Anda di halaman 1dari 11

KETERKAITAN POLUSI AIR DAN DEGRADASI LAHAN

[TUGAS MAKALAH MATA KULIAH DEGRADASI LAHAN]

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
FEBRIYANTI (R1B118004)
NUR RAHMAYANI (R1B118002)
IRFAN TATO (R1B118005)
REZA ARDIANSAH S. (R1B115082)

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................1


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 3
A. Latar Belakang..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
A. Pengertian Polusi Air........................................................................................... 4
B. Pengertian Degradasi Lahan .............................................................................. 5
C. Penyebab Terjadinya Polusi Air ..........................................................................6
D. Keterkaitan antara Pencemaran Lingkungan dan Degradasi Lahan ...................8
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10
A. Simpulan............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Mamarodia (2014), lahan merupakan sumberdaya pembangunan
yang memiliki karakteristik ketersediaan atau luasnya relatif tetap karena perubahan
luas akibat proses alami (sedimentasi) dan proses artifisial (reklamasi) sangat kecil,
lalu bagi petani lahan adalah tempat bercocok tanam, lahan produksi dan sumber
kehidupan. Sedangkan bagi penduduk perkotaan, lahan adalah ruang untuk
mendirikan bangunan seperti rumah, toko dan lain sebagainya. Pembangunan lahan di
Indonesia dalam beberapa dekade terakhir telah meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat. Namun, di beberapa daerah telah berdampak terhadap
perubahan atau penurunan kualitas (degradasi) sumberdaya lahan. Kecenderungan
penurunan (degradasi) sumberdaya lahan akan semakin meningkat, sebagai dampak
pertumbuhan penduduk. Khususnya di kawasan budidaya pertanian, lahan
terdegradasi dan menjadi kritis (rusak, tandus, gundul, dan umumnya ditumbuhi
semak belukar). Lahan terdegradasi bukan saja menjadikan lahan yang tidak
produktif, tetapi juga dapat menjadi sumber bencana, mulai dari kekeringan, banjir,
tanah longsor, sampai kebakaran yang bisa berdampak terhadap terjadinya percepatan
pemanasan global.
Menurut Arsyad (2010); Subandi (2005); Subandi (2011) selain karena
pertumbuhan penduduk, degradasi lahan disebabkan beberapa poin yaitu hilangnya
unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, terkumpulnya garam atau
senyawa racun bagi tanaman, penjenuhan tanah oleh air (water logging) serta erosi.
Menurut Amsyari (1997); Subandi (2019); Subandi (2017) apabila di dalam
lingkungan manusia terjadi sesuatu yang mengancam ekosistem manusia yang
disebabkan akibat perbuatannya, maka terjadilah apa yang dinamakan pencemaran
lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan pendapat Triwidiastuti (2016) menyatakan
bahwa fenomena pencemaran lingkungan menunjukkan telah terjadinya penurunan

3
kualitas lingkungan hidup sehingga tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari polusi air?

2. Apa saja penyebab terjadinya polusi air?

3. Bagimana keterkaitan antara polusi air terhadap degradasi lahan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari polusi air.

2. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya polusi air.

3. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara polusi air dengan degradasi lahan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Polusi Air


Polusi air merupakan suatu perubahan keadaan di tempat yang menjadi
penampungan air, baik itu sungai waduk, rawa, dan lain sebagainya yang diakibatkan
karena adanya aktivitas manusia yang berlebihan. Tentunya perubahan yang melanda
sumber air ini merupakan perubahan yang kearah negatif dan dapat merugikan
banyak pihak.
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yangtidak dapat
diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, danberbagai bahan kimia
lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungaioleh tumpukan sampah juga dapat
menimbulkan polusi ataupencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air
adalahrusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk,tercemarnya air
tanah, air permukaan, dan air laut.
Polusi air adalah pencemaran yang mengubah dan merusak kualitas air pada
suatu lingkungan biasanya bersifat merugikan, baik disebabkan oleh aktivitas
manusia maupun secara alami. Pencemaran air pada saat ini merupakan masalah
serius yang dihadapi oleh banyak negara di dunia. Banyak kesulitan yang dialami
untuk menanggulangi masalah pencemaran air, dari kurangnya ekonomi untuk biaya
perawatan area perairan hingga masalah kedisipilinan dari faktor campur tangan
manusia.

B. Pengertian Degradasi Lahan


Degradasi lahan memiliki bermacam makna. Sektor pertanian mendefinisikan
degradasi lahan sebagai proses penurunan produktivitas lahan yang sifatnya
sementara maupun tetap, dicirikan dengan penurunan sifat fisik, kimia dan biologi
(Shresta, 1995; Singer, 2006; Sitorus, 2011). Akibat lanjut dari proses degradasi
lahan adalah timbulnya areal-areal yg tidak produktif yang disebut lahan kritis
(Dariah et al. 2004; Kurnia 2010). Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan

5
Lahan, Departemen Pertanian (1993) mendefinisikan lahan kritis sebagai: kondisi
lahan yang terjadi akibat penggunaan lahan yang tidak sesuaidengan kemampuannya,
sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan secara fisik, kimia maupun
biologis. Dalam usaha inventarisasi lahan terdegradasi/ lahan kritis, Puslitbang Tanah
dan Agroklimat (2004) mengartikan lahan kritis sebagai lahan yang telah mengalami
kerusakan fisik tanah karena berkurangnya penutupan vegetasi dan adanya gejala
erosi (ditandai oleh adanya alur-alur drainase/torehan), sehingga pada akhirnya
mempengaruhi/mengganggu fungsi hidrologi daerah sekitarnya.
Sektor kehutanan mendefinisikan lahan terdegradasi atau lahan kritis sebagai
lahan yang keadaan fisiknya sedemikian rupa sehingga lahan tersebut tidak berfungsi
sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air
(Kemenhut 52/Kpts-II/2001). World Resources Institute-WRI, Amerika Serikat
(2012), mendefinisikan lahan terdegradasi sebagai lahan dimana dulu merupa-kan
hutan dan telah mengalami proses degradasi akibat ditebang dan memiliki kandungan
karbon dan biodiversitas yang rendah dan tidak digunakan untuk aktivitas pertanian
atau kegiatan manusia.
Sektor lingkungan hidup dan pertambangan mengartikan degradasi lahan
sebagai kerusakan lahan sehingga kehilangan satu atau lebih fungsinya yang
mengakibatkan daya dukung lahan tersebut bagi kehidupan diatasnya berkurang atau
bahkan hilang. Penyebabnya adalah erosi, kehilangan unsur hara dan bahan organik,
terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi), terkumpulnya/terungkapnya
senyawa bersifat racun/limbah dan aktivitas pertambangan (Wardana 2013).

C. Penyebab Terjadinya Polusi Air


Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
karena pencemaran limbah domestik. Permukiman padat di sepanjang sungai
cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran sungai karena banyaknya sampah
domestik yang dibuang ke badan sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya

6
tampung untuk mengalirkan air yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah
hulu (Suganda,2009).
Polusi air dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, baik secara
sengaja maupun tidak disengaja. Salah satu aktivitas yang paling menyebabkan polusi
terhadap air adalah adanya pembuangan limbah (domestik dan industri) ke air.
Beberapa karakteristik adanya polusi air, yaitu:
1. Bahan buangan organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupalimbah yang dapat membusuk atau
terdegradasioleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapatmengakibatkan semakin
berkembangnya mikroorganismedan mikroba patogen pun ikut jugaberkembang
biak di mana hal ini dapatmengakibatkan berbagai macam penyakit.
2. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupalimbah yang tidak dapat
membusuk dan sulitdidegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahanbuangan
anorganik ini masuk ke air lingkunganmaka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logamdi dalam air, sehingga hal ini dapatmengakibatkan air menjadi bersifat sadah
karenamengandung ion kalsium (Ca) dan ionmagnesium (Mg). Selain itu ion-ion
tersebutdapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen(As) dan air raksa (Hg) yang
sangat berbahayabagi tubuh manusia.
3. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnyaseperti bahan pencemar air yang
berupa sabun,bahan pemberantas hama, zat warna kimia,larutan penyamak kulit
dan zat radioaktif. Zatkimia ini di air lingkungan merupakanracun yang
mengganggu dan dapatmematikan hewan air, tanaman air danmungkin juga
manusia.

7
D. Keterkaitan antara Pencemaran Lingkungan dan Degradasi Lahan
Keterkaitan antara pencemaran lingkungan dengan degradasi lahan dapat
dilihat dari kasus adanya pencemaran air oleh limbah domestik, sebagai contoh air
sungai terhadap lahan sekitarnya. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam uraian kasus
berikut ini.
Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
karena pencemaran limbah domestik. Permukiman padat di sepanjang sungai
cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran sungai karena banyaknya sampah
domestik yang dibuang ke badan sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya
tampung untuk mengalirkan air yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah
hulu (Suganda,2009).
Pencemaran yang terjadi terhadap air sungai mengakibatkan kerusakan pada
lahan. Dalam hal ini lahan di sekitar badan sungai mengalami degradasi. Menurut
Arsyad (2010); Subandi (2005); Subandi (2011), degradasi lahan disebabkan oleh
beberapa poin, yaitu hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran,
terkumpulnya garam atau senyawa racun bagi tanaman, penjenuhan tanah oleh air
(water logging) serta erosi. Erosi sendiri dapat terjadi karena pencemaran lingkungan
seperti pembuangan limbah ke DAS sungai (limbah domestik, kimia, perkantoran)
sehingga badan sungai menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi optimal. Limbah-
limbah yang terbawa arus dari hulu dan bercampur dengan limbah di sepanjang DAS
ini akan semakin menumpuk. Jika intensitas curah hujan tinggi, debit air sungai yang
penuh limbah tadi akan bertambah dan menyebabkan pengikisan tanggul serta tanah
(erosi) berlangsung cepat.

8
Berikut adalah gambar pencemaran limbah domestik terhadap sungai:

Sumber : Tempo.co

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa polusi air akan
sangat berdampak pada lahan, yang pada akhirnya juga akan berdampak pada
manusia itu sendiri. Polusi yang terjadi di air akan merusak tanah. Pada akhirnya,
tanah tidak lagi dapat berproduksi, alias tidak subur. Dalam hal ini, ada keterkaitan
antara degradasi lahan dan polusi air. Adanya polusi air akan memperburuk, bahkan
mempercepat terjadinya degradasi lahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amsyari, Fuad. 1997. Prinsip-Prinsip Masalah Lingkungan. Indonesia: Ghalia.


Mamarodia, D. Mentari, 2014. Pengembangan Agriwisata Puncak Temboan di
Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur. Diakses 15 Februari 2019.
Subandi, M., 2019. A Review Of Egyptian Afforestation Program And Its Effect On
Agriculture. Asian Journal of Agriculture and Rural Development. 9(1): 1-18.
Subandi, M. 2017. Takkan Sanggup Bertahan Hidup Tanpa Air. Spektrum
Nusantara.Buku 1 (1), 171.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua, Cetakan kedua. Bogor: IPB
Press. hlm.382.
Subandi, M. 2011. Notes On Islamic Natural Based And Agricultural Economy. Vol
.1-2 ISSN 1979-891.
Subandi, M. 2005. Pembelajaran Sains Biologi dan Bioteknologi dalam Spektrum
Pendidikan yang Islami. Media Pendidikan 19 (1), 67-79.

11

Anda mungkin juga menyukai