Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOKIMIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Biokimia

Dosen Pengampu : Dewi Kurnia M.SI

Disusun Oleh :

Ani Nurdiyani (31171038)

Erni Masruroh (31171044)

Ilham Nurfadillah (31171046)

Intan Nurlita Utami A (31171047)

Pusparianti (31171053)

Indah Pitaloka (31171075)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Hiyadah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Biiokimia yang berjudul “Asam Oleat”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada Sahabatnya, keluarganya, dan semoga sampai kepada
kita selaku umatnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini. Kepada Dosen Pengampu dan Asisten Dosen yang telah
memberikan arahan agar makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Begitulah yang dapat penulis ucapkan, penulis berharap semoga makalah ini bisa
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Penulis memohon kritik dan saran untuk
makalah ini, karena penulis menyadari bahwa dalam cara penulisan atau hal lainnya
masih banyak kekurangannya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
C. TUJUAN................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
1. Definisi Klasifikasi.................................................................................................6
2. Tata Nama dan Nomenklatur..................................................................................6
2.1 Nama Trivial........................................................................................................6
2.2 Nama Sistematik..................................................................................................7
2.3 Nomenklatur n-x..................................................................................................7
3. STRUKTUR MOLEKUL......................................................................................7
4. FUNGSI ASAM OLEAT BAGI TUBUH..............................................................8
5. SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA.......................................................................8
6. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF................................................9
7. SUMBER.............................................................................................................13
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
1. KESIMPULAN....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asam lemak adalah adalah senyawa alifatik dengan gugus
karboksil.Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati
ataulemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asamini
mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewandan
menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas(karena lemak
yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.Asam lemak dibedakan menjadi
asam lemak jenuh dan asam lemak takjenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atomkarbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh
memiliki paling sedikitsatu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak takjenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif
dan merupakanantioksidan di dalam tubuh.Salah satu jenis asam lemak tak jenuh adalah
asam oleat, merupakan asamlemak tak jenuh yang paling banyak ditemukan di hampir
seluruh bahan makananbaik hewani maupun nabati. Asam olat dinamakan demikian
karena berasal dariolein, atau olive oil karena asam oleat merupakan komponen utama
penyususunminyak zaitun. Asam oleat dapat dikategorikan sebagai asam lemak esensial,
yangberarti kehadirannya dibutuhkan oleh tubuh namun asam oleat tidak
dapatdiproduksi di dalam tubuh dan hanya bias didapat melalui sumber eksternal
tubuh.Pada makalah ini akan dibahas mengenai asam oleat secara mendetail,mulai dari
definisi, klasifikasi, sumber bahan pangan, hingga proses yang terjadidi dalam tubuh.

Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan


hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut
dalam pelarut nonpolar/organik, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis
terpenting lipida di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural
membran sel, sebagai pensinyalan molekul, sumber bahan baku bagi biosintesis basa-basa
purin serta pirimidin yang menyusun asam nukleat, biosintesis asam amino tertentu dsb.
Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan bahan
bakar utama bagi hampir semua organisme.
Fatty acid adalah istilah umum untuk menggambarkan asam lemak, konjugasi
dan turunannya, adalah kelompok beragam molekul disintesis oleh rantai-perpanjangan
dari primer asetil-KoA dengan malonyl-KoA atau kelompok methylmalonyl-KoA dalam
proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemaknya sendiri adalah asam organik
berantai panjang yang punya 4-24 atom karbon, dan memiliki gugus karboksil tunggal
dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang yang menyebabkan kebanyakan lipida tidak
larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Asam lemak yang umum dijumpai
bersifat tidak larut dalam air tetapi dapat terdispersi menjadi misel di dalam NaOH atau
KOH encer yang mengubah asam lemak menjadi sabun. Lipid mempunyai kelas-kelas,
salah satunya adalah asam lemak, komponen unit pembangun pada kebanyakan lipida.
Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 karbon panjang, mungkin jenuh atau tak
jenuh, dan mungkin melekat pada kelompok-kelompok fungsional yang mengandung
oksigen, halogen, nitrogen dan belerang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Asam Oleat?
2. Bagaimana struktur dari Asam Oleat?
3. Bagaimana cara memperoleh Asam Oleat dari Buah kelapa?
4. Apa fungsi Asam Oleat bagi tubuh?
5. Bagaimana cara Analisis Kualitati dan Kuantitatif dari Asam Oleat?

C. TUJUAN
1. Identifikasi senyawa lipid pada Asam Oleat .
2. Identifikasi Struktur senyawa Lipid dari Asam Oleat.
3. Mengetahui Metode yang digunakan untuk memperoleh senyawa lipid dari Asam
Oleat yang terdapat pada buah Kelapa.
4. Mengetahui fungsi Asam Oleat bagi tubuh.
5. Mampu identifikasi cara Analisis Kualitatif dan Kuantitatif senyawa Lipid dari
Asam Oleat.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Definisi Klasifikasi
Asam oleat, cis-Δ9-octadecenoic acid, CH3.[CH2]7.CH CH.
[CH═2]7.CO2H,adalah senyawa kimia yang merupakan komponen penyusun
lemak padaumumnya, pertama ditemukan oleh Chevreul dalam Recherches sur les
corpsgras tahun 1815 (T. P. Hilditch,1949)[1]. Kata oleat berasal dari kata “olein”
yangberarti berasal dari olive karena minyak zaitun merupakan sumber utama dariasam
oleat.Klasifikasi asam oleat dilakukan berdasarkan sumbernya dan jumlahikatan
rangkap yang dimilikinya. Kandungan asam oleat terdapat dalam bahanmakanan secara
alami. Oleh karena itu, asam oleat dapat dikategorikan sebagainatural fatty acid, atau
asam lemak yang bersumber dari alam. Asam oleatmemiliki satu buah ikatan
rangkap sehingga asam oleat dapat dikategorikansebagai mono-unsaturated fatty
acid.

2. Tata Nama dan Nomenklatur


Ada lima buah tata cara penamaan dan nomenklatur yang biasa dipakaidalam
penamaan suatu asam lemak, yaitu nama trivial, nama sistematik,nomenklatur
Δx, nomenklatur n-x, dan bilangan lipid. Penamaan tersebutdilakukan
berdasarkan banyaknya jumlah atom karbon, letak ikatan rangkap, dankonformasi cis-
atau trans-. Penomoran atom karbon diawali dari atom karbonyang terdapat pada gugus
karboksilat.

2.1 Nama Trivial

Nama trivial, atau dikenal juga sebagai nama dagang, adalah penamaannon-
sistematik yang dikenal luas dan paling banyak digunakan pada literatur.Hampir semua
senyawa asam lemak umum juga memiliki nama trivial selainnama sistematis. Nama
trivial tidak mengikuti suatu pola khusus, namun penyebutannya konsisten hanya untuk
satu jenis senyawa tertentu sehingga tidak menimbulkan ambigu. Asam oleat (atau oleic
acid) itu sendiri merupakan namatrivial

2.2 Nama Sistematik


Penamaan secara sistematik (atau nama IUPAC) dilakukan berdasarkanstandar
IUPAC Rules for the Nomenclature of Organic Chemistry yangditerbitkan pada tahun
1979. Perhitungan nomor atom karbon dimulai dari atomkarbon pada gugus karboksilat.
Ikatan rangkap dilabeli dengan notasi cis-/trans- atau notasi E-/Z- apabila diperlukan.
Nama sistematik lebih rumit daripada namatrivial, namun secara teknis lebih jelas dan
deskriptif. Nama trivial untuk asamoleat adalah (9Z)-Octadecenoic acid .

2.3 Nomenklatur n-x


Nomenklatur n-x, atau biasa disebut juga ω-x mengklasifikasikan senyawaasam
lemak berdasarkan kemiripan proses biosintesisnya pada manusia dan 3hewan. x
menyatakan nomor atom karbon letak ikatan rangkap berada. Asamoleat merupakan asam
lemak ω-9.

3. STRUKTUR MOLEKUL
Asam oleat, yang memiliki rumus molekul C18H34O2, merupakan asamlemak
rantai lurus beratom karbon 18 yang memiliki satu buah gugus karboksilat pada salah
satu ujungnya. Asam oleat termasuk monosaturated fatty acid,merupakan asam lemak tak
jenuh yang memiliki satu buah ikatan rangkap yang berada antara atom karbon nomor 9
dan 10 dengan konformasi cis-. Pada Gambar 3.1 disajikan struktur molekul asam oleat.

Menurut T. P Hilditch mereaksikan asam oleat dengan oksida darinitrogen atau


memanaskannya dengan sejumlah sulfur dapet merubah asam oleatmenjadi isomernya
yaitu elaidic acid Sama seperti asam oleat elaidic acid memiliki ikatan rangkap antara
atom karbon bernomor 9 dan 10, namun elaidic acid memiliki konformasi trans- Pada
Gambar 3.2 disajikan struktur molekul elaidic acid.
4. FUNGSI ASAM OLEAT BAGI TUBUH
Asam oleat merupakan asam lemak esensial, artinya asam oleat merupakan zat
yang dibutuhkan tubuh namun tubuh tidak dapat membuat atau membentuk asam lemak
tersebut. Menurut Endang Peddyawati (2008)[7] berikut ini adalah fungsi asam oleat di
dalam tubuh : – Sebagai sumber energi – Merupakan zat antioksidan yang berfungsi
untuk menghambat kanker – Menurunkan kadar kolesterol – Sebagai media pelarut
vitamin A, D, E, K – Setelah asam oleat memasuki tubuh, asam oleat akan mengalami
proses metabolisme dan diubah menjadi asam lemak tidak jenuh berantai panjang yang
lazim disebut PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid). PUFA merupakan komponen dari
dinding sel tubuh, terutama sel saraf dan sel retina mata.

1) Menurunkan risiko penyakit

Meningkatkan kolesterol HDL atau kolesterol baik dan membantu menurunkan


kolesterol jahat atau LDL, mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu fungsi
tubuh. Selain itu membantu menurunkan risiko terjadinya kanker seperti kanker payudara
dan kanker usus besar.

2) Sumber vitamin E

Lemak tak jenuh tunggal kaya akan vitamin E. Vitamin E merupakan


antioksidan, yang akan membantu menghancurkan radikal bebas berbahaya yang
terbentuk selama metabolisme dan membantu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
tubuh Anda.

3) Menghilangkan lemak perut

Mengkonsumsi lemak tak jenuh tunggal ternyata mampu menghilangkan lemak


didaerah perut..

5. SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA


Asam oleat, seperti senyawa-senyawa kimia lainnya, memiliki sifat-sifat fisik dan
kimia yang khas dan berbeda dengan senyawa lain. Sifat-sifat fisik asam oleat disajikan
pada Tabel berikut ini.

Sifat Fisik Asam Oleat


Sifat Kimia Asam Oleat

6. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF


1.Analisis Kualitatif Sampel

Analisis komposisi asam lemak pada sampel minyak sawit dilakukan dengan
menggunakan teknik Gas Chromatography dan detektor Mass Spectrometry (GC-MS).
Dasar dari analisa kualitatif adalah waktu retensi dari senyawa yang diinjeksikan.
Kromatogram hasil analisis sampel minyak sawit (Gambar 1) memperlihatkan 20 peak
yang terdeteksi. Namun, hanya 5 peak yang kelimpahannya cukup tinggi yang akan
dianalisis dalam spektrometer massa, yaitu puncak dengan waktu retensi 14,380; 22,156;
28,459; 32,698; 35,875; dan 40,878 Keberhasilan kromatografi antara lain dipengaruhi
oleh kondisi operasi GC yang ditentukan oleh suhu, tekanan, konsentrasi fase gerak dan
dimensi kolom. Selain itu juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan fase diam dan fase
gerak. Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa kromatogram hasil analisis sampel
minyak sawit menggunakan GC-MS memperlihatkan peak yang belum runcing (kurang
ideal). Pada analisis sampel minyak sawit dengan GC-MS ini menggunakan fase gerak
berupa gas dan fase diam berupa liquid yang diadsorbsikan pada padatan (berupa silika).
Fase gerak yang digunakan adalah gas helium (He). Karena gas ini bersifat inert, murni,
tidak mudah terbakar, dan mempunyai konduktifitas panas tinggi. Jenis kolom untuk GC-
MS yang dipakai adalah kolom kapiler Rtx MS yang bersifat nonpolar. Di dalam kolom
terjadinya proses pemisahan senyawa-s, enyawa berdasarkan prinsip-prinsip like dissolve
like”, artinya senyawa-senyawa yang bersifat sama dengan kolom akan tertahan lebih
lama, sedangkan senyawa-senyawa yang berbeda sifatnya akan diteruskan menuju
detektor dan memilki waktu retensi yang lebih singkat. Senyawa metil ester yang bersifat
lebih nonpolar akan tertahan lebih lama dalam kolom dan memilki waktu retensi yang
lebih lama dibandingkan dengan senyawa lain yang cenderung bersifat polar. Senyawa
asam lemak dalam bentuk metil ester yang memiliki rantai lebih panjang cenderung lebih
bersifat nonpolar karena memiliki rantai karbon yang lebih banyak. Oleh karena itu, asam
lemak yang terdeteksi terlebih dahulu merupakan asam lemak dalam bentuk metil
esternya dengan rantai karbon lebih pendek.Selain karena kepolarannya dan interaksinya
dengan fase diam, pemisahan di dalam kolom juga terjadi karena perbedaan titik didih.
Senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah akan memiliki waktu retensi yang lebih
singkat. Suhu detektor diprogram pada suhu 280 °C untuk mencegah kondensasi dari
cuplikan setelah keluar dari kolom. Detektor yang digunakan adalah Mass-
Spectrometer(MS). Detektor ini mengidentifikasi ion molekul dan fragmentasinya. Ion
molekul dapat terbentuk karena adannya elektron yang ditembakkan sumber elektron dan
menabrak senyawa hasil separasi GC. Ion molekul dapat terfragmentasi dengan pola
fragmentasi tertentu. Ion molekul dan fragmen ionnya akan bergerak melalui analyzer .
Pemisahan berdasarkan massa ionnya terjadi di dalam analyzer . Ion yang memiliki
massa lebih kecil akan bergerak lebih dahulu, sehingga ion ini akan terdeteksi terlebih
dahulu oleh detektor. Ion molekul memiliki massa yang paling besar sehingga ion
molekul akan terdeteksi terakhir. Oleh karena itu, dalam spektrum massa ion molekul
terletak pada bagian akhir spektrum massa. Ion molekul telah mengalami fragmentasi
sehingga %sabun dan cedari ion molekul dapat lebih kecil dari fragmen ionnya. Analisis
dengan menggunakan GC dan detektor MS umumnya akan menghasilkan ion-ion
bermuatan positif. Hasil analisis spektrum massa kromatogram dan fragmentasi sampel
minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 1. Peak-peak dengan waktu retensi (tR) seperti
pada Tabel 1 mempunyai spektrum massa. Spektrum massa tersebut menampilkan pola
fragmentasi dengan jumlah ion yang terdeteksi paling banyak (100%abundance) menjadi
base ion. Spektrum massa sampel dapat menjadi dasar pendugaan senyawa pada waktu
retensi tertentu apabila dibandingkan dengan spektrum massa database MS yang memiliki
nilai similarity index (SI) tinggi. Gambar spektrum massa sampel dan spektrum massa
database MS dari kelima peak waktu retensi kromatogram terpilih dapat dilihat pada
Gambar 2,3,4,5 dan 6.

2.Analisis Kuantitatif Sampel

Kuantifikasi asam lemak yang dilakukan pada analisis ini menggunakan


perhitungan faktor respon (RF) dan perbandingan luas area (luas area peak standar
internal, luas area peak standar eksternal, dan luas area peak sampel). Nilai Response
Factor (RF) asam lemak dari standar eksternal FAME. asam lemak pada standar
eksternal. Konsentrasi asam lemak (%w/w) diacu pada buku praktikum analisis pangan
lanjut mengenai konsentrasi standar eksternal pada pengujian GC-FID. Waktu retensi
(tR) dan luas area didapatkan dari hasil kromatogram dari pengujian GC-MS standar
eksternal. Standar eksternal diperlukan untuk mengidentifikasi jenis asam lemak dan
menentukan nilai RF. Standar eksternal berupa campuran metil ester dari berbagai asam
lemak yang dapat langsung diinjeksikan ke dalam GC yang terpisah dari injeksi sampel.
Dengan demikian, jika pada sampel minyak goreng tidak terdapat asam lemak yang sama
dengan asam lemak standar eksternal, maka asam lemak pada sampel minyak goreng
tidak dapat ditentukan konsentrasinya karena tidak ada RF yang diacu dari standar
eksternal. Luas area yang besar belum tentu menunjukkan banyaknya jumlah dari
senyawa pada standar eksternal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perhitungan RF untuk
menentukan secara kuantitatif banyaknya jumlah senyawa pada standar. Penentuan
konsentrasi komposisi asam lemak (mg/g) pada sampel minyak sawit dilakukan dengan
cara membandingkan peak kromatogram sampel minyak dengan kromatogram standar
eksternal yang telah diketahui dengan pasti komposisi dan konsentrasinya (Neoh,et. al .,
2011). Hasil GC-MS menunjukkan luas area terbesar ada pada asam oleat dengan luas
1047437519. Hanya saja nilai RF asam lemak tersebut tidak begitu tinggi, yaitu sebesar
0,406. Hal ini menunjukkan bahwa luas area yang besar tidak memberikan jumlah
senyawa yang banyak. Pada asam palmitoleat, luas area sebesar 134503255 dengan nilai
RF sebesar 0,911. Nilai RF asam palmitoleat merupakan nilai tertinggi dari 10 asam
lemak yang terdeteksi pada standar eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa asam
palmitoleat merupakan senyawa yang terbanyak pada standar eksternal. Nilai RF
digunakan untuk analisis ku Analisis kuantitatif dilakukan pada kelima peak pada waktu
retensi tersebut karena kelimpahannya cukup tinggi. Berdasarkan analisis kualitatif
sebelumnya, telah diketahui senyawa yang terdeteksi pada waktu retensi tersebut secara
berurutan adalah dodecanoic acid, methyl ester (methyllaurat), tetradecanoic acid, methyl
ester (methyl myristate),9-hexadecenoic acid, methyl ester (methyl palmotoleate), 9-
octadecenoic acid, methyl ester (methyl oleate),dan 11-eicosenoic acid, methyl ester .
Hasil analisis kualitatif ini didukung dengan analisis kuantitatif yang membandingkan
waktu retensi kromatogram sampel dan standar eksternal, serta informasi mengenai
komposisi asam lemak pada standar eksternal yang telah disediakan. Perbandingan
kromatogram tersebut memperlihatkan bahwa senyawa pada waktu retensi 14,380 adalah
asam lemak C12:0 yang merupakan asam laurat atau asam dodekanoat. Metil laurat
merupakan bentuk FAME dari asam laurat. Begitu pula, dengan keempat asam lemak
lainny Proporsi komposisi asam lemak penyusun sampel terhadap total asam lemak dapat
dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 ini memperlihatkan proporsi asam lemak dodekanoat
(C12:0) sekitar 2,79%, asam lemak tertradekanoat (C14:0) 8,52%, asam lemak 9-
Hexadekanoat (C16:1) 1,04%, asam lemak 9-Octadekanoat (C18:1) 39,17%, dan asam
lemak 11-Eikosanoat (C20:1) 0,80%. Proporsi ini dapat menunjukkan asam lemak
dominan yang terdapat di sampel. Asam lemak 9-octadekanoat (asam oleat) merupakan
asam lemak yang memiliki persentase tertinggi dari keempat asam lemak
lainnyaa.antitatif sampel. Komposisi asam lemak 9-Octadekanoat (C18:1) yang
teridentifikasi pada sampel berada pada kisaran komposisi asam lemak Haryadi (2010).
Namun, asam lemak lainnya berada berada di atas kisaran yang dinyatakan dalam
literatur. Menurut Darnoko dan Ceryan (2000), pada minyak sawit, komposisi asam
lemak dalam bentuk % terhadap asam lemak total untuk asam dodekanoat (C12:0) 0,35%,
asam lemak tertradekanoat (C14:0) 1,08%, asam lemak 9-Hexadekanoat (C16:1) 0,15%,
dan asam lemak 9- Octadekanoat (C18:1) 39,90%. Sedangkan komposisi asam lemak 11-
Eikosanoat (C20:1) pada minyak sawit adalah 0,17% (Imaduddinet.al.,2008). Komposisi
asam lemak menurut Hariyadi (2010) Perbedaan hasil analisis asam lemak dengan nilai
literatur, dapat disebabkan oleh tidak seluruh asam lemak dalam sampel terdeteksi pada
saat analisis, sehingga nilai asam lemak total menjadi lebih rendah dari nilai seharusnya.
Nilai asam lemak total yang lebih rendah dari nilai seharusnya menyebabkan proporsi
yang besar pada nilai masing-masing asam lemak yang teridentifikasi. Tidak seluruhnya
asam lemak terdeteksi dapat disebabkan oleh waktu penyimpanan sampel uji yang terlalu
lama dan cara penyimpanan yang kurang baik, sehingga sangat memungkinnya terjadinya
oksidasi atau degradasi pada sampel. Penyebab lainnya yang mungkin terjadi yaitu pada
tahap preparasi sampel minyak maupun tahap analisis menggunakan GC-MS. Pada tahap
preparasi, kemungkinan proses saponifikasi trigliserida dan metilasi asam lemak kurang
optimal, sehingga tidak seluruh asam lemak yang terkandung pada minyak dapat diubah
menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang bersifat volatil. Padahal, analisis
menggunakan GC-MS hanya memungkinkan untuk sampel yang bersifat volatil. Setiap
tahap pada tahap preparasi seperti hidrolisis, metilasi dan transesterifikasi asam lemak
menjadi FAME maupun tahap analisis merupakan titik kritis yang harus diperhatikan. Di
samping itu, setiap metode memiliki kelemahan, sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan
ketelitian untuk memastikan konversi terbaik (Moreau, 2005).

7. SUMBER
Proses pengambilan asam oleat secara distilasi

Distilasi merupakan suatu proses  pemisahan beberapa campuran, dimana untuk


pemisahan ini diperlukan perhitungan dalam menentukan distribusi komponen-
komponen, sehingga dapat ditentukan jumlah tahapan ideal yang diperlukan. Teknik
distilasi ini biasanya digunakan untuk pemisahan campuran dalam komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih murni.
Secara prinsip metoda ini dalam  proses pemurnian dapat dibagi atas 4 (empat) metode
dasar ditilasi pada teknik kimia antara lain :
1) Distilasi sederhana
2) Distilasi vakum
3) Distikasi steam
4) Distilasi faksionasi

Metode Penelitian

Pada penelitian ini pemisahan olein dilakukna dengan metoda faksionasi yaitu
dengan menurunkan suhu minyak sampai 18oC yang bertujuan untuk memisahkan antara
faksi stearin dengan fraksi olein. Fraksi yang mengendap /padat dinamakan fraksi stearin
sedangkan fraksi cair dinamakan fraksi olein. Kedua fraksi ini dipisahkan dengan
penyaringan, sebagai media penyaring digunakan kain donetello. Fraksi olein yang
didapat kemudian disabunkan (safonifikasi) lalu diasamkan setelah itu dilakukan
pengambilan asam oleat dengan cara distilasi fraksionasi.
Bahan baku asam oleat yang berupa :
1. Minyak kelapa kasar yang berupa : minyak kelapa arrow dari pasar
panjang, minyak kelapa dari industri tradisional, minyak kelapa di
Pariaman dan minyak kelapa yang dibuat sendiri.
2. Larutan NaOH 0.5 N Sebagai zat penghidrolisa olein menjadi garam
alkali.
3. Larutan HCl 10% Sebagai zat pengasaman garam alkali sehingga
diperoleh asam lemak.

Variabel Tetap
 Konsentrasi Larutan NaOH ( 0.5 N ) dan konsentrasi larutan HCl ( 10% ) 
 Temperatur Fraksionasi ( 18oC ) Temperatur Reaksi ( 65oC-70oC)
 Kecepatan Pengadukan ( 500 rpm )
 Waktu distilasi.
 Volume NaOH ( 80ml ) dan volume HCl ( 40ml ) untul setiap 30 gram
olein.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Manfaat utama asam oleat dalam tubuh adalah mengurangi kadar kolesterol.
Kolesterol dalam jumlah besar berdampak buruk bagi tubuh karena di antaranya dapat
menyebabkan kegemukan dan meningkatkan resiko serangan jantung. Namun dalam
jumlah kecil kolesterol memiliki manfaat bagi tubuh, sehingga kelebihan kadar asam
oleat berdampak pada kekurangan kolesterol yang dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut[11] : – Membran sel menjadi tidak stabil, dinding sel melemah dan melunak,
kekebalan sel berkurang – Proses biokimia dalam tubuh terganggu, misalnya
pembentukan hormone steroid dan hormone-hormon lain yang dibutuhkan tubuh –
Kekurangan vitamin D karena kolesterol dapat mengubah vitamin D dengan bantuan
sinar matahari – Produksi asam empedu yang digunakan untuk mencerna lemak larut atau
bahan berbahaya yang memasuki tubuh melaluimakanan akan terganggu – Terhambatnya
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K).

Analisis pendugaan komposisi asam lemak dalam sampel minyak sawit dilakukan
terhadap lima peak pada kromatogram yang memiliki kelimpahan tinggi. Peak tersebut
memiliki waktu retensi 14,380; 22,156; 28,459; 32,698; 35,875; dan 40,878. Analisis
senyawa dengan menggunakan MS terhadap kelima waktu retensi secara berurutan
adalah dodecanoic acid, methyl ester (methyl laurat ), tetradecanoic acid, methyl ester
(methyl myristate), 9-hexadecenoic acid, methyl ester (methyl palmotoleate), 9-
octadecenoic acid, methyl ester (methyl oleate), dan 11eicosenoic acid, methyl ester.
Pendugaan ini didasarkan pada nilai similiarity index tertinggi. Berdasarkan analisis
kuantitatif, diketahui bahwa sampel mengandung asam lemak dodekanoat (C12:0)
sebanyak 1,59 mg/g, asam lemak tertradekanoat (C14:0) sekitar 4,87 mg/g, asam lemak
9-Hexadekanoat (C16:1) sekitar 0,59 mg/g, asam lemak 9-Octadekanoat (C18:1) sekitar
22,41 mg/g, dan asam lemak 11-Eikosanoat (C20:1) sebanyak 0,46 mg/g. Asam lemak 9-
octadekanoat (oleat) memiliki persentase terhadap kandungan asam lemak total sampel
tertinggi yaitu sekitar 39,17%.
DAFTAR PUSTAKA

Rosy Hutami , Wahyu Haryati M, Ulfah Amalia, Ira Dwi Rachmani Nadia Tannia H. dan
Wirasuwasti N. (2012). ANALISIS KOMPONEN ASAM LEMAK DALAM MINYAK
GORENG DENGAN INSTRUMEN GC-MS (GAS CHROMATOGRAPHY-MASS
SPECTROMETER), 3-13.
Mulyazmi. (2008). PENGAMBILAN ASAM OLEAT DARI MINYAK KELAPA, 64-65.
Ahern, K. G., Mathews, C. K., dan van Holele, K. E., 2000, Biochemistry 3rd Edition,
Addison Wesley Longman Inc., San Fransisco
Boylan, M., Driskell, J. A., Spallholz, J. E., 1989, Nutrition : Chemistry and Biology 2nd
Edition, Prentice-Hall.
Nugroho, Heru S. W., 2010. Metabolisme Lipid. Surabaya : Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan DepKes Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai