Disusun Oleh :
Pusparianti (31171053)
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Hiyadah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Biiokimia yang berjudul “Asam Oleat”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada Sahabatnya, keluarganya, dan semoga sampai kepada
kita selaku umatnya.
Begitulah yang dapat penulis ucapkan, penulis berharap semoga makalah ini bisa
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Penulis memohon kritik dan saran untuk
makalah ini, karena penulis menyadari bahwa dalam cara penulisan atau hal lainnya
masih banyak kekurangannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
C. TUJUAN................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
1. Definisi Klasifikasi.................................................................................................6
2. Tata Nama dan Nomenklatur..................................................................................6
2.1 Nama Trivial........................................................................................................6
2.2 Nama Sistematik..................................................................................................7
2.3 Nomenklatur n-x..................................................................................................7
3. STRUKTUR MOLEKUL......................................................................................7
4. FUNGSI ASAM OLEAT BAGI TUBUH..............................................................8
5. SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA.......................................................................8
6. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF................................................9
7. SUMBER.............................................................................................................13
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
1. KESIMPULAN....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asam lemak adalah adalah senyawa alifatik dengan gugus
karboksil.Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati
ataulemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asamini
mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewandan
menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas(karena lemak
yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.Asam lemak dibedakan menjadi
asam lemak jenuh dan asam lemak takjenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atomkarbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh
memiliki paling sedikitsatu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak takjenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif
dan merupakanantioksidan di dalam tubuh.Salah satu jenis asam lemak tak jenuh adalah
asam oleat, merupakan asamlemak tak jenuh yang paling banyak ditemukan di hampir
seluruh bahan makananbaik hewani maupun nabati. Asam olat dinamakan demikian
karena berasal dariolein, atau olive oil karena asam oleat merupakan komponen utama
penyususunminyak zaitun. Asam oleat dapat dikategorikan sebagai asam lemak esensial,
yangberarti kehadirannya dibutuhkan oleh tubuh namun asam oleat tidak
dapatdiproduksi di dalam tubuh dan hanya bias didapat melalui sumber eksternal
tubuh.Pada makalah ini akan dibahas mengenai asam oleat secara mendetail,mulai dari
definisi, klasifikasi, sumber bahan pangan, hingga proses yang terjadidi dalam tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Asam Oleat?
2. Bagaimana struktur dari Asam Oleat?
3. Bagaimana cara memperoleh Asam Oleat dari Buah kelapa?
4. Apa fungsi Asam Oleat bagi tubuh?
5. Bagaimana cara Analisis Kualitati dan Kuantitatif dari Asam Oleat?
C. TUJUAN
1. Identifikasi senyawa lipid pada Asam Oleat .
2. Identifikasi Struktur senyawa Lipid dari Asam Oleat.
3. Mengetahui Metode yang digunakan untuk memperoleh senyawa lipid dari Asam
Oleat yang terdapat pada buah Kelapa.
4. Mengetahui fungsi Asam Oleat bagi tubuh.
5. Mampu identifikasi cara Analisis Kualitatif dan Kuantitatif senyawa Lipid dari
Asam Oleat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Klasifikasi
Asam oleat, cis-Δ9-octadecenoic acid, CH3.[CH2]7.CH CH.
[CH═2]7.CO2H,adalah senyawa kimia yang merupakan komponen penyusun
lemak padaumumnya, pertama ditemukan oleh Chevreul dalam Recherches sur les
corpsgras tahun 1815 (T. P. Hilditch,1949)[1]. Kata oleat berasal dari kata “olein”
yangberarti berasal dari olive karena minyak zaitun merupakan sumber utama dariasam
oleat.Klasifikasi asam oleat dilakukan berdasarkan sumbernya dan jumlahikatan
rangkap yang dimilikinya. Kandungan asam oleat terdapat dalam bahanmakanan secara
alami. Oleh karena itu, asam oleat dapat dikategorikan sebagainatural fatty acid, atau
asam lemak yang bersumber dari alam. Asam oleatmemiliki satu buah ikatan
rangkap sehingga asam oleat dapat dikategorikansebagai mono-unsaturated fatty
acid.
Nama trivial, atau dikenal juga sebagai nama dagang, adalah penamaannon-
sistematik yang dikenal luas dan paling banyak digunakan pada literatur.Hampir semua
senyawa asam lemak umum juga memiliki nama trivial selainnama sistematis. Nama
trivial tidak mengikuti suatu pola khusus, namun penyebutannya konsisten hanya untuk
satu jenis senyawa tertentu sehingga tidak menimbulkan ambigu. Asam oleat (atau oleic
acid) itu sendiri merupakan namatrivial
3. STRUKTUR MOLEKUL
Asam oleat, yang memiliki rumus molekul C18H34O2, merupakan asamlemak
rantai lurus beratom karbon 18 yang memiliki satu buah gugus karboksilat pada salah
satu ujungnya. Asam oleat termasuk monosaturated fatty acid,merupakan asam lemak tak
jenuh yang memiliki satu buah ikatan rangkap yang berada antara atom karbon nomor 9
dan 10 dengan konformasi cis-. Pada Gambar 3.1 disajikan struktur molekul asam oleat.
2) Sumber vitamin E
Analisis komposisi asam lemak pada sampel minyak sawit dilakukan dengan
menggunakan teknik Gas Chromatography dan detektor Mass Spectrometry (GC-MS).
Dasar dari analisa kualitatif adalah waktu retensi dari senyawa yang diinjeksikan.
Kromatogram hasil analisis sampel minyak sawit (Gambar 1) memperlihatkan 20 peak
yang terdeteksi. Namun, hanya 5 peak yang kelimpahannya cukup tinggi yang akan
dianalisis dalam spektrometer massa, yaitu puncak dengan waktu retensi 14,380; 22,156;
28,459; 32,698; 35,875; dan 40,878 Keberhasilan kromatografi antara lain dipengaruhi
oleh kondisi operasi GC yang ditentukan oleh suhu, tekanan, konsentrasi fase gerak dan
dimensi kolom. Selain itu juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan fase diam dan fase
gerak. Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa kromatogram hasil analisis sampel
minyak sawit menggunakan GC-MS memperlihatkan peak yang belum runcing (kurang
ideal). Pada analisis sampel minyak sawit dengan GC-MS ini menggunakan fase gerak
berupa gas dan fase diam berupa liquid yang diadsorbsikan pada padatan (berupa silika).
Fase gerak yang digunakan adalah gas helium (He). Karena gas ini bersifat inert, murni,
tidak mudah terbakar, dan mempunyai konduktifitas panas tinggi. Jenis kolom untuk GC-
MS yang dipakai adalah kolom kapiler Rtx MS yang bersifat nonpolar. Di dalam kolom
terjadinya proses pemisahan senyawa-s, enyawa berdasarkan prinsip-prinsip like dissolve
like”, artinya senyawa-senyawa yang bersifat sama dengan kolom akan tertahan lebih
lama, sedangkan senyawa-senyawa yang berbeda sifatnya akan diteruskan menuju
detektor dan memilki waktu retensi yang lebih singkat. Senyawa metil ester yang bersifat
lebih nonpolar akan tertahan lebih lama dalam kolom dan memilki waktu retensi yang
lebih lama dibandingkan dengan senyawa lain yang cenderung bersifat polar. Senyawa
asam lemak dalam bentuk metil ester yang memiliki rantai lebih panjang cenderung lebih
bersifat nonpolar karena memiliki rantai karbon yang lebih banyak. Oleh karena itu, asam
lemak yang terdeteksi terlebih dahulu merupakan asam lemak dalam bentuk metil
esternya dengan rantai karbon lebih pendek.Selain karena kepolarannya dan interaksinya
dengan fase diam, pemisahan di dalam kolom juga terjadi karena perbedaan titik didih.
Senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah akan memiliki waktu retensi yang lebih
singkat. Suhu detektor diprogram pada suhu 280 °C untuk mencegah kondensasi dari
cuplikan setelah keluar dari kolom. Detektor yang digunakan adalah Mass-
Spectrometer(MS). Detektor ini mengidentifikasi ion molekul dan fragmentasinya. Ion
molekul dapat terbentuk karena adannya elektron yang ditembakkan sumber elektron dan
menabrak senyawa hasil separasi GC. Ion molekul dapat terfragmentasi dengan pola
fragmentasi tertentu. Ion molekul dan fragmen ionnya akan bergerak melalui analyzer .
Pemisahan berdasarkan massa ionnya terjadi di dalam analyzer . Ion yang memiliki
massa lebih kecil akan bergerak lebih dahulu, sehingga ion ini akan terdeteksi terlebih
dahulu oleh detektor. Ion molekul memiliki massa yang paling besar sehingga ion
molekul akan terdeteksi terakhir. Oleh karena itu, dalam spektrum massa ion molekul
terletak pada bagian akhir spektrum massa. Ion molekul telah mengalami fragmentasi
sehingga %sabun dan cedari ion molekul dapat lebih kecil dari fragmen ionnya. Analisis
dengan menggunakan GC dan detektor MS umumnya akan menghasilkan ion-ion
bermuatan positif. Hasil analisis spektrum massa kromatogram dan fragmentasi sampel
minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 1. Peak-peak dengan waktu retensi (tR) seperti
pada Tabel 1 mempunyai spektrum massa. Spektrum massa tersebut menampilkan pola
fragmentasi dengan jumlah ion yang terdeteksi paling banyak (100%abundance) menjadi
base ion. Spektrum massa sampel dapat menjadi dasar pendugaan senyawa pada waktu
retensi tertentu apabila dibandingkan dengan spektrum massa database MS yang memiliki
nilai similarity index (SI) tinggi. Gambar spektrum massa sampel dan spektrum massa
database MS dari kelima peak waktu retensi kromatogram terpilih dapat dilihat pada
Gambar 2,3,4,5 dan 6.
7. SUMBER
Proses pengambilan asam oleat secara distilasi
Metode Penelitian
Pada penelitian ini pemisahan olein dilakukna dengan metoda faksionasi yaitu
dengan menurunkan suhu minyak sampai 18oC yang bertujuan untuk memisahkan antara
faksi stearin dengan fraksi olein. Fraksi yang mengendap /padat dinamakan fraksi stearin
sedangkan fraksi cair dinamakan fraksi olein. Kedua fraksi ini dipisahkan dengan
penyaringan, sebagai media penyaring digunakan kain donetello. Fraksi olein yang
didapat kemudian disabunkan (safonifikasi) lalu diasamkan setelah itu dilakukan
pengambilan asam oleat dengan cara distilasi fraksionasi.
Bahan baku asam oleat yang berupa :
1. Minyak kelapa kasar yang berupa : minyak kelapa arrow dari pasar
panjang, minyak kelapa dari industri tradisional, minyak kelapa di
Pariaman dan minyak kelapa yang dibuat sendiri.
2. Larutan NaOH 0.5 N Sebagai zat penghidrolisa olein menjadi garam
alkali.
3. Larutan HCl 10% Sebagai zat pengasaman garam alkali sehingga
diperoleh asam lemak.
Variabel Tetap
Konsentrasi Larutan NaOH ( 0.5 N ) dan konsentrasi larutan HCl ( 10% )
Temperatur Fraksionasi ( 18oC ) Temperatur Reaksi ( 65oC-70oC)
Kecepatan Pengadukan ( 500 rpm )
Waktu distilasi.
Volume NaOH ( 80ml ) dan volume HCl ( 40ml ) untul setiap 30 gram
olein.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manfaat utama asam oleat dalam tubuh adalah mengurangi kadar kolesterol.
Kolesterol dalam jumlah besar berdampak buruk bagi tubuh karena di antaranya dapat
menyebabkan kegemukan dan meningkatkan resiko serangan jantung. Namun dalam
jumlah kecil kolesterol memiliki manfaat bagi tubuh, sehingga kelebihan kadar asam
oleat berdampak pada kekurangan kolesterol yang dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut[11] : – Membran sel menjadi tidak stabil, dinding sel melemah dan melunak,
kekebalan sel berkurang – Proses biokimia dalam tubuh terganggu, misalnya
pembentukan hormone steroid dan hormone-hormon lain yang dibutuhkan tubuh –
Kekurangan vitamin D karena kolesterol dapat mengubah vitamin D dengan bantuan
sinar matahari – Produksi asam empedu yang digunakan untuk mencerna lemak larut atau
bahan berbahaya yang memasuki tubuh melaluimakanan akan terganggu – Terhambatnya
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K).
Analisis pendugaan komposisi asam lemak dalam sampel minyak sawit dilakukan
terhadap lima peak pada kromatogram yang memiliki kelimpahan tinggi. Peak tersebut
memiliki waktu retensi 14,380; 22,156; 28,459; 32,698; 35,875; dan 40,878. Analisis
senyawa dengan menggunakan MS terhadap kelima waktu retensi secara berurutan
adalah dodecanoic acid, methyl ester (methyl laurat ), tetradecanoic acid, methyl ester
(methyl myristate), 9-hexadecenoic acid, methyl ester (methyl palmotoleate), 9-
octadecenoic acid, methyl ester (methyl oleate), dan 11eicosenoic acid, methyl ester.
Pendugaan ini didasarkan pada nilai similiarity index tertinggi. Berdasarkan analisis
kuantitatif, diketahui bahwa sampel mengandung asam lemak dodekanoat (C12:0)
sebanyak 1,59 mg/g, asam lemak tertradekanoat (C14:0) sekitar 4,87 mg/g, asam lemak
9-Hexadekanoat (C16:1) sekitar 0,59 mg/g, asam lemak 9-Octadekanoat (C18:1) sekitar
22,41 mg/g, dan asam lemak 11-Eikosanoat (C20:1) sebanyak 0,46 mg/g. Asam lemak 9-
octadekanoat (oleat) memiliki persentase terhadap kandungan asam lemak total sampel
tertinggi yaitu sekitar 39,17%.
DAFTAR PUSTAKA
Rosy Hutami , Wahyu Haryati M, Ulfah Amalia, Ira Dwi Rachmani Nadia Tannia H. dan
Wirasuwasti N. (2012). ANALISIS KOMPONEN ASAM LEMAK DALAM MINYAK
GORENG DENGAN INSTRUMEN GC-MS (GAS CHROMATOGRAPHY-MASS
SPECTROMETER), 3-13.
Mulyazmi. (2008). PENGAMBILAN ASAM OLEAT DARI MINYAK KELAPA, 64-65.
Ahern, K. G., Mathews, C. K., dan van Holele, K. E., 2000, Biochemistry 3rd Edition,
Addison Wesley Longman Inc., San Fransisco
Boylan, M., Driskell, J. A., Spallholz, J. E., 1989, Nutrition : Chemistry and Biology 2nd
Edition, Prentice-Hall.
Nugroho, Heru S. W., 2010. Metabolisme Lipid. Surabaya : Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan DepKes Surabaya.