama
lain. Pendekatan ini sering juga disebut dengan metode tekstual, atau pendekatan kitabi. Sebab itu, metode
ini seringkali menampakkan sifatnya yang apologetis dan deduktif. Sebab misal, Thomas Aquinas, seorang
filosof dan teolog besar pada abad pertengahan, mengajarkan pada umat kristiani bahwa semua agama di
luar Kristen adalah palsu. Demikian juga martin luther, di abad XVI mengajarkan bahwa Agama Yahudi,
Islam, dan Roma Katolik adalah agama-agama palsu.
Di dunia Islam, hal yang sama juga terjadi. Ali ibn Hazm (994-1064) merupakan tokoh Islam
pertama yang secara jelas dan panjang lebar tentang ta’rif yang ada di dalam Bibel. Hazm berpendapat
bahwa kitab suci Kristen telah dipalsukan oleh umat Kristen sendiri dan orang-orang Yahudi. Ia
menunjukkan 78 tempat di dalam kitab perjanjian baru yang berisi ayat-ayat yang saling bertentangan antara
satu dan lainnya. Hal ini merupakan sebuah kemustahilan dalam kitab suci yang berasal dari wahyu ilahi.
Contoh lain, pada abad modern Muhammad Abduh (1848-1905) melakukan kajian serupa. Di dalam
majalah Al-Jamiah ia menyanggah sebuah artikel yang ditulis oleh sarjana Kristen. Abduh menyatakan
bahwa apa yang ditulis oleh penulis Kristen tersebut tentang Islam adalah suatu kecerobohan karena
menuduh Islam tanpa bukti-bukti ilmiah. Selanjutnya ia justru menyatakan bahwa ajaran Kristen yang ada
sekarang lebih mengutamakan hal-hal luar biasa dan keanehan-keanehan, kekuasaan kepada kepala agama,
meninggalkan dunia, iman kepada hal-hal yang tidak masuk akal, menentang ilmu pengetahuan, dan
sebagainya.
Pendekatan teologi sering disebut juga sebagai perspektif timur, pendekatan teologi berarti
pendekatan kewahyuan atau pendekatan keyakinan peneliti itu sendiri. Dimana agama tidak lain merupakan
hak prerogatif Tuhan. Realitas sejati dari agama adalah sebagaimana yang dikatakan oleh masing-masing
agama. Pendekatan seperti ini biasanya dilakukan dalam penelitian suatu agama untuk kepentingan agama
yang diyakini peneliti tersebut untuk menambah pembenaran keyakinan terhadap agama yang dipeluknya
itu.
Yang termasuk kedalam penelitian teologi ini adalah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
ulama-ulama, pendeta, rahib terhadap suatu subjek masalah dalam agama yang menjadi tanggung jawab
mereka, baik disebabkan oleh adanya pertanyaan dari jamaah maupun dalam rangka penguatan dan mencari
landasan yang akurat bagi suatu mazhab yang sudah ada.
Pendekatan teologis memahami agama secara harfiah atau pemahaman yang menggunakan kerangka
ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap
sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
Untuk memahami theologi-theologi tertentu dan dari agama tertentu, menggunakan pendekatan
theologis dalam memahami theologi agama lain sangatlah sulit sekali karena kita harus berusaha untuk
memahami dan melepaskan atau menanggalkan posisi subjektifitas sebagai peneliti agar dapat memahami
objek yang diteliti dan berempati pada pandangan dunia lain (objek penelitian) dan bisa memposisikan diri
sebagai bagian dari objek penelitian tersebut sehingga dapat memahami keimanan konseptual atau theologi
mereka.
Meskipun teologi dapat dianggap sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memenuhi
kriteria saintifik, namun ada sisi tertentu bersifat mendasar yang menjadi distingsi dengan ilmu pengetahuan
pada umumnya. Distingsi dimaksud adalah bahwa teologi mendasarkan diri pada wahyu dan atau doktrin
keagamaan, sedangkan ilmu pengetahuan lainnya bersumberkan pada akal dan indera dalam sistem
epistemologinya. Sungguh pun demikian teologi juga menggunakan akal dalam kerja epistemologisnya,
hanya saja fungsi akal lebih sebagai sebuah instrumen untuk dapat menangkap, menganalisis dan
mensistematisasikan apa yang terdapat dalam wahyu. Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan agama,
teologi menurut Lonergan merupakan metode transenden yang terjadi dalam empat tahap yakni mengalami,
memahami, menilai dan memutuskan.24 Pengalaman adalah merupakan data keagamaan, pemahaman
berarti menghayati makna-makna, penilaian adalah mencari atau mengukuhkan kebenaran, dan putusan
adalah pengakuan (komitmen) terhadap nilai. Pengakuan terhadap nilai (agama) diterima sebagai suatu
norma yang perlu dipertahankan.

B. Metode study islam dari pendekatan normatif

Pendekatan studi islam normatif adalah suatu pendekatan ajaran agama islam yang memandang
ajarannya dari segi al-quran. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memandang agama islam dari
segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran atau penafsiran
dari pemikiran manusia. Dalam pendekatan ini ada dua teori yang dapat kita gunakan. Pertama, dalam
mengetahui kebenarannya dapat di buktikan secara empiris dan eksperimental, seperti masalah yang
berhubungan dengan ra'yi (penalaran). Kedua, dalam mengetahui kebenarannya sulit di buktikan secara
empiris dan eksperimental, biasanya di buktikan dengan mendahulukan kepercayaan, artinya kita harus
percaya dulu akan ada penyelesaian dalam masalah tersebut meskipun itu sulit penyelesaiannya.
Islam pada dimensi yang skral atau suci. Islam normatif adalah suatu pendekatan yang lebih
menekankan kepada aspek normatif dalam ajaran Islam yang terdapat pada Alquran dan Sunnah (Hadits).
Islam normatif merupakan bentuk tekstual Islam yaitu pada Alquran dan Sunnah (Hadits). Islam memiliki
beberapa kajian, diantaranya yaitu: Teologi (Ilmu yang mengkaji tentang ketuhanan), Tafsir (penjelas atau
pemaknaan), Tasawuf (pendekatan diri kepada Tuhan), Filsafat (pemikiran), Fiqh (tatana hukum).
Pendeketan pada Islam normatif yaitu suatu pendekatan yang melihat agama dari segi ajarannya yang
pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran atu pemikiran manusia.
C. Metode study islam dari pendekatan normatif

Pendekatan studi islam normatif adalah suatu pendekatan ajaran agama islam yang memandang
ajarannya dari segi al-quran. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memandang agama islam dari
segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran atau penafsiran
dari pemikiran manusia. Dalam pendekatan ini ada dua teori yang dapat kita gunakan. Pertama, dalam
mengetahui kebenarannya dapat di buktikan secara empiris dan eksperimental, seperti masalah yang
berhubungan dengan ra'yi (penalaran). Kedua, dalam mengetahui kebenarannya sulit di buktikan secara
empiris dan eksperimental, biasanya di buktikan dengan mendahulukan kepercayaan, artinya kita harus
percaya dulu akan ada penyelesaian dalam masalah tersebut meskipun itu sulit penyelesaiannya.
Islam pada dimensi yang skral atau suci. Islam normatif adalah suatu pendekatan yang lebih
menekankan kepada aspek normatif dalam ajaran Islam yang terdapat pada Alquran dan Sunnah (Hadits).
Islam normatif merupakan bentuk tekstual Islam yaitu pada Alquran dan Sunnah (Hadits). Islam memiliki
beberapa kajian, diantaranya yaitu: Teologi (Ilmu yang mengkaji tentang ketuhanan), Tafsir (penjelas atau
pemaknaan), Tasawuf (pendekatan diri kepada Tuhan), Filsafat (pemikiran), Fiqh (tatana hukum).
Pendeketan pada Islam normatif yaitu suatu pendekatan yang melihat agama dari segi ajarannya yang
pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran atu pemikiran manusia.

D. Metode study islam dari pendekatan historis

Islam historis adalah Islam yang sesungguhnya ada di kalangan masyarakat. Islam historis muncul karena
suatu pemahaman dari setiap individu atau diri sendiri dalam masyarakat tentang kajian Islam secara
menyeluruh, inilah yang disebut sebagai pemikiran Islam. Islam historis merupakan budaya yang dihasilkan
setiap berpikir manusia dalam interpretasi atau pemahamannya terhadap teks, maka Islam saat ini bahkan
menjadi sebuah budaya
Melalui pendekatan historis seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan
dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka orang tidak akan memahami agama keluar dari konteks
sejarah atau historisnya, karena pemahaman itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Islam historis
inilah yang dianut oleh Rasulullah SAW. Kajian Islam historis melahirkan beberapa tradisi atau disiplin studi
empiris, yaitu: Antropologi agama, Sosiologi agama, dan Psikologi agama.
E. Metode study islam dari pendekatan historis

Islam historis adalah Islam yang sesungguhnya ada di kalangan masyarakat. Islam historis muncul karena
suatu pemahaman dari setiap individu atau diri sendiri dalam masyarakat tentang kajian Islam secara
menyeluruh, inilah yang disebut sebagai pemikiran Islam. Islam historis merupakan budaya yang dihasilkan
setiap berpikir manusia dalam interpretasi atau pemahamannya terhadap teks, maka Islam saat ini bahkan
menjadi sebuah budaya
Melalui pendekatan historis seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan
dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka orang tidak akan memahami agama keluar dari konteks
sejarah atau historisnya, karena pemahaman itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Islam historis
inilah yang dianut oleh Rasulullah SAW. Kajian Islam historis melahirkan beberapa tradisi atau disiplin studi
empiris, yaitu: Antropologi agama, Sosiologi agama, dan Psikologi agama.
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendekatan Metodologi Studi Islam adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu
bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam
dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai dengan cara pandangnya. Adapun pendekatan studi Islam,
antara lain:
1. Pendekatan normatif adalah sebuah pendekatan yang lebih menekankan aspek norma norma dalam
ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah.
2. Pendekatan teologis adalah sebuah upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang menimbulkan keyakinan agama dianggap paling benar dibandingkan yang lain.
3. Pendekatan historis adalah Islam historis muncul karena suatu pemahaman dari setiap individu atau diri
sendiri dalam masyarakat tentang kajian Islam secara menyeluruh, inilah yang disebut sebagai
pemikiran Islam.

B.Saran
Demikian makalah yang berjudul “Beberapa Pendekatan Studi Islam” Penulis buat. Penulis menyadari
dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran konstruktif penulis harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator dan inspirator bagi kita
semua.

Anda mungkin juga menyukai