KELUARGA
Oleh :
Kelompok 5 Reg 2
MK: Keperawatan Populasi Khusus
I. PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data umum
1. Nama KK : Bpk J
2. Tempat/Tgl Lahir : Semarang/ 28 -05 - 1962
3. Umur KK : 58 tahun
4. Alamat : RW 13/Kota Malang
5. No. Telephon :-
6. Pekerjaan : Swasta
7. Riwayat Penyakit : Hipertensi
8. Pendidikan : SMP
9. Susunan Anggota Keluarga :
Jenis Hub Dg Pendidik Riwayat
No Nama Umur Pekerjaan
Kelamin KK an Sakit
1 Ibu Ah 53 P Istri SMA IRT DM
2 Bpk NF 24 L Anak S1 Swasta -
3 Ib NM 23 P Menantu SMA IRT -
4 An I 1 bln P Cucu - -
Genogram
Asam urat,
hipertensi Riwayat
Riwayat
HIPERTENSI JANTUNG
An I
1 bln
Keterangan Genogram :
: Laki-laki : garis pernikahan
12. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama islam. Kegiatan ibadah sehari-hari yang
dilaksanakan keluarga adalah shalat lima waktu, kadang Ibu Ah menyempatkan untuk
membaca Al Qur’an setiap hari. Kegiatan keagamaan yang diikut Bapak J adalah
pengajian bapak-bapak di wilayah RW, sedangkan Ibu Ah aktif pengajian satu minggu
sekali. Semenjak sakit Ibu Ah tidak pernah lagi ikut pengajian karena sering merasa
lemas dan tidak enak badan.
B. A.
C.
D.
F. E. G.
Keterangan denah: H.
1. Teras
2. Ruang Tamu
3. Kamar Tidur 1
4. Kamar Tidur 2
5. Ruang Keluarga/TV
6. Kamar tidur 3
7. Dapur
8. Kamar mandi, tempat mencuci baju
D. Struktur Keluarga
Bapak J sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai driver freelance. Penghasilan
tidak tetap namun mencukupi kebutuhan sehari-hari standar Rumah tangga yaitu
pembiayaan makan, pakaian, listrik, air dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Di dalam
keluarga bapak J berperan sebagai pengambil keputusan utama bila ada masalah di
dalam keluarga.
Ibu A sejak sakit tidak bekerja dan hanya diam di rumah untuk mengurus pekerjaan di
rumah yaitu memasak, mencuci, menyapu dan lain-lain. Ibu A mengatakan bosan karena
sebelum sakit aktif bekerja dengan membantu menjaga anak dari saudaranya. Ibu A
mengatakan mengatasi kebosanan dengan sering bersilaturrahim ke rumah ipar yang
berada di RW 10.
Anak NF meskipun tinggal bersama keluarga ayah ibunya menjadi kepala keluarga bagi
Ibu NM dan anak mereka. Sebagai kepala keluarga bekerja untuk mencari nafkah
sebagai driver ojek online
Ibu NM sebagai istri berada di rumah untuk membantu mertuanya mengurus rumah
dengan memasak, menyapu dan mencuci serta mengurus bayinya. Ibu Nm mengatakan
tidak kesulitan mengurus bayinya karena sdh terbiasa mengurus anak kakaknya waktu
masih belum menikah dulu, Bpk Nf juga mau membantu memandikan dan menjaga
bayinya. Mertuanya juga selalu menjaga bayinya jika ibu Nm sibuk membereskan
rumah.
Tidak ada konflik peran dalam keluarga.
26. Nilai-Nilai Keluarga
Keluarga menganut nilai-nilai agama islam dan nilai-nilai suku jawa. Keluarga
mengadakan slametan bila ada keluarga yang meninggal. Keluarga sudah mulai
meninggalkan kepercayaan missal sakit karena gangguan makhluk ghaib semenjak
mendapat pengetahuan di pengajian bahwa segala yang terjadi adalah kehendak dari
Allah SWT.
E. Fungsi Keluarga
Pola makan keluarga 3 kali sehari tanpa ada pengaturan diet khusus. Lauk yang sering
dimasak adalah goreng tahu atau tempe, sayur bening atau sayur asem. Sedangkan Ibu
A sejak sakit mengatakan mengurangi porsi makannya karena takut gula darahnya naik.
Ibu Ah juga mengatakan tidak pernah menjalani pola makan khusus DM serta masih
sering memakan gorengan namun sudah membatasi makan makanan yang manis
misalkan teh manis hanya satu kali dalam sehari. Ibu Nm mengatakan ibu mertuanya
juga sering mengkonsumsi energen pagi hari. Ibu Ah mengatakan tidak tahu bagaimana
pola makan yang tepat bila memiliki sakit DM karena belum mendapat informasi.
Kebiasaan keluarga makan sayur dilakukan setiap hari, misalkan sayur bayam dan sawi.
Kebiasaan makan buah jarang dilakukan oleh keluarga. Penggunaan garam di keluarga
dan konsumsi individu tidak ada pembatasan karena merasa tidak ada yang mengalami
hipertensi. Tidak ada kebiasaan makan bersama di keluarga dalam satu meja makan.
Keluarga memasak sendiri dan jarang membeli makanan siap saji atau lauk dan sayur
yang dibeli di luar.
Bayi I berusia satu bulan, minum ASI eksklusif dan tidak ada masalah dalam konsumsi
ASI. Imunisasi yang sudah didapatkan sesuai dengan usia yaitu hepatitis B, polio dan
BCG.
Bapak J memiliki kebiasaan jalan pagi meskipun jarang, sedangkan Ibu Ah tidak pernah
olahraga semenjak sakit. Keluarga juga belum mengetahui manfaat olahraga bagi kadar
gula darah. Ibu Ah belum mengetahui mengenai bagaiman senam kaki untuk penderita
DM dan tidak pernah melakukan di rumah.
Kebiasaan tidur keluarga terbiasa tidur jam 9 malam untuk kemudian bangun saat
shubuh. Semenjak ada bayi maka ibu NM memiliki jam tidur yang berbeda dengan
biasanya, ibu M mengatakan memilki kebiasaan tidur siang saat bayinya tidur dan
pekerjaan rumah sudah selesai. Tiak ada keluhan mengenai jam istirahat oleh Ibu NM
karena merasa masih bisa tidur saat bayinya tidur siang.
Persepsi keluarga mengenai sakit DM yang dialami oleh Ibu Ah adalah sakit yang
memang serius namun tidak melakukan kontrol penyakit dengan rutin karena Ibu Ah
sendiri takut bila kontrol ke dokter dan keluarga terkesan membiarkan karena mencegah
terjadinya konflik karena sifat ibu Ah yang keras.
Kebiasaan berobat keluarga bila sakit adalah ke klinik yang ada di dekat rumah atau ke
Puskesmas, kebiasaan bila ke Puskesmas adalah untuk mengobati sakit flu atau sakit
maag dan tidak pernah mengontrol sakit DM yang dirasakan. Akses pembiayaan dengan
kartu BPJS kelas 3.
Bapak J dan bapak NF memilki kebiasaan merokok. Namun mereka merokok di luar
rumah. Bapak J mengatakan sudah mengurangi jumlah rokok yang dihisap dengan rata-
rata 2 atau 3 batang per hari dan sering bisa mencegah keinginan untuk merokok. Bapak
NF mengatakan jumlah rokok yang dihisap adalah 1 pak/hari dan merokok saat diluar
rumah/bekerja karena tahu merokok membahayakan kesehatan bayi mereka.
G. Harapan Keluarga
Harapan keluarga kepada perawat adalah agar perawat bisa membantu menyelesaikan
masalah sakit DM yang diderita Ibu Ah.
H. Pemeriksaan Fisik
TB : 160 cm, BB : 70 kg TB : 150 cm, BB : 40 kg TB : 165 cm, BB : 66 kg TB : 160 cm, BB : 50 kg Panjang badan : 52 cm,
IMT: 27 (overweight) IMT = 17 (kurus) IMT 24 (normal) IMT 19 (normal) BB : 4,5 kg, Lingar
kepala 35 cm
Tanda-tanda vital Tgl : 24 Oktober 2019 Tgl : 24 Oktober 2019 Tgl : 24 Oktober 2019 Tgl : 24 Oktober 2019 Tgl : 24 Oktober
2019
TD : 150/90 mmHg TD : 138/85 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 100/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit Nadi : 82 x/menit Nadi : 86 x/menit Nadi : 84 x/menit
RR : 16 x/menit RR : 16 x/menit RR : 18 x/menit RR : 16 x/menit
Tubuh terasa hangat Tubuh terasa hangat Tubuh terasa hangat Tubuh terasa hangat
PEMERIKSAAN Warna kulit coklat, akral Kulit warna sawo matang, Kulit terlihat bersih, bebas Kulit terlihat bersih, Kulit terlihat bersih,
KULIT tidak dingin, tidak ada luka / kering terutama pada área bau badan, warna agak bebas bau badan, agak bebas bau badan, warna
perdarahan kaki, pada betis kanan gelap, tonus kulit gelap, kulit kencang, sawao matang, tonus
masih terlihat bekas luka kencang, elastis, tidak elastis, tidak terdapat lesi, kulit kencang, elastis,
kehitaman, pada área terdapat lesi, sensitifitas sensitifitas terhadap tidak terdapat lesi,
punggung kaki kanan dan terhadap benda tumpul benda tumpul dan tajam sensitifitas terhadap
kiri kulit terlihat kering, dan tajam baik baik benda tumpul dan tajam
punggung kaki kiri ada baik
bekas luka hitam dan
bersisik
Kuku Kuku jari tangan dan kaki Kuku jari pada tangan Kuku terlihat rapid an Kuku terlihat rapid an
Terlihat bersih , rata, terlihat kusam tapi bersih bersih
capilary refill < 2 detik, terpotong rapi, pada kuku
kuku jari kanan panjang kaki terlihat kasar, tebal dan
rusak
PEMERIKSAAN KEPALA
Rambut Rambut dan kulit kepala Rambut terlihat bersih, Rambut terlihat bersih, Rambut terlihat bersih, Rambut terlihat bersih,
bersih, warna campuran warna hitam, tipis warna hitam, tebal warna hitam, warna hitam, distribusi
antara hitam dan putih, merata, tebal
Distribusi menyebar rata,
tidak ada tanda kebotakan
Mata Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat
mengikuti arah gerakkan mengikuti arah gerakkan mengikuti arah gerakkan mengikuti arah gerakkan
tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva pucat/ anemis, konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
kornea tidak ikhterik, tidak kornea tidak ikhterik, tidak kornea tidak ikhterik, kornea tidak ikhterik,
memakai kacamata memakai kacamata tidak memakai kacamata tidak memakai kacamata
Telinga Daun telinga simetris kiri Daun telinga simetris kiri Daun telinga simetris kiri Daun telinga simetris kiri
dan kanan, bersih, tidak ada dan kanan, bersih, tidak ada dan kanan,bersih, tidak dan kanan,bersih, tidak
benjolan , tidak bengkak. benjolan , tidak bengkak. ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak
Klien dapat mendengar Klien dapat mendengar bengkak. Klien dapat bengkak. Klien dapat
dengan baik dengan baik mendengar dengan baik mendengar dengan baik
Mulut Bibir simetris, warna agak Bibir simetris, mukosa Bibir terlihat simetris, Bibir terlihat simetris,
gelap, mukosa lembab, tidak kering dan tampak pucat, lembab, tidak ada lembab, tidak ada
ada gangguan dalam tidak ada gangguan dalam gangguan dalam gangguan dalam
merasakan asam, manis dan merasakan asam, manis dan merasakan asam, manis merasakan asam, manis
asin asin dan asin dan asin
PEMERIKSAAN RESPIRASI
Respirasi Simetris, irama regular, Simetris, irama regular, Simetris, irama regular, Simetris, irama regular, Wheezing (-), ronkhi (-)
tidak ada wheezing/ronkhi, tidak ada wheezing/ronkhi, tidak ada tidak ada
alat bantu nafas (-), sesak (-) alat bantu nafas (-), sesak (-) wheezing/ronkhi, alat wheezing/ronkhi, alat
bantu nafas (-), sesak (-) bantu nafas (-), sesak (-)
PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER
Kardiovaskuler BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak BJ 1 dan BJ 2 normal, BJ 1 dan BJ 2 normal,
ada bunyi jantung tambahan ada bunyi jantung tambahan tidak ada bunyi jantung tidak ada bunyi jantung
tambahan tambahan
PERUT Inspeksi : ada obesitas Inspeksi : Perut datar Inspeksi : Perut datar Inspeksi : pada perut
sentral tampak sedikit guratan
putih striae gravidarum
Palpasi : Perut terasa lemas, Palpasi : Perut terasa lemas, Tidak dikaji (tidak ada Palpasi : Perut terasa
tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat nyeri tekan, riwayat sakit pada lemas, tidak terdapat
tidak teraba massa, hepar tidak teraba massa, hepar pencernaan) nyeri tekan, tidak teraba
tidak teraba. tidak teraba. massa, hepar tidak teraba.
Auskultasi : Bising usus Auskultasi : Bising usus 6 tidak dikaji Auskultasi : Bising usus 5
5x/menit. x/menit. x/menit.
Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara timpani. tidak dikaji Perkusi : suara timpani.
lingkar perut 98 cm
GENETALIA DAN Genetalia tidak dikaji Genetalia tidak dikaji Genetalia tidak dikaji Genetalia tidak dikaji
ANUS Pola BAB tidak ada masalah Pola BAB tidak ada masalah Pola BAB tidak ada Pola BAB tidak ada
masalah masalah
PERKEMIHAN Pola BAK ± 3 – 4 x/hari, Pola BAK ± 4 – 5 x/hari, Pola BAK ± 3 – 4 x/hari, Pola BAK ± 3 – 4 x/hari,
warna kuning warna kuning warna kuning warna kuning
Tidak ada nyeri saat BAK Tidak ada nyeri saat BAK Tidak ada nyeri saat BAK Tidak ada nyeri saat BAK
EKSTREMITAS
Ektremitas Atas dan Tremor (-), nyeri (-) Tremor pada tangan (+), Tremor (-), nyeri (-) Tremor (-), nyeri (-)
bawah Kekuatan otot nyeri (-), kaki sering Kekuatan otot Kekuatan otot
5555 5555 kesemutan dan baal (+) 5555 5555 5555 5555
Test sensitivitas dengan
5555 5555 monofilament terdapat 10 5555 5555 5555 5555
dari 11 area sensitif
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
II ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan
Data Subyektif: Risiko ketidakstabilan
Ibu A mengatakan tidak terbiasa melakukan olahraga sejak gula darah pada Ibu A
kaki sakit dan lemas
Ibu A mengatakan tidak memiliki jadwal diit/ makan secara
Pada keluarga juga bisa
khusus dan mengatakan mengurangi makan karena takut GD muncul diagnose
naik ketidakefektifan
Ibu A mengatakan tidak pernah datang kontrol ke dokter manajemen kesehatan
karena takut apabila hasil pemeriksaan GD tinggi keluarga, tapi say
Ibu A mengatakan jarang minum obat DM dan berhenti acontohkan diagnosis
individu dulu untuk yang
sejak beberapa bulan yang lalu
diagnose ini
Ibu A mengatakan tidak mengetahui tentang DM dan Ketidakefektifan manaj
manajemen DM yang baik kesehatan keluarga
Ibu A mengatakan kontrol treakhir GD adalah 3 bulan yang ditandai dg keluarga
lalu di apotek, dan sebelumnya tidak pernah rutin melakukan membiarkan perilaku tdk
kontrol gula darah sehat ibu A, klg minim
pengalaman utk
Data Obyektif: merawat, keluarga minim
BB = 40 , TB = 150, IMT 17,8 (underweight) info ttg penyakit ibu A
GDS periksa = 245 mg/dl
Riwayat diabetic foot setahun yang lalu
(kelingking kaki kiri diamputasi dan bekas luka di lutut
kanan)
Pemeriksaan resiko diabetic foot = resiko
rendah/tidak ada penurunan sensasi pada 10 area kaki dari
11 area (pnurunan sensasi pada satu area kaki kiri)
Data Objektif :
-
3 Ketidakmampuan Koping
Keluarga pada keluarga Tn J
IV RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
No Diagnosa NOC/SLKI NIC/SIKI
Keperawatan
(NANDA/SDKI)
1 Diagnosis TUK 1 TUK 1
Risiko Setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga Keluarga mampu mengenal masalah:
ketidakstabilan mampu mengenal masalah dengan kriteria hasil:
kadar glukosa Pengetahuan : Manajemen Diabetes Pengajaran Proses penyakit
darah pada Ibu A Pengetahuan manajemen kesehatan keluarga a. Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai
(NANDA-00179) meningkat dari skala 1 (tidak ada pengetahuan) penyakit
menjadi skala 5 (pengetahuan sangat banyak) b. Jelaskan patofisiologi penyakit mengenai
Definisi: Rentan tentang: factor penyebab, etiologi, tanda, gejala,
terhadap variasi a. Factor-faktor penyebab dan factor yang dampak dan komplikasi serta factor yang
kadar glukosa berkontribusi mempengaruhi kondisi kesehatan karena
darah/gula darah b. Tanda dan gejala awal penyakit sakit DM
dari rentang c. Peran diet dalam mengontrol kadar gula darah c. Jelaskan faktor risiko terjadinya DM
normal, yang dapat d. Strategi untuk meningkatkan kepatuhan diet termasuk di dalam keluarga
menganggu e. Peran olahraga dalam mengontrol glukosa d. Review pengetahuan pasien mengenai
kesehatan darah kondisinya
f. Hiperglikemi dan gejala terkait e. Berikan informasi kepada keluarga
g. Rejimen obat oral yang diresepkan mengenai perkembangan klien
h. Praktik pencegahan perawatan kaki f. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
i. Manfaat manajemen penyakit mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi
g. Instruksikan tindakan untuk mencegah
/meminimalkan efek samping penanganan
penyakit
Decroli, E. (2019). DIABETES MELITUS TIPE 2 (1st ed.). Pusat Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar. Yogyakarta
Pranata, L., Indaryati, S., & Daeli, N. E. (2020). Perangkat Edukasi Pasien dan Keluarga
dengan Media Booklet (Studi Kasus Self-Care Diabetes Melitus). Jurnal Keperawatan
Silampari, 4(1), 102-111.
Sonia, A. P., & Nurul, D. A. (2015). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap
Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan. Dk, 53(9), 1689–1699.
Tumiwa, F. A., & Langi, Y. A. (2013). Terapi Gizi Medis Pada Diabetes Melitus. Jurnal
Biomedik (Jbm), 2(2). https://doi.org/10.35790/jbm.2.2.2010.846
Lampiran
a. SAP (Terlampir)
b. Jurnal