Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PAPER

“Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu:
Adnan Nasution, S.Sos, M.Si

Nama: Muh. Taufik Hidayat


NIM: N011211135
Kelas: Farmasi C

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
PENDAHULUAN
Sejarah menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan, generasi muda
memiliki peran yang besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan
negaranya. Mahasiswa sebagai bagian dari kehidupan kampus merupakan agent of change
yang senantiasa melakukan perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik. Oleh sebab itu,
perlu terdapatnya usaha yang wajib dicoba Negera Kesatuan Republik Indonesia agar kiranya
tidak berada dalam masa penjajahan semacam dahulu dengan upaya membagikan pendidikan
Pembelajaran Kewarganegaraan dalam membangun Citizenship Conscience kepada
mahasiswa.
PEMBAHASAN
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan” dan
kata “kewarganegaraan”. Pendidikan yang berarti usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan merupakan segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara. Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk upaya dalam membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah
suatu program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber
pengetahuan lainnya yaitu: pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat,
dan orang tua. Kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,
bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 (Ristekdikti, 2018 :24).
Pendidikan kewarganegaraan atau civic education merupakan suatu program
pendidikan yang mempunyai lingkungan interdisipliner yang didasarkan pada teori disiplin
ilmu sosial, yaitu inter-disipliner dan multidimensi, dan disiplin ilmu tersebut didasarkan pada
suatu disiplin ilmu politik yang terstruktur. Menurut National Council for Social Research
(NCSS), kewarganegaraan adalah proses yang mencakup semua pengaruh positif dan bertujuan
untuk membentuk pandangan warga tentang peran mereka dalam masyarakat. Sebagai program
pendidikan, tujuan utama kewarganegaraan adalah membangun warga negara yang lebih baik
berdasarkan kondisi, standar, dan standar ukuran (sebagaimana diatur dalam Pembukaan UUD
1945) (Cholisin, 2011: 17).
Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan sebuah bentuk pendidikan
untuk generasi penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga negara yang memiliki daya
berpikir tajam dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara, juga bertujuan untuk membangun kesiapan seluruh warga negara agar menjadi
warga dunia (global society) yang cerdas. Pendidikan Kewarganegaraan penting diberikan agar
mahasiswa menjadi pribadi yang paham tentang hak dan kewajibannya sebagai Warga Negara
Indonesia, berpikir kritis, bertoleransi tinggi, pribadi yang cinta damai, menjadi sosok yang
mengenal dan berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional, dan internasional. Hal ini
sesuai dengan hakikat dari tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu
mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki rasa kebanggaan
terhadap Negara Indonesia, cinta tanah air, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan sekitarnya serta berbangsa
dan bernegara (Supriyanto, 2018: 116).
Secara keseluruhan pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mewujudkan suatu
nilai-nilai dan akhlak setiap warga negara dalam Pancasila, nilai dan norma Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan komitmen Bhinneka Tunggal Ika, serta
komitmen pada persatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, secara sadar dan sistematis,
sesuai dengan perkembangan dan psikologi serta latar belakang kehidupannya, mendorong
mahasiswa untuk mempelajari seluruh kehidupan demokrasi, yaitu belajar demokrasi, belajar
dalam iklim, dan menegakkan demokrasi melalui pembelajaran (Zulfikar, 2021: 108).
Pendidikan Kewarganegaraan memberikan pengajaran akan bagaimana warga negara
itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana
sesungguhnya warga negara memiliki sikap toleran dan mandiri. David Kerr (1999:
2),“Citizenship or civics education is construed broadly to encompass the preparation of young
people for their roles and responsibilities as citizens and, in particular, the role of education
(trough schooling, teaching, and learning) in that preparatory process”. Hal ini bermakna
bahwa pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil suatu peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara,
dan secara khusus, peran pendidikan termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran, dan
belajar dalam proses penyiapan warga negara tersebut. Pendidikan ini membuat setiap generasi
masa depan memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan
karakter publik. Quigley, Buchanan, dan Bachmuller (1991: 11) “… those attitudes and habits
of mind of the citizen that are conductive to the the healty functioning and common good of the
democratic system”. Maka, mahasiswa akan lebih memahami lagi betapa besar perannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya adalah
sebuah bentuk pendidikan untuk generasi penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga
negara yang berpikir tajam dan sadar mengenai hak dan kewajibannya dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara, juga bertujuan untuk membangun kesiapan seluruh warga
negara agar menjadi warga dunia (global society) yang cerdas. Pendidikan Kewarganegaraan
penting diberikan agar mahasiswa menjadi pribadi yang paham tentang hak dan kewajibannya
sebagai Warga Negara Indonesia, berpikir kritis, bertoleransi tinggi, pribadi yang cinta damai,
menjadi sosok yang mengenal dan berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional, dan
internasional. Hal ini sesuai dengan hakikat tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) yaitu mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki rasa
kebanggaan terhadap Negara Indonesia, cinta tanah air, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan sekitarnya serta
berbangsa dan bernegara (Supriyanto, 2018: 116).
Sosok kewarganegaraan yang baik yang ingin dihasilkan oleh Pendidikan
Kewarganegaraan adalah warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai bagian
dari NKRI serta merdeka yang tidak jadi beban bagi siapapun, yang melibatkan diri dalam
kegiatan belajar, memahami garis besar sejarah, cita-cita dan tujuan bernegara, dan produktif
dengan turut memajukan ketertiban, keamanan, perekonomian, dan kesejahteraan umum. Hal
tersebut sesuai dengan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan indikatornya yang sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara Widodo (2018: 19) yaitu
a. Ikut aktif dalam organisasi kemasyarakat, profesi maupun politik;
b. Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku;
c. Ikut serta dalam pemilihan umum;
d. Berpartisipasi dalam menjaga kedautan bangsa dan negara. Sehingga mahasiswa akan
sadar mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara memiliki rasa tanggungjawab
untuk mempertahankan kesatuan Republik Indonesia.

PENUTUP
Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang mempunyai
lingkungan interdisipliner yang didasarkan pada teori disiplin ilmu sosial, yaitu inter-disipliner
dan multidimensi, dan disiplin ilmu tersebut didasarkan pada suatu disiplin ilmu politik yang
terstruktur. Pada hakikatnya pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membangun
kesiapan seluruh warga negara agar menjadi warga dunia (global society) yang cerdas dan
mewujudkan suatu nilai-nilai dan akhlak setiap warga negara dalam Pancasila, nilai dan norma
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan komitmen Bhinneka
Tunggal Ika, serta komitmen pada persatuan Republik Indonesia. Pendidikan
Kewarganegaraan penting diberikan agar mahasiswa menjadi pribadi yang paham tentang hak
dan kewajibannya sebagai Warga Negara Indonesia, berpikir kritis, bertoleransi tinggi, pribadi
yang cinta damai, menjadi sosok yang mengenal dan berpartisipasi dalam kehidupan politik
lokal, nasional, dan internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Cholisin. (2011). Pengembangan Karakter Dalam Materi Pembelajaran Pkn. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurmalisa, Yunisca., Ana Mentari, Rohman. (2020). Peranan Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Membangun Civic Concience. Jurnal Bhinneka tunggal Ika.
7(2): 2614-6134
Ristekdikti. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia
Supriyanto, Anton. (2018). Upaya Untuk Meningkatkan Keberanian Berpendapat Dan Prestasi
Belajar Melalui Penerapan Model Dilema Moral Mata Pelajaran PPKn. Jurnal Bhineka
Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik PKn. 5(2).
Widodo Bali. (2018). Membangun Kedewasaan Berpolitik Warga Masyarakat Akademis
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. 3(1)
Zulfikar, Muhammad Fikri., Dinie Anggraeni Dewi. 2021. Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Jurnal Pekan. 6(1)

Anda mungkin juga menyukai