Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulilah Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menciptakan manusia
dengan sempurna, yang telah menganugrahi dengan akal pikiran, dan yang telah
memberikan beberapa kenikmatan yang berupa Iman, Islam dan kesehatan, sehingga
kami dapat menyelesaikan  tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
makalah ini adalah “Kodifikasi Hukum dan Unifikasi Hukum”. Makalah ini kami
tulis sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah pengantar Ilmu hukum.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Rasul yang terakhir yang telah membawa umat islam dari alam
jahiliyah menuju alam ilmiah yang penuh barakah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam segi
isi maupun penyusunannya. Untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saranya
untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Kodifikasi Hukum dan Unifikasi Hukum ............................................... 2
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8

A. Penutup.................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

          Kodifikasi hukum adalah pembukuan hukum dalam suatu himpunan Undang-

undang dalam materi yang sama. Tujuannya adalah agar didapat suatu kesatuan

hukum dan kepastian hukum. Yang dianggap sebagai suatu kodifikasi nasional yang

pertama adalah Code Civil Perancis atau Code Civil Napoleon yang dibuat pada awal

abad XVIII setelah berakhirnya Revolusi Perancis.

          Sebelum adanya kodifikasi tersebut, di Perancis tidak ada kesatuan hukum dan

kepastian hukum karena dipergunakannya hukum adat dan berlaku untuk wilayahnya

masing-masing, sehingga dalam penyelesaian masalah akan berbeda-beda pula

keputusan akhirnya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Menjelaskan pengertian kodifikasi dan unifikasi serta bentuk hukum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kodifikasi Hukum dan Unifikasi Hukum


Hukum didalam masyarakat ada yang berbentuk tertulis, yaitu hukumyang
dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, dan ada juga hukum
yang tidak tertulis, yakni hukum yang hidup dalam masyarakat ( living law of the
people) yang keberlakuannya ditaati oleh masyarakat dengan keyakinan bahwa
peraturan tersebut berlaku sebagai hukum sebagaimana halnya dengan peraturan
perundang-undangan. Hukum ini disebut juga dengan hukum adat atau kebiasaan.
Hukum yang tertulis dikumpulkan dan dikumpulkan dalam suatu kitab
hukum mengenai suatu jenis lapangan hukum. Kitab hukum semacam ini disebut
dengan kodifikasi. Kodifikasi hukum Istilah kodifikasi berasal dari codifiecatie yaitu
suatu usaha untuk menyusun satu bagian dari hukum secara lengkap dan merupakan
satu buku. secara umum adalah suatu langkah pengkitaban hukum atau penulisan
hukum ke dalam suatu kitab undang-undang (codex) yang dilakukan secara resmi
oleh pemerintah.1
Kodifikasi berasal dari perkataan codex (undang-undang). Jadi, kodifikasi
hukum adalah pembukuan hukum yang sejenis didalam kitab undang-undang secara
sistematis dan lengkap. 2
Kodifikasi hukum menurut R. Soeroso adalah pembukuan hukum dalam
suatu himpunan undang-undang dalam materi yang sama.
Selanjutnya, Pipin Syarifin pernah mengatakan bahwa pengkodifikasian
hukum artinya penyusunan peraturan hukum secara sistematis, bulat dan lengkap
dalam suatu kitab undang-undang oleh badan pemerintah yang berwenang.
Kemudian Surojo Wignjodipuro menjelaskan:

1
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum,(Jakarta: Sinar Grafika, 2016), h. 104-105
2
https://www.google.com/amp/s/silpiintansuseno7.wordpress.com/2017/07/06/kodifikasi-dan-
unifikasi-hukum/amp/?espv=1, diakses pada14 Juli 2019, 14:35 WITA

2
Kodifikasi ialah pengumpulan berbagai peraturan perundangan mengenai
sesuatu materi tertentu dalam suatu buku yang sistematis dan teratur, atau
pembukuan secara teratur dan sistematis daripada berbagai peraturan
hukum yang mengenai sesuatu materi tertentu.
Berdasarkan definisi di atas dapatlah dijelaskan bahwa kodifikasi hukum itu
unsur-unsurnya terdiri atas :
a. Jenis-jenis hukum tertentu (misalnya hukum pidana)
b. Sistematis
c. Lengkap
Kodifikasi itu ada yang positif ada yang negative. Dari segi positifnya
adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh kepastian hukum (rechts zakerheid), maksudnya dengan adanya
kodifikasi masyarakat mempunyai pedoman mengenai perbuatan apa yang tidak
dapat dihindarkan atau ditiadakan.
2. Memperoleh penyederhanaan hukum, maksudnya dimulai kodifikasi berbagai
corak hukum yang merupakan akibat langsung dari tempat dan tingkat kemajuan
masyarakat dari tempat adanya pedoman yang meliputi berbagai unsure hukum
yang menjadi ukuran keadilan.
3. Memperoleh kesatuan hukum (rechts eenheid/rechts unificate), maksudnya
kodifikasi hukum memungkinkan adanya unifikasi, yakni berlaku satu macam
hukum untuk seluruh masyarakat. Contoh KUHP di Indonesia.3
Adapun dari segi negatifnya adalah hukum menjadi statis. Maksudnya
dengan dibukukannya peraturan hukum dalam bentuk kodifikasi, maka hukum itu
sulit untuk mengimbangi perubahan masyarakat yang dinamis. Kodifikasi hukum
yang dianggap pertama adalah code civil Prancis atau code Napoleon. Dinamakan
demikian karena Napoleonlah yang memerintahkan dan mengundangkan undang-
undang Prancis sebagai undang-undang nasional permulaan abad ke XVIII setelah
berakhirnya revolusi politik dan sosial di Prancis.
3
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, h. 105-106

3
Faktor pendorong diadakan kodifikasi hukum di Prancis adalah untuk
mengatasi tidak adanya kepastian hukum dan kesatuan hukum karena di negara
Prancis hukum yang digunakan pada waktu itu sebelum code civil adalah hukum
kebiasaan atau hukum adat yang berlaku untuk daerah masing-masing. Antara daerah
yang satu dengan daerah yang lain hukum adanya berbeda-beda , sehingga
penyelesaiaan perkara dan putusan hakim akan berbeda pula.
Begitu juga di Indonesia , sebelum adanya kodifikasi hukum atau hukum
nasional yang berlaku adalah hukum adat. . Tiap-tiap daerah mempunyai hukum
adatnya sendiri-sendiri yang berbeda anatar yang satu dengan yang lain, sehingga
bagi keseluruhan wilayah Indonesia tidak ada kesatuan dan kepastian hukum.
Contoh:
Masyarakat hukum adat Tapanuli menganut asas hukum adat garis kebapakan
(patrilinear), keturunan laki-laki yang memegang peranan warisan jatuh pada
anak laki-laki, sehingga anak perempuan tidak mendapat apa-apa. Hal ini dapat
dibenarkan, sebab apabila seorang anak wanita menikah ia masuk marga calon
suaminya.4
Masyarakat hukum adat di Sumatra Barat (Minangkabau) yang memegang garis
keturunan dari ibu (matrilinear), sehingga ibulah yang memegang peranan.
Anak laki-laki jika kawin masuk keluarga istrinya. Hal ini dapat dibenarkan
apabila anak laki-laki tertua diwajibkan untuk mengurus anak dan harta
kekayaan yang jatuh pada anak perempuan keponakannya.

Dengan demikian, untuk adanya kesatuan dan kepastian hukum Indonesia


memerlukan kodifikasi hukum (hukum nasional) yang berlaku sama bagi seluruh
warga negara Republik Indonesia.5

Maksud dan tujuan dilakukannya kodifikasi hukum adalah :

4
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, h. 106
5
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, h. 107

4
1. Untuk lebih menjamin kepastian hukum di mana suatu hukum tersebut
sungguh-sungguh telah tertulis di dalam suatu kitab undang-undang.
2. Untuk lebih memudahkan masyarakat dalam memperoleh atau memiliki dan
mempelajarinya.
3. Sedapat mungkin mengurangi dan mencegah kesimpangsiurang terhadap
hukum yang bersangkutan.
4. Mencegah penyelewengan dalam pelaksanaan hukum.
5. Mengurangi keadaan yang berlarut-larut dari masyarakat yang buta hukum
mengingat dengan telah dikodifikasikannya suatu hukum, maka masyarakat
menjadi lebih mudah untuk mencari dan memperoleh serta mempelajarinya.6
Contoh Kodifikasi Hukum :
a. Di Eropa
1. Curpus Iuris Civilis ( mengenai hukum perdata) yang diusahakan oleh
Kaisar Justianianus dari kerajaan Romawi pada tahun 527-565
2. Code Civil (mengenai hukum perdata) yang disahkan oleh Kaisar
Napoleon di Prancis pada tahun 1804.
b. Di Indonesia
1. Kitab Undang-Undang Hukum Sipil/Perdata 1 Mei 1848
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 1 Januari 1918
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang 1 Mei 1848
Unifikasi Hukum adalah kesatuan atau keseragaman berlakunya sesuatu
hukum yang dilaksanakan atau ditetapkan dalam suatu negara . Contohnya Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP) di Indonesia.7

Maksud dan tujuan dilakukannya unifikasi hukum adalah :

6
https://www.google.com/amp/s/silpiintansuseno7.wordpress.com/2017/07/06/kodifikasi-dan-
unifikasi-hukum/amp/?espv=1, diakses pada 14 Juni 2019, 14:35 WITA
7
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, h. 107

5
1. Untuk lebih menjamin kepastian hukum dalam arti kepastian berlakunya suatu
hukum bagi seluruh masyarakat di negara yang bersangkutan, mengingat hukum
itu telah diseragamkan berlakunya bagi semua orang di negara tersebut, tanpa
adanya lagi pembedaan menurut suku, golongan, agama atau faktor lainnya.
2. Untuk lebih memudahkan masyarakat dalam mengetahui dan menaatinya.
3. Sedapat mungkin mencegah kesimpangsiuran pengetahuan dan pengertian
masyarakat tentang hukum yang berlaku bagi diri tiap-tiap warga untuk ditaatinya
4. Sedapat mungkin mencegah berbagai penyelewengan hukum baik yang tidak
disengaja maupun yang disengaja yang umumnya beralasan pada kesalahpahaman
tentang hukum yang berlaku, mengingat memang begitu banyaknya hukum yang
berbeda-beda cara pengaturannya bila hukum itu belum diunifikasi.
5. Sedapat mungkin mencegah keadaan berlarut-larut dari tidak mengertinya
atau belum mengertinya banyak warga masyarakat mengenai hukum mana yang
berlaku bagi dirinya, bila seandainya hukum itu belum diunifikasikan.
Antara kodifikasi hukum dan unifikasi hukum memiliki kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
Kemungkinan pertama, hukum itu telah dikodifikasikan dan juga diunifikasikan,
misalnya :

1. Hukum pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)


2. Hukum dagang dalam KItabUndang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
3. Hukum acara pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP)
Kemungkinan kedua, hukum itu telah dikodifikasikan tetapi belum
diunifikasikan, contohnya adalah hukum perdata yang meskipun telah dikodifikasikan
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), namun isinya masih
tetap membeda-bedakan bagi masyarakat menurut golongannya. Akibatnya isi
putusannya masih tetap bersifat realistis.

6
Kemungkinan ketiga, hukum itu telah diunifikasi tetapi belum
dikodifikasikan. Contoh :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria.
2. Undang-Undang Anti Sub versi.

3. Undang-Undang anti Korupsi dan sebagainya.8

8
https://www.google.com/amp/s/silpiintansuseno7.wordpress.com/2017/07/06/kodifikasi-dan-
unifikasi-hukum/amp/?espv=1, diakses pada14 Juli 2019, 14:35 WITA

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum didalam masyarakat ada yang berbentuk tertulis, yaitu hukumyang


dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, dan ada juga hukum
yang tidak tertulis, yakni hukum yang hidup dalam masyarakat ( living law of the
people) yang keberlakuannya ditaati oleh masyarakat dengan keyakinan bahwa
peraturan tersebut berlaku sebagai hukum sebagaimana halnya dengan peraturan
perundang-undangan.

8
DAFTAR RUJUKAN

Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2016

https://www.google.com/amp/s/silpiintansuseno7.wordpress.com/2017/07/06/kodifik
asi-dan-unifikasi-hukum/amp/?espv=1, diakses pada14 Juli 2019, 14:35 WITA

Anda mungkin juga menyukai