Anda di halaman 1dari 10

TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf yang diampu oleh Bapak

Ainul Haq Nawawi

Oleh :

Kelompok 6

1. Rizal Rifkiyanto (19381031189)

2. FIrman Firdaus (19381031185)

3. Achmad Pathol (19381031114)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT IAIN MADURA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
tema Tasawuf Sunni dan Falsafi.

Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ainul Haq Nawawi selaku
dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbing kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Maka, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Tasawuf Sunni dan Falsafi’ dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pamekasan, 20 November 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penulisan Makalah .............................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan Makalah ..................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Apa Pengertian Tasawuf Sunni Dan Falsafi’ ............................................ 2


B. Dimanakah Titik Temu Antara Tasawuf Sunni Dengan Falsafi’…….….3
C. Bagaimana Perbedaan Antara Tasawuf Sunni Dengan Falsafi’………....4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 3

A. Kesimpulan .................................................................................................. 5
B. Saran ............................................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah

Secara umum, ajaran Islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriyah dan batiniyah.
Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniyah pada gilirannya melahirkan
tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran
Islam, al-qur’an dan sunnah, serta praktek kehidupan Nabi dan para sahabatnya.
1

Dalam sejarah perkembangannya, para ahli membagi tasawuf menjadi dua arah
perkembangan. Ada tasawuf yang mengarah pada teori-teori prilaku, ada pula tasawuf yang
mengarah pada teori-teori yang begitu rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.
Pada perkembangannya, tasawuf yang berorientasi ke arah pertama sering disebut sebagai tasawuf
salafi, tasawuf akhlaqi, atau tasawuf sunni. Adapun tasawuf yang berorientasikan ke arah kedua
disebut sebagai tasawuf falsafi. Tasawuf jenis kedua banyak dikembangkan para sufi yang
berlatar belakang sebagai filosof , disamping sebagai sufi.

Pembagian dua jenis tasawuf di atas di dasarkan atas kecenderungan ajaran yang
dikembangkan, yakni kecenderungan pada prilaku atau moral keagamaan dan kecenderungan
pada pemikiran. Dua kecenderungan ini terus berkembang hingga masing-masing mempunyai
jalan sendiri-sendiri. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini akan membahas tentang tasawuf sunni
dan tasawuf falsafi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tasawuf sunni dan falsafi’?

2. Dimanakah titik temu antara tasawuf sunni dengan falsafi’?

3. Bagaimana perbedaan tasawuf sunni dengan falsafi’?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk memahami pengertian tasawuf sunni dan falsafi’.

2. Untuk memahami titik temu antara tasawuf sunni dengan falsafi’.

3. Untuk memahami perbedaan tasawuf sunni dengan falsafi’.

1M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka setia : Bandung 2008 M / 1429 H, hlm.18
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf sunni dan Falsafi

1. Pengertian Tasawuf Sunni

Tasawwuf sunni ialah bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al- quran dan al-hadis secara
ketat, serta mengaitkan ahwal atau keadaan dan makomat (tingkatan ruhaniah) mereka kepada kedua
sumber tersebut.

2
Dalam kehidupan sehari-hari para pengamal tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan drii dari
hal-hal yang bersifat keduniawian, jabatan dan menjauhi hal-hal yang  dapat mengganggu
kekhusua’an ibadahnya.

Latar belakang munculnya ajaran ini tidak telepas dari pecekcokan masalah aqidah yang  melanda
para ulama’ fiqh dan tasawwuf lebih-lebih pada abad  kelima hijriah aliran syi’ah al-islamiyah yang
berusaha untuk memngembalikan kepemimpinan kepada keturunan ali bin abi thalib. Dimana syi’ah
lebih banyak mempengaruhi para sufi dengan doktrin bahwa imam yang ghaib akan pindah ketangan
sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, dipihak lain para sufi banyak yang dipengaruhi oleh
filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak pemikiran taawwuf falsafi yang tentunya sangat
bertentangan dengan kehidupan para sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan inilah muncullah sang
pemadu syari’at dan hakekat yaitu Imam Ghazali.

2. Pengertian Tasawuf Falsafi

Secara garis besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi
mistis dan visi rasional. Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam
pengungkapannya,yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para
tokohnya.

Ibn khaldun dalam maqodimahnya menyimpulkan tasawuf falsafi mempunyai 4 obyek utama, dan
menurut Abu Al-Wafa bisa dijadikan karakter sufi falsafi yaitu :

1.      Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta intropeksi yang timbul darinya

2.      Illumuinasi atau hakikat yang singkat dari alam ghaib

3.      Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos berpengaruh terhadap berbagai bentuk
kekwramatan atau keluarbiasaan Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-
samar (syathahiyat).

2M. Sobirin dan Rosihan Anwar, Kamus Tasawuf, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, hlm. 224
B. Titik Temu antara Tasawuf sunni dan Falsafi

Tasawuf sunni dan tasawuf falsafi serta karakteristiknya :


3
1. Melandaskan diri pada Al-Qur’an dan Al-Sunah.

2. Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada ungkapan-


ungkapan syathahat.

3. Lebih bersifat mengerjakan dialisme dalam hubungan antara Tuhan dan manusia

4. Kesinambungan antara hakikat dengan syari’at.

5. Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak dan pengobatan jiwa dengan cara
riyadah (latihan mental) dan langkah takhalli, tahalli dan tajalli.

3Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002. Hal.40


C. Perbedaan Tasawuf sunni dan Falsafi

Di dalam tasawuf falsafi metode pendekatannya sangat berbeda dengan tasawuf sunni atau
tasawuf salafi. kalau tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi praktis (‫) العملي‬, sedangkan
tasawuf falsafi menonjol kepada segi teoritis (‫ ) النطري‬sehingga dalam konsep-konsep tasawuf falsafi
lebih mengedepankan asas rasio dengan pendektan-pendekatan filosofis yang ini sulit diaplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi orang awam, bahkan bisa dikatakan mustahil.Kaum sufi
falsafi menganggap bahwasanya tiada sesuatupun yang wujudkecuali Allah, sehingga manusia dan
alam semesta, semuanya adalahAllah. Mereketidak menganggap bahwasanya Allah itu zat yang Esa,
yangbersemayam diatas Arsy.Dalam tasawuf falsafi, tentang bersatunya Tuhan dengan
makhluknya,setidaknya terdapat beberapa term yang telah masyhur beserta para tokohnya yaitu ;
hulul,wadah al~wujud, insan kamil, Wujud Mutlak.

1. Hulul

Hulul merupakan salah satu konsep didalam tasawuf falsafi yangmeyakini terjadinya kesatuan antara
kholiq dengan makhluk. Paham hululini disusun oleh Al-hallaj
Kata hulul berimplikasi kepada bersemayamnya sifat-sifat ke-Tuhanankedalam diri manusia atau
masuk suatu dzat kedalam dzat yang lainnya.Hulul adalah doktrin yang sangat menyimpang. Hulul ini
telah disalahartikan oleh manusia yang telah mengaku bersatu dengan Tuhan. Sehanggadikatakan
bahwa seorang budak tetaplah seorang budak dan seorang rajatetaplah seorang raja. Tidak ada
hubungan yang satu dengan yang lainnyasehingga yang terjadi adalah hanyalah Allah yang
mengetahui Allah danhanya Allah yang dapat melihat Allah dan hanya Allah yang menyembahAllah

2.Wahdah Al-Wujud

Istilah wahdah Al-wujud sangat dekat dengan pribadi Ibnu Arabi,sehingga ketika menyebut pemikiran
Ibnu Arabi seakan-akan terlintas tentang doktrin wahdah Al-wujud sebenarnya wihdatul wujud bukan
penyebutan aari ibnu arbai sendiri melainkan sebutan yang dilontarkan  oleh musuh bebuyutannya
yaitu Ibnu taimiyah.

3. Ittihad
                                                                                                                                 
Pengertian ittihad sebagaimana disebutkan dalam sufi terminologi adalah penggabungan antara dua
hal yang menjadi satu.Ittihad merupakan doktrin yang menyimpang dimana didalamnya terjadiproses
pemaksaan antara dua ekssistensi. Kata ini berasal dari katawahd atau wahdah yang berarti satu atau
tunggal. Jadi ittihad artinyabersatunya manusia dengan Tuhan.   
Tokoh pembawa faham ittihad adalah Abu Yazid Al-busthami. Menurutnya manusia adalah pancaran
Nur Ilahi,oleh karena itu manusia hilang kesadaranya [sebagai manusia] maka padadasarnya ia telah
menemukan asal mula yang sebenarnya, yaitu nur ilahiatau dengan kata lain ia menyatu dengan
Tuhan

4.. Insan kamil.

Al-jilli adalah seorang yang sangat terkenal di Baqhdat, riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh
sejrah tapi yang jelas ajran yang al-jilli ini ialah Insan kamil. Insan kamil menurut aljilli ialah manusia

5. Ibnu Sab’in

Disamping para sufi ia juga seorang filosof yang sangat terkenal dari Andalusia, ia adalah seorang
penggagas paham tasawuf yang lebih dikenal dengan kesatuan Mutlak.
4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian pembahasan tasawuf sunni dan falsafi. Dari pembahasan di atas dapat ditarik
beberapa kesimpulan diantaranya :4
1.Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya memagari atau mendasari tasawuf
mereka dengan al-qur’an dan al-sunnah, serta mengaitkan keadaan (ahwaal) dan tingkatan
(maqoomaah) rohaniah mereka kepada kedua sumber tersebut
2. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi
rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf akhlaqi /sunni, tasawuf falsafi menggunakan
terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Terminologi falsafi tersebut berasal dari bermacam-
macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya
3. Sejarah perkembangan tasawuf sunni mengalami beberapa tahap perkembangan,namun
puncaknya berada ditangan al-Ghazali.
4. Demikian pula sejarah perkembangan tasawuf falsafi mengalami tahap-tahap perkembangan,
walaupun pada abad ke lima sempat mengalami kemunduran.
5. Diantara tokoh-tokoh tasawuf sunni adalah Hasan al-Basri, al-Muhasibi, al-Qusyairi dan imam
al-Ghazali.
6. Diantara tokoh-tokoh tasawuf falsafi adalah Ibn Arabi, al-Jilli dan Ibn Sabi’in.
7. Tasawuf sunni dan tasawuf falsafi mempunyai karakteristik /cirri masing-masing.
8. Masing-masing dari tokoh-tokoh tasawuf ( baik sunni maupun falsafi) mempunyai ajaran
tasawuf masing-masing.

B. Saran

Kita harus senantiasa berhati-hati dalam menerima/ mempelajari ilmu tasawuf. Janganlah kita
semata-mata langsung mempercayai sebuah buku yang tidak jelas asal-usulnya. Untuk itu, kita
sebagai masyarakat Islam harus lebih mencerna sebuah ilmu tasawuf sebelum mengamalkannya.
Semoga kita semua dijauhkan dari segala tipu daya dunia.

4Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, hlm. 82


5

DAFTAR PUSTAKA

 M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka setia : Bandung 2008 M / 1429 H, hlm.18

 Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002. Hal 36

 M. Sobirin dan Rosihan Anwar, Kamus Tasawuf, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, hlm. 224

 Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002. Hal.40

 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, hlm. 82

Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002


M. Sobirin dan Rosihan Anwar, Kamus Tasawuf, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000,
M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Pustaka setia : Bandung 2008
6

Anda mungkin juga menyukai